cirinya ion yang bermuatan negatif, dan memiliki pasangan ion yang dapat disumbangkan untuk membentuk ikatan koordinasi yang baik. Hiskia, 1994 .
2.4 Sumber Air
Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan ketel diperoleh dari air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut
tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, ini dipengaruhi oleh lingkungan asal mata air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya sudah mengalami
pencemaran oleh penduduk atau industi, oleh sebab itu perlakuan pemurnian air harus dilakukan. Ponten M. Naibaho, 1998
Sumber air Pabrik kelapa Sawit PTPN II Pagar Merbau adalah air yang berasal dari sungai galang, lebarnya kurang lebih 4 – 5 meter, dengan kedalam air rata – rata
40 cm dimana letak sungai tersebut kurang lebih 1,5 Km dari Pabrik. PTPN II, 2009
2.5 Beberapa Parameter Kualitas Air
2.5.1 Derajat Keasaman
PH terdiri dari 14 skala merupakan logaritma konsentrasi hydrogen -log.CH yang menggambarkan keasaman, alkalinitas air. PH dibawah nilai tujuh
diartikan asam, dan diatas tujuh diartikan basa alkali
Universitas Sumatera Utara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 PH 0
Asam netral basa Ponten M. Naibaho, 1998
PH merupakan statu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan
dilakukan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air water softening dan dalam pencegahan korosi. Yang sangat penting untuk di ketahui
yakni bahwa konsentrasi OH
−
suatu larutan tak akan dapat diturunkan sampai nol, bagaimanapun asamnya larutan, dan bahwa konsentrasi H
+
tak akan dapat diturunkan sampai nol, bagaimanapun basanya larutan. PH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih
besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air. Sutrisno dan Suciastuti,2002.
2.5.2 Total Disolved Solid TDS
Total disolved ialah jumlah kesuluruhan zat yang larut dalam air, yang dimasukkan dalam kelompok ini ialah mineral dan garam – garam yang terlarut dalam
air, zat tersebut berbentuk kolloid. Ponten M. Naibaho, 1998
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Kesadahan dan garam
Yang dimaksud dengan kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan oleh adaanya ion Ca
+ +
dan Mg
+ +
secara bersama – sama. Ini disebabkan karena kebanyakan kesadahan dalam air alam adalah disebabkan oleh kedua kation tersebut.
Sutrisno dan Suciastuti, 2002 Kehadiran garam kalsium dan magnesium akan menyebabkan kesadahan.
Derajat kesadahan air berkolerasi dengan perbandingan antara garam kalsium dan magnesium yang terdapat di dalam air.
Garam yang menyebabkan air sadah adalah : -
Kalsium bikarbonat CaHCO
3 2
- Kalsium sulfat CaSO
4
- Magnesium bikarbonat MgHCO
3 2
- Magnesium sulfat MgSO
4
Air sadah yang disebabkan oleh garam kalsium bikarbonat dan magnesium bikarbonat disebut dengan “kesadahan sementara” sedangkan garam sulfat dan kloride
sulfat disebut “kesadahan permanen”. Ponten M. Naibaho, 1998
Tabel 2.1 Persyaratan air untuk Air umpan boiler
Universitas Sumatera Utara
Parameter Standard
Satuan pH
7,5 – 9,5 TDS
100 max ppm
Silica 5 max
ppm Hardness
10 max ppm
Total Alkali 20
ppm
PTPN II, 2009
2.6 Penyediaan Air Water Suplay
Yang dimaksud dengan Water Suplay adalah penyediaan air dengan jumlah yang mencukupi untuk keperluan pabrik dan domestik Rumah Tangga dengan mutu
yang sesuai norma yang ditentukan. Proses pemurnian dilakukan dengan jalan penambahan bahan kimia tertentu yakni Aluminium Sulphat dan Soda Abu Soda
ash, dengan tujuan mengumpulkan kotoran – kotoran yang terkandung dalam air dan mudah dipisahkan.
