Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC)

TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

(OCB) PADA KARYAWAN PTPN IV UNIT AJAMU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

KHAIRUNNISWAH

101301084

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:

Pengaruh Locus of Control(LOC) terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan didalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 15April 2015

Materai 6.000

KHAIRUNNISWAH NIM :101301084


(4)

Pengaruh Locus of Control (LOC) Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Locus of Control (LOC) dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang pentingnya OCB dalam suatu organisasi, karena OCB dapat menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang dan tehnik pengambilan sampel yaitu Incidental Sampling. Data dikumpulkan dengan skalayang disusun berdasarkan aspek Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang dikemukan oleh Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006), dan skala yang disusun berdasarkan aspek Locus of Control (LOC) yang dikemukakan oleh Rotter (1997). Data dianalisis secara statistik menggunakan one sample kolomogorov smirnov dengan hasil signifikansi OCB=0,112 dan LOC=0,075 dan hasil analisis statistik dengan menggunakan regresi linier sederhana menunjukkan bahwaterdapat pengaruh Locus of Control dengan Organizational Citizenship Behavior terhadap Karyawan PTPN IV Unit Ajamu dengan (R= 0,606).

Kata kunci: Locus of Control, karyawan dan Organizational Citizenship Behavior.


(5)

The impact of Locus of Control (LOC) among Organizational Citizenship Behavior (OCB ) to employee PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

The purpose of this study is to determine the relationship between Locus of Control Internal with Organizational Citizenship Behavior on Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. In addition, this study describe the importance of OCB in an organization, because it can be foundation in organization. The respondents were 100 employees and technique sampling was Incidental Sampling. Data was collected using Organizational Citizenship Behavior scale by Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006) and Locus of Control Internal scale by Rotter (1997). Data were statically analyzed using one sample kolomogorov smirnov with significance OCB=0.112 and LOC=0.075 and the result of statistically analysis using simple regression showed that there was positive influence of locus of control with Organizational Citizenship Behavior among of employee PTPN IV unit Ajamu with (R=0,606).

Keyword: : Locus of Control, Employee and Organizational Citizenship Behavior.


(6)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap

Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit

Ajamu‖. Shalawat beriring salam juga senantiasa dipanjatkan kepada Nabi

Muhammad S.A.W. sebagai bentuk cinta kepadanya.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada ayahanda peneliti, H. Jamsit Ritonga hingga akhir hayatnya tetap memberikan perhatian, doa dan semangat; dan ibunda peneliti, Hj Jubaidah Nasution sungguh besar jasa ibu yang tidak mungkin akan terbalas dengan apapun yang ada di dunia ini hanya bakti dan doa-doa yang bisa ananda berikan semoga ibunda diberikan kesehatan ; dan adik peneliti, Rani, Ema, Aulia, Riski dan Riska

yang tiada henti mendo’akan, menasehati, memotivasi serta memberikan

dukungan moral dan materi demi kelancaran perkuliahan peneliti. Juga kepada keluarga besar ayah dan ibu peneliti. Semoga Allah senantiasa mencurahkan nikmat-Nya kepada kita semua.

Tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulus-tulusnya atas bantuan yang tidak ternilai kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:


(7)

ii 1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan bantuan moril dan membagikan pengalaman yang berharga selama di perkuliahan.

2. Ibu Emmy Mariatin, M. A., PhD., psikolog, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada ibu atas semua bimbingan dan motivasi, keluangan waktu yang ibu berikan semoga ALLAH SWT membalas jasa jasa ibu.

3. Bapak Ferry Novliadi, M.Si., dan Ibu Siti Zahreni, M.Psi., Psikolog selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritikan yang membangun dan saran dalam perbaikan akhir skripsi ini.

3. Ibu Lili Garliah M.psi., Psi dan Ibu Dra., Sri Supriyantini, M.psi., Psi selaku dosen pembimbing.Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada ibu atas semua bimbingan dan motivasi semoga ALLAH SWT membalas jasa jasa ibu.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Psikologi USU yang telah memberikan peneliti ilmu dan pengalaman yang berharga selama perkuliahan.

5. Pihak PTPN IV Unit Ajamu yang telah mengizinkan dan memudahkan peneliti mengambil data penelitian dan seluruh karyawan PTPN IV Unit Ajamu yang telah bersedia membantu peneliti dalam mengisi skala penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.


(8)

iii 6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, junior dan senior di Fakultas Psikologi USU khususnya Fatimah Lubis, Ade Yunika, Novira, Nisa, junika, Reza beo, Reza iin, Onyak, Nenek,Miradan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

7. Kakak- kakak yang mau memberikan arahan khususnya kak Ema, kak Runa dan Kak Ulfa.

8.Teman-teman seperjuangan dalam menggapai cita cita khususnya Widi, Aisyah, Leni, Ovi, Ira yang selalu ada saat suka dan duka.

9. Terima kasih kepada pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu baik yang telah membantu peneliti secara langsung maupun tak langsung.

Semoga Allah S.W.T. selalu memberikan balasan yang berlipat ganda atas jasa dan budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Dan penulis juga menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu peneliti menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 15 April 2015

Penulis Khairunniswah


(9)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

Kata Pengantar... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penelitian ... 7

1.5.Sistematika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 10

2.2.1.Definisi OCB ... 10

2.2.2.Dimensi-dimensi OCB ... 11

2.2.3.Manfaat OCB terhadap Organisasi... ... 13

2.2.4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi OCB ... 14

2.2. Locus of control(LOC) ... 16

2.2.1.Definisi LOC ... 16

2.2.2.Aspek-aspek LOC ... 18

2.6.3.Karakterisitik LOC...20

2.3.Dinamika Hubungan LOC dan OCB ... 20


(10)

v

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 24

3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 24

3.2.1.OCB... 24

3.2.2.LOC ... 25

3.3. Populasi, sampel dan tehnik pengambilan sampel ... 26

3.3.1.Populasi Penelitian ... 26

3.3.2.Sampel Penelitian ... 26

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel... 26

3.4.Metode Pengambilan Data ... 27

3.4.1.Skala OCB ... 28

3.4.2.Skala LOC ... 30

3.5.Uji validitas, uji reliabilitas dan uji beda daya aitem alat ukur ... 32

3.5.1. Uji Validitas Alat Ukur ... 32

3.5.2. Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 32

3.5.3. Uji Daya Beda Aitem ... 33

3.6. Hasil uji coba alat ukur ... 34

3.6.1.Skala OCB ... 34

3.6.2.Skala LOC ... 35

3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

3.8. Metode Analisa Data ... 37

3.8.1.Uji Normalitas ... 37


(11)

vi

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA ... 39

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 39

4.1.1.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 39

4.1.2.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

4.1.3.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41

4.2.Uji Asumsi ... 42

4.2.1. Uji Normalitas ... 42

4.2.2. Uji Linieritas ... 43

4.3. Hasil Utama Penelitian ... 43

4.4. Hasil tambahan penelitian ... 45

4.4.1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik ... 45

4.5. Kategorisasi data ... 45

4.5.1.Kategori OCB ... 46

4.5.2.Kategori LOC ... 47

4.6. Pembahasan...49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1. Kesimpulan ... 51

5.2.Saran ... 51

5.2.1.Saran Metodologis ... 52

5.2.2.Saran Praktis... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor alternatif jawaban skala ...29

Tabel 2. Blue print skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)...29

