UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PETA KONSEP (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 2 BLUNYAHAN SEWON BANTUL.

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PETA KONSEP (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN IPS

KELAS V SDN 2 BLUNYAHAN SEWON BANTUL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Frederikus Umbu Mehakati NIM 12108249050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv


(5)

v MOTTO

Arahkanlah perhatianmu kepada didikan,dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, maka karya skripsi ini ku persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibuku tersayang yang tak henti-hentinya menemani langkahku dengan doa, cinta dan kasih sayang yang tulus.

2. Kakak-kakak yang selalu menyemangatiku.

3. Keluarga besar mahasiswa PPGT Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.


(7)

vii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PETA KONSEP (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 2 BLUNYAHAN SEWON BANTUL

Oleh

Frederikus Umbu Mehakati NIM 12108249050

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart, dengan subjek penelitian yaitu siswa-siswi kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul yang berjumlah 33 siswa dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPS siswa menggunakan peta konsep (Mind Mapping). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan peta konsep (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Blunyahan Sewon, Bantul. Hal itu dapat dilihat pada KKM pra siklus ada 15 (45%) siswa, pada siklus I ada 17 (51%) siswa dan pada siklus II ada 26 (79%) siswa.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan himat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugsa akhir ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi dukungan, informasi serta bimbingan selama proses pengerjaan skripsi ini dari tahap perencanaan hingga penyelesaian. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dibangku kuliah Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan ijin penelitian.

3. Ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah menyetujui pemilihan judul karya ini.

4. Sungkono, M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing Penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.


(9)

ix

5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam Penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

6. Ibu Florentina Sulistiyanti,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan Ibu Sutrismiyanti S.Pd, SD, selaku guru wali kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul yang telah memberikan kesempatan dan meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul yang mau bekerjasama dan penuh semangat serta kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran selama penelitian.

8. Papa Umbu Tay Mehakati dan Mama Rambu Temba Kanggu tercinta, yang selalu membimbing dan memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang serta doa penuh ketulusan yang tidak pernah berhenti.

9. Keluarga Bapak Suparlan, M.Pd.I. dan Keluarga Bapak Afandi, M. Pd selaku pengelola asrama yang selalu memberikan arahan dan motivasi.

10. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

11. Adik-Adik tercinta Rambu Mora, Umbu Adi Bos, Rambu Jenath, Ambu Tamu,Umbu Hamba, dan Umbu Misel yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam penulisan tugas akhir skripsi.


(10)

(11)

xi DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA


(12)

xii

A. Tinjauan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD ... 7

1. Pengertian IPS ... 7

2. Ruang Lingkup IPS di SD ... 8

3. Tujuan Pembelajaran IPS Kelas V SD ... 9

B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Hasil Belajar ... 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

C. Peta Konsep (Mind Mapping) ... 16

a. Pengertian Peta Konsep (Mind Mapping) ... 16

b. Tujuan Pembelajaran Peta Konsep (Mind Mapping) ... 18

c. Langkah-langkah Peta Konsep (Mind Mapping) ... 19

d. Kelebihan Peta Konsep (Mind Mapping) ... 19

e. Kekurangan Peta Konsep (Mind Mapping) ... 19

D. Karakteristik Tentang Siswa Kelas V SD ... 20

E. Kerangka Pikir ... 23

F. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Model Penelitian ... 25

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 33

H. Kriterian Ketuntasan ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deksripsi Lokasi Penelitian ... 36

B. Deskripsi Penelitian Tahap Awal ( Pra Tindakan) ... 37

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 39


(13)

xiii

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 39

2. Pelaksanaan Siklus I ... 40

3. Hasil Observasi Siklus I ... 43

4. Refleksi Dan Revisi Siklus I ... 44

b. Siklus II ... 46

1. Perencanaan Siklus II ... 46

2. Pelaksanaan Siklus II ... 47

3. Hasil Observasi Siklus II ... 50

4. Refleksi Siklus II ... 51

D. Pembahasan ... 52

E. Keterbatasan Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Nilai Ujian Rata-Rata Ujian Tengah Semester I ... 4

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 31

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Belajar Siswa SiklusII ... 32

Tabel 4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ... 33

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Siklus I ... 40

Tabel 6. Daftar Perbandingan Nilai Pra Siklus Dan Siklus I ... 44

Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Siklus II ... 48


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan ... 25

Gambar 2. Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa Pada IPS Pra Tindakan ... 38

Gambar 3. Grafik PraSiklus Dan SiklusI ... 44


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1 RPP ... 59 Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V SDN 2 Blunyahan ... 74 Lampiran 3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Menggunakan Peta Konsep .... 75 Lampiran 4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Menggunakan Peta Konsep .... 76 Lampiran 5 Dokumentasi Hasil Pekerjaan Siswa ... 77 Lampiran 6 Dokumentasi Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep ... 85 Lampiran 7 Surat-surat ... 86


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu- ilmu sosial. Ilmu sosial merupakan ilmu yang tidak pasti atau dengan kata lain mengikuti perubahan zaman. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan masyarakat yang begitu cepat sebagai dampak dari globalisasi yang membawa dampak positif maupun negatif dalam kehidupan. Untuk mengantisipasi dan menjawab berbagai tantangan akibat perubahan itu, bidang pendidikan IPS, baik yang bersifat school based maupun community based tantangan yang di hadapi tidaklah mudah. Dengan adanya tantangan tersebut maka tantangan yang mendesak dan yang perlu dijawab adalah terkait dengan peningkatan kualitas atau mutu pendidikan.

Peningkatan kualitas mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan atau kualitas dan kuantitas sekolah itu sendiri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menghasilkan output yang mampu bersaing dan menghadapi tantangan dari perubahan zaman.

Pendapat tersebut di atas didukung oleh Ara Hidayat dan Imam Machali (2012:33-34) mengemukan bahwa visi pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Dapartemen Pendidikan Nasional berkewajiban untuk mencapai visi Pendidikan Nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat


(18)

2

dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan positif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Pendidikan selalu melakukan adaptasi dan penyesuaian dengan perubahan yang ada sehingga dapat membentuk output yang mandiri dan kreatif dengan suasana pembelajaran yang yang kondusif, manarik dan berpusat pada aktivitas siswa. Untuk mempersiapkan output yang siap bersaing dan menghadapi tantangan dari perubahan tersebut dengan desain pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Tentunya peranan guru sangatlah besar dalam mewujudkan hal tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Ara Hidayat dan Imam Machali (2012:15-16) tentang tujuan dan manfaat manajemen pendidikan adalah 1) terwujudnya suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan; 2) terciptanya siswa yang aktif yang memiliki landasan spiritual, kepribadian dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara; 3) terpenuhinya minimal 1 kompetensi professional pendidikan dan tenaga kependidikan; 4) tercapaianya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien; 5) adanya pemahaman kependidikan tentang tugas dan kewajiban administrasi pendidikan; dan 6) teratasinya masalah mutu pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dalam penyelenggaraan pendidikan adalah adanya peningkatan efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut Kemendikbud merencanakan dan menyusun kurikulum sebagai landasan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah dengan


(19)

3

fungsi bahwa setiap individu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; menyediakan pendidikan karakter yang terintegrasi; menyediakan pelayanan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa; mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi: memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghargai suatu perbedaan dan indahnya hidup dalam perbedaan, dan untuk membantu peserta didik sehingga dapat mengenal dan memahami dirinya sendiri.

Berdasarkan hal tersebut di atas, tercapai atau tidaknya tujuan yang diinginkan berpatokan pada penerapan kurikulum dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran yang berlandaskan tujuan yang ingin dicapai perlu memperhatikan berbagai hal, misalnya pemilihan metode, media, penggunaan sumber belajar, profesionalisme guru, dan banyak hal lainnya.

