beras, baik itu berkaitan dengan impor yang meningkat tajam karena tekanan jumlah penduduk, ataupun berkaitan dengan fluktuatifnya ketersediaan beras
gabah karena pengaruh musiman dari produksi pertanian.
Dalam aspek ketersediaan yang tidak kalah pentingnya adalah masalah cadangan pangan. Dalam masalah cadangan pangan yang perlu diperhatikan
adalah pengembangan cadangan pangan untuk mengantisipasi kondisi darurat, mengatasi berfluktuasinya produksi yang melimpah pada suatu waktu dan
kekurangan pada waktu yang lain, cadangan pangan dalam arti buffer stock juga menghindari fluktuasi harga yang merugikan, disamping itu pengembangan
cadangan pangan hidup melalui pengembangan pekarangan patut juga dikembangkan.
2.2.2. Subsistem Distribusi Pangan dalam Sistem Ketahanan Pangan
Subsistem distribusi memegang peranan yang sangat strategis dalam rangka pemerataan pangan yang dapat diakses sampai tingkat rumah tangga. Distribusi
pangan dibutuhkan diantaranya berkenaan dengan sifat proses produksi pertanian yang spesifik lokasi sehingga dapat ditemukan wilayah yang merupakan sentra
produksi surplus produksi dan daerah yang defisit dalam produksi pangannya.
Distribusi pangan yang lancar perlu didukung adanya infrastruktur transportasi dan komunikasi yang memadai. Dengan kondisi ini maka fungsi
distribusi akan dapat dijalankan dan dapat mengurangi fluktuasi harga antar daerah karena tekanan permintaan excess demand.
Efisiensi distribusi merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk mempertahankan tingkat harga yang wajar dan masih terjangkau masyarakat.
Efisiensi distribusi dapat di artikan sebagai efisiensi pemasaran karena fungsinya yang meliputi fungsi fisik yaitu pemindahan barang dari satu empat ke tempat
lain, terkait pula dengan fungsi transfer kepemilikan atas barang yang diperdagangkan juga berkaitan dengan fungsi fasilitasi yaitu kegiatan yang
memperlancar fungsi fisik dan fungsi transaksi atau transfer.
Sistem distribusi yang efisien berarti pula harga di konsumen yang relatif lebih rendah sehingga diharapkan masih dalam batas yang dapat dijangkau
masyarakat dalam jumlah dan kualitas yang sesuai. Keterjangkauan sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh pangan
yang dikaitkan dengan kemampuan berproduksi atau kemampuan membeli pangan. Harga pangan harus terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Dengan demikian faktor yang sangat sensitif mempengaruhi ketahanan dan keamanan pangan di tingkat rumah tangga adalah daya beli atau keterjangkauan
komoditi pangan. Golongan masyarakat yang sangat rentan terhadap perubahan ini adalah angkatan kerja yang bekerja pada sector informal dengan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja yang masih rendah. Kondisi ini diperparah oleh terbatasnya jangkauan terhadap penguasaan lahan pertanian dan asset produktif
lainnya. Upaya meningkatkan kinerja ketahanan pangan melalui subsistem distribusi pangan meliputi tidak hanya aspek fisik dari sarana prasarana
transportasi dan komunikasi, identifikasi daerah surplus dan defisitpangan tetapi juga atas aspek kelembagaan yang menjalankan fungsi-fungsi distribusi ini
termasuk didalamnya adalah regulasi pemerintah daerah.
9
2.2.3. Subsistem Konsumsi Pangan dalam Sistem Ketahanan Pangan