Tabel3. Skor alternatif jawaban skala...31

Tabel 4. Blue print Skala Locus of control...31

Tabel 5. Blue Print Skala (OCB) setelah uji coba........34

Tabel 6. Blue Print Skala LOC setelah uji coba...35

Tabel 7.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ...39

Tabel 8.Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Jenis Kelamin...40

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Tingkat Pendidikan...41

Tabel 10. HasilUji Normalitas...42

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas...43

Tabel 12.Hasil Regresi Linier Sederhana...43

Tabel 13.Deskripsi Data Penelitian OCB dan LOC...45

Tabel 14.Kategorisasi skor OCB...47


(13)

Pengaruh Locus of Control (LOC) Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Locus of Control (LOC) dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang pentingnya OCB dalam suatu organisasi, karena OCB dapat menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang dan tehnik pengambilan sampel yaitu Incidental Sampling. Data dikumpulkan dengan skalayang disusun berdasarkan aspek Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang dikemukan oleh Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006), dan skala yang disusun berdasarkan aspek Locus of Control (LOC) yang dikemukakan oleh Rotter (1997). Data dianalisis secara statistik menggunakan one sample kolomogorov smirnov dengan hasil signifikansi OCB=0,112 dan LOC=0,075 dan hasil analisis statistik dengan menggunakan regresi linier sederhana menunjukkan bahwaterdapat pengaruh Locus of Control dengan Organizational Citizenship Behavior terhadap Karyawan PTPN IV Unit Ajamu dengan (R= 0,606).

Kata kunci: Locus of Control, karyawan dan Organizational Citizenship Behavior.


(14)

The impact of Locus of Control (LOC) among Organizational Citizenship Behavior (OCB ) to employee PTPN IV Unit Ajamu

Khairunniswah dan Emmy Mariatin

ABSTRAK

The purpose of this study is to determine the relationship between Locus of Control Internal with Organizational Citizenship Behavior on Karyawan PTPN IV Unit Ajamu. In addition, this study describe the importance of OCB in an organization, because it can be foundation in organization. The respondents were 100 employees and technique sampling was Incidental Sampling. Data was collected using Organizational Citizenship Behavior scale by Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006) and Locus of Control Internal scale by Rotter (1997). Data were statically analyzed using one sample kolomogorov smirnov with significance OCB=0.112 and LOC=0.075 and the result of statistically analysis using simple regression showed that there was positive influence of locus of control with Organizational Citizenship Behavior among of employee PTPN IV unit Ajamu with (R=0,606).

Keyword: : Locus of Control, Employee and Organizational Citizenship Behavior.


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi perkembangan perusahaan yang bergerak secara dinamis membuat para pekerja industri dan organisasi harus bekerja lebih keras. Perkembangan organisasi atau perusahaan di Indonesia yang secara pesat dapat dilihat dari segi teknologi yang semakin canggih dan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) semakin bertambah dan meningkatnya permintaan dan kebutuhan masyarakat akan informasi dan pengetahuan (Sumiyarsih, Mujiasih, Ariati, 2012). Perusahaan harus dapat unggul dalam setiap bidang agar dapat mengimbangi perkembangan globalisasi. Memang tidak mudah untuk mencapai keunggulan dalam suatu persaingan yang terjadi di era modern, untuk mencapai keunggulan tersebut perusahaan harus bisa meningkatkan kinerja individual karyawannya, pada dasarnya kinerja individual karyawan pada perusahaan akan mempengaruhi kinerja pada tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi totalitas kinerja perusahaan (Daft, 2003). Kinerja karyawan yang ada di dalam suatu perusahaan memang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan unggul atau tidaknya suatu perusahaan. Nawawi (2001) menyatakan bahwa sukses atau tidaknya organisasi sangat bergantung pada kinerja dan kemampuan karyawan yang ada didalamnya.

Perilaku karyawan yang mau bekerja diluar deskripsi pekerjaan yang diberikan kepadanya (extra-role) dalam organisasi, dikenal dengan istilah


(16)

2

Organizational Citizenship Behavior (selanjutnya disingkat dengan OCB) (Chien, 2004). Van Dyne, Cumming, and McLean- Parks (1995) menyatakan perilaku

extra-role memiliki persamaan dengan OCB, didefinisikan sebagai perilaku yang menguntungkan organisasi sebagai perilaku menolong yang dapat mencapai efektivitas organisasi dan melampaui harapan dari organisasi. OCB juga dipengaruhi oleh teori besar dari psikologi sosial yang didalamnya terdapat perilaku prososial (Organ,1988).

Perusahaan tentu sangat membutuhkan karyawan yang mau bekerja lebih (extra-role) dari yang diharapkan ataupun dari yang telah diwajibkan perusahaan dalam job description pekerjaan mereka (Bateman & Organ dalam Lovel, 1999) . PTPN IV Unit Ajamu sebagai Perusahaan juga sangat membutuhkan karyawan yang mampu bekerja diluar job description yang ditujukan kepadanya. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan salah satu staff SDM

Setiap perusahaan pasti membutuhkan karayawan yang rajin, giat kalo kerja gak tunggu ada perintah atasan sama halnya PTPN IV Unit Ajamu ini butuh karyawan yang bekerja diluar porsi yang dikasi ke mereka jadi tanggung jawab karyawan itu bukan cuma tugasnya aja.

(Komunikasi Personal 23, April 2015)

Organisasi atau perusahaan tidak dapat mengkordinir seluruh perilaku karyawannya dalam suatu organisasi hanya dengan mengandalkan deskripsi kerja yang secara formal (George,1990). Perusahaan akan mampu mencapai tujuan, harapan dan efektifitas apabila karyawan dapat berkontribusi diluar job descprition yang diberikan kepadanya tanpa mengharapkan apapun dari


(17)

3 perusahaan(Organ, Podsakoff, & MacKenzie, 2006).Pada penelitian yang dilakukan dengan studi longitudinal dengan sampel 27 karyawan restauran di AS, Koys dalam Bolino, Turnley, dan Bloodgood (2002)menemukan bahwa OCB mempunyai pengaruh signifikan pada efektivitas organisasi.

Karyawan yang memiliki perilaku OCB disebut juga sebagai ―Good Citizen”atau karyawan yang baik (Elfina, 2004).Perilaku OCB patut mendapatkan perhatian dan penghargaan khusus agar karyawan terus terpacu untuk melakukan OCB, misalnya dengan mencatat perilaku OCB sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja karyawan(Davis& Newstrom, 2002). Perilaku OCB yang terkesan sederhana ini jika dilakukan oleh banyak karyawan secara terus menerus dalam suatu organisasi akan sangat membantu organisasi meningkatkan efektivitas organisasi serta melampaui kinerja kompetitor (McFarlin &Sweeney, 2002).

Menurut Organ, dkk (2006) terdapat dimensi-dimensi dalam OCB,yaitu :

altruism (perilaku membantu), courtesy (perilaku memperhatikan dan menghormati orang lain), conscientiousness (perilaku melakukan usaha melebihi harapan perusahaan), sportsmanship (perilaku tidak suka protes, mengeluh dan tidak suka membesarkan masalah), civic virtue (perilaku berpartisipasi aktif dalam perusahaan), cheerleading (rendah hati), peacemaking (perilaku mencari solusi dalam masalah perusahaan). Dalam dimensi tersebut menjelaskan bahwa karyawan yang memiliki perilaku organisasi yang baik akan memiliki sifat menolong, tekun dalam melakukan pekerjaan, serta bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya.


(18)

4 Salah satu aspek yang mempengaruhi OCB seorang karyawan, yaitu aspek kepribadian (George dan Brief, 1992). Kepribadian ini juga ikut mewarnai

individual differences pada setiap manusia yang membuatnya unik atau berbeda dengan orang lain (Furnham, 2002). Kemauan seseorang untuk membantu orang lain juga dipengaruhi oleh kepribadian dan mood (George dan Brief, 1992). Kepribadian tipe A dan B pertama kali diperkenalkan oleh Friedman dan Ray Rosenman. Tipe kepribadian A dan B merupakan salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi OCB (Yuwono, Suhariadi, Fendy, Handoyo, Seger, Fajriathi, Muhamad, Septarini, 2005).