Penggunaan media dan model yang bervariasi tentunya akan memberikan dampak yang positif terhadap pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Dengan adanya media dan model yang bervariasi juga dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan akan menarik perhatian siswa sehingga dapat memberntuk siswa meningkatkan hasil belajar menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon Bantul.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada 21 September sampai dengan tanggal 2 Oktober 2015 di SDN 2 Blunyahan Sewon Bantul bahwa hasil belajar IPS siswa masih tergolong rendah. Pendapat tersebut


(20)

4

didukung oleh dokumentasi hasil belajar IPS kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon Bantul.

Tabel 1. Nilai Ujian Rata –Rata Ujian Tengah Semester I Kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul Ajaran Tahun 2015/2016

No Mata Pelajaran Rata- Rata

1. Bahasa Indonesia 78,25

2. Matematika 76,30

3. IPS 65,20

4. IPA 80,25

5. PKn 78,25

Berdasarkan hasil wawancara bersama guru menyepakati menggunakan peta konsep (Mind Mapping) dalam pelajaran IPS. Dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan dipelajari. Dalam menggunakan peta konsep (Mind Mapping) di gunakan berupa gambar-gambar untuk membangunkan imajinasi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menggambarkan peta konsep (Mind Mapping) kata-kata, gambar yang bertengger di garis-garis melengkung, atau cabang-cabang, akan membantu siswa akan mengasa daya ingatan mereka dalam proses pembejaran yang berikan oleh gurunya.

Menurut Tony Buzan (dalam Zainal Aqib, 2013:23) pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping) ini baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menerima alternatif jawaban. Hisyam Zaini, dkk (2008:169) juga menggemukakan bahwa salah satu kelebihan peta konsep (Mind Mapping) yaitu dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dalam pikiran dalam bentuk diagram dan dapat dijadikan panduan menulis. Pemahaman peta konsep (Mind Mapping) di harapkan adanya


(21)

5

peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon Bantul.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS siswa masih tergolong rendah.

2. Materi IPS yang sangat banyak sehingga sulit dipahami dalam waktu singkat. 3. Perlu menggunakan peta konsep (Mind Mapping) karena masih jarang

digunakan dalam pembelajaran IPS C.Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penelitian dibatasi pada rendahnya hasil belajar IPS melalui penggunaan peta konsep (Mind Mapping) siswa Kelas V SDN 2 Blunyahan, Sewon, Bantul.

D.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada mata pelajaran IPS kelas V SDN 2 Blunyahan, Sewon, Bantul?”

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada mata pelajaran IPS kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul.


(22)

6

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak.

1. Bagi Siswa, terciptanya pemahaman materi pelajaran IPS secara cepat. 2. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan dan alternative penyajian atau

penyampaian pelajaran IPS melalui penggunaan peta konsep (Mind Mapping)

3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pembinaan bagi guru-guru dalam peningkatan hasil belajar IPS melalui penggunaan peta konsep (Mind Mapping).


(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD 1. Pengertian IPS

IPS adalah istilah untuk menamai suatu bidang studi/ pelajaran yang mencakup sejumlah ilmu-ilmu sosial untuk program-program pembelajaran di sekolah-sekolah untuk memperhatikan berbagai hal dalam proses belajar/mengajar. Dengan demikian maka pendidikan/pembelajaran IPS secara bersama-sama harus saling menunjang, dan bersama-bersama dengan bidang studi lainnya berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Menurut Jhon E.Ord Dkk (dalam Djodjo Suradisastra1993/1993:7) menyatakan bahwa pendidikan ilmu sosial mengacu pada keseluruhan kehidupan interpersonal siswa, yang meliputi pengajaran sosial (social learning) yang dialami siswa di rumah, di sekolah dan berbagai lingkungan tempat siswa bergaul. IPS memandang manusia dari beberapa sudut pandang, dan IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan orang lain di sekitar lingkungan keseharian dan bagaimana manusia melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sejalan dengan itu Ahmad Susanto (2014: 6) menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.IPS


(24)

8

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial di atas. Menurut Perry dan Saidler Dkk (dalam Djodjo Suradisastra 1992/1993:6) mengatakan bahwa banyak ahli ilmu-ilmu sosial berpendapat bahwa sifat kemanusiaan itu adalah proses belajar terhadap sifat-sifat tersebut yang berlangsung sejak manusia sangat muda, saat kanak-kanak. Proses tersebut berlangsung dalam interaksi akrab antara anak dengan orang-orang di sekelilingnya. Dari pendapat di atas tampak bahwa IPS merupakan kajian yang luas tentang manusia dan dunianya. Hal ini dapat membawa dampak bagi siswa yang dihadapkan dengan IPS. Hal demikian selanjutnya dapat membawa dampak ikutan yang baik perluasan tentang manusia. Sedangkan dengan dampak yang lain ialah bahwa dengan luasnya kajian tentang manusia itu dapat menimbulkan kesulitan pada mereka yang mengikutinya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah masalah- masalah sosial yang terjadi di lingkungan dimana siswa bergaul dengan orang yang ada di sekitarnya.

2.Ruang lingkup IPS di SD

Sapriya (2004: 20) menyatakan bahwa pada jenjang sekolah dasar IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS siswa diharapkan dapat memahami sejumlah konsep dan


(25)

9

melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

Menurut Preston Herman (dalam Djodjo Suradisastra 1992/1993: 10) menunjukan bahwa adanya “kecederungan memusat” (central tendenceies) dalam materi yang di bahas dalam pembelajaran IPS. Menjelaskan untuk kehidupan dalam di rumah dan sekitarnya yang menyangkut hubungan sosial, termasuk kekeluargaan sopan santun, gotong royong, tanggung jawab dan tata tertib di jalan dan di sekolah, kemudian di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara-negara tetangga, dan dunia dalam hubungan kerja sama ekonomi, dan sosial budaya di wilayah yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat simpulkan bahwa ruang lingkup IPS memuat tentang lingkungan rumah dan sekitarnya bersama orang-orang yang ada di dalamnya yang saling berinteraksi.

3. Tujuan Pembelajaran IPS Kelas V SD

Menurut Ahmad Susanto (2014:15) “tujuan pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik”. Dengan demikian, tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kamampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi.

Ahmad Susanto (2014:15) mengemukakan tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam enam komponen, yaitu.

1. Memberikan pengetahuan mengenai pengalaman manusia dalam bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.


(26)

10

2. Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengelola informasi. 3. Mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat.

4. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial.

5. Ditunjukkan pada pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir kritis, melatih kebebasan ketrampilan dan kebiasaan.

6. Ditunjukaan kepada peserta didik untuk mampu memahami hal yang bersifat konkret, realistis dalam kehidupan sosial.

Menurut Bardt dan Shermis (dalam Djodjo Suradisastra Dkk 1992/1993:6) “tujuan IPS ada beberapa kesesuaian ialah upaya menyiapkan para siswa supaya menjadi warga yang baik”. Namun penafsiran tentang warga yang baik ini agaknya cukup banyak. Oleh karena itu menunjukkan bahwa IPS bukan hanya satu saja melainkan ada tiga.

1. Tradisi pertama ialah perwarisan budaya (Citizenship Transmission) yang menurutnya bersifat indokrinatif dalam penyajikan bahan ajar.

2. Kewargaan (citizenship) dalam pengertian dari tradisi ini berarti kemampuan bertindak sebagai warga yang sessuai dengan nilai-nilai dasar yang telah disepakati dan dianggap baik.

3. Mereka mengartikan indokrinasi adalah semua pengalaman belajar (pendidikan) yang dilaksanakan dalam suasana belajar yang tidak kritis (unciritial learning).


