commit to user 47
Menurut Adi Sulistiyono, didalam masyarakat di Indonesia terdapat 2 dua paradigma yang diyakini, dipercaya, dan digunakan masyarakat
untuk menyelesaikan sengketa, yaitu :
Pertama
, Paradigma Litigasi PLg, yaitu suatu pendekatan untuk mendapatkan keadilan melalui sistem
perlawanan
the adversary system
dan menggunakan paksaan
coercion
dalam mengelola sengketa serta menghasilkan suatu keputusan
win-lose solution
bagi pihak-pihak yang bersengketa
. Kedua
, Paradigma non litigasi PnLg Paradigma ini dalam mencapai keadilan lebih mengutamakan
pendekatan “konsensus” dan berusaha mempertemukan kepentingan pihak-
pihak yang bersengketa serta bertujuan untuk mendapatkan hasil penyelesaian sengketa kearah
win-win solution
.
51
Teori sistem hukum ini dipergunakan sebagai pisau analisis untuk mengetahui pelaksanaan penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui cara
non litigasi yang terjadi pada Bank Syariah Mandiri di Surakarta dengan menggunakan komponen atau unsur-unsur dalam teori sistem hukum, yaitu
substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini penulis menyajikan beberapa penelitian yang membahas tentang sengketa di perbankan:
1. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
Judul : Penyelesaian Sengketa Perdata antara Nasabah dengan
Bank Melalui Mediasi Perbankan
52
Penulis : Syarifah Lisa Andriati
Tahun : 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang Penyelesaian sengketa melalui Mediasi Perbankan. Hasil penelitian ini
51
Adi Sulistiyono, op.cit. hlm.130-131
52
Syarifah Lisa Andriati,2008, Penyelesaian Sengketa Perdata antara Nasabah dengan Bank Melalui Mediasi Perbankan,
Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Medan
.
commit to user 48
adalah 1 Mediasi perbankan merupakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan. Perlindungan
hukum terhadap hak-hak nasabah secara hukum positif harus dilakukan melalui peraturan perundang-undangan yang terdapat dalam hirarki
perundangan, 2 Manfaat mediasi perbankan dalam menyelesaikan sengketa antara nasabah dengan bank adalah dalam rangka meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap bank karena dengan berlarutnya sengketa antara nasabah dengan bank dapat menurunkan citra bank. Manfaat bagi
nasabah mediasi perbankan dapat digunakan untuk melindungi hak-hak nasabah, 3 Lembaga Mediasi Perbankan harus independen sehingga bebas
dari pengaruh dari intervensi dari Bank Indonesia, sehingga dalam menjalankan tugasnya lembaga ini benar-benar netral.
Pembeda dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian mengenai penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui cara non litigasi
dengan mengedepankan kaedah musyawarah.
2. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
Judul : Penyelesaian Sengketa pada Perbankan Syariah Pasca
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama
53
Penulis : Rachmansyah Purba
Tahun : 2009
Tujuan penulisan adalah memberikan gambaran mengenai cara penyelesaian sengketa perbankan secara keseluruhan dilihat dari hukum
Islam dan hukum positif. Hasil penelitian ini adalah 1 Penyelesaian sengketa perbankan syariah
menurut agama Islam dibuat melalui tahapan al sulh perdamaian; tahkim
53
Rachmansyah Purba, 2009, Penyelesaian Sengketa pada Perbankan Syariah Pasca Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama
, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Medan.
commit to user 49
arbitrase, dan wilayat al qadha kekuasaan kehakiman. Penyelesaian sengketa berdasarkan hukum positif Indonesia, dilakukan melalui Peradilan
Agama, musyawarah, mediasi perbankan, melalui arbitrase syariah nasional, danatau melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum, 2 Hukum
acara yang berlaku di Pengadilan Agama untuk mengadili sengketa ekonomi syariah adalah hukum acara yang berlaku dan dipergunakan pada
lingkungan Peradilan Umum sesuai dengan ketentuan Pasal 54 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
namun tidak terlepas juga dengan Undang-Undang Hukum Perdata, 3 Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, maka
Pengadilan Agama telah memiliki kewenangan untuk menangani perkara yang berhubungan dengan dunia bisnis syariah.
Pembeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian tentang pelaksanaan
dan kendala-kendala penyelesaian
pembiayaan melalui cara non litigasi serta implementasi di PT. Bank Syariah Mandiri Surakarta
3. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada
Judul : Dualisme Kewenangan Penyelesaian Sengketa
Perbankan Syariah antara Mahkamah Syariah dan Pengadilan Negeri di Kota Banda Aceh
54
Penulis : Syahrizal
Tahun : 2012
Hasil penelitian ini adalah 1 Mekanisme penyelesaian sengketa dalam akad perjanjian syariah oleh para pihak di Kota Banda Aceh pada
54
Syahrizal, 2012, Dualisme Kewenangan Penyelesaian Sengketa perbankan Syariah antara Mahkamah Syariah dan
Pengadilan Negeri di Kota Banda Aceh , Tesis,
Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
commit to user 50
dasarnya sesuai dengan kesepakatan dalam akad dengan lebih mengedepankan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat. Dalam akad
pembiayaan pada perbankan dengan prinsip syariah di Kota Banda Aceh masih
ditemukan adanya
klausul penyelesaian
sengketa yang
mencantumkan Pengadilan Negeri sebagai lembaga penyelesaian sengketa walaupun telah menjadi kewenangan absolut pengadilan agamamahkamah
syariah karena telah menjadi bagian yang ditempuh oleh bank induknya juga hanya sebagai pelengkap saja. 2 Faktor penyebab terjadinya dualisme
dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah adalah adanya ketentuan hukum yang mengatur kewenangan mengadili dari dua lembaga peradilan
yaitu Pengadilan Agama Mahkamah Syariah di Aceh dengan Peradilan Umum, di samping karena banyak pihak bank mencantumkan pilihan
lembaga penyelesaian sengketa dalam akad yang mengikuti ketentuan dalam perjanjian kredit bank konvensional. 3 Akibat hukum yang timbul
adalah sinkronisasi hukum kekuasaan kehakiman khususnya mengenai kewenangan Peradilan Agama dalam menangani perkara ekonomi syariah
dipertanyakan karena dualisme penyelesaian hukum ekonomi syariah.
Penelitian yang dilakukan penulis ini mengenai penyelesaian pembiayaan bermasalah anatara nasabah dan bank syariah melalui cara non litigasi setelah
adanya putusan Mahkamah Konstitusi No. 93PUU-X2012 Tanggal 29 Agustus 2013 tentang Penyelesaian Sengketa Bank Syariah dilihat secara deskriptif,
kausalitas dan solutifnya. Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
berbeda namun tetap merujuk kepada penelitian sebelumnya guna mencari perbandingan serta untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan.
commit to user 51
C. Kerangka Berpikir