Selain tipe kepribadian diatas variabel kepribadian lainnya yang mempengaruhi OCB adalah Locus of control (Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Locus of control sebagai atribut kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka (Rotter dalam Schultz dan Schultz, 1994).Dalam sebuah penelitian lintas budaya yang dilakukan terhadap 116 manager China di negara Shanghai dan Tianjin dan 109 manajer di Amerika didapatkan hasil bahwa locus of control yang dimiliki individu sebagai alasan individu tersebut untuk memunculkan perilaku OCB. (Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Spector (1982) bahkan secara tegas menyatakan bahwa perilaku menolong dalam organisasi adalah fungsi dari locus of control yang dimiliki karyawan.

Locus of control terdiri dari locus of control internal dan locus of control external, seseorang yang menyakini bahwa apa yangterjadi selalu berada dalam


(19)

5 kontrol atau pengawasannya dan selalumengambil peran dalam setiap membuat dan pengambilan keputusan serta memilki tanggungjawab dalam setiap perilakunya termasuk dalam locus of control internal, Rotter (dalam Phares, 1992) mengemukakan seseorang yang memiliki locus of control eksternal percaya bahwa hasil dan perilaku mereka disebabkan faktor dari luar dirinya. Individu dengan Locus of control eksternal yang lebih dominan akan memunculkan sikap patuh terhadap keadaan dan lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997).

Locus of control merupakan variabel kepribadian yang berhubungan dengan kontrol belajar, terdiri dari (internalisasi) yangmencerminkan seseorang mempunyai kontrol pribadi untuk mengendalikan kehidupannya dan bukan daripada kontrol dengan kekuatan luar individu (Eksternalitas),Locus of control internal memiliki pengaruh yang besar dilingkungan kerja yang dihubungkan dengan keyakinan bahwa karyawan memiliki kendali yang dikaitkan dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan lain dengan membantu memecahkan kesulitan (Spector, 1988; Spector & O'Connell,1994).

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan locus of control internal yang tinggi menunjukkan lebih sedikit stres, motivasi kerja tinggi, dan lebih mungkin untuk muncul sebagai pemimpin daripada individu dengan locus of control eksternal( Spector, 1982).Sedangkan locus of control eksternal individu lebih dipengaruhi oleh kontrol dari luar sehingga individu tersebut tidak memiliki pengaruh yang besar didalam perusahaan yang dikaitkan dengan OCB, Individu dengan locus of control eksternal berkeyakinan bahwa perilaku dan kemampuan


(20)

6 mereka tidak memberi penguatan terhadap mereka, memberi nilai yang rendah terhadap segala usaha yang dilakukan, dan mereka juga mempunyai sedikit keyakinan akan kemungkinan bahwa mereka dapat mengontrol hidupnya pada masa yang akan datang (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Bukti adanya hubungan antaralocus of control dengan kinerja yang baik terhadap efektivitas organisasi telah dilaporkan dalam literatur (Hough, 1992; O'Brien, 1984; Spector, 1982). Sebagai contoh, Hough (1992) menemukan bahwa

locus of control berhubungan positif dengan kinerja pekerjaan karyawan secara keseluruhan, dan didapatkan hasil bahwa locus of control internallebih baik daripada locus of control eksternal. Studi juga menunjukkan bahwa individu dengan locus of controlinternal merasakan harapan tinggi bahwa usaha yang baik akan mendapatkan kinerja yang baik, dan kinerja yang baik akan menyebabkan hasil yang dihargai, daripada individu dengan locus of control eksternal (Hattrup et al, 2005).

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa OCB yang dikemukan oleh Organ, dkk (2006) yang terdiri dari yaitu, helping behavior, sportmanship,

civic virtue dan Conscientiousness berkaitan dengan locus of control karyawan. Salah satu contoh perilakunya adalah ketika karyawan mau membantu menemukan problem solving rekan kerjanya yang ada di organisasi dan tetap up to date dalam perkembangan organisasi (Becker & Kernan; Organ, dalam Fournier, 2008).


(21)

7 Sehingga berdasarkan pemikiran tersebut peneliti ingin meneliti tentang apakah ada pengaruhLocus of Control terhadap OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu ‖Apakah terdapat pengaruhlocus of control dengan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhLocus of Control

dengan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. MANFAAT TEORITIS

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris mengenai pengaruhlocus of control dengan OCB dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi peneliti-peneliti lain yang akan meneliti tentang OCB.

1.4.2. MANFAAT PRAKTIS

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap perusahaan yang diteliti, dalam hal ini khusunya terhadap PTPN IV Unit Ajamu untuk mengetahui OCB pada karyawannya. Dari penelitian akan diketahui juga gambaran locus of control yang dimiliki karyawan PTPN IV Unit Ajamu.


(22)

8

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Locus of Control, dan OCB.

Bab III : METODE PENELITIAN

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, instrumen dan alat ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel dan metode analisis data.

BaBab IV : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis hasil penelitian secara keseluruhan dari penelitian ini yang dilakukan dengan menggunakan analisa statistik dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows. Kemudian pada bab ini juga akan dibahas mengenai ketercapaian ataupun ketidak tercapaian


(23)

9 hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan mengenai pengaruh locus of controlterhadap OCB pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisa dan interpretasi data serta dilengkapi dengan saran- saran bagi pengembang dan bagi peneliti lain berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.


(24)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB)

2.1.1 Definisi OCB

OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan. OCB didefinisikan sebagai perilaku yang menguntungkan organisasi atau berniat menguntungkan organisasi yang langsung dan mengarah pada peran pengaharapan. Organ (1988) mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang bersifat bebas (discretionary), tanpa mendapat penghargaan dari sistem imbalan formal, dan yang secara totalitas dapat mendorong keefektifan fungsi-fungsi organisasi.

OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas organisasi (Organ, dkk 2006). Misalnya menolong teman kerja untuk mengurangi beban kerja mereka, melakukan tugas yang tidak diminta tanpa mengharapkan imbalan, membantu problem solving dan decision making pada rekan kerja maupun di perusahaan.

OCB dapat mempengaruhi performansi organisasi. Perilaku yang baik dapatmemperbaiki performansi kelompok karena membantu orang bekerja


(25)

11 bersama. Karyawan yang saling membantu tidak harus bertanya kepada atasannya untuk meminta bantuan, membiarkan para atasan bebas dari tugas-tugas yang lebih penting (Podsakoff, dkk dalam Jen Hung Huang, 2004). Organ (1988) juga mendefinisikan OCB sebagai perilaku dan sikap yang menguntungkan organisasi yang tidak bisa ditumbuhkan hanya dengan berdasarkan kewajiban peran formal yang ada dalam job description maupun dengan bentuk kontrak atau rekompensasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa OCB adalah perilaku kontribusi di luar peran formal yang dilakukan secara sukarela yang tidak mengharapkan imbalan dan dapat memberikan keuntungan untuk organisasi. Seperti yang dikatakan Organ (1988) bahwa perilaku ini bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku ini diluar dari deskripsi formal pekerjaan.