(27)

11 B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi untuk mendapatkan perubahan dalam prilakunya. Menurut Winkel, dalam (Purwanto 2009:39) belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan, keterampilan dan sikap yang berlangsung lama. Dalam pandangan behavioristik, belajar merupakan perilaku yang menghubungkan antara stimulus dan respon, kemudian memperkuatnya. Stimulus dan respon dapat memperkuat hubungannya secara berulang-ulang untuk memungkinkan proses belajar dan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Hasil belajar dapat dijelaskan dalam dua kata yaitu “hasil dan belajar”. Hasil adalah perolehan aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu.

Menurut Nana Sudjana (1989:22) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan berinteraksi yang relatif


(28)

12

permanen atau menetap karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja diantaranya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah yang ada dalam diri individu yang sedang belajar eksteren adalah faktor yang ada di luar individu.

Menurut Slameto (2013: 54-59) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah banyak jenisnya, yaitu tetapi dapat digolongkan menjadi faktor intern dan faktor eksternal.

a. Faktor-faktor Intern 1) Faktor Kesehatan

Sehat berarti keadaan belajar baik segenap badan berserta bagian-bagianya/bebas penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat atau kesehatannya sangat berpengaruh pada belajarnya seseorang.

2) Faktor Cacat Tubuh

Cacat adalah sesuatu yang kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh patah kaki, tuli, buta, patah tangan, lumpuh dan lain-lain sangat mempengaruhi belajarnya juga sangat terganggu. Jika hal itu terjadi siswa dapat belajar di lembaga pendidikan khusus atau dapat diusahakan alat bantu dapat mengurangi pengaruh kecacatan siswa.


(29)

13 b. Faktor Psikologis

Faktor yang mempengaruhi adalah: intelgensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelemahannya.

1) Faktor intelegensi

Menurut J.P Chaplin dalam (Slameto 2013:55) untuk memberikan pengertian tentang inteligensi atau merumuskan sebagai berikut: siswa yang mempunyai tingkat intelengensi yang normal dapat berhasil belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya (faktor jasmaniah, psikologis, keluarga, dan sekolah, masyarakat) memberikan pengaruh yang positif, jika siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapatkan pendidikan di lembaga pendidikan khusus.

a) Perhatian

Menurut Gazali (dalam Slameto 2013:56) perhatian adalah untuk dapat menjamin hasil belajar siswa yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan yang pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah bahan pelajaran selalu yang menarik sehingga siswa dapat belajar dengan baik, atau diusahakan pelajaran itu sebagai hobi atau bakatnya siswa.


(30)

14 b) Minat

Menurut Hilgart (dalam Slameto 2013:57) minat adalah sangat pengaruh besar terhadap belajar, karena bila pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak memperoleh daya tarik baginya, sehingga ia segan-segan untuk belajar karena tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

c) Bakat

Menurut Hilgart (dalam Slameto 2013:57) dengan kata lain bakat adalah pengaruh belajar jika pelajar yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya. Pentingnya untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

d) Motif

Menurut James Drever (dalam Slameto 2013:58) pengertian motif adalah dalam proses belajar harus memperhatikan apa yang di dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Motif-motif dapat di atas juga dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara memberikan latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga mempengaruhi oleh keadaan lingkungan.


(31)

15 e) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siapa untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kaki sudah siap untuk berjalan, dengan otaknya sudah siapa untuk berpikir abstrak dan lain-lain.

f) Kesiapan

Menurut James Drever dalam (Slameto 2013: 59) kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan juga di perhatikan dari dalam proses belajarnya.

c. Faktor-faktor Ekstern

Faktor yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah di kelompok menjadi 3 faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan masyarakat. 1) Faktor keluarga

Menurut Sutjipto Wirowidjojo dalam (Slameto 2013: 61) menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga yang pertama dan utama. Karena orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka selalu tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan waktu belajar dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, dan tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat-alat belajarnya, tidak memperhatikan anak belajar atau tidak tahu kemajuan


(32)

16

anaknya dalam belajar dan kesulitan-kesulitan yang dia alami dalam belajar.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa yang mempengaruhi terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak berpelajar, suka pencuri, dan mempunyai kebiasan yang tidak baik, dan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada disitu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk dalam faktor intern adalah faktor fisiologis yang berupa kesehatan peserta didiknya dan faktor psikologis yang berupa meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

C. Peta Konsep (Mind Mapping)

a. Pengertian Peta Konsep (Mind Mapping)

Peta konsep (Mind Mapping) adalah bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Ia merupakan strategi yang ideal melejitkan pemikiran siswa. Peta konsep


(33)

17

(Mind Mapping) bisa digunakan untuk membentuk menvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah membuat keputusan, merevisi, atau mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun. Peta konsep (Mind Mapping) digunakan membrainsorming suatu topik sekaligus menjadi strategi ampuh bagi belajar siswa.

Menurut Miftahul Huda (2013: 307) menggunakan peta konsep (Mind Mapping), adalah ada beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan antara lain.

1. Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci dari ceramah tersebut.

2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi diantara berbagai poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.

3. Membrainsorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik tersebut.

4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan memvisualisasi semua aspek dari topik yang di bahas.

Menurut Aris Sohimin (Hernowo 2013:105) meminta pembelajaran untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka menggidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari ataupun apa yang tengah mereka rencanakan. Karena otak seringkali menginggat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan.


(34)

18

Menurut Deporter dalam (Aris Sohimin 2013:106) adalah mengemukakan beberapa kiat dalam membuat peta pikiran yaitu:

a. Tulisan gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.

b. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya bervariasi, tergantung, dari jumlah gagasan atau segmen, gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang. c. Tuliskan kata kunci atau frasa pada tiap-tiap cabang yang akan di

kembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan pembelajaran. d. Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan

yang lebih baik.

Berdasarakan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa peta pikiran adalah otak seringkali mengingat imformasi yang bersifat suara, gambar, ataupun dalam bentuk perasaan.

b. Tujuan Penggunaan Peta Konsep (Mind Mapping)

Menurut Hisyam Zaini, dkk. (2008: 169) tujuan pembelajaran peta konsep adalah ada delapan komponen yaitu.

1. Mengembangkan kemampuan menggambarkan kesimpulan yang masuk akal 2. Mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi

atau ide menjadi satu.

3. Mengembangkan kemampuan berpikir secara holistik untuk melihat keseluruhan dan bagian- bagian.


(35)

19

4. Mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaan belajar. 5. Belajar konsep-konsep dan teori- teori.

6. Belajar memahami perpektif dan dalam suatu konsep. 7. Mengembangkan suatu keterbukaan terhadap ide baru. 8. Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian a. Langkah- langkah Penggunaan Peta Konsep (Mind Mapping)

1) Guru menyampaikan materi seperti biasanya.

2) Untuk mengetahui daya resap siswa, bentuklah kelompok.

3) Suruhlah seorang dari kelompok itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil memperhatikancatatan-cacatan kecil berupa peta konsep (Mind Mapping) dan begitu juga dengan kelompok lainnya.

4) Suruhlah siswa secara bergeliran/diacak menyampaikan hasil wawacarannya dengan teman kelompoknya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawacaranya.

5) Guru menggulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.

6) Kesimpulan/penutup

b. Kelebihan peta konsep (Mind Mapping)

1) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dalam pikiran.

2) Proses mengambarkan diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. 3) Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.


(36)

20 c. Kekurangan Peta Konsep (Mind Mapping)

1) Hanya ada pada siswa yang aktif atau terlibat. 2) Tidak seluruh murid.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa peta konsep (Mind Mapping) sangat bagus di gunakan dalam proses pembelajaran yang di gunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul.