2.6.1 Peralatan yang digunakan dalam penyedian air 2.6.1.1 Pompa Air Sungai Raw Water Tower
Universitas Sumatera Utara
Pompa ini digunakan untuk memompa air dari sungai sumber air ketangki pemisahan endapan lumpur Clarifier tank. Pada pipa air masuk kedalam tangki
pemisahan Lumpur, dimasukkan bahan kimia dengan tujuan agar percampuran bahan kimia tersebut dengan air lebih homogen , sehingga penggumpalan menjadi lebih
cepat. Kapasitas pompa disesuaikan dengan kebutuhan air pabrik dan domestic, sebesar kurang lebih 1,5 m
3
ton TBS dan 150 liter orang hari. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam operasi ialah mencegah penumpukan pasir dibawah pipa isap
pompa. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap bulan.
2.6.1.2 Pompa Bahan Kimia Chemical Pump
Pompa ini digunakan untuk memasukkan bahan kimia kedalam pipa air sebelum masuk kedalam tangki pemisah lumpur. Pompa dijalankan secara terus
menerus dengan bahan kimia yang telah ditentukan sesuai dengan kondisi air sungai.
2.6.1.3 Tangki Pemisahan Endapan lumpur Clarifier Tank
Tangki ini digunakan untuk tempat pengumpulan dan pengeluaran kotoran lumpur floc setela bercampur dengan bahan kimia. Alat ini merupakan tangki yang
berbentuk kerucut, yang berguna agar air berputar dan membentuk gaya sentrifugasi. Floc – floc yang diberi bahan kimia akan terikat satu sama lain sehingga dengan berat
jenis lebih tinggi dari berat jenis air floc tersebut akan mengendap. Pada bagian bawah
Universitas Sumatera Utara
dipasang kran pembuangan endapan lumpur, dan pada bagian tengah dan atas dipasang pipa dan kran kontrol untuk mengetahui ketinggian endapan dalam tangki.
Pembuangan lumpur dilaksanakan apabila tinggi floc clarifier tank mencapai 7,5 cm dari dasar. Biasanya seminggu dua kali. Air yang telah dicampur dengan bahan kimia,
masuk dari bagian bawah dengan gaya sentrifugal, sehingga pencampuran bahan kimia lebih sempurna yang mempercepat terjadinya penggumpalan. Gumpalan turun
kebagian bawah, dan air yang jernih naik ke permukaan dan turun kealat berikutnya untuk di saring.
2.6.1.4 Bak Reservoir
Bak penampung air yang berasal dari clarifier tank, merupakan bak persediaan air yang sudah dijernihkan, berfungsi sebagai bak pengendapan floc yang masi terikut
dalam air, kandungan air disini sudah jernih tetapi masi banyak mengandung floc.
2.6.1.5 Penyaring Pasir Sand Filter
Penyaring pasir dipakai untuk menghilangkanmenyaring endapan yang masih terdapat dalam air setelah tangki pengendapan. Alat ini terdiri dari tabung silinder
yang didalamnya berisi pasir kwarsa sebagai alat penyaring. Air dari tangki pemisahan endapan masuk kedalam tangki penyaring pasir bagian atas, dan melalui pasir keluar
dari bagian bawah tangki, kotoran sisa endapan tertahan oleh pasir.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1.6 Menara Air Water Tower
Menara air digunakan untuk menimbun dan membagi air keperalatan – keperalatan yang memerlukan air. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh
dilakukan setiap bulan
2.6.1.7 Pompa – pompa Air
Alat ini digunakan untuk memompa air yang keluar dari saringan pasir ke menara air. Pemerikasaan dilakukan setiap minggu.
Sedangkan untuk persediaan air umpan ketel harus melalui proses demineralisasi dengan maksud memperkecil kandungan bahan mineral dalam air.
