3.5. PUTARAN SPESIFIK DAN TIPE IMPELER
Impeler adalah roda atau rotor yang dilengkapi dengan sudu-sudu, dimana sudu-sudu ini berguna untuk memindahkan energi mekanis poros menjadi energi
fluida, tipe impeler suatu pompa ditentukan berdasarkan putaran spesifik pompa tersebut.
Putaran spesifik untuk pompa yang memiliki impeler satu tingkat dapat dihitung menggunakan persamaan :
n
1 s
= n
75 ,
p p
H Q
..….. [Literatur 3. hal 357]
dimana: n
1 s
= putaran spesifik satu tingkat n = putaran pompa = 1450 rpm
Q
p
= kapasitas pompa = 0,037 m
3
det = 586,51 gpm H
p
= head pompa = 10,825 m = 30,105 ft Sehingga :
n
1 s
= 1450
75 ,
2 1
30,105 586,51
= 2500 rpm Dari tabel 3.3, diketahui bahwa untuk putaran spesifik,
n
s
= 2500 rpm maka jenis impeler yang sesuai adalah jenis Aliran Radial. Tabel 3.3 Klasifikasi impeler menurut putaran spesifik
No. Jenis Impeler
n
s
1. 2.
3. 4.
Radial flow Francis
Aliran campur Aliran axial
500 – 3000 1500 – 4500
4500 – 8000 8000 ke atas
Sumber : Pompa dan Blower Sentrifugal, Austin H. Church.
Universitas Sumatera Utara
3.6. EFFISIENSI POMPA
Pada pemakaian pompa yang terus-menerus, masalah effisiensi pompa
P
η menjadi perhatian khusus. Effisiensi pompa tergantung kepada kapasitas tinggi tekan head dan kecepatan aliran yang kesemuanya sudah termasuk dalam
putaran spesifik. Hubungan antara putaran spesifik dengan effisiensi pompa dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini:
Gambar 3.3 Grafik Efisiensi pompa vs putaran spesifik
Sumber : Pump Handbook, Igor C. Karasik
Dimana kondisi pompa adalah: Q
p
= kapasitas pompa = 0,037 m
3
det = 586,51 gpm Putaran spesifik n
s
= 2500 rpm Sehingga dari grafik tersebut, diperoleh efisiensi sebesar 80.
Universitas Sumatera Utara
3.7 KAVITASI
Kavitasi adalah suatu fenomena dimana fluida kerja liquid yang mengalir di dalam pipa atau pompa mengalami perubahan formasi menjadi gelombang uap
vapour field dan diikuti pecahnya gelembung uap vapour collapse tersebut. Akibat yang ditimbulkan kavitasi adalah:
- Menimbulkan erosi pada sudu-sudu impeller dan rumah pompa - Getaran dan suaru berisik karena pecahnya gelembung uap.
Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat NPSH yang tersedia lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Dalam perencanaan instalasi
pompa, hal-hal yang perlu untuk menghindari kavitasi ialah: - Pipa isap dibuat sependek mungkin
- Jarak antara permukaan air yang dihisap dengan letak pompa dibuat serendah mungkin
- Posisi pipa hisap jangan naik tetapi diusahakan datar atau menurun ke arah tangki supaya tidak terbentuk ruangan pada pipa yang dapat terisi oleh udara.
3.8 NET POSITIVE SUCTION HEAD NPSH