D. Karakteristik Tentang Siswa kelas V SD

Siswa usia kelas V SD termasuk pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Menurut Ginsburg dan Oper (1980: 31) menyatakan bahwa seorang anak pada tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibriun yang tinggi. Ia dapat berpikir fleksibel dan aktif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Siswa dapat berpikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada. Siswa juga dapat berpikir efektif dan kerena dapat melihat pemikiran masa yang cocok untuk persoalan yang di hadapi. Siswa dapat membuat desain untuk suatu percobaan yang memerlukan pikiran dan penggunaan secara bersamaan.

Anak didik sebagai makhluk sosial berarti makhluk yang harus hidup dalam kelompok sosial sehingga tercapai kemanusiannya. Anak didik besar dalam lingkungan keluarga, atau sosial budaya masyarakat tempat siswa tumbuh dan berkembang serta kemajemukan masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.


(37)

21

Sedangkan menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 105) mengemukakan bahwa tahap perkembangan operasional konkret dapat dilihat dari perkembangan siswa terbagi dari enam yaitu:

a. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu. Masa yang tenang diperlukan oleh anak untuk belajar untuk berbagai kemampuan akademik serta belajar berbagai beberapa keterampilan.

b. Perkembangan kognitif

Menurut Piaget dalam Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 105) masa itu dimana kanak-kanak akhir berada ada dalam tahap konkret dalam berpikir dimana konsep yang awal masa anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan kemampuan mental untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. c. Perkembangan bahasa

Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini.Anak lebih baik kemampuannya dalam memahami dan menginterprestasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa anak nampak pada perubahan perbendaraan kata dan tata bahasa. Kemampuan menganalisis kata untuk membantunya untuk mengertiapa yang tidak secara langsung berhubungan dengan pengalaman pribadinya.


(38)

22

Kemampuan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan dan norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Kohlberg (dalam Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 110) menyatakan adanya enam perkembangan moral dari keenam tahap tersebut ada tiga tingkatan yaitu: pra-konsepsional dan konvensional, dan pasca konvensional. Pada tahap pra-konvesional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar-salah tetapi anak mengartikan dari sudut akibat fisik suatu akibat atau tindakan.

e. Perkembangan emosi

Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Sering dan kuatnya emosi anak merugikan penyesuaian sosial anak. Pergaulan anak yang semakin luas dengan teman sebaya akan mengembangkan emosinya dan anak mulai belajar ungkapan emosi yang kurang baik dan tidak di terima oleh teman-temannya.

f. Perkembangan sosial

Perkemangan emosi anak tidak dapat dipisahkan dengan perkembagan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Perkembangan sosial anak dilihat sejak anak lahir sangat mempengaruhi oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Sejak anak lahirkan kehidupan sosial dan emosi selalu terlibat setiap kali anak berhubungan dengan orang lain.


(39)

23 E.Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul nilai rata- rata mata pelajaran IPS rendah dibandingkan mata pelajaran yang lainnya. Hal ini di karenakan disaat guru menerangkan siswa mencari kesibukan yang lain. Dalam hal ini tentu peran guru sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan peta konsep (Mind Mapping) agar siswa tidak bosan dalam menerima pembelajaran yang diberikan guru di kelas. Ini sangat memperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajar IPS, karena menggunakan peta konsep (Mind Mapping) untuk menekankan adanya aktifitas siswa dan interaksi antara siswa untuk kerja sama dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan kondisi belajar dan di arahkan oleh guru agar tercapai tujuan belajar yang diharapkan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan karangka pikir di atas dalam penelitian ini, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada mata pelajaran IPS kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul.


(40)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis penelitian

Menurut Jhon Elliot (dalam Daryanto 2011 :3 ) dinyatakan bahwa PTK adalah suatu penelitian tentang situasi sosial di dalam kelas dan bermaksud untuk meningkatkan kualitas tindakan dalamnya. Seluruh proses mencakup, telaah, diagonasa, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional.

Menurut pendapat Carr dan Kemmis (dalam Daryanto 2011: 4) menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi dari yang di lakukan oleh partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari: (a) praktik- praktik sosial atau pendidikan yang di lakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik tersebut, (c) situasi-situasi (lembaga-lembaga) atau tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar dapat meningkatkan menggunakan peta konsep (Mind Mapping).

B.Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian


(41)

25 b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai dengan April 2016. Alasannya untuk agar tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar karena di laksanakan pada akhir ujian semester.

C.Subjek Dan Objek Penelitian

Dalam penelitian yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul. Sedangkan objek penelitian adalah Peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan peta konsep (Mind Mapping).

D.Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian munurut Kemmis dan Mc Taggart (Suharmini Arikunto, 2002:84). Kedua ahli menyatakan bahwa model penelitian ini terdiri dari beberapa siklus. Di dalam siklus tersebut adapun komponen-komponen yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: perencanaan, tindakan dan pengamatan, refleksi.

Keterangan

Siklus I: 1. Perencanaan

2. Pelaksanaan dan pengamatan 3. Refleksi

Siklus II: 1. Perencanaan

2. Pelaksanaan dan pengamatan 3. Refleksi

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Dari Kemmis Dan Taggart dalam (Ngalim Purwanto, 2006 : 112)


(42)

26

Berdasarkan siklus di atas masing-masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari penemuaan masalah, dan dari penemuan masalah tersebut kemudian dirancang suatu tindakan yang di akan di lakukan. Secara lebih singkat langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

a). Menentukan suatu maslah berdasarkan hasil diskusi atau wawacara dengan guru kelas.

b). Merencanakan langkah-langkah pembelajaran IPS melalui pembelajaran menggunakan model peta konsep (Mind Mapping).

c). Menyusun istrumen sesuia dengan pedoman observasi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

2. Pelaksanaan dan pengamatan a). Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan harus benar-benar diterapkan dan mengacu pada proses tindakan pemecahan masalah sesuai dengan perencanaan tersebut.

b). Pengamatan

Tahap pengamatan/observasi ini sebenarnya berjalan bersama dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan


(43)

27

dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

c). Refleksi

Refleksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam suatu proses pembelajaran pada saat melakukan observasi. Pada tahap refleksi ini ada tiga hal yang harus di perhatikan oleh peneliti yaitu: (1) perencanaan, (2) melakukan tindakan, (3) tahap pelaksanaan.

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Abdul Azis Wahab (2012 :36) Dalam pendidikan kata metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar. Metode dapat pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah dalam belajar,atau sebagai alat menjadikan mengajar menjadi efektif. Jika dianggap sebagai metode suatu proses maka akan terdiri dari beberapa langkah/bagian dari suatu metode juga di gunakan dan terdapat dalam metode lainnya. Dalam data penelitian ini bersumber dari peneliti dan siswa,dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Blunyahan, Sewon Bantul, menggunakan Peta Konsep (Mind Mapping) untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi terhadap hasil belajar siswa. 1. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:266) tes adalah seperti dijelaskan bahwa data yang diungkapkan dalam penelitian dapat dibedakan tiga jenis, yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya


(44)

28

serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis dengan menggunakan instrumen berupa soal-soal pilihan ganda. Khususnya untuk tes hasil belajar yang biasanya digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua bagian (1) tes buatan guru dan (2) tes terstandar.

a. Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu,tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak di ketahui ciri-ciri dan kebaikannya

b. Tes terstandar (standardized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya. Tes terstandar adalah tes yang sudah mengalami uji coba kali, direvisi berkali-kali sehingga sudah dapat di katakan cukup baik. Di dalam tes yeng terstandar sudah dicantumkan: pentunjuk pelaksanaan,waktu yang dibutuhkan, bahan yang tercakup,dan hal-hal lain,misalnya vadilitas dan realibitas.

2. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 272) dalam menggunakan model observasi secara efektif adalah melengkapiformat atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingakah laku yang di gambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu pentunjuk bahwa pencatat, tetapi mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi, itu dan berapa kali


(45)

29

muncul, tetapi juga menilaireaksi tersebut sangat, kurang atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki. Selanjutnya Menurut Daryanto (2011:27) tahap pengamatan/observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Dengan tahap ini guru sebagai peneliti melakukan pengamatan dan pencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk seberapa jauh tindakan yang dicapai dalam proses observasi.

Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat berlangsungnya proses pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping) di kelas. Observasi dilakukan menggunakan panduan yakni lembar obeservasi yang memuat aspek-aspek proses pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 274) dokumentasi tidak kalah penting dari model-model lain, adalah model dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dibandingkan dengan model lainnya, maka model ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila kekeliruan sumber datanya masih tetap,belum berubah. Dengan model dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Seperti dijelaskan, dalam menggunakan model dokumentasi ini peneliti


(46)

30

memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari,maka peneliti tinggal membutukan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum di tentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan variabel bebas

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau daftar nilai-nilai hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian kualitatif dalam kualitatif adalah peneliti sendiri. Menurut Sugiyono (2013: 305) karena instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Nasution (Sugiyono 2013:306), menjelaskan bahwa penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadi manusia sebagai instrumen penelitian utama. Peneliti menggunakan alat bantu seperti observasi, tes dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Berikut kisi-kisi instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini

1. Lembar Tes

Penelitian ini menggunakan tes sebagai instrumen penelitian. Tes hasil belajar siswa disusun dalam bentuk pilihan ganda. Tes disusun berdasarkan dari materi yang diajarkan kepada siswa. Tes ini bertujuan


(47)

31

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping). Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Tes hasil belajar siswa siklus I No Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

Indikator No. Soal 1. Memahami

tokoh-tokoh pergerakan nasional Tokoh-tokoh pergerakan nasional

1.Mengenal nama-nama pergerakan nasional

1, 3, 5, 8

2.Menjelaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional

2, 4, 6, 10

3.Menjelaskan tempat-tempat terjadinya

pergerakan tokoh-tokoh nasional

7, 9

Jumlah 10

Keterangan: C1: Mengetahui C2: Memahami C3: menerapkan


(48)

32

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No.

Soal 1. Menjelaskan Peranan

sumpah pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan bangsa Indonesia

Peranan sumpah pemuda 28 Oktober 1928 dalam

mempersatukan Bangsa

Indonesia

4.Mengenal nama-nama peranan sumpah pemuda 28 Oktober dalam mempersatukan bangsa Indonesia

1, 2, 3

5.Menjelaskan peranan sumpah

pemuda 28

Oktober dalam mempersatukan bangsa Indonesia

4, 5, 6

6.Menjelaskan tempat terjadinya sumpah pemuda 28 Oktober dalam mempersatukan bangsa Indonesia

7, 8, 9, 10

Jumlah 10

Keterangan: C1: Mengetahui C2: Memahami C3: menerapkan

2. Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mungumpulkan imformasi tentang kegiatan guru dan perilaku-perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai pengaruh yang dari tindakan yang dilakukan guru. Adapun kisi-kisi digunakan dapat dilihat pada tabel 4.


(49)

33

Tabel 4 Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

No Indikator Sub Indikator Item Jumlah 1. Aktivitas belajar

siswa dengan menggunakan model peta konsep (Mind Mapping)

1.Keaktifan siswa dalam belajar IPS.

2.Siswa bertanya.

3.Siswa menjawab pertanyaan.

4.Kerja sama siswa dalam kelompok

1, 2, 3, 4 4

2. Perhatian Siswa 5.Siswa mendengarkan materi yang di sampaikan guru.

6.Perhatian siswa dengan mata pelajaran IPS dengan menggunakan model peta konsep (Mind Mapping)

7.Siswa mengamati

gambar yang

ditempelkan di papan tulis.

1, 2, 3 3

3. Kesiapan siswa 8.Siswa siap mengikuti pembelajaran IPS.

9.Kesiapan siswa dalam mengerjakan tugas

1, 2, 2

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia teknik merupakan suatu cara yang digunakan seseorang dalam melakukan atau membuat sesuatu yang berhubungan dengan yang ingin dilakukan tersebut. Dalam penelitian ini teknik sebagai cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Setelah data terkumpul maka data tersebut perlu di analisis dan di olah datanya sehingga dapat di pahami dengan jelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 282)


(50)

34

dalam teknik analisis data dapat menggunakan dua macam yaitu teknik analisis data deskriptif kualitatif dan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.

Teknik analisis data secara kualitatif yaitu data yang dinyatakan berbentuk kata-kata/simbol sehingga membentuk sebua kesimpulan yang bermakna. Teknik analisis data secara kuantitatif digunakan sebagai pengumpulan data yang dinyatakan dalam bentuk angka.

Berdasarkan hal tersebut di atas dalam penelitian ini analisis data dapat menggunakan dua cara yaitu teknik analisis datakualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis data kualitatif digunakan untuk memaknai dari hasil observasi yang

dilakukan kemudian dijelaskan berdasarkan kenyataan yang di dapatkan dilapangan.

2. Deskriptif kuantitatif yaitu cara yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka yaitu dari tes hasil belajar. Adapaun rumus yang digunakan dalam analisis data menggunakan teknik kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari) R = Jumlah soal yang dijawab benar N = Skor maksimal dari soal tes

100 = Bilangan tetap (Ngalim Purwanto, 2006: 112) = �


(51)

35

Hasil yang diperoleh dari tes akan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) IPS yaitu 75%, hasil yang dikonsultasikan kemudian akan membuat kesimpulan apakah siswa tersebut tuntas atau tidak.

Setelah menganalisis dari hasil tes yang diperoleh siswa maka akan dicari atau dihitung kentuntasan secara klasikal. Untuk menghitung presentase secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

� =∑ � �

∑ Keterangan:

P = Presentasi ketuntasan belajar secara klasikal. H. Kriteria Ketuntasan

Penelitian ini di katakan berhasil jika siswa yang memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) 75 sebanyak minimal 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon Bantul.


(52)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

Peneltian ini dilaksanakan di SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul yang berlokasi di dusun Kaliputih, Kelurahan Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Kode Pos 55185. Tempat penelitian dilaksanakan di kelas. Kelas yang dipilih menjadi subjek penelitian ini adalah kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul pada tahun pelajaran 2015/2016. SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul didirikan pada tahun 1978 dan sejak didirikan itulah sekolah ini mulai beroperasi. SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul berada di antara pemukiman penduduk yang berada di depan jalan raya tetapi kegiatan proses pembelajaran tetap berjalan kondusif.

SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul berdiri tanah yang berstatus tanah desa dan luas tanah 200 2. SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul memiliki enam ruang kelas dengan jumlah siswa 194 yang terdiri dari kelas I berjumlah 35 siswa dengan rincian jumlah siswa laki-laki 17 dan siswa perempuan 18, kelas II berjumlah 31 siswa dengan rincian jumlah siswa laki-laki 17 dan siswa perempuan 14, kelas III berjumlah 34 siswa dengan rincian jumlah siswa laki-laki 17 dan siswa perempuan 17, kelas IV berjumlah 29 dengan rincian jumlah siswa laki-laki 14 dan siswa perempuan 15, kelas V berjumlah kelas 33 dengan rincian jumlah siswa laki-laki 16 dan siswa perempuan 17, dan kelas VI berjumlah 31 dengan rincian jumlah siswa laki-laki 19 dan siswa perempuan 12.


(53)

37

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terdapat fasilitas seperti 1 ruang kepala sekolah sekalian ruang dengan ruang penerima tamu, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang dapur, 3 ruang toilet, 1 ruang sebagai gudang tempat penyimpanan alat olahraga dan alat musik drumband, 1 gedung mushola, 1 gedung perpustakaan yang memilik koleksi buku yang memadai untuk menunjuang proses pembelajaran dan bahan bacaan untuk para siswa,1 kantin, 1 tempat parkir sepeda untuk siswa dan 1 tempat parkir motor untuk para guru dan karyawan.

SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang saat ini dipimpin oleh ibu Florentina Sulistiyanti, S.Pd, SD. Tenaga pendidikan dan karyawan terdri dari 6 guru kelas, 1 guru bahasa Inggris, 1 guru agama Islam, 1 guru agama Katolik, 1 pelatih menari, 2 pelatih drumband, 1 pembina pramuka, 1 pengelolah tata usaha, 1 petugas perpustakaan dan 1 penjaga sekolah.

B.Deskripsi Penelitian Tahap Awal (Pra Tindakan)

Penelitian diawali dengan melakukan observasi dan wawancara guru kelas V ketika peneliti melaksanakan kegiatan magang pada tanggal 21 September sampai dengan tanggal 2 Oktober 2015 di SDN 2 Blunyahan. Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut ditemukan permasalahan yaitu kurangnya hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul. Melalui observasi dan wawancara tersebut, diperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS selama ini, yaitu masih berpusat pada guru. Cara mengajar


(54)

38

guru hanya menggunakan satu model pembelajaran saja yaitu model pembelajaran ceramah, dimana siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru. Selain itu juga di temukan bahwa dalam pembelajaran kurang mengunakan media pembelajaran yang bervariasi. Guru belum mengunakan media peta konsep (Mind Mapping) secara maksimal untuk membantu pemahaman siswa.

Pembelajaran yang demikian diperkirakan menjadi faktor kurangnya hasil belajar IPS siswa kelas V, oleh karena itu dalam penelitian ini akan menggunakan media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping). Kegiatan penelitian tahap awal, dilakukan dengan melihat data nilai hasil belajar IPS siswa selama proses pembelajaran yang di lakukan oleh guru. Data nilai hasil belajar IPS siswa dapat dilihat pada tabel pada lampiran.

Gambar 2. Diagram Nilai Hasil Belajar IPS Siswa pada Pra Tindakan

Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS siswa yang mencapai KKM hanya sekitar 15 orang (45%) dari total jumlah siswa. Sementara jumlah siswa yang belum mencapai KKM sekitar 18 orang (55%) dari total jumlah siswa. Persentase tersebut membuktikan bahwa jumlah siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak dibandingkan jumlah siswa

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Tuntas Belum Tuntas


(55)

39

yang telah mencapai KKM, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul masih rendah.

Tindakan yang akan dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V adalah menganalisis hasil tersebut dengan menindaklanjuti melalui penggunaan media pembelajaran yakni media peta konsep (Mind Mapping). Pengunaan media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping) diyakini dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul.

C.Deskripsi Pelaksanaan Tindakan a) Siklus I

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Data yang telah diperoleh peneliti pada pra tindakan dijadikan sebagai bahan acuan untuk melaksanakan tindakan siklus I. Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut:

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi “Perjuangan Melawan Penjajahan” dan indikator mengenal nama-nama tokoh pergerakan nasional, menjelaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional, menjelaskan tempat-tempat terjadinya pergerakan tokoh-tokoh nasional. Materi pembelajaran ini kemudian dibuat dalam bentuk media peta konsep (Mind Mapping). Pembuatan desain RPP dan media kemudian dikosultasikan kepada dosen pembimbing dan ibu guru wali kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul.


(56)

40

2. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk membantu proses observasi selama proses pembelajaran IPS berlangsung.

3. Menyiapkan media pembelajaran yaitu media peta konsep (Mind Mapping).

4. Menyusun soal evaluasi. 2. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan cara kolaborasi antara guru dan peneliti. Peneliti mengamati langsung proses pembelajaran dan menjadi asisten guru. Peneliti juga dibantu oleh 2 teman sebagai observer.

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping). Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Berikut ini jadwal pelaksanan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Siklus I

No Hari/Tanggal Waktu Materi yang di sampaikan 1

Rabu/27 April 2016 09:30-10:15 Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional

2 Jumat/29 April 2016 09:30-10: 15

Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional

Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai jadwal mata pelajaran IPS di sekolah yaitu dua kali pertemuan dalam seminggu. Pelaksaan tindakan juga dilakukan dengan melanjutkan materi yang telah dipelajari di kelas sehingga tidak mengganggu proses pelaksanaan pembelajaran. Peneliti menyesuaikan materi IPS yang sedang dipelajari dengan materi yang akan dibuat dalam media peta konsep. Deskripsi pelaksanaan tindakan


(57)

41

pembelajaran siklus I menggunakan media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping) untuk meningkatkan hasil belajar IPS adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus Idilaksanakan pada hari Rabu, 27 April 2016 pukul 09:30-10:15. Pelaksanaan tindakannya sebagai berikut:

1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan guru memimpin siswa untuk berdoa. Kemudian mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sebelum memulai materi pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari. Setelah siswa paham dengan apersepsi yang diberikan, guru lalu menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini

yaitu “Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional”.

2) Kegitan inti pada pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping). Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a) Siswa mendengarkan dan mengamati penyajian materi dari guru tentang


(58)

42

b) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mengamati media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping) yang berisi tentang tokoh-tokoh pergerakan nasional.

c) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tokoh-tokoh pergerakan nasional menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).

d) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi tokoh-tokoh pergerakan nasional yang telah disampaikan oleh guru menggunakan media peta konsep (Mind Mapping). Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi tokoh-tokoh pergerakan nasional.

e) Langkah pembelajaran selanjutnya yaitu diskusi kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

f) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru untuk berdiskusi bersama menyelesaikan lembar kerja siswa yang dibagikan.

g) Guru mengamati dan mengontrol siswa ketika diskusi berlangsung. h) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas secara

bergiliran.

i) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah melakukan diskusi dan presentasi dengan baik.

3) Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan pembelajaran sebelum mengakhiri pembelajaran. Pembelajaran kemudian diakhiri dengan pemberian motivasi dari guru kepada siswa, doa bersama dan ucapan salam.


(59)

43

Pertemuan kedua pada siklus I ini adalah postes. Kegiatan ini dimulai dengan guru menanyakan kembali tentang materi yang dipelajari pada

pertemuan pertama yaitu “Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional”. Setelah itu guru memberikan soal yang harus dikerjakan siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa mengerti dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).

3. Hasil Observasi Siklus I

Hasil pengamatan pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping) yang dilakukan pada siklus I berjalan dengan baik walaupun hasil belajar yang didapatkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75%, ada 17(51%) siswa yang berhasil mencapai nilai KKM dan 16 (49%) siswa yang belum mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan tindakan berikutnya yaitu siklus II. Kegiatan pengamatan pada penelitian ini dilakukan pada aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran IPS dengan materi “Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional” menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).

Siklus I dilakukan dalam dua pertemuan. Kegiatan yang di lakukan pada pertemuan pertama yaitu mendengarkan penjelasan guru tentang tokoh-tokoh pergerakan nasional menggunakan media peta konsep (Mind Mapping). Dari kegiatan ini siswa mencapai persentase51% yang berarti baik, namun belum mencapai KKM. Hal itu dikarenakan sebagian siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.


(60)

44

Tabel 6. Daftar Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus I Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I

Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas 15 (45%) 18 (55%) 17 (51%) 16 (49%)

Berdasarkan data hasil belajar IPS, maka dapat di lihat perbandingan hasil belajar IPS pada pratindakan dan siklus I sebagai berikut.

Gambar3. Grafik pra siklus dan siklus 1 4. Refleksi dan Revisi Siklus I

Refleksi pada siklus I dilakukan untuk membahas tentang kekurangan dari proses pembelajaran IPS dengan materi “Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional” menggunakan media peta konsep (Mind Mapping) yang menjadi kendala pada siklus I. Kendala-kendala yang terjadiselama proses pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada siklus I adalah:

a. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping), hal itu terlihat pada saat proses

45% 51% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Pra Siklus Siklus I Sudah Mencapai KKM


(61)

45

pembelajaran masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru ketika menggunakan peta konsep (Mind Mapping). Kemungkinan hal itu terjadi karena masih ada siswa yang belum mengerti tentang cara membaca peta konsep (Mind Mapping).

b. Siswa kurang mampu membaca peta konsep (Mind Mapping) dengan baik dikarenakan peta konsep (Mind Mapping) yang dibuat belum mampu menjangkau untuk dapat dilihat oleh semua siswa di kelas.

c. Siswa kurang tertarik untuk memperhatikan peta konsep (Mind Mapping) karena ada beberapa tulisan yang tidak dapat terbaca dengan jelas sehingga sulit bagi siswa yang duduk di bagian belakang untuk membaca peta konsep (Mind Mapping) tersebut.

d. Guru kurang mengontrol aktivitas siswa dalam kelas sehingga siswa mendapat kesempatan untuk bermain dalam diskusi yang mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk berdiskusi menjadi cukup lama.

Berdasarkan hasil refleksi proses pembelajaran IPS menggunakan peta konsep (Mind Mapping) pada siklus I, maka peneliti akan melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I tersebut. Revisi yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut.

a. Guru perlu menjelaskan dengan baik tentang langkah-langkah menggunakan peta konsep (Mind Mapping) dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memahami cara membaca peta konsep yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan mengetahui cara membaca peta konsep maka siswa akan menjadi


(62)

46

aktif dalam pembelajaran dan mudah mempelajari materi yang terdapat dalam peta konsep (Mind Mapping) tersebut.

b. Ukuran peta konsep (Mind Mapping) akan diperbesar sehingga dapat menjangkau semua siswa yang ada didalam kelas. Dengan demikian semua siswa akan lebih fokus memperhatikan peta konsep (Mind Mapping) yang ada.

c. Tulisan dalam peta konsep akan diperbaiki dan dibuat lebih menarik sehingga siswa akan lebih tertarik dalam memperhatikan peta konsep (Mind Mapping). Dengan demikian semua materi yang terkandung dalam peta konsep (Mind Mapping) dapat tersampaikan dengan baik kepada semua siswa.

d. Guru perlu mengontrol semua aktivitas siswa dalam kelas sehingga aktivitas siswa dalam kelas menjadi lebih terarah dan bermanfaat. Di samping itu, guru perlu memberikan batasan waktu kepada siswa ketika berdiskusi sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

b. Siklus II

1. Perencanaan siklus II

Rencana kegiatan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan pada siklus II akan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Kendala-kendala pada siklus I diupayakan untuk diperbaiki. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan seperti dibawah ini. a) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).


(63)

47

c) Mempersiapkan media pembelajaran. Ukuran media pembelajaran dan tulisan pada media yang dibuat kali ini lebih besar dari sebelumnya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh siswa dalam kelas. Media juga dibuat lebih menarik dari sebelumnya sehingga siswa lebih fokus pada media yang ada.

d) Guru juga harus menjelaskan dengan baik tentang langkah-langkah penggunaan media peta konsep (Mind Mapping) sehingga siswa dapat mengetahui proses pembelajaran yang akan dilakukan. dengan demikian siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

e) Guru perlu mengontrol semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, agar proses pembelajaran menjadi lebih terarah.

f) Guru berusaha untuk membuat siswa lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan cara kolaborasi antara guru dan peneliti. Peneliti mengamati langsung proses pembelajaran dan menjadi asisten guru. Peneliti juga dibantu oleh 2 teman sebagai observer.

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping). Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Berikut ini jadwal pelaksanan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(64)

48

Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Siklus II

No Hari/Tanggal Waktu Materi yang di sampaikan 1 Rabu/ 4 Mei 2016 09:30-10:15 “Peranan Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928 dalam Mempersatukan Bangsa

Indonesia”

2 Jumat/ 6 Mei 2016 09:30-10:15 “Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam Mempersatukan Bangsa

Indonesia”

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II menggunakan media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping) untuk meningkatkan hasil belajar IPS adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus II, dilaksanakan pada hari Jumat, 04 Mei 2016 pukul 09:30-10:15. Materi pertemuan siklus yaitu “Peranan Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928 dalam Mempersatukan Bangsa Indonesia”. Pelaksanaan

tindakannya sebagai berikut:

1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa, kemudian mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru memberikan apersepsi yang diberikan, guru lalu menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini yaitu “Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

dalam Mempersatukan Bangsa Indonesia”.

2. Kegiatan inti pada pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media pembelajaran peta konsep (Mind Mapping). Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.


(65)

49

a. Siswa mendengarkan dan mengamati guru dan menyampaikan materi

yang akan di sampaikan “Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam Mempersatukan Bangsa Indonesia”.

b. Siswa mengamati media pembelajaran yang akan di tampilkan oleh guru berupa peta konsep (Mind Mapping) yang akan mengambarkan tokoh-tokoh pergerakan nasional.

c. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).

d. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab petanyaan dari yang belum di pahami

e. Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru dan teman sekelasnya

f. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok

g. Siswa diberikan pengarahan untuk berdiskusi dan menyelesaikan lembar kerja yang akan dalam kelompok masing-masing.

h. Siswa diamati oleh guru pada saat berdiskusi.

i. Siswa mempresentasikan di depan kelas tentang hasil diskusi kelompok j. Setelah mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok, siswa

diminta mengumpulkan lembar kerja siswa yang telah diselesaikan pada saat diskusi kelompok.


(66)

50

3. Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan pembelajaran sebelum mengakhiri pembelajaran. Pembelajaran kemudian diakhiri dengan pemberian motivasi dari guru kepada siswa, doa bersama dan ucapan salam.

b. Pertemuan II

Sama seperti siklus I, pertemuan kedua pada siklus II ini adalah postes. Kegiatan ini dimulai dengan guru menanyakan kembali tentang materi yang dipelajari pada pertemuan pertama yaitu “Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober

1928 dalam Mempersatukan Bangsa Indonesia”. Setelah itu guru memberikan soal yang harus dikerjakan siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa mengerti dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).

3. Hasil Observasi Siklus II

Hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media peta konsep (Mind Mapping) yang dilakukan pada siklus II berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil belajar yang didapatkan sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75%, ada 26 (79%) siswa yang berhasil mencapai nilai KKM dan 7(21%) siswa yang belum mencapai KKM.

Berdasarkan data hasil belajar IPS siklus II, dapat dilihat perbandingan hasil belajar IPS pada pratindakan, siklus I dan siklus II sebagai berikut.

Tabel 8. Daftar Perbandingan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Ketuntasan

Prasiklus

Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak tuntas

Tuntas Tidak tuntas

Tuntas Tidak tuntas 15(45%) 18 (55%) 17(51%) 16 (49%) 26 (79%) 7 (21%)


(67)

51

Gambar 4. Grafik persentase pencapaian KMM pra siklus, siklus I dan siklus II.

4. Refleksi Siklus II

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa siswa lebih antusias, aktif, dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping). Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengalami kemajuan dan terlihat lebih baik dari pada siklus I, hal itu terlihat pada peningkatan hasil belajar siswa pada postes di akhir siklus II. Kerena hasil belajar yang di peroleh telah mencapai kriteria keberhasilan maka penelitian di anggap berhasil sehingga penelitian dapat dihentikan.

