41
Hasil pergaulan dengannya dengan kelompok teman sebaya, anak cenderung meniru kelompok teman sebaya baik dalam hal penampilan
maupun bahasa.Selama masa perkembangannya, pada anak tumbuh berbagai sarana yang dapat menggambarkan dan mengolah pengalaman dalam dunia di
sekeliling mereka.
Dengan memperhatikan karakteristik kognitif siswa kelas III Sekolah Dasar dengan segala aspek dimensi perkembangannya, maka diharapkan
system pengajaran yang dikembangkan mampu melayani kebutuhan belajar yang bermakna bagi siswa.Melalui penyampaian materi pelajaran yang tepat,
maka peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga siswa antusias untuk belajar, menjadikan IPA sebagai pelajaran yang
menyenangkan dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan maksimal dan memuaskan.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai karakteristik siswa kelas III yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada siswa kelas
tinggi yang berusia 7-11tahun ini memiliki tingkat berfikir secara oprasional kogkrit dan logis yang dapat ditunjukkan dengan mulai bersikap kritis dalam
mengemukakan suatu tanggapan atau gagasan yang diungkapkan.
F. Kerangka Pikir
Pada dasarnya IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan alam semesta segala isi dan pristiwa yang terjadi di alam. Pengetahuan
tentang IPA berdasarkan pada proses mencari tahu untuk mendapatkan informasaipengetahuan. Proses pembelajaran IPA di SD hendaknya
memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Pengalaman yang diberikan
42
berupa kegiatan pembeljaran yang mendorong keingintahuan siswa.Siswa diberi kesempatan untuk mencari tahu materi pembelajran IPA secara
almimiah. Pembelajaran seperti ini akan membantu anak untuk mengembangkan
kemamapuan belajarnya dalam bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan berfikir secara ilmiah.
Pembelajaran IPA lebih ditekankan padapeningkatan hasil belajar karena dengan hasil belajar siswa bisa mengetahui sejauh mana batas pemahaman
mereka tentang mempelajari IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, Pembelajaran
dapat dikatakan berhasil apabila siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Untuk membuat siswa lebih memahami materi ajar pada pembelajaran ini guru
hendaknya menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran guna mendukung pemahaman siswa agar pembeljaran lebih
efektif, adapun media yang cocok dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media lingkungan alam sebagai alat bantu agar siswa lebih
mudah memahami dari materi yang di ajarkan. Dalam hal ini peranan guru adalah melibatkan siswa secara langsung
pada kegiatan pembelajaran. Agar nilai pembeljaran IPA mengalami peningkatan dan dapat berkembang, maka penelitiakn akan melakukan
sesuatu penelitian tindakan kelas. Pada kondisi awal hasil nilai pembeljaran IPA di kelas III sangat rendah, oleh katrena itu diperlukan adanya suatu
media pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai pembeljaran IPA pada siswa. Dengan menggunakan media
43
lingkungan alam dan diharapkan dapat membantu peningkatan hail belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Karena lingkungan alam merupakan benda-benda berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep- konsep pembelajaran kontekstual.
Melalaui kolaborasi antar guru dan peneliti peningkatan hasil belajar IPA menggunakan media lingkungan alam akan diterapkan dengan siklus yang
melalui tes, tahap perencanaan, plaksanaa, pengamatan, dan refleksi.
Hal ini dapat dilihat pada bagan berikut: Bagan 1. Kerangka Pikir penelitian.
Analisis Dokumentasi Nilai siswa mengerjakan soal uraian dan analisis 40 yang tuntas memenuhi
KKM dan 60 belum tutas
Menggunakan media lingkungan alam pada mata pelajaran IPA yang terdiri dari tahap : merumuskan
Permasalahanmengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
menyimpulkan
Peningkatan hasil belajar IPA siswa meningkat mencapai
75
44
G. Definisi Operasional