2.6.2 Demineralisasi
Air dari stasiun penyedian air diproses lebih lanjut oleh stasiun ini, sehingga diperoleh air yang bebas dari mineralmemenuhi syarat air umpan. Air masuk dalam
tangki penukar ion positif, dimana logam – logam akan terikut pada resin. Air yang keluar dari tangki penukar ion negatif untuk menghilangkan gugusan sisa asam dan
silikat. Air yang telah keluar dari tangki penukar ion disebut air umpan. Resin penukar
Universitas Sumatera Utara
ion mempunyai daya tahan tertentu kurang lebih 450 m
3
dan kemudian harus diaktifkan kembali dengan bahan kimia. Resin penukar ion positif dengan asam
sulphate sulphuric acid dan resin penukar ion negatif dengan soda api caustic soda.
2.6.2.1 Penukar Kation
Berfungsi untuk mengurangimenghilangkan kesadah air Ca
+ +
, Mg
+ +
dengan memakai resin pertukaran kation cation exchanger. Ion ini kalau tidak disingkirkan akan dapat membentuk kerak dalam pipa dan drum boiler.
Bila resin telah jenuh dengan ion Ca
+ +
dan Mg
+ +
, maka dilakukan regenerasi dengan memakai H
2
SO
4
agar dapat berfungsi kembali. Karakteristik resin yang digunakan antara lain :
Jenis resin : Amber lite IR – 120
Sifat : Asam lemah dan asam kuat
Kapasitas : 1200 L
Temperatur : 120
o
C Max Regenerasi
: H
2
SO
4
Pemakaian : 120 Kg H
2
SO
4
dilarutkan dalam 600 L air
2.6.2.2 Degisfier
Universitas Sumatera Utara
Tangki tempat pemercikan air agar Co
2
mudah terurai dalam air. Reaksi yang terjadi pada cation exchanger selain terbentuk asam kadang – kadang dapat juga
berbentuk Co
2
. Zat ini dapat dibuang melalui degisfier pelepasan gas dengan jalan menghembuskan udara pada percikan air.
2.6.2.3 Penukar anion
Berfungsi untuk mengurangi menghilangkan kadar silika dalam air SiO
2
dengan memakai resin. Ion silika SiO
2
dapat membentuk garam silika dan membentuk kerak dalam pipa maupun drum boiler. Bila resin telah jenuh dengan SiO
2
, maka dilakukan regenerai dengan memakai NaOH sehingga resin dapat berfungsi kembali. Karakteristik resin yang digunakan antara lain :
Jenis Resin : Anber lite IRA – 420
Sifat : Basa lemah dan basa kuat
Kapasitas : 800 L
Temperatur : 60
o
C Regenerasi
: NaOH Pemakain
: 75 Kg NaOH dilarutkan dalam 1500 L air
Tabel 2.2 Cara Regenerasi Tanki Kation
Universitas Sumatera Utara
Langkah fungsi Kecepatan Aliran
GPM Waktu
Menit Back Wash
60 10
Pemberian Asam dan Basa 0,38
18,5 Pencucian Awal
16 10
Pencucian Akhir 65
10 Bekerja Berjalan Kembali
63 -
Gallon per menit 1 Gallon = 15 liter
2.6.1.8 Tangki Air Umpan Feed Water Tank
Tangki air umpan dipakai untuk penimbunan air umpan ketel dan uap. Kapasitas tangki dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai kebutuhan ketel uap
selama waktu regenerasi kurang lebih 4 jam. Air dalam tangki umpan dipanasi dengan uap injeksi sampai suhu 60-70
o
C guna mempermudah pelepas gas pada alat selanjutnya. PTPN II, 2009
2.7 Pengolahan Air Secara Umum
Universitas Sumatera Utara
Air merupakan kebutuhan vital bagi sebuah PKS karena sebagian besar proses pengolahan memerlukan air. Air yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat
tertentu, seperti kesadahan dan kadar silika. Jika kurang memenuhi syarat, air harus diolah sebelum digunakan. Umumnya, air yang diperoleh dari sumbernya, seperti air
hujan, air sungai, air sumur bor, dan lain – lain belum memenuhi persyaratan tekhnis untuk keperluan PKS dan persyaratan higienis untuk keperluan air minum.