2.1.2 Dimensi-dimensi OCB

Menurut Organ (1988); Podsakoff, Mackenzie, Moorman and Fetter (1990) bahwa terdapat beberapa dimensi dalam OCB,yaitu :

a. Altruism

adalah perilaku bebas karyawan untuk membantu ataupun menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi tanpa memikirkan keuntungan pribadi.

b. Courtesy

perilaku bebas pada karyawan untuk membantu rekan kerja dalam pemecahan masalah dan menghindari masalah agar tidak sampai terjadi. Memperhatikan dan menghormati orang lain, juga sifat menjaga hubungan


(26)

12 baik dengan rekan kerja agar terhindar dari masalah interpersonal, atau membuat langkah-langkah untuk meredakan atau mengurangi suatu masalah.

c. Conscientiousness

Perilaku yang menunjukkan sebuah usaha agar melebihi harapan dari organisasi. Perilaku sukarela atau yang bukan merupakan kewajiban dari seorang karyawan.

d. Sportsmanship

Keinginan karyawan untuk bertoleransi dan menekankan pada aspek-aspek perilaku positif terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa menyampaikan keberatan, seperti tidak suka protes, tidak suka mengeluh walaupun berada dalam situasi yang kurang nyaman, dan tidak membesar-besarkan masalah yang kecil.

e. Civic Virtue

Bagian dari perilaku karyawan yang mengindikasikanpartisipasinya untuk aktif dalam memikirkan kehidupan organisasi atau perilaku yang menunjukkan tanggung jawab pada kehidupan organisasi untuk meningkatkan kualitas pekerjaaan yang ditekuni. Kemudian Organ menambahkan dua variasi OCB yaitu:

f. Cheerleading

Karyawan terlibat atau mengikuti perayaan prestasi dari rekan kerjanya (rendah hati). Dampaknya yaitu untuk memberikan penguatan positif bagi


(27)

13 kontribusi positif, yang pada gilirannya akan membuat kontribusi tersebut lebih mungkin terjadi di masa depan.

g. Peacemaking

Karyawan menyadari adanya masalah atau konflik yang akan memunculkan perselisihan antara dua atau lebih partisipan. Seorang

peacemaker akan masuk kedalam permasalahan, memberikan kesempatan pada orang yang sedang memiliki masalah untuk berpikir jernih, dan membantu mencari solusi dari permasalahan

2.1.3 Manfaat OCB terhadap Organisasi

Melalui sejumlah riset, OCB diyakini dan terbukti dapat memberikan manfaat yang besar terhadap organisasi, diantaranya adalah berikut ini, yaitu (Organ ,dkk, 2006) :

a. OCB dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja b. OCB juga mampu meningkatkan produktivitas manajer

c. OCB dapat menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara keseluruhan

d. OCB menjadi sarana yang efektif untuk mengkordinasi kegiatan tim kerja secara efektif

e. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan karyawan dengan kualitas performa yang baik

f. OCB dapat mempertahankan stabilitas kinerja organisasi

g. OCB membantu kemampuan organisasi untuk bertahan dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.


(28)

14 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi OCB

Faktor faktoryang mempengaruhi OCB seperti yang dikemukakan oleh Podsakoff, dkk (dalam Sinuraya, 2011) mengidentifikasikan 4 elemen yang memiliki hubungan dengan OCB, yaitu :

a. Karakteristik individual karyawan/ anggota organisasi

Konovsky & Organ (1996) mengatakan bahwa faktor bawaan dan karakteristik psikologis individu seperti kepribadian, kebutuhan psikologis, dan sikap merupakan prediktor OCB. Diketahui bahwa karyawan yang sabar, optimis, ekstrovert, empatik, dan berorientasi tim lebih cenderung berorientasi menunjukkan perilaku OCB.

b. Karakteristik tugas / pekerjaan

Studi - studi yang berfokus pada karakteristik tugas/ pekerjaan membedakan berdasarkan lima area, yaitu : (1) Task Feedback (2)

TaskRutinization (3) Intinsically Satisfying Task (4) Task Interdependence

dan (5) Employee Involvement (Podaskoff, Mackenzie & Boomer, dalam Butron). Hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa employee involvement

memperlihatkan signifikasni dengan OCB, dimana ketika karyawan mendapatkan tugas yang menarik yang mampu membuat karyawan terserap dalam pekerjaannya, maka karyawan akan cenderung untuk melakukan tugas ekstra. Sedangkan task rutinization menjadi satusatunya variabel yang memiliki hubungan negatif dengan OCB. Kemudian ditemukan juga bahwa task interdependence tidak langsung berhubungan


(29)

15 dengan OCB, melainkan melalui variabel lain seperti perasaan tanggung jawab terhadap rekan kerja dan suatu pekerjaan.

c. Karakteristik kepemimpinan

Secara keseluruhan, perilaku kepemimpinan memiliki hubungan yang signifikan dengan OCB (Podsakoff, dkk dalam Burton, 2003).

Transformational Leadership, Leadership dan Substitute for Leadership

memiliki hubungan dengan OCB. Namun, ”super” leadership tidak memiliki hubungan dalam menampilkan OCB dalam organisasi (Burton, 2003). Oleh karena itu daapat disimpulakn bahwa karyawan akan bersedia melakukan pekerjaan / tugas tambahan jika mereka bekerja pada manajer/ atasan yang inspirsional dan suportif.

d. Karakteristik organisasi

Penelitian sebelumnya bahwa organizational formalization, organization flexibility, dan advisory/ staff suppor tidak menunjukkan signifikansi yang konsisten terhadap OCB. Disisi lain percieved organizational support (POS) menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap OCB. Penghubung yang kuat tersebut ada pada dimensi altruisme yang

dikemukakan oleh Setton, Bennett, dan Liden sebagai OCB I , dimana ‖I‖

menunjukkan interaksi dengan individu bukan dengan organisasi.

Selain karakteristik individual yang disebutkan diatas, locus of control

salah satunya merupakan karaterisitik kepribadian yang memunculkan OCB. Dimanalocus of control yang dimiliki individu sebagai alasan individu tersebut


(30)

16 untuk memunculkan perilaku OCB. (Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005).

2.2. LOCUS OF CONTROL

2.2.1. Definisi Locus Of Control

Locus of control merupakan suatu keyakinan mengenai sumber kontrol dari penguat (reinforcement). variabel kepribadian Locus of control, yang disebut sebagai locus of control internal, meyakini bahwa reinforcement yang mereka terima adalah sebuah fungsi perilaku dan atributnya sendiri. Orang-orang yang memiliki locus of control eksternal, berpikir bahwa reinforcement di kontrol oleh orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Internal locus of control indicates a belief that reinforcement is brought about byour own behavior. External locus of control indicates a belief that reinforcement isunder the control of other people, fate or luck. (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994)

Stone dan Jackson dalam Howard, 1996, juga menjelaskan bahwa individu yang berorientasi pada locus of control internal berkeyakinan bahwa mereka mempunyai kontrol lebih dalam mengendalikan kejadian ataupun peristiwa yang dialaminya dan menganggap bahwa perubahan yang terjadi adalah karena tindakan atau usahanya sendiri. Individu dengan locus of control internal juga dilaporkan lebih sedikit mengalami kecemasan, memiliki self-esteem yang tinggi, lebih bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya, dan mempunyai kesehatan mental yang baik (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994). Selain itu,


(31)

17 individu yang mengembangkan orientasi internal meyakini bahwa keterampilan, kerja keras, tinjauan terhadap masa depan, dan perilaku yang bertanggung jawab akan memberikan hasil yang positif (Rotter, dalam Baron & Byrne, 1992). Individu dengan locus of control internal percaya bahwa hasil yang mereka peroleh bergantung pada usaha dan karakteristik manusia (Phares, 1992).

Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994). Individu dengan locus of control eksternal berkeyakinan bahwa perilaku dan kemampuan mereka tidak memberi penguatan terhadap mereka, memberi nilai yang rendah terhadap segala usaha yang dilakukan, dan mereka juga mempunyai sedikit keyakinan akan kemungkinan bahwa mereka dapat mengontrol hidupnya pada masa yang akan datang (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994). Individu yang mengembangkan orientasi eksternal juga meyakini bahwa suatu kejadian ditentukan oleh kesempatan, tindakan orang lain dan faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol (Rotter dalam Baron & Byrne, 1992).

Rotter (Baron & Byrne, 1992) menyebutkan bahwa individu dengan locus of control internal ternyata lebih banyak menimbulkan pengaruh-pengaruh positif pada kepribadian. Sebaliknya, individu dengan locus of control eksternal lebih bersikap menerima (conform) terhadap pengaruh-pengaruh tesebut.


(32)

18 2.2.2. Aspek-Aspek Locus of Control

Rotter (dalam Phares, 1992) menyatakan ada 2 aspek dalam locus of control, yaitu aspek internal dan aspek eksternal:

1. Aspek Internal

Seseorang yang memiliki aspek internal percaya bahwa hasil dan perilaku mereka disebabkan faktor dari dalam dirinya. Seseorang mampu mengtrol peristiwa dalam hidupnya. Faktor dalam aspek internal adalah kemampuan, minat dan usaha.

a. Kemampuan

Individu yang memiliki internal locus of control percaya pada kemampuan yang mereka. Kesuksesan dan kegagalan sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka.

b. Minat

Individu yang memiliki internal locus of control memiliki minat yang lebih besar terhadap kontrol perilaku, peristiwa dan tindakan mereka. c. Usaha

Individu yang memiliki internal locus of control bersikap pantang menyerah dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol perilaku mereka.

2. Aspek Eksternal

Seseorang yang memiliki external locus of control percaya bahwa hasil yang mereka dapatkan dan perilaku yang mereka miliki disebabkan faktor


(33)

19 dan pengaruh dari luar dirinya. Faktor dalam aspek eksternal adalah nasib, keberuntungan, sosial ekonomi, dan pengaruh orang lain.

a. Nasib

Individu yang memiliki external locus of control percaya akan firasat baik, buruk. Mereka menganggap kesuksesan dan kegagalan yang mereka peroleh sudah di takdirkan dan mereka tidak dapat merubah kembali peristiwa yang telah terjadi.

b. Keberuntungan

Individu yang memiliki external locus of control menganggap setiap orang memiliki keberuntungan dan mereka sangat mempercayai adanya keberuntungan.

c. Sosial Ekonomi

Individu yang memiliki external locus of control bersifat materialistik dan menilai orang lain berdasarkan tingkat kesejahteraan.

d. Pengaruh Orang Lain

Individu yang memiliki external locus of control sangat mengharapkan bantuan orang lain dan menganggap bahwa orang yang memiliki kekuasaan lebih yang lebih tinggi dari mereka, mempengaruhi perilakunya.

Berdasarkan aspek-aspek locus of control dapat disimpulkan bahwa ada 2 aspek locus of control yaitu aspek internal (faktor faktor pembentuknya yaitu minat, usaha dan kemampuan) dan aspek eksternal (faktor faktor pembentuknya nasib, keberuntungan, sosial ekonomi dan pengaruh orang lain).


(34)

20 2.2.3 Karakteristik Locus of Control

Petri, 1980 (dalam Lina, 1997) menyatakan mengenai karakteristik pada individu yang berlocus of control eksternal.

Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal yaitu : a. Memiliki sikap patuh

b. Lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada c. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain

Karakteristik individu yang memiliki locus of control internal yaitu : a. Lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat lebih tahan

dalam menghadapi pengaruh sosial

b. Lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan lebih mampu menghadapi kegagalan

c. Lebih aktif dan ulet dalam mencari dan menggunakan informasi yang relevan untuk menguasai keadaan

2.3 Dinamika Hubungan Locus of Control dan Organizational Citizenship Behavior (OCB)

OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas organisasi (Organ et al., 2006). Para pakar organisasi menyatakan pentingnya OCB bagi keberhasilan sebuah organisasi, karena pada dasarnya organisasi tidak dapat mengantisipasi seluruh perilaku dalam organisasi hanya dengan


(35)

21 mengandalkan deskripsi kerja yang dinyatakan secara formal saja (George,1990). Menurut Organ et al, (2006) bahwa OCByang terdiri dari dimensi,yaitu : altruism

(perilaku membantu), courtesy (perilaku menghormati orang lain), conscientiousness (perilaku melakukan usaha melebihi harapan perusahaan), sportsmanship (perilaku tidak suka protes dan mengeluh), civic virtue (perilaku berpartisipasi aktif dalam perusahaan), cheerleading (rendah hati),

peacemaking (perilaku mencari solusi dalam masalah perusahaan).

Di dalam dimensi tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya orang yang melakukan OCB akan berkerja secara suka rela, sangat bertanggung jawab, dan giat dalam setiap aktifitas pekerjaan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Staub, kemudian oleh Wilson dan Petruska (dalam dayaksini, & Hudaniah 2009), menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi untuk melakukan tindakan menolong memiliki karakteristik kepribadian yakni memiliki self esteem yang tinggi, rendahnya kebutuhan akan persetujuan orang lain, memiliki tanggung jawab yang tinggi, dan locus of control internal.

Individu yang memiliki locus of control internal yang tinggi memiliki ciri ciri lebih bertanggung jawab, berpartisipasi dan berkontribusi, rajin, ulet , mandiri, memiliki kepercayaan yang tinggi akan kemampuan dirinya (Phares, 1976 dalam Lina, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Midlarsky dan Midlarsky (1973) juga menujukkan bahwa locus of control internal sebagai fasilitator individu untuk memunculkan perilaku menolong. Pada intinya, penelitian ini menemukan bahwa subjek berorientasi internal lebih mungkin untuk membantu orang lain daripada individu dengan subjek eksternal. Dalam hal ini orang yang


(36)

22 memiliki locus of control intenal biasanya akan mengambil tanggung jawab pribadi dan berani dalam mengambil tindakan dibandingkan dengan individu dengan kecenderungan locus of control eksternal.

Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994). Karyawan yang lebih dominan pada Locus of control eksternal

cenderung tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya dan lebih mengandalkan nasib baik untuk merubah keadaannya. Individu dengan locus of control eksternal

tidak memiliki kendali terhadap dirinya sendiri sehingga individu dengan locus of control eksternal sering dipengaruhi oleh kontrol dari luar seperti nasib, keberuntungan, ekonomi dan lingkungan dan lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997 Sementara individu yang memiliki locus of control eksternal tidak menunjukkan perilaku OCB salah satunya pada dimensi Conscientiousness dimana pada dimensi ini karyawanharus mampu menunjukkan usaha yang melebihi harapan dari organisasiOrgan (1988); Podsakoff, Mackenzie, Moorman and Fetter (1990). Sedangkan individu dengan locus of control eksternal memiliki motivasi kerja yang rendah sehingga akan menunjukkan performa kerja yang kurang baik (Robbins, 2001).


(37)

23 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh positif antara Locus of Control dengan OCB pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Semakin mengarahLocus of Control ke internal maka semakin tinggi tingkat OCB, sebaliknya semakin mengarah Locus of Control ke eksternal maka semakin rendah tingkat OCB.


(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional.Tujuan metode penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2003). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui pengaruh

Locus of controlterhadap OCB pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. 3.1 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung (dependent variabel) :Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2. Variabel bebas (independent variabel) : Locus of control

3.2 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional variabel – variabel dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Organizational Citizenship Behavior (OCB)

OCB adalah perilaku menolong individu di dalam perusahaan yang bersifat sukarela atau bukan merupakan tindakan yang terpaksa terhadap berbagai hal yang mengedepankan kepentingan perusahaan, dimana segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu tersebut tidak berdasarkan perintah dari siapapun, tidak mengeluh, saling menghormati, menunjukkan usaha yang besar dan tidak ada


(39)

25 kaitannya secara langsung dengan sistem pemberian reward yang formal dalam bentuk insentif maupun hadiah.

