Analisis Deskriptif Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen maka dapat dilihat dari taraf signifikansinya dengan standar signifikansi 5. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh dari hasil lebih dari 5 maka hipotesis ditolak, sebaliknya jika hasil uji hipotesis berada diantara 0-5 maka hipotesis diterima. Sementara itu, untuk melihat regresi yang dihasilkan berpengaruh positif atau negatif melalui koefisien beta β. Apabila koefisien beta memiliki tanda minus - berarti pengaruh yang dihasilkan adalah negatif, sebaliknya apabila koefisien beta tidak memiliki tanda minus -, maka arah pengaruh yang dihasilkan adalah positif + Ghozali, 2011: 229. 4. Uji Delta Koefisien Determinasi ∆R 2 Delta koefisien determinasi ∆R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Penggunaan delta koefisien determinasi menghasilkan nilai yang relatif kecil dari pada nilai koefisien determinasi R 2 . Nilai delta koefisien determinasi ∆R 2 yang kecil disebabkan adanya varians error yang semakin besar. Varians error menggambarkan variasi data secara langsung. Semakin besar variasi data penelitian akan berdampak pada semakin besar varians error. Varians error muncul ketika rancangan kuesioner yang tidak reliabel, teknik wawancarapengumpulan data semuanya mempunyai kontribusi pada variasi data yang dihasilkan. Dengan demikian semakin besar nilai delta koefisien determinasi ∆R 2 , maka variabel independen mampu memprediksi variasi variabel dependen Suryana, 2009. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Setelah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah berjalan normal dan keamanan pulih kembali, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memprakarsai pembangunan kembali pabrik gula yang telah dihancurkan setelah direbut oleh Jepang pada masa kemerdekaan. Pembangunan kembali bertujuan untuk menampung para buruh pabrik gula yang telah dihancurkan. Selain itu, tujuan lain yang ingin dicapai adalah menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta menambah pendapatan pemerintah. Pabrik Gula Madukismo berdiri dengan Akte Notaris pada tanggal 14 Juni 1955 dengan berbentuk Perseroan Terbatas dan mulai dibangun pertengahan tahun 1955. Saham-saham dari Badan Usaha ini sebagian dimiliki oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sebesar 75 dan Pemcrintah Indonesia 25. Pabrik Gula Madukismo dibangun di bekas Pabrik Gula Padokan, sebelah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Pabrik Gula ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958. Pada tahun 1962 pemerintah Ripublik Indonesia mengubah status Pabrik Gula Madukismo menjadi Pcrusaliaan Negara FN yang dipimpin