Pengolahan air untuk kebutuhan PKS dimulai dari penampungan air hingga berbagai sumber pada sebuah waduk. Kemudian, air dari waduk dipompa ke tangki
pengendapan clarifier tank. Sebelum sampai ketangki pengendapan, bahan kimia soda ash dan allum ditambahkan kedalam air untuk mempercepat pengendapan
partikel-partikel padat yang terdapat dalam air. Setelah itu, air dikirim ke bak pengen dapan watter satling basin untuk mendapatkan pengendapan lebih lanjut. Air dari
bak pengendapan selanjutnya disaring dengan saringan bertekanan yang di sebut sand filter untuk zat tersuspensi. Air hasil penyaringan di sand filter dikirim kemenara air
water tower dan siap untuk diolah sesuai keperluan atau untuk memenuhi syarat- syarat teknis maupun higienis.
Untuk keperluan air minum, air hasil penyaringan perlu dilakukan proses sterilisasi untuk membersihkan air dari kuman – kuman. Proses pembasmian kuman –
Universitas Sumatera Utara
kuman biasa disebut dengan klorinisasi karena pada umumnya digunakan senyawa chlor, misalnya kaporit CaOCl
2
. Dengan penambahan kaporit, protoplasma dari bakteri akan teroksidasi sehingga bakteri mati. Selain mengoksidasi protoplasma,
senyawa chlor juga mengabsorbsi senyawa organik yang terdapat dalam air. Untuk keperluan boiler, diperlukan air yang bebas dari kandungan mineral atau
mendekati murni kadar silika dan hardness rendah. Silika menyebabkan kerak – kerak pada pipa – pipa boiler sehingga efisiensi boiler menurun. Unsur – nsur
kesadahan seperti Mg, Ca, dan lain – lain menyebabkan erosi pada sudu – sudu turbin. Dengan demikian, diperlukan proses pelunakan air, yaitu demineralisasi atau
softener untuk menghilangkan unsur – unsur perusak tersebut. Pemilihan metode tergantung pada kondisi air yang tersedia di water teatment. Proses demineralisasi
bertujuan untuk mengurangi kesadahan, silika, dan TDS total disolved solid; sedangkan softener bertujuan untuk mengurangi kesadahan total hardness.
Iyung Pahan, 2008
2.7.1 External Treatment 2.7.1.1 Pengendapan Awal
Boiler yang canggih, menginginkan perlakuan yang efisien dalam water treatment bahkan harus lebih lengkap dibandingkan dengan boiler lama. Teknologi
canggih telah diterapkan dengan berbagai cara baru sedangkan perlakuan lama tidak sesuai lagi. Keberhasilan dalam pengoprasian boiler tergantung pada kondisi air
Universitas Sumatera Utara
umpan boiler. Apabila pengadaan air tidak dapat disesuaikan dengan persyaratan air boiler, maka perlu ditingkatkan usaha pemurnian air dengan external treatment. Air
baku yang diperoleh dari sumber, sebelum diolah perlu dibebaskan dari partikel – partikel berat seperti pasir, tanah dan lumpur. Tujuan pengendapan ini ialah memberi
kesempatan pada partikel – partikel besar untuk mengendap. Partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu endap yang lebih lama. Pengendapan ini disebut ”plain
sedimentation”. Pengendapan umumnya dilakukan pada bak yang terdiri dari bagian : a. Inlet zone, yaitu bagian tempat masuknya air baku, dan pasir yang masuk akan
mengendap. b. Settling zone, ialah daerah pengendapan suspensi dan dispersi dan bergerak sesuai
dengan aliran air. c. Bottom zone, yang merupakan tempat pengumpulan lumpur dan bahan padatan
untuk dibuang d. outlet zone bagian bak tempat mengalirkan air ke unit pengolahan selanjutnya
dengan kadar lumpur dan pasir yang telah berkurang.
2.7.1.2 Clarifier
Pengendapan awal sering dihubungkan dengan clarifier, yang berbentuk cylinder atau kotak. Tujuannya untuk mengendapkan partikel halus yang tidak dapat
diendapkan pada bak sedimentasi. Alat ini bekerja memisahkan partikel berat dengan aliran berputar. Partikel dengan berat jenis 1 akan bergerak menuju permukaan air
Universitas Sumatera Utara
sedangkan partikel dengan berat jenis 1 akan mengendap kedasar clarifier. Senyawa yang berbentuk kolloidal yang keluar dari bak sedimentasi dapat dipisahkan pada alat
clarifier jika air sebelum memasuki clarifier diberikan bahan kimia flokulan.
2.7.1.3 Penambahan flukolan
Senyawa yang terlarut dalam air akan menimbulkan kekeruhan turbidity, yang sulit diendapkan dalam waktu singkat. Senyawa tersebut mudah diendapkan
dengan penambahan flukolan seperti aluminium sulfat, aluminiumchlorida, ferro sulfat, copper chlor, dan sodium aluminat, yang pemakaiannya tergantung dari
penggunaan air tersebut. Fungsi flokulan yang ditambahkan pada air ialah : a. memeperbesar persingguhan antara partikel halus dan membentuk partikel yang
lebih besar sehingga sifat kolloidal larutan menurun. b. perbesaran molekul yang terjadi akan mendorong senyawa tersebut mengendap.
2.7.1.4 Pemisahan kation dan anion dengan pertukaran ion
a. pelunakan alat ini berperan untuk menurunkan kesadahn hardness air, biasanya
menggunakan bahan penukar ion zeolit alam. Pelunakan yang dimaksud ialah
mengadsorbsi ion Ca
+ +
, Mg
+ +
dan sedikit logam Fe
+ +
, Mn
+ +
, dan Sr
+ +
dengan reasksi sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Na
+
-Ze + Ca
+ +
Ca-Ze + Na
+
Pelunakan ini akan lebih sempurna bila air yang akan dimurnikan melalui pemanasan pendahuluan. Pelunakan banyak diterapkan pada pemurnian air yang
sedikit mengandung anion silika. b. Demineralize
Alat ini merupakan pertukaran kation dan anion yang banyak digunakan pada sumber air yang tidak memenuhi baku mutu air industri. Demineralizer terdiri dari dua
jenis yaitu : Penukar Kation, Unit penukar kation mengandung asam kuat dan asam lemah
yang terrikat dengan resin sebagai bahan dasar, seperti R-SO
− 3
, R-PO
− 3
dan RC
6
H
5
O
−
Penukar ion berbentuk padatan dengan spesifikasi berikut : i. Mengandung ion sebagai tempat pertukaran ion.
ii. Tidak larut dalam air. iii. Memiliki pori – pori sebagai tempat keluar masuk ion.
iv. Penukar kation memiliki muatan negatif dalam kerangka resin. Apabila resin telah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi dengan penambahan
Na
+
, sehingga resin aktif kembali sebgai penukar ion. Penukar anion, Alat ini hampir sama dengan cation exchanger, hanya terdapat
perbedaan bahwa alat ini berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air.
Universitas Sumatera Utara
Bahan dasarnya adalah resin sebagai tempat pertukaran ion seperti R-NH
+ 3
, R-H
+
, dan R-NH
2
-R
+
.
2.7.2 Internal Treatment
Internal tratment digunakan dalam air umpan yang merupakan metode perlindungan boiler dalam proses pembentukan uap. Ada beberapa prinsip didalam
perlakuan internal pada air umpan untuk mencapai keberhasilan dengan pemilihan program yang tepat, yaitu jumlah uap yang dihasilkan dari air , bentuk boiler dan
peralatan operasional yang diperlukan dalam program dan pengawasan. Seluruh program dirancang untuk menghindarkan pembentukan kerak, korosi dan carryover.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
2.7.2.1 Dispersant treatment
Dispersant ialah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pengendapan menjadi bentuk dispersi. Boiler harus dibebaskan dari pati dan tanin dapat digunakan
untuk maksud tersebut.
