dapat diubah kebentuk hidroksil oleh basa lemah. Produk komersial bentuk khloridanya mudah terhidrolisis dan gugus ionogenik basa lemah tak bertukar dengan
anion garam netral.
2.2.13 Penukar Anion Jenis Piridin
Polimer berjenis gel bergugus aktif piridin merupakan penukar anion basa lemah. Bahan demikian tahan kimia, termal dan radiasi, juga bagus ciri kinetiknya.
Penukar anion poli vinil piridin makropori lebih stabil mekanik dan osmotik, sifat kinetiknya lebih baik daripada yang gel. Jenis polifungsi baik sebagai penyerap
ekstraktif logam molibdenum, wolfram, emas dsb kapasitas tinggi dan tahan kimia serta selaku katalis. Resin bergugus piridin dikembangkan bagi tujuan khusus.
Penukar ion dapat berada dalam aneka bentuk khas, dapat diubah-ubah dari satu ke lainnya, sesuai komposisi larutan, perlakuan dan selektivitas yang
dikehendaki, menururt masalah dan terapannya. Tetapi sering kali hal itu tak mudah dilakukan, maka pemilihan bentuk terbaik merupakan cara penting yang perlu
dilakukan kalangan industri. Konrad Dorfner, anton. J. Hartomo, 1995.
2.3 Prinsip Resin Penukar Ion
Universitas Sumatera Utara
Resin penukar ion dapat digunakan dalam metode pemisahan atau pemekatan
dengan menggunakan penukaran kesetaraan. Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung gugus fungsional ionik, resin pada umumnya adalah
polimer berupa butiran dengan berbagai ukuran. Butiran-butiran ini ditempatkan dalam tabung glass yang cukup panjang sehingga menghasilkan kolom ion penukar
ion yang didalamnya akan terjadi proses penyetaraan.
Penukar ion dapat berupa suatu zat dan penukar itu sendiri adalah zat padat tertentu yang dapat membebaskan ionnya kedalam larutan ataupun menggantikan ion
lain dari ion larutan. Berupa butiran, biasa disebut resin yang tidak larut dalam air. Dalam strukturnya, resin ini mempunyai gugus ion yang dapat dipertukarkan. Contoh
: pengolahan air dengan penukaran ion untuk produksi uap didalam sebuah ketel uap. Air umumnya mengandung ion kalsium. Karena terjadi penguapan,konsentrasi kapur
didalam ketel akan meningkat sehingga menimbulkan kerak. Kerak ini akan menyebabkan pemborosan bahan bakar, karena menghambat panas. Oleh karena itu
kadar kapur harus seminimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan penukar ion dengan penukar resin yang mengandung gugus natrium. Air dilewatkan ke dalam
tumpukan butiran resin. Dengan resinnya R – Na : R-Na + Ca
+ +
→R-Ca + Na
+
, Ca
+ +
diair diikat, dan Na
+
dilepas ke air oleh resin. Na tidak menimbulkan kerak karena garam dari Na umumnya larut dalam air. Lama – lama resinnya akan kenyang dengan
Universitas Sumatera Utara
kapur Ca sehingga kemampuan penukarannya hilang. Resin perlu diganti, untunglah dalam praktek resin tidak perlu dibuang tetapi bisa dicuci, caranya dengan penukaran
ion juga. http:www.scribd.comdoc21113137Artikel- Resin-Penukar-Ion
Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan menurut perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua macam yaitu resin penukar kation dan
resin penukar anion. Jika disebut resin penukar kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation pada larutan yang dilewatkan. Begitupun pada resin
penukar anion maka anion yang terikat pada resin akan digantikan oleh anion pada larutan yang dilewatkan. Wahono,2007 .
Dalam pertukaran ion, suatu larutan resin dibiarkan mengalir melewati suatu susunan bahan yang terbuat dari butiran zeolit atau suatu resin pertukaran ion. Ion-ion
dalam larutan menjadi terikat pada bahan itu dan kemudian menggeser ion yang sama tandanya. Pertukaran ion digunakan dalam pelunakan ion. Pertukaran ion dalam
desalinasi adalah sebagian pasangan dari salah satu proses lain. Resin pertukaran ion organik menunjukkan sifat-sifat yang menguatkan untuk tujuan-tujuan pemisahan.
Untuk memisahkan ion sering digunakan resin penukar anion, hal ini disebabkan pada kondisi tertentu ion-ion logam dapat membentuk senyawa komplek anion dengan ciri-
Universitas Sumatera Utara
cirinya ion yang bermuatan negatif, dan memiliki pasangan ion yang dapat disumbangkan untuk membentuk ikatan koordinasi yang baik. Hiskia, 1994 .
2.4 Sumber Air