OCB akan diungkap melalui skala OCB yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi OCB oleh Organ; Podsakoff; Mackenzie (2006) yaitu helping behavior, conscientiousness, sportsmanship, dan civic virtue. Semakin tinggi skor skala OCB, maka semakin tinggi tingkat OCB yang dimiliki seorang individu. Sebaliknya, semakin rendah skor skala OCB, maka semakin rendah tingkat OCB individu.

3.2.2 Locus of Control

Locus of control adalah keyakinan yang dimiliki individu bahwa ia memiliki pengaruh atau tidak terhadap kejadian, tindakan dan situasi yang dialaminya. Dalam hal ini dikaitkan dengan kontrol yang berasal dari individu itu sendiri dan kontrol yang berasal dari luar diri individu itu sendiri.

Locus of control dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan aspekLocus of controlyang dikemukakan oleh Rotter (dalam pharez, 1992) yang terdiri atas dua aspek yaitu

Locus of control internal dan locus of control eksternal.

Semakin tinggi skor skala Locus of control, maka semakin internalkontrol terhadap diri sendiri yang dimiliki seorang individu. Sebaliknya, semakin rendah skor skala Locus of control, maka semakin eksternal tingkat kontrol terhadap diri sendiri yang dimiliki seorang individu.


(40)

26 3.3 POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Azwar (2010), populasi merupakan kelompok subjek yang akan dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan dengan kelompok subjek yang lain. Adapun populasidalam penelitian ini adalah 600 orang staff PTPN IV Unit Ajamu.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai sifat yang sama (Hadi, 2000). Adapun sampel pada penelitian ini adalah 100 karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Adapun karakteristik sampel dari penelitian ini, yaitu :

a. Status sebagai pegawai tetap PTPN IV Unit Ajamu

b. Lokasi penempatan kerja di Kantor PTPN IV Unit Ajamu

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Azwar (2010), populasi merupakan kelompok subjek yang akan dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan dengan kelompok subjek yang lain

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Metode


(41)

27 siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.4.METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengambilan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2002). Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala merupakan mekanisme pengumpulan data melalui tulisan-tulisan tentang pertanyaan atau pernyataan untuk mengukur variabel tertentu.

Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang bersifat langsung yaitu pernyataan-pernyataan tertulis yang diajukan dan dapat dijawab langsung oleh subjek penelitian yang dimintai pendapat. Bentuk pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang jawaban atau isinya telah dibatasi atau ditentukan, sehingga subjek tidak dapat memberikan respon seluas-luasnya. Ini disebut dengan skala tertutup (Suryabrata, 1993).

Menurut Azwar (1999) karakteristik dari skala psikologi yaitu stimulus berupa pernyataan ataupun pertanyaan yang dapat mengungkapkan indikator perilaku responden, indikator perilaku diungkapkan melalui aitem-aitem, respon jawaban subjek dapat diterima selama diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Hadi (2000) mengungkapkan skala psikologis dapat mengungkapkan laporan diri (self report). Azwar (2010) juga mengemukakan bahwa metode skala dapat menggambarkan aspek kepribadian individu, dapat merefleksikan diri yang


(42)

28 biasanya tidak disadari responden yang bersangkutan, responden tidak menyadari arah jawaban ataupun kesimpulan yang diungkapkan pernyataan atau pertanyaan.

Penelitian ini menggunakan penskalaan model skala likert. Pada model penskalaan ini terdapat dua jenis pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan positif yang mendukung objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavorable merupakan pernyataan negatif yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap (Azwar, 2000). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala psikologi, yaitu skala Locus of control dan skala OCB.

3.4.1 Skala OCB

Metode skala yang digunakan adalah metode likert (Azwar, 2010). Setiap aitem meliputi lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung (Favorable) atau tidak mendukung (Unfavorable).


(43)

29 Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Skala

Favorable Unfavorable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat setuju 5 Sangat setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak setuju 2 Tidak setuju 4

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala organizational citizenship behavior yang dibuat berdasarkan konsep Organ, et al, (2006) yaitu

helping behavior, conscientiousness, sportsmanship, dan civicvirtue. Tabel 2. Blue PrintSkala OCB

Variabel Aspek

Aitem

Jlh %

Unfavorable

Favor- Able

Organizational citizenship behavior

(OCB)

Helping behavior

1, 4, 7, 9, 14

20,21,25 8 30 %

Conscientiousness


(44)

30

Sportsmanship

3, 6, 10 12,22 5

20 %

Civic virtue

11, 13, 15, 16 18, 24, 26 7

30 %

Total 26

100 %

3.4.2. Skala Locus of control

Locus of control dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan dimensi Locus of control yang dikemukakan oleh Rotter (dalam pharez, 1992) yang terdiri atas dua aspek yaitu

Locus of control internal dan locus of control eksternal.

Skala Locus of control internal ini menggunakan lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung (Favorable) atau tidak mendukung (Unfavorable).:


(45)

31 Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Skala

Favorable Unfavorable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat setuju 5 Sangat setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak setuju 2 Tidak setuju 4

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5

Tabel 4. Blue Print Skala Locus of Control

Variabel Aspek Aitem Jumlah %

Favorable Unfavorable Locus of

control

Internal 1,2,3,6,8,9,10,11,12, 13,18,

20

0 12 50%

Eksternal 0 4,5,7,14,15,16,17,19 ,21,

22,23,24

12 50%

Total 24 100


(46)

32 3.5.UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS DAN UJI BEDA DAYA AITEM

ALAT UKUR

Menurut Azwar (2000) tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran.

3.5.1 Uji Validitas Alat Ukur

Validitas alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauh mana skala yang digunakan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan ukurnya (Hadi, 2000). Sedangkan (Azwar 2000) mendefinisikan uji validitas alat ukur sebagai sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudnya untuk diukur, artinya mengukur derajat fungsi suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Validitas yang digunakan adalah content validity dan construct validity. Content validity

merupakan validitas yang menggunakan langkah telaah dan revisi aitem pertanyaan berdasarkan dari pendapat professional (menggunakan professional judgement). Construct validity merupakan validitas yang menggunakan dasar pikiran penerapan teori (Suryabrata, 2011). Analisa construct validitymenggunakan analisis faktor.

3.5.2Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan alat ukur yang menunjukkan suatu pengukuran dapat memberi hasil yang relatif sama bila diukur kembali pada subjek yang sama. Namun pada hal ini, reliabel berarti tingginya konsistensi diantara komponen-komponen yang membentuk tes


(47)

33 secara keseluruhan (Azwar, 2011). Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek.

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala.

3.5.3Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang hendak diukur (Azwar, 2004). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri.

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitemdengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment, yang di analisis dengan bantuan komputerisasi SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel 2007. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitemtotal yang dikenal dengan indeks daya beda aitem(Azwar, 2000).


(48)

34

3.6 HASIL UJI COBA ALAT UKUR

3.6.1. Skala OCB

Dari hasil uji coba skala OCBmenunjukkan bahwa dari 26 aitem terdapat 23 aitem dengan daya beda yang tinggi dan 3 aitem yang gugur dengan daya beda lebih kecil dari 0,30 (Azwar, 2010) yaitu aitem 9, 14, dan 23.

Pada skala komitmen organisasi ini menunjukkan hasil reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, maka diperoleh hasil rxx= 0,859 yang berarti tingkat reliabilitasnya baik.

