12
Adapun fungsi kriya secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
a. Hiasan dekorasi
Banyak produk kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan. Kriya jenis ini lebih menonjolkan seni rupa daripada segi fungsinya sehingga bentuk-bentuknya
mengalami pengembangan. Misalnya, karya seni ukir, hiasan dinding, cinderamata, patung dan lain-lain Margono, 2010: 33.
b. Benda terapan siap pakai
Kriya yang tetap mengutamakan fungsinya. Kriya jenis ini mempunyai fungsi sebagai benda yang siap pakai, bersifat yaman, namun tidak kehilangan
unsur keindahan. Misalnya, senjata, keramik, anyaman, furniture, dan yang lainnya Margono, 2010: 33.
c. Benda mainan
Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk kriya yang memiliki fungsi sebagai alat permainan. Jenis produk kriya jenis ini biasanya berbentuk sederhana,
bahan yang digunakan relatif mudah didapat dan dikerