29
f. Mengujicobakan soal
g. Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda perangkat tes yang digunakan. 3.
Tahap Uji coba Instrumen Setelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya adalah melakukan
konsultasi kepada ahli misalnya guru atau dosen pembimbing untuk instrumen-instrumen seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan
ajar, lembar penilaian afektif dan psikomotorik serta question cards. Sedangkan soal post test diuji coba pada siswa kelas XI IPA 1 karena kelas
tersebut sudah mendapatkan materi ikatan kimia
3.6 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian komparasi. Penelitian komparasi bersifat membandingkan dua buah sampel.
Dalam hal ini yang akan dibandingkan adalah nilai hasil belajar dari dua kelas yang diberi perlakuan berbeda.
Tabel 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Sampel Kondisi
awal Perlakuan
Tes akhir Kelas Eksperimen 1
Nilai Mid Semester
X Post Test, penilaian afektif
dan psikomotorik Kelas Eksperimen 2
Nilai Mid Semester
Y Post Test, penilaian afektif
dan psikomotorik Keterangan:
X : Kelompok eksperimen 1, yaitu kelas yang diberi model pembelajaran kumon dengan menggunakan media pembelajaran question cards
30
Y : Kelompok eksperimen 2, yaitu kelas yang diberi model pembelajaran kumon tanpa menggunakan media pembelajaran question cards.
Sampel terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kelompok eksperimen 1 diberi model pembelajaran
kumon dengan menggunakan media pembelajaran question cards sedangkan kelompok eksperimen 2 diberi model pembelajaran kumon tanpa menggunakan
media pembelajaran question cards. Sebelum masing-masing kelompok diberi perlakuan, terlebih dahulu kedua kelompok diuji untuk mengetahui apakah
kondisi awal kedua kelompok sama. Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji kesamaan dua varians, dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan data
nilai mid semester, Setelah masing-masing kelompok diberi perlakuan selanjutnya dilakukan tes akhir dengan instrumen tes yang sudah diuji cobakan terlebih dahulu
dengan syarat valid, reliabel, daya beda, dan tingkat kesukaran yang baik. Apabila data sudah terkumpul maka selanjutnya menguji hipotesis menggunakan uji t dua
pihak dan satu pihak kanan, syarat uji tersebut adalah data berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka analisis yang digunakan adalah statistik
non parametrik. Aspek kognitif merupakan aspek yang menjadi sasaran utama dalam
pembelajaran. Siswa dikatakan berhasil menguasai pelajaran jika nilai dari aspek kognitifnya tinggi, walaupun demikian ada aspek lain yang akan menunjang
kesempurnaan perkembangan siswa dalam belajar, yaitu aspek afektif dan psikomotorik. Siswa memperoleh nilai aspek afektif dan psikomotorik yang tinggi
jika mendapatkan skor yang tinggi dari setiap kriteria yang sudah ditetapkan
31
disetiap aspek. Penilaian aspek afektif siswa dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, semakin aktif siswa dalam pembelajaran maka nilai aspek
afektifnya tinggi. Aspek psikomotorik siswa dinilai pada saat siswa melakukan percobaan atau praktikum, siswa akan mendapatkan nilai yang tinggi jika
melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang benar. Kriteria aspek afektif dan psikomotorik agar dapat digunakan sebagai
landasan observasi maka sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahlinya, yaitu guru kimia yang mengajar disekolah yang bersangkutan maupun
dosen pembimbing.
3.7 Pelaksanaan Penelitian