b. Kelembagaan Pengendalian Harga Gabah dan Pangan Lainnya Ditingkat Petani
Salah satu kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Timur, untuk menjaga dan mengendalikan harga gabah dan bahan pangan lain yang layak dan tidak
berfluktuasi secara tajam terutama pada saat terjadi panen raya, maka dilaksanakan kegiatan strategis pembelian gabahbahan pangan lainnya.
Disamping itu, tujuan lainnya dari kegiatan strategis ini yaitu meningkatkan kesinambungan penyediaan pangan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi
distribusi pangan antar daerah dan antar waktu; serta mengembangkan kelembagaan pangan di pedesaan. Sampai dengan tahun 2006, APBD Propinsi
yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan strategis ini sebesar Rp. 44.600.000.000,- dan dimanfaatkan oleh 168 lembaga pembeli gabah yang
berlokasi di 24 kabupaten. Disamping itu, dialokasikan pula dana dekonsentrasi APBN berupa Dana Penguatan Modal untuk Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan
DPM - LUEP sebesar Rp. 54.450.000.000,-, yang dimanfaatkan oleh 187 lembaga pembeli gabah yang berlokasi di 24 kabupaten.
Realisasi pembelian gabah dan bahan pangan lainnya sampai dengan 20 Nopember 2006 yang difasilitasi APBD Propinsi mencapai sebesar Rp.
412.678.032.417,- atau mencapai 9,25 kali putaran dengan rincian pembelian sbb: - Gabah : 174.892,377 ton Senilai Rp. 337.072.559.915,-
- Beras : 21.083,462 ton Senilai Rp. 66.745.970.321,- - Jagung : 5.949,702 ton Senilai Rp. 8.255.956.881,-
- Kedele : 208,735 ton Senilai Rp. 603.545.300,-
25
Realisasi pembelian gabahberas yang difasilitasi APBN mencapai sebesar Rp.558.013.343.897,- atau mencapai 10,25 kali putaran dengan rincian pembelian
adalah
Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa sebagian besar petani telah melakukan tunda jual dimana dari hasil panennya tidak seluruhnya langsung
dijual namun gabahnya dikeringkan terlebih dahulu dan disimpan, selanjutnya pada suatu saat dijual. Namun demikian, masih sangat sedikit petani produsen
yang memproses sendiri gabahnya menjadi beras. Kegiatan strategis pembelian gabah dan bahan pangan lain pada tahun 2006 ini merupakan kelanjutan dan
penyempurnaan dari pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya. Dengan demikian secara analisa makro , kegiatan strategis ini telah memberikan dampak positif baik
dilihat dari sisi ekonomi maupun sosial. a. Dampak Ekonomi
· Memberikan sentimen positif pasar, sehingga harga tidak dipermainkan oleh para tengkulak, dan petani mendapatkan harga jual gabahnya secara layak
sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah HPP dan tunai. · Memberdayakan mengembangkan kemampuan lembaga sosial ekonomi
pedesaan dengan penambahan modal dari keuntungan pembelian gabah b. Dampak Sosial.
· Mengembalikan kepercayaan petani terhadap lembaga perekonomian pedesaan KUDKoptanRMU
· Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan pedesaan khususnya kelompok tani.
· Menumbuhkembangkan kepercayaan dan kegairahan petani dalam berusaha tani padi.
Menumbuhkembangkan kerjasama saling menguntungkan antara lembaga perekonomian desa dengan kelompok tani.
Perkembangan harga bahan pangan pokok di Jawa Timur sebagaimana dalam tabel di bawah ini menunjukkan bahwa koefisien variasi yang tinggi
ditunjukkan untuk komoditas hortikultura seperti cabai rawit, cabai merah dan juga bawang merah. Variasi harga antar waktu ini juga sangat dipengaruhi oleh
pola tanam petani yang tidak mendasarkan pada perwilayahan komoditas dan pengaturan sistem produksi pertanian. Elastisitas demand yang rendah dari produk
pertanian menyebabkan ekses suplai cenderung sulit terserap oleh pasar dan menekan harga lebih besar pada keseimbangan pasar.
26
Tabel 4. Perkembangan Harga Pangan Pokok dan Strategis di Jawa Timur
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur, 2005
c. Pengembangan sistem Tuda Jual