2.7.2.2 Siklus carbonat
Bahan kimia yang dapat mengendalikan kerak adalah soda abu Na
2
CO
3
yang ditambahkan kedalam boiler. Hal ini membentuk untuk beberapa jenis kualitas air. Siklus karbonat diperlukan dalam boiler sebagai pelunak endapan. Dengan kata
lain didalam boiler terjadi pengendapan dari senyawa yang tidak larut dalam bentuk lumpur
Universitas Sumatera Utara
2.7.2.3 Gabungan karbonat dan dispersant
Langkah untuk memperoleh air umpan yang sesuai untuk boiler adalah menggunakan perlakuan siklus karbonat dengan dispersant
2.7.2.4 Perlakan dengan fosfat
Hall, 1930 telah membuat dasar perlakuan dengan pemberian alkali fosfat. Cara ini merupakan garis pola dalam internal treatment selama seperempat abad. Cara
ini bertujuan untuk melunakkan air dengan mengendapkan garam kalsium dalam bentuk kalsium fosfat basa dan magnesium hidroksida atau campuran hidroksida
silikat kompleks. Lagi pula endapan tersebut tidak cenderung untuk melekat dengan permukaan boiler dan pemakaian sulfat tersebut didasarkan kepada perlakuan siklus
karbonat.
2.7.2.5 Gabungan fosfat dan dispersant
Langkah ini adalah penggabungan antara standart alkali fosfat dengan dispersant dan merupakan perbaikan yang nyata. Dewasa ini pemakaian beberapa
polimer merupakan perbaikan yang sangat aktif digunakan sebagai dispersant dan berkembang sesuai perlakuan sulfat, cara ini telah berkembang dan telah banyak
diterapkan.
2.7.2.6 Gabungan polimer
Universitas Sumatera Utara
Cara ini banyak diterapkan dalam bentuk kombinasi fosfat dan karbonat. Pemakaian polimer merupakan cara baru yang menunjukkan keefektipan yang cukup
baik, bahkan untuk beberapa boiler dalam pengoprasiannya dianjurkan memakai polimer.
2.7.2.7 perlakuan chelant
Kemampuan boiler telah ditingkatkan dengan segera, akan tetapi sesungguhnya boiler dengan disain baru tidak mungkin dapat berkemampuan tinggi
tanpa disyaratkan dengan sistem perlakuan air yang baik. Pemakaian chelant tidak akan mengendapkan hardness akan tetapi membuat stabil, terbentuk kompleks dan
tidak membentuk kerak. Chelant polimer seperti oksida besi. Tanah liat dan lainnya yang terbentuk suspensi dapat dikembangkan.
2.7.2.8 Standart perlakuan alkali fosfat dispersant
Standart perlakuan dengan alkali fosfat dispersant masih banyak digunakan dalam industri. Untuk pengendalian kerak dan deposit, perlakuan dengan fosfat dalam
usaha pengendalian kalsium didalam boiler dalam bentuk hidroksi apatif Ca
3
PO
4
2.2CaOH
2
, sedangkan seluruh magnesium akan terdapat sebagai 3MgO.2SiO
2
O dan magnesium hidroksida MgOH
2
.
2.7.2.9 Chelant polymer treatment
Perlakuan chelant berbeda dengan internal treatment boiler yang lain dalam 2 hal pokok :
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak terjadi pengendapan hardness di dalam boiler b. Perlakuan yang lebih mutakhir
2.7.2.10 Pengawasan Alkalinity dan silika
Ketidak sesuaian alkalinity yang berarti tidak memperbolehkan kehadiran silika dalam larutan yang memungkinkan terjadinya kerak silika.