Distribusi skala komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.Blue Print Skala OCB Setelah Uji Coba

No Dimensi Favourable Unfovourable Total

1. Helping Behavior 5 3 8

2. Counsioustness 5 1 6

3. Sportmanship 3 2 5

4. Civic Virtue 3 4 7


(49)

35 3.6.2. Skala Locus of Control

Dari hasil uji coba skala Locus of Control menunjukkan bahwa dari 24 aitem terdapat 18 aitem dengan daya beda yang tinggi dan 6 aitem yang gugur dengan daya beda lebih kecil dari 0,30 (Azwar, 2010) yaitu aitem 8,9,11,19,20, dan 21.

Pada skala Locus of Control ini menunjukkan hasil reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, maka diperoleh hasil rxx= 0,860 yang berarti tingkat reliabilitasnya baik.

Distribusi skala komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.Blue Print Skala Locus of Control setelah uji coba

No Aspek Favourable Unfovourable Total

1. Internal 12 0 12

2. Eksternal 0 12 12

Jumlah Total Item 12 12 24

3.7.PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Adapun persiapan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut :

1. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini, peneliti membuat alat ukur berupa skala persepsi dukungan organisasi dan skala kesejahteraan psikologis berdasarkan teori. Peneliti membuat 24 aitem untuk skala locus of control dan 26 aitem untuk


(50)

36 skalaOCB. Skala dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4. Setiap pernyataan memiliki 5 alternatif jawaban.

2. Permohonan izin

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti mengurus surat permohonan izin mengambil data ke Fakultas Psikologi USU. Selanjutnya, surat tersebut akan diberikan kepada Humas PTPN IV Unit Ajamu untuk melakukan pengambilan data kepada karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas skala

locus of control dan OCB 3. Uji coba alat ukur

Untuk dapat terpenuhi validitas dan reliabilitas yang memadai, peneliti melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur tersebut dikenakan kepada 100 karyawan dengan menggunakan data try out terpakai. Try out

terpakai merupakan hasil penelitian yang digunakan sebagai try out

langsung digunakan sebagai penelitian dengan membuang aitem yang tidak memenuhi kriteria (Hadi, 2000).

4. Revisi alat ukur

Setelah melakukan uji coba validitas dan reliabilitas skala Locus of control

dan skala OCB, peneliti akan menemukan aitem-aitem yang valid dan reliabel. Selanjutnya, aitem-aitem tersebut akan digunakan sebagai skala untuk pengambilan data penelitian.


(51)

37 3.8. METODE ANALISA DATA

Dalam penelitian ini analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan dari masing-masing faktor yaitu Locus of control dan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

Azwar (2010) menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang telah diperoleh, dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat di interpretasikan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan Locus of control dengan OCB pada karyawanPTPN IV Unit Ajamu, maka analisa data yang digunakanadalah regresi linier sederhanayaitu untuk melihat koefisien korelasi antara kedua variabel.

Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 19.00 for windows.Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi:

3.8.1.Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov.

3.8.2.Uji linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi penelitian yaitu variabel bebas (Locus of control) dan variabel tergantung (OCB) memiliki hubungan linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik uji F.


(52)

38 BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini akan memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian dan hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian yang diperoleh. Analisa data pada bab ini berkaitan dengan masalah yang akan dijawab maupun variabel yang akan diteliti oleh peneliti, serta berkaitan dengan analisa tambahan.

4.1. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Subjek peneilitian dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Dari kelompok subjek penelitian ini diperoleh gambaran mengenai ciri ciri demografi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin.

4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, penyebaran penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 7.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

USIA JUMLAH

N PERSENTASE

20-30 Tahun 5 Orang 5%

31-40 Tahun 21 Orang 21%


(53)

39

51 Tahun Keatas 12 Orang 12%

Total 100 Orang 100%

Dari tabel 4.1 dapat diketahui mayoritas subjek penelitian adalah sampel yang berusia 41 sampai 50 tahun sebanyak 62 orang, sampel berusia 31-40 tahun sebanyak 21 orang, 51 tahun keatas sebayak 12 orang dan kemudian sampel berusia 20-30 tahun sebanyak 5 orang. Pada usia 20-30an (early adulthood) tahun individu mulai mengeksplor perkembangan karir dan mengadopsi gaya hidup yang dihubungkan dengan pekerjaan, pada usia 40-50 (middle adulthood) individu mulai melakukan evaluasi, assessment dan refleksi terhadap pekerjaan mereka ditandai dengan motivasi yang tinggi, mandiri, tidak ingin melakukan pekerjaan yang sama terhadap pekerjaannya dan di usia 50 tahun keatas (late adulthood) waktu bekerja sudah tidak penuh (Santrock, 2009).

4.1.2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 8.Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH

N PERSENTASE

Laki-Laki 75 Orang 75%


(54)

40 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah pria. Subjek pria berjumlah 75 orang (75%) sedangkan subjek wanita berjumlah 25 orang (25%).

4.1.3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9.Gambaran Subjek Penelitian Berdasakan Tingkat Pendidikan

No TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (N) PERSENTASE

(%)

1 Pasca Sarjana (S2) 3 orang 3%

2 Sarjana (S1) 30 orang 30%

3 D III 7 orang 7%

4 SMA 60 orang 60%

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan subjek penelitian adalah SMA berjumlah 60 orang (60%), Sarjana (S1) berjumlah 30 orang, D III berjumlah 7 orang (7%), dan Pasca Sarjana (S2) berjumlah 3 orang (3%).


(55)

41 4.2. UJI ASUMSI

Sebelum data data yang terkumpul dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi:

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data penelitian berdistribusi secara normal dalam kurva sebaran normalitas. Hasil uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 10.Hasil Uji Normalitas Menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov

VARIABEL OCB LOC

Kolmogorov smirnov Z 1200 1280

Asymptotic Significance (2 tailed) .112 .075

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel OCB dan memiliki signifikansi sebesar=0.112 dan varibel LOC memiliki signifikansi sebesar = 0.075. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa data yang terdistribusi secara normal dilihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 0.05.


(56)

42 4.2.2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dalam penelitian ini uji linearitas akan melihat apakah dua variabel penelitian ini yaitu Locus of Control dan OCBmemiliki korelasi untuk memenuhi garis linear. Hasil uji linearitas sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas

No VARIABEL LINEARITY F KESIMPULAN

1. OCB * LOC 0.000 63.971 Hubungan

Linier

Berdasarkan tabel, dapat diperoleh linearitas 0,000 untuk variabel Locus of Control dan OCB. Hal ini dapat menunjukkan bahwa nilai linearity dibawah 0,05 sehingga telah memenuhi asumsi linearitas.

4.3. HASIL UTAMA PENELITIAN

Analisis pengaruh dalam penelitian ini menggunakan regresi. Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana.

Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate


(57)

43

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Significance 1. Regression

Residual Total 4590.423 7921.617 12512.040 1 98 99 4590.423 80.833 56.78 9 .000a

Berdasarkan tabel nilai model Summary disimpulkan hasil bahwa:

Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel OCB dengan LOC adalah sebesar 0,606. Nilai ini merepresentasikan bahwa ada pengaruh antara Locus of Control dengan OCB terhadap karyawan PTPN IV Unit Ajamu. Nilai Radalah 606 yang berarti Locus of Control memiliki pengaruh terhadap

OCBsebesar 606,0%.

Nilai koefisien determinasi atau nilai Rsquare digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variabel OCB terhadap variabel LOC adalah sebesar 0,367 atau 36,7%.

