56 atau tidak perbedaan hasil belajar siswa ranah afektif antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu jika –t
tabel
t
hitung
t
tabel
maka hipotesisi nihil H diterima, hipotesis alternatif Ha ditolak. Nilai
t
hitung
t
tabel
maka hipotesis nihil H ditolak, hipotesis alternatif Ha diterima.
Nilai - t
hitung
- t
tabel
maka hipotesis nihil H ditolak, hipotesis alternatif Ha
diterima. Pernyataan H pada pengujian ini adalah tidak terdapat perbedaan hasil
belajar siswa pada ranah afektif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pernyataan H
a
pada pengujian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada ranah afektif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji hipotesis
afektif siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Aspek Afektif
Kelompok N
Nilai rata-rata t
hitung
P sig.
Kontrol 30
80,42 2,211
0,031 Eksperimen
30 84,01
Menentukan t
tabel
dengan taraf signifikan
α
=0,05 pada Tabel distribusi t dengan ketentuan: dk=n
–2, dk=60–2=58, sehingga t
α,dk
=t
0,05,58
=2,000. Berdasarkan Tabel 15, terlihat bahwa nilai
t
hitung
lebih besar dari nilai t
tabel
yaitu 2,2112,000. Nilai signifikansi yang ditunjukan pada Tabel 15 sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05 sehingga pada pengujian ini H ditolak, H
a
diterima. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada
ranah afektif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
5. Uji Hipotesis 2
Pengujian hipotesis ini meliputi pengujian data pada ranah kognitif. Pengujian pertama adalah data nilai
pretest-posttest untuk kelas eksperimen, sedangkan pengujian kedua adalah data nilai
pretes-posttest untuk kelas kontrol.
57 Statistik yang digunakan adalah uji parametrik untuk pengujian hipotesis
menggunakan uji t sample paired test.
Pengujian pertama adalah pengujian untuk data pretest-posttest kelas
eksperimen. Tujuan dilakukan pengujian data nilai pretest-posttest ini adalah
untuk mengetahui apakah ada atau tidak perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah ada perlakuan terhadap sampel, dalam hal ini
treatment yang diberikan adalah pembelajaran dengan menggunakan model
discovery. Treatment yang diberikan dianggap efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah
kognitif jika hasil pengujian menunjukan terdapat perbedaan dan signifikan. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu jika
–t
tabel
t
hitung
t
tabel
maka hipotesis nihil H
diterima, hipotesis alternatif Ha ditolak. Nilai t
hitung
t
tabel
maka hipotesis nihil H
ditolak, hipotesis alternatif Ha diterima. Nilai - t
hitung
- t
tabel
maka hipotesis nihil H ditolak, hipotesis alternatif Ha diterima. Pernyataan H
pada pengujian ini adalah tidak ada perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan
treatment pada siswa kelas eksperimen. Pernyataan H
a
pada pengujian ini adalah terdapat perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah
diberikan treatment pada siswa kelas eksperimen. Hasil uji hipotesis pretest-
posttest kelas eksperimen dengan menggunakan uji t sample paired test disajikan dalam Tabel 16.
Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen
Data N
Nilai rata-rata t
hitung
P sig.
Pretest 30
43,52 -14,903
0,000 Posttest
30 81,11
Menentukan t
tabel
dengan taraf signifikan
α
=0,05 pada Tabel distribusi t dengan ketentuan: dk=n
–1=29, sehingga t
α,dk
=t
0,05,29
=2,045. Berdasarkan
58 Tabel 16, diketahui bahwa nilai
t
hitung
lebih kecil dari nilai t
t
abel
yaitu -14,903 -2,045. Nilai
sig yang terlihat pada Tabel 15 sebesar 0,000,05 sehingga pada pengujian ini H
ditolak, H
a
diterima. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu terdapat perbedaan nilai rata-rata
sebelum dan sesudah diberikan treatment pada siswa kelas eksperimen. Hasil uji
statistik menunjukan nilai t
hitung
sebesar -14,903 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil
belajar siswa kelas eksperimen sesudah diberikan treatment.
Pengujian kedua adalah pengujian untuk data nilai pretest-posttest kelas
kontrol. Tujuan dilakukan pengujian data nilai pretest-posttest ini adalah untuk
mengetahui apakah ada atau tidak perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran anilisis rangkaian kemagnetan pada kelas
kontrol. Pembelajaran dikatakan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa jika hasil pengujian menunjukan terdapat perbedaan dan signifikan. Kriteria
pengujian yang digunakan yaitu jika –t
tabel
t
hitung
t
tabel
maka hipotesisi nihil H
diterima, hipotesis alternatif Ha ditolak. Nilai t
hitung
t
tabel
maka hipotesis nihil H
ditolak, hipotesis alternatif Ha diterima. Nilai - t
hitung
- t
tabel
maka hipotesis nihil H
ditolak, hipotesis alternatif Ha diterima.H pada uji ini adalah
tidak ada perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pembelajaran pada siswa kelas kontrol. H
a
pada uji ini adalah terdapat perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pembelajaran pada siswa kelas kontrol. Hasil uji hipotesis
pretest-posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji t sample paired test disajikan dalam Tabel 17.
59 Tabel 17. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
Pretest-Posttest Kelas Kontrol Data
N Nilai rata-rata
t
hitung
P sig.
Pretest 30
45,37 -7,741
0,000 Posttest
30 69,44
Menentukan t
tabel
dengan taraf signifikan
α
= 0,05 pada Tabel distribusi t dengan ketentuan: dk=n
–1=29, sehingga t
α,dk
= t
0,05,29
=2,045. Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa nilai
t
hitung
lebih kecil dari nilai t
tabel
yaitu -7,741 -2,045. Nilai
sig yang terlihat pada Tabel 17 sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, sehingga pada pengujian ini H
ditolak, H
a
diterima. Jadi, dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran
pada siswa kelas kontrol. Hasil uji statistik menunjukan nilai t
hitung
sebesar -7,741 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa kelas kontrol sesudah diberikan pembelajaran.
D. Pembahasan Hasil Penelitian