2.7.2.11 Kombinasi polymer
Kombinasi polymer menggunakan boiler sebagai tempat pelunakan dan pengendapan akan mengendapkan Ca dalam bentuk fosfat, dan juga sebagai karbonat,
sedangkan Mg diendapkan sebagai hydorksida atau serpentine. Campuran endapan cenderung membatasi pembentukan kristal. Pengaruh silika tidak begitu banyak yang
ditimbulkannya, bila diberikan kombinasi polymer. Keuntungan utama pemakaian kombinasi polymer adalah hasil yang baik, dan memberikan hasil yang berbeda
dengan tanpa kimia. Ponten M. Naibaho, 1998
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- PH Meter
- TDS Meter - Erlenmeyer
100mL, 250mL, 500 mL - Tabung Reaksi
- Pipet Volum 10mL
- Buret 50mL
- Gelas ukur 100mL
3.1.2 Bahan
- Air Tangki Cation - Air Tangki Anion
Universitas Sumatera Utara
- Air Umpan Boiler - Larutan Buffer PH 7
- Larutan Ammonium Molibdat 10 - Larutan HCl 1 : 1
- Larutan Oxalsure dihydrat 10 - Larutan Kalium kromat
- Larutan Soda Buffer - Larutan Eriochrome Swazt 5
- Larutan Complexon III
3.2 Pembuatan Reagensia
3.2.1 Pembuatan Larutan Ammonium Molibdat 10
Kristal Ammmonium Molibdat dilarutkan dengan aquadest dengan perbandingan sbb :
10 gram Kristal dilarutkan dengan 100 liter air Aquadest
3.2.2 Pembuatan Larutan HCl 1:1
Larutan HCL pekat dilarutkan dengan Aquadest dengan perbandingan = 1 : 1
3.2.3 Pembuatan Oxalsure dihydrat 10
Kristal asam oxalsure dilarutkan dengan aquades. Dengan perbandingan = 10 gram : 100 cc aquades.
Universitas Sumatera Utara
3.2.4 Pembuatan Larutan Kalium Kromat
Kristal kalium chromat dilarutkan 0,630 gram dengan 1000 cc aquades.
3.2.5 Pembuatan larutan Soda Buffer
Bahan Kimia yang dipergunakan : - 40 gram Kristal Natrium Carbonat Na
2
CO
3
- 0,398 gram Kristal Magnesium Sulfat MgSO4.7H2O - 0,465 gram Kristal Tritriplek III C
10
H1
4
N
2
O
8
.2H
2
O Semua bahan diatas dilarutkan dengan 1000 cc Aquadest.
3.2.6 Pembuatan Larutan Eriocromach Zwart 5
Bahan Kimia yang dipergunakan : 5 gram Kristal Eriocromach Zwart dilarutkan dgn Alkohol 100 ml
3.2.7 Pembuatan Larutan Complexon III
Bahan Kimia yang dipergunakan : 0,664 gram Tritriplex III dilarutkan dengan Air Aquadest 1000 ml
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Penentuan PH Derajat Keasaman Air
• PH meter dikalibrasi dengan larutan buffer PH 7
Universitas Sumatera Utara
• Elektroda PH meter dikeluarkan dari larutan buffer PH 7, lalu di bersihkan
dengan aquades •
Setelah dibersihkan, elektroda dimasukkan kedalam sampel air yang akan dianalisa. Pembacaan pada PH meter menyatakan PH dari sampel
3.3.2 Analisa TDS Total Dissolved Solid
• TDS meter dikalibrasi dengan larutan standart NaCl 1 grl yang mempunyai
daya hantar listrik 2000 micro ohm cm •
Elektroda TDS meter dikeluarkan dari larutan standat dan dicuci sampai bersih dengan aquades
• elektroda TDS meter yang telah bersih dimasukkan kedalam air yang akan di
periksa. Angka pada TDS meter menunjukkan jumlah zat padat yang terlarut dalam sampel pembacaan mg 1 CaCoO3 diperoleh dengan cara
mengkonversikan dari angka yang diperoleh pada pembacaan micro ohms cm. Konversi ini dapat dilihat pada liflet TDS meter.