Dengan melihat F hitung sebesar 56,789 nilai sig (probabilitas)= 0,000 (p฀ 0,05), maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh antara LOC dengan OCB ditolak dan (H1) diterima, artinya ada pengaruh positif dan siginifikan antara LOC dengan OCB pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu.


(58)

44 4.4. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN

4.4.1 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik

a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik OCB dan Locus of Control

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai OCB dan

Locus of Control dari subjek penelitian. Jumlah item 23 untuk OCB yang kemudian memenuhi persyaratan untuk dianalisis menjadi data penelitian dari rentang skor 1 sampai 5 sehingga dihasilkan total skor minimum 61 dan total skor maksimal 110. Sedangkan Jumlah item 18 untuk Locus of Control yang kemudian memenuhi persyaratan untuk dianalisis menjadi data penelitian dari rentang skor 1 sampai 5 sehingga dihasilkan total skor minimum 42 dan total skor maksimal 90.

Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian OCB dan LOC

Variabel Empirik Hipotetik

MIN MAKS MEAN SD MIN MAKS MEAN SD

OCB 61 110 91.86 11.242 23 115 69 15.3

LOC 42 90 71,69 12.436 18 90 54 12

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mean empirik OCB sebesar 91.86 dengan standar deviasi sebesar 11.242 dan mean hipotetik sebesar 69 dengan standar deviasi 15.3. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik pada variabel OCB maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 22.86. Hasil ini menunjukkan bahwa


(59)

45

OCB yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata OCB pada populasi umumnya.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mean empirik Locus of control sebesar 71.69 dengan standar deviasi sebesar 12.436 dan mean hipotetik sebesar 54 dengan standar deviasi 12. Jika dilihat perbandingan antara mean

empirik dengan mean hipotetik pada variabel Locus of Control maka diperoleh

mean empirik lebih besar dari pada mean hipotetik dengan selisih 59.254. Hasil ini menunjukkan bahwa Locus of Control yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi dari pada rata-rata Locus of Control pada populasi umumnya.

4.5. KATEGORISASI DATA

4.5.1. Kategori OCB

Kategori OCB dibuat menjadi tiga bagian yaitu, tinggi, sedang dan rendah berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan rumus standar deviasi (Azwar, 2000)

Berdasarkan mean hipotetik 69 dan standar deviasi 15.3 dapat diperoleh kategorisasi data OCB sebagai berikut:


(60)

46 Tabel 14. Kategorisasi Skor OCB

NO

RENTANG NILAI

SKOR KATEGORI FREKUENSI

PERSENTA SE

1 X ≥ (µ + 1.0 SD) X ≥ 84,3 Tinggi 76 76%

2

(µ - 1.0 SD) ≤ X < (µ + 1.0 SD)

53,7 ≤ X <

84,3

Sedang 24 24%

3 X < (µ - 1.0 SD) X < 53,7 Rendah 0 0%

Total 100 100,0%

Pada skala OCB, mean empirik ( = 91,86) berada pada kisaran skor tinggi yang berarti hasil analisis menunjukkan bahwa kategori skor subjek lebih mengarah pada kategori tinggi. Hal ini terlihat dari Tabel di atas yang menunjukkan bahwa terdapat 76 subjek (76%) yang memiliki OCB yang tinggi, 34 subjek (34%) memiliki OCB yang sedang, dan 0 subjek (0%) yang memiliki OCB yang rendah.

4.5.2. Kategori Locus of Control

Kategori Locus of Control dibuat menjadi tiga bagian yaitu, tinggi, sedang dan rendah berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan rumus standar deviasi (Azwar, 2000)

Berdasarkan mean hipotetik 69 dan standar deviasi 15.3 dapat diperoleh kategorisasi data OCB sebagai berikut:


(61)

47 Tabel 15. Kategorisasi Skor Locus of Control

NO RENTANG NILAI SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE

1 X ≥ (μ + 1.0 SD) X ≥ 66 Internal 65 65%

2 (μ - 1.0 SD) ≤ X < (μ + 1.0 SD)

42 ≤ X <

66

Netral 35 35%

3 X < (μ - 1.0 SD) X < 42 Eksternal 0 0%

Total 100 100,0%

Pada skala Locus of Control, mean empirik ( = 71.69) berada pada kisaran skor tinggi yang berarti hasil analisis menunjukkan bahwa kategori skor subjek lebih mengarah pada kategori Internal. Hal ini terlihat dari Tabel di atas yang menunjukkan bahwa terdapat 65 subjek (65%) Locus of Control yang

internal hal ini dicirikan dengan perilaku bertanggung jawab, aktif, serta berpartisipasi didalam kegiatan perusahaan (Seeman dan Evans, 1976 dalam Lina, 1997) dan yang memiliki Locus of Control yang netral terdapat 35 subjek (35%), yang artinya subjek juga memiliki locus of control internal dan eksternal yang berada ditengah tengah (ambivalen) dan 0 subjek (0%) yang memiliki Locus of Control yang ekternal, artinya tidak semua subjek penelitian memiliki locus of control eksternal yang tinggi.


(62)

48 4.6. PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada karyawan PTPN IV Unit Ajamu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Locus of Control dan

Organizational Citizenship Behavior.Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Staub, kemudian oleh Wilson dan Petruska(dalam dayaksini, & Hudaniah 2009) menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi untuk melakukan perilaku menolong memiliki karakteristik kepribadian yakni memiliki self esteem yang tinggi, rendahnya kebutuhan akan persetujuan orang lain, rendahnya menghindari tanggung jawab, dan locus of control internal.

Eksternal dan internal mempengaruhi individu melakukan tindakan

altruism, faktor internal menunjukkan atensi untuk melakukan perilaku menolong tanpa melihat orang lain melakukan hal yang sama, melibatkan keberanian diri dan memiliki motivasi yang tinggi didalam diri untuk melakukan perilaku menolong sedangkan eksternal memiliki sikap patuh apabila ia melihat bystander

terlebih dahulu melakukan perilaku menolong ( Baron et al., 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control yang dimiliki individu sebagai alasan individu tersebut untuk memunculkan perilaku OCB. (Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Hal ini berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi OCB yaitu adanya motivasi intrinsik yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mendorongnya untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya kepribadian (Organ et al , 2006) dan faktor pembentuk locus of control internalyaitu adanyaminat tertentu terhadap kontrol perilaku (Rotter


(1)

71

LAMPIRAN D

DATA DE OGRAFI SUBJEK

PENELITIAN


(2)

72 No

Respon den

Jenis Kelamin Usia Pendidkan

Laki-laki Perem puan 20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51- kea tas

S2 S1 D3 SMA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39


(3)

73

41

42

43

No Respon

den

Jenis Kelamin Usia Pendidikan

Laki-laki Perem puan 20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51- kea tas

S2 S1 D3 SMA

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78


(4)

74

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99


(5)

75 SEKILAS TENTANG PTPN IV

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal.

Visi :

Menjadi perusahaan yang unggul dalam usaha agroindustri yang terintegrasi.

Misi :

1. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan berdaya saing tinggi .

2. Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh, dan karet.


(6)

76 3. Mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, hilir, dan produk baru, pendukung agroindustri dan pendayagunaan aset dengna preferensi pada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut, diperlukan suatu corporate plan atau perencanaan strategis jangka panjang yang akan menjadi acuan/ pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan strategis.Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang konsisiten dalam pelaksanaan dan pencapaian good corporate governance (GCG).

2.Melaksanakan kegiatan usaha antara lain:

Mengusahakan budidaya tanaman, meliputi pembukaan dan

pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan budidaya tanaman tersebengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemaraan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan budidaya tanaman tersebut.

Produksi, meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Perdagangan, meliputi penyelengaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.