10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan
Banyak istilah yang merujuk pada pendidikan kejuruan yaitu, vocational
education, technical education, professional education, dan occupational education. Murniati AR dan Nasir Usman 2009:2 menjelaskan bahwa
pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang memberikan bekal berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kepada siswa sehingga siswa
mampu melakukan suatu pekerjaan yang dibutuhkan, baik bagi dirinya, bagi dunia kerja, maupun bagi pembangunan bangsanya. Definisi lain dikemukakan
oleh As’ari Djohar 2007:376 beliau mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu siswa menjadi
tenaga yang profesional dan siap untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan dapat didefinisikan sebagai pendidikan
yang khusus direncanakan untuk menyiapkan siswanya memasuki dunia kerja atau jabatan karir tertentu dan juga untuk dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan memiliki beragam tujuan. Billet 2011:4-5
mengungkapkan terdapat empat tujuan utama yang paling penting yaitu ketentuan pendidikan yang berfokus pada:
a. persiapan kehidupan kerja termasuk menginformasikan pada pererta didik
tentang pekerjaan yang mereka pilih,
11 b.
persiapan awal siswa untuk kehidupan kerja, termasuk mengembangkan kapasitas untuk berlatih pekerjaan yang mereka pilih,
c. pengembangan kemampuan kerja siswa yang terus berkelanjutan sebagai
syarat kinerja yang berubah menyesuaikan perkembangan jaman, d.
pendidikan yang mendukung siswa untuk melakukan pekerjaan lain pada kehidupan kerja mereka, baik karena mereka memilih atau dipaksa untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Empat butir penting yang menjadi tujuan pendidikan kejuruan seperti yang
dikemukakan di atas, menjadikan pembelajaran di sekolah menengah kejuruan berbeda dengan pembelajaran di sekolah menengah atas. Pembelajaran yang
dilakukan di sekolah menengah kejuruan lebih ditujukan untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja dibidang keahlian tertentu sehingga dunia kerja
mendapatkan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri DUDI. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan siswa untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
program kejuruan masing-masing. Sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
berbagai bidang keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Sesuai Permendiknas No. 70 tahun 2013 tentang struktur Kurikulum 2013,
terdapat sembilan bidang keahlian untuk sekolah menengah kejuruan yaitu: 1 teknologi dan rekayasa; 2 teknologi informasi dan komunikasi; 3 kesehatan;
4 pariwisata; 5 agribisnis dan agroteknologi; 6 bisnis dan manajemen; 7 perikanan dan kelautan; 8 seni pertunjukan; dan 9 seni rupa dan kriya.
12 Masing-masing bidang keahlian memiliki program keahlian, dan masing-masing
program keahlian memiliki paket keahlian. Materi yang diajarkan di sekolah menengah kejuruan disajikan dalam
bentuk berbagai kompetensi yang dianggap penting bagi siswa dalam menjalani kehidupan sesuai tuntutan jaman. Kompetensi yang dimaksud adalah
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia yang cerdas dan menjadi pekerja kompeten yang sesuai dengan standar di dunia industri
maupun dunia usaha. Dalam
rangka pencapaian kompetensi, dibutuhkan suatu kurikulum yang sesuai dengan perkembangan jaman. Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk
mencapai tujuan.
Penggunaan Kurikulum
2013 menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan strategi
pemerintah dalam menghadapi berbagai tuntuntan jaman. Kurikulum 2013 menitik beratkan pada penyederhanaan, tematik-intregatif mengacu kurikulum
sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Pembelajaran