D. Pembahasan

Dalam pembahasan ini diuraikan hasil penelitian mengenai meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan peta konsep (Mind Mapping). Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan peta konsep (Mind Mapping) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul. Hal itu

45% 51% 79% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Pra Siklus

Siklus I siklus II

Sudah Mencapai KKM


(68)

52

dikarenakan penggunaan peta konsep (Mind Mapping) dapat meningkatkan daya ingat dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan dalam bab II bahwa pembelajaran untuk membuat peta konsep memungkinkan siswa menggidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah siswa pelajari ataupun apa yang sedang mereka rencanakan. Karena otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab II bahwa pengunaan media peta konsep (Mind Mapping) dapat mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan imformasi atau ide menjadi satu, serta dapat memudahkan belajar konsep-konsep dan teori-teori.

Penggunaan peta konsep (Mind Mapping) selama 2 siklus telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul. Hal diatas dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mampu mencapai KKM 75 pada pra siklus ada 15 (45%) siswa, pada siklus I ada 17(51%) siswa dan pada siklus II ada 26(79%) siswa. Hal diatas dapat terjadi karena siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep (Mind Mapping) siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar,hal ini terlihat ketika mengikuti proses pembelajaran siswa mulai aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa juga aktif dalam mengikuti setiap aktivitas diskusi yang dilakukan.

Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran juga mulai terlihat semakin baik. Siswa selalu memperhatikan penjelasan dari guru menggunakan peta konsep (Mind Mapping), hal ini karena peta konsep (Mind Mapping) membuat siswa tidak


(69)

53

bosan dalam mengikuti pembelajaran. Media peta konsep (Mind Mapping) yang menarik membuat senang dalam mengikuti pembelajaran yang di berikan oleh guru sehingga mencapai kriteria keberhasilan yaitu 79% siswa yang sudah mencapai KKM 75.

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Blunyahan Sewon, Bantul tidak mencapai 100% karena disebabkan oleh beberapa hal yaitu.

a. Kurang adanya pengulangan pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping).

b. Kurang adanya motivasi belajar dari sebagian siswa diluar jam belajar sekolah.

c. Penggunaan peta konsep (Mind Mapping) yang masih kurang kreatif.

E.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Instrumen dalam penelitian ini belum divalidasi.

2. Pelaksanaan tes tidak dilakukan setiap akhir pertemuan sehingga dimungkinkan ada pengaruh faktor lain di luar peta konsep (Mind Mapping) selama di luar kelas.


(70)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui penggunaan peta konsep (Mind Mapping) dengan langkah-langkah, siswa dibentuk dalam kelompok dan membuat peta konsep (Mind Mapping). Peta konsep (Mind Mapping) yang dibuat siswa lalu dipresentasikan. Peningkatan hasil belajar yang di atas KKM pada pra siklus ada 15 (45%) siswa, meningkat pada siklus I ada 17 (51%) siswa dan pada siklus II ada 26 (79%) siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut. 1. Kepada pihak sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan sekolah dalam rangka pembinaan guru-guru kelas untuk menggunakan peta konsep (Mind Mapping) dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

2. Kepada guru kelas, penelitian ini membuktikan bahwa media peta konsep (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, sehingga diharapkan penggunaan media peta konsep (Mind Mapping) dapat dijadikan sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kepada siswa, dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS, disarankan agar lebih sering belajar menggunakan media peta konsep (Mind Mapping).


(71)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis Wahab. (2012). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Ahmad Susanto. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta: Prenad Media Group.

Ara Hidayat dan Imam Machali. (2012). Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Kaukaba.

Aris Sohimin. (2014). Model Pembelajaran Inonatif dalam Kurikulum 2013: Ar-Ruzz Media

Dadang Supardan. (2005). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Paragonatama Jaya, PT Bumi Aksara.

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Djodjo Suradisastra, dkk. 1992/1993. Pendidikan IPS 3. Yogyakarta: Uny Press Hisyam Zaini, dkk. (2008) Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani.

Miftahul Huda. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja.

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rita Eka Izzaty. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press Sapriya. (2014). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Siregar, Eveline dan Hartini Hara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.


(72)

56

Syaiful Bahri Djamarah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineke Cipta. Zainal Aqib. (2013). Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(73)

57


(74)

58

Lampiran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD 2 Blunyahan

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas : V

Alokasi Waktu : 2 x 35 Standar Kompetensi

1. Perjuangan melawan penjajahan A. Kompetensi Dasar

1. Memahami tokoh-tokoh pergerakan nasional B. Indikator

1.1Mengenal nama-nama tokoh pergerakan nasional 1.2Menjelaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional

1.3Menjelaskan tempat-tempat terjadinya pergerakan tokoh-tokoh nasional C. Tujuan

1. siswa mampu mengenal tokoh-tokoh pergerakan nasional 2. siswa mampu menjelaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional

3. siswa mampu menjelaskan tempat-tempat terjadinya pergerakan tokoh-tokoh nasional

D. Materi

Tokoh-tokoh pergerakan nasional E. Pendekatan, Model dan Metode

1. Pendekatan : Student Centered 2. Model : EEK

3. Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan F. Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan 10

Menit a. Guru mengucapkan salam

b. Guru memimpin siswa untuk berdo’a c. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa d. Apersepsi

e. Menyampaikan materi yang akan dipelajari f. Menyampaikan tujuan pembelajaran


(75)

59 2. Kegiatan Inti

Pertemuan pertama Eksplorasi

a. Siswa mendengarkan dan mengamati guru menyampaikan materi tentang “Tokoh-tokoh pergerakan

nasional”

b. Siswa mengamati media pembelajaran yang ditampilkan

oleh guru berupa “ Peta Konsep (Mind Mapping)” yang menggambarkan tentang tokoh-tokoh pergerakan nasional

c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami

d. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru dan teman sekelasnya

e. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok

f. Siswa diberi pengarahan untuk berdiskusi dan menyelesaikan lembar kerja siswa dalam kelompok masing-masing

Elaborasi

g. Siswa diamati oleh guru pada saat berdiskusi

h. Siswa mempresentasikan di depan kelas tentang hasil diskusi kelompok

i. Setelah siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok, siswa diminta mengumpulkan lembar kerja siswa yang telah diselesaikan pada saat diskusi kelompok

Konfirmasi

j. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

Pertemuan Kedua Eksplorasi

a. Siswa mendengarkan dan mengamati guru

menyampaikan materi tentang “Tokoh-tokoh

pergerakan nasional”

b. Siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilakukan pata pertemuan sebelumnya

Elaborasi

a. Siswa menyampaikan kembali materi

sebelumnya yaitu tentang “Tokoh Pergerakan Nasional”

Elaborasi

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi

50 Menit


(76)

(1)

(2)

(3)

84

Lampiran 6. Dokumentasi proses pembelajaran menggunakan peta konsep (Mind Mapping).

Dokumentasi Proses Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep (Mind Mapping)

Siswa mengamati media peta konsep Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok

Siswa berdiskusi kelompok membuat peta konsep

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas


(4)

85 Lampiran 5 Surat-surat


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN SAINS DI KELAS V SDN 107400 BANDAR KHALIPAH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 26

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS V YPK ELIDA MEDAN TUNTUNGAN TA 2011/2012.

0 1 23

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V SDNEGERI 03 POPONGAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON BANTUL, DIY.

1 8 227

PENERAPAN MODEL INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD 2 BLUNYAHAN SEWON BANTUL.

0 1 147

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN JARAKAN SEWON, BANTUL.

0 4 215

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SEKARSULI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA.

1 1 191

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS BAG

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN 02 BAJUR TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 15