Jumlah Sudu Z Jarak Antara Sudu Impeler Tebal Sudu t Melukis Bentuk Sudu

atau memperbesar kerugian gesek. Factor yang utama yang mempengaruhi pemilihan sudu adalah sudut 2 β . Berdasarkan hasil perhitungan, sudut 2 β = 37,379 lebih kecil dari 90 . Tipe sudu yang direncanakan adalah sudu yang membengkok ke belakang. Sudu-sudu haruslah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengarahan yang baik pada fluida. Jumlah sudu yang terlalu banyak akan menyebabkan kerugian gesek yang besar.

5.6.1. Jumlah Sudu Z

1 Jumlah sudu dapat dihitung dengan rumus : Z = 6,5     + ×       − + 2 sin 2 1 1 2 1 2 β β d d d d …… [Literatur 6. hal 115] Dimana: d 2 = diameter luar impeler 207mm d 1 = diameter sisi masuk impeler 118 mm 1 β = sudut tangensial sisi masuk impeler 13,204 2 β = sudut tangensial sisi keluar impeler 37,379 maka: Z = 6,5     + ×     − + 2 379 , 37 204 , 13 sin 118 207 118 207 = 6,426 = 6 sudu Menurut Austin, 1983, jumlah sudu adalah 5-12, maka diambil: z = 6 buah

5.6.2. Jarak Antara Sudu Impeler

Jarak tiap sudu dapat ditentukan dengan rumus berikut: S = Z d x π Universitas Sumatera Utara Dimana: d = diameter impeler = diameter sisi masuk d 1 = 118 mm = diameter sisi keluar d 2 = 207 mm Z = jumlah sudu Z = 6 Maka : Untuk sisi masuk : S 1 = 6 118 x π = 61,75 mm Untuk sisi keluar : S 2 = 6 207 x π = 108,33 mm

5.6.3. Tebal Sudu t

Tebal sudu dapat ditentukan dengan persamaan berikut : t = Z x d x β ε π sin 1 − …… [Literatur 6. hal 106] Dimana: t = tebal sudu d = diameter impeler, untuk sisi masuk = 118 mm dan untuk sisi keluar = 207 mm ε = factor konstruksi, untuk sisi masuk 1 ε = 0,8 dan untuk sisi keluar 2 ε = 0,90 β = sudut tangensial, untuk sisi masuk 1 β = 13,204 , untuk sisi keluar 2 β = 37,379 Z = jumlah sudu 6 buah Universitas Sumatera Utara Maka: Tebal sudu masuk t 1 adalah: t 1 = 6 204 , 13 sin 8 , 1 118 x x − π = 2,821 mm direncanakan 3 mm Tebal sudu sisi keluar t 2 adalah: t 2 = 6 379 , 37 sin 9 , 1 207 x x − π = 6,576 mm direncanakan = 7 mm

5.6.4. Melukis Bentuk Sudu

Ada dua metode yang digunakan dalam melukis bentuk sudu, yaitu: 1. Metode arcus tangent 2. Metode koodinat polar Dalam melukis bentuk sudu sering digunakan metode arcus tangent, yaitu dengan membagi-bagi impeler menjadi beberapa ruang konsentris diantara jari- jari R 1 dan R 2 . Jarak masing-masing lingkaran adalah : ∆ R = i R R 1 2 − Dimana: R 1 = Jari-jari lingkaran sudu sisi masuk impeler = d 1 2 = 1182 = 59 mm Universitas Sumatera Utara R 2 = jari-jari lingkaran sudu sisi keluar = d 2 2 = 2072 = 103,5 mm i = jumlah bagian yang dibentuk oleh lingkaran konsentris direncanakan 4 bagian. Maka diperoleh: ∆ R = 4 59 5 , 103 − = 11,125 mm Perubahan besar sudut kelengkungan β ∆ terhadap perubahan ∆ R adalah: β ∆ = i 1 2 β β − = 4 204 , 13 379 , 37 − = 6,043 Jari-jari kelengkungan busur pada setiap lingkaran dapat dihitung dengan persamaan: ρ = cos cos 2 2 2 i i i R R R R β β − − Dimana: i = menyatakan lingkaran bagian dalam o = menyatakan lingkaran bagian luar Harga-haraga setiap jari-jari busur dan sudut pada setiap bagian lingkaran yang membentuk sudut impeler dihitung dan ditabelkan pada table 5.1 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.Jari-jari busur sudu impeler Lingk R mm R 2 mm 2 β R cos β R cos β - R i cos i β R 2 - R 2 i ρ mm 1 59 3.481 13,204 57,440 - - - B 70,125 4.917,51 19,247 66,205 8,765 1436,51 81,945 C 81,25 6.601,56 25,29 73,462 7,257 1684,05 116,029 D 92,375 8.533,14 31,333 78,902 5,44 1931,58 117,534 2 103,5 10.712,25 37,379 82,244 3,342 2179,11 326,018 Adapun langkah-langkah melukis sudu impeler adalah sebagai berikut: 1. Gambarkan lingkaran a, b, dan c diantara R 1 dan R 2 dengan ∆ R = 11,125 mm 2. Tentukan sembarang titik A pada lingkaran d 1 lalu tarik garis sumbu OA, kemudian lukis sudut OAA’ sebesar 1 β = 13,204 . 3. Tentukan titik P dari A dengan panjang 81,945 mm, kemudian buat busur AB dengan titik pusat P. 4. Tentukan titik Q dengan menarik garis dari BQ melalui titik P sejauh 116,029 mm, kemudian buat busur BC dengan titik pusat Q. 5. Tentukan titik R dengan menarik garis dari CR melalui titik Q sejauh 117,534 mm, kemudian buat busur CD dengan titik pusat R 6. Tentukan titik S dengan menarik garis dari DS melalui titik R sejauh 326,018 mm, kemudian buat busur DE dengan titik pusat S. Universitas Sumatera Utara 7. Perpotongan busur AB, BC, CD, dan DE akan membentuk satu garis sudu impeler. Maka gambar sudu tersebut dapat dilihat seperti terdapat pada gambar 5.5 berikut Gambar 5.5. Sudu Impeler

5.6.5. Panjang Sudu