Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit
13 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
3.2.1 Intake Udara Luar Outdoor Intake.
3.2.1.1 Intake ini harus ditempatkan sejauh mungkin pada paparan yang berbeda secara terarah bila memungkinkan, tetapi tidak kurang dari 9 m dari cerobong outlet lubang ke
luar buangan dari : peralatan pembakaran, outlet buangan ventilasi rumah sakit atau bangunan yang berdekatan, sistem vakum bedah medis, menara pendingin, cerobong ven
plambing, dan area yang dapat mengumpulkan gas buang kendaraan dan asap berbahaya lainnya.
3.2.1.2 Apabila Inlet udara luar berada dekat dengan outlet yang cocok untuk pembuangan udara resirkulasi, pembuangan udara harus tidak terjadi hubung pendek ke intake udara luar
atau sistem kipas yang digunakan untuk pengendalian asap.
3.2.1.3 Letak intake udara luar yang melayani sistem sentral harus ditempatkan praktis tidak kurang dari 1,8 m di atas permukaan lantai, atau jika dipasang di atas atap pada 0,9 m
di atas permukaan atap.
3.2.2 Outlet Pembuangan Exhaust Outlets.
3.2.2.1 Outlet pembuangan ini harus ditempatkan minimal 3 m di atas permukaan lantai dan jauh dari pintu, area yang dihuni, dan pengoperasian jendela.
Lokasi yang lebih baik dari outlet pembuangan berdiri tegak keatas atau horizontal jauh dari intake udara luar.
3.2.2.2 Kehati-hatian perlu dilakukan dalam menempatkan buangan yang terkontaminasi tinggi misalnya dari mesin, tudung asam, lemari keselamatan biologi, tudung dapur, dan
ruang pengecatan.
Umumnya angin, bangunan yang berdekatan, dan kecepatan pelepasan harus diperhitungkan. Dalam aplikasi kritis studi terowongan angin atau pemodelan komputer
mungkin diperlukan.
3.2.3 Filter Udara.
3.2.3.1 Untuk menghilangkan partikel dari aliran udara, sejumlah metode telah tersedia untuk menentukan effisiensi filter yang akan digunakan.
3.2.3.2 Semua ventilasi atau sistem pengkondisian udara terpusat harus dilengkapi dengan filter yang memiliki effisiensi tidak lebih rendah dari yang ditunjukkan dalam tabel 1.
3.2.3.3 Apabila diperlukan digunakan dua dudukan filter, dudukan filter no.1 harus terletak di hulu dari peralatan pengkondisian udara dan dudukan filter no.2 harus di hilir fan pasok
bila sistem resirkulasi menggunakan percikan air untuk humidifier
3.2.3.4 Tindakan pencegahan yang tepat harus diamati untuk mencegah filter media menjadi basah oleh kelembaban uap air dari humidifier.
Apabila hanya satu dudukan filter diperlukan, harus terletak di hulu dari peralatan pengkondisian udara. Semua effisiensi filter didasarkan pada standar ASHRAE 52.1.
3.2.3.5 Berikut ini adalah panduan untuk instalasi filter :
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit
14 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
1. Filter HEPA yang mempunyai effisiensi uji DOP 99,97 harus digunakan pada sistem pasokan udara yang melayani ruang untuk pengobatan klinis dengan kerentanan tinggi
terhadap infeksi dari penderita leukimia, luka bakar, transplantasi sumsum tulang, transplantasi organ atau immunodeficiency sindrom AIDS.
Filter HEPA juga harus digunakan pada aliran udara lemari asam atau lemari penyimpanan di mana bahan menular atau sangat radioaktif diproses.
Sistem filter harus dirancang dan dilengkapi untuk mengizinkan pemindahan, pembuangan dan penggantian filter dengan aman.
2. Semua filter harus dipasang dengan tepat untuk mencegah kebocoran antar segmen filter dan antara dudukan filter dan rangka pendukungnya.
Suatu kebocoran kecil memungkinkan udara terkontaminasi melalui filter, hal ini dapat menghancurkan kegunaan filter sebagai pembersih udara terbaik.
3. Sebuah manometer harus dipasang dalam sistem filter untuk mengukur penurunan tekanan di setiap kelompok filter. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan untuk
mengetahui secara akurat kapan filter harus diganti. 4. Filter dengan effisiensi tinggi harus dipasang dalam sistem dengan fasilitas yang
memadai, disediakan untuk pemeliharaan tanpa memasukkan kontaminasi ke dalam sistem penyaluran atau area yang dilayani.
5. Karena filter effisiensi tinggi harganya mahal, rumah sakit harus memproyeksikan umur dudukan filter dan biaya penggantiannya serta memasukkan ini ke dalam anggaran
operasional rumah sakit. 6. Selama konstruksi, bukaan pada ducting dan diffuser harus ditutup untuk mencegah
intrusi debu, kotoran dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Kontaminasi tersebut sering permanen dan menjadikan media untuk pertumbuhan zat infeksius. Filter yang ada
atau baru mungkin cepat menjadi terkontaminasi oleh debu konstruksi.
Tabel 1 Effisiensi filter untuk Ventilasi sentral dan Sistem Pengkondisian Udara di Rumah Sakit
Umum. Jumlah
minimum dudukan
filter. Tujuan Area
Filter Efficiencies, Dudukan filter
No. 1
a
No. 2
a
No. 3
b
3 Ruang operasi Orthopedic.
25 90
99.97
c
Ruang operasi transplantasi tulang belakang. Ruang operasi transplantasi Organ
2 Ruang operasi prosedur umum.
25 90
Ruang melahirkan. Ruang anak.
Unit Perawatan Intensif. Ruang Perawatan Pasien.
Ruang Tindakan. Diagnostik dan area terkait.
1 Laboratorium.
80 Penyimpanan Sterile.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit
15 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
1 Area Persiapan Makanan.
25 Laundri.
Area Administrasi. Penyimpanan besar
Area Kotor.
a
Didasarkan pada ASHRAE Standard 52.1-1992.
b
Didasarkan pada tes DOP.
c
HEPA filter pada outlet.
3.3 Gerakan Udara