3.3.3 Analisa Silika
• Diambil masing masing air contoh :
− Untuk air Tangki Kation 10 ml air contoh + 40 ml air aquades
− Untuk air Tangki Anion 50 ml
Universitas Sumatera Utara
− Untuk air Umpan Boiler FWT 50 ml
− Air pembanding air aquadest 50 ml
• Kemudian masing masing air contoh tersebut dimasukkan kedalam tabung
reaksi •
Setelah itu masing masing air contoh diberikan : −
Larutan Ammonium Heptamolibdat 10 sebanyak 2 ml −
Larutan HCL 1 : 1 sebanyak 1,0 ml −
Larutan Oxalsure dihyrdrat 10 sebanyak 1,5 ml •
Kemudian larutan tersebut akan terjadi perubahan warna menjadi kekuningan •
Lalu diambil air pembanding air aquades sebanyak 50 ml untuk mengetahui hasil titrasi
• Setelah itu air pembanding tersebut dititrasi dengan larutan Kalium kromat
hingga warnanya sama dengan air contoh tersebut lalu catat hasil titrasi maka silica dapat dihitung
• Titrasi dimulai dengan warna yang lebih muda
3.3.4 Analisa Kesadahan Hardnes
• Diambil masing masing air contoh 100 mL
• Kemudian masing masing air contoh tersebut dimasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml
Universitas Sumatera Utara
• Setelah itu masing masing air contoh diberikan :
− Larutan Soda buffer sebanyak 2 ml
− Diberikan indicator Eriochrome Swazt sebanyak 3 tetes
• Lalu diitrasi dengan larutan Complexon III hingga warna larutan berubah
warna menjadi warna biru tua warna bitru Spirtus kemudian dicatat hasil titrasi maka HardnesKesadahan dapat dihitung
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Data utuk analisa air tangki kation, air tangki anion dan air umpan boiler FWT dapat dilihat pada table berikut
Tabel 4.1 Analisa air tangki kation
Hari Ke
Jam pengambilan
sample PH
TDS Total Disolved Solid
Silika ppm
Hardnes Kesadahan
ppm
1 08.00
3.12 143
36 1.07
17 Jan 2011 2
10.00 3.27
107 34
1.25
Universitas Sumatera Utara
18 Jan 2011 3
08.00 3.24
128 35
2.15 19 Jan 2011
4 08.00
3.18 101
36 0.82
20 Jan 2011 5
08.00 3.26
97 35
1.25 21 Jan 2011
Rata – rata 3,214
115,2 35,2
1,308
Tabel 4.2 Analisa air tangki anion
Hari Ke
Jam pengambilan
sample PH
TDS Total Disolved Solid
Silika ppm
Hardnes Kesadahan
ppm
1 08.00
9.84 47
2.40 0.89
17 Jan 2011 2
10.00 9.52
38 3.20
0.89 18 Jan 2011
3 08.00
9.68 42
5.25 1.07
19 Jan 2011 4
08.00 9.66
24 1,80
0.89
Universitas Sumatera Utara
20 Jan 2011 5
08.00 9.43
37 2,15
1.07 21 Jan 2011
Rata – rata 9,62
37,6 2,96
0,962
Tabel 4.3 Analisa air umpan boiler FWT
Hari Ke
Jam pengambilan
sample PH
TDS Total Disolved Solid
Silika ppm
Hardnes Kesadahan
ppm
1 08.00
9.42 36
3.10 1.18
17 Jan 2011 2
08.00 9.41
34 3.40
1.35 18 Jan 2011
3 08.00
9.49 27
4.40 1.60
19 Jan 2011 4
08.00 9.47
22 2.80
1.00 20 Jan 2011
5 08.00
9.32 26
3.25 1.40
21 Jan 2011
Rata – rata 9,42
29 3,39
1,306
4.2 Perhitungan
a. penentuan kadar silica
Universitas Sumatera Utara
Hasil titrasi K
2
CrO
4
x 1000 x 0,1 Kadar Silika SiO
2
= Volume Sampel
Sebagai contoh, Hasil titrasi K
2
CrO
4
adalah 1,2, dengan volume sample 50 mL, maka ;
Kadar silika = 1,2 x 1000 x 0,1
= 2,4 50
b. Penentuan Kesadahan
Hasil titrasi x 17,85 Kesadaha DH =
10
Sebagai Contoh , voleme larutan Complexon III yang terpakai pada saat titrasi adalah 0,6 maka ;
Kesadahan = 0,6 x 17,85
= 1,07 10
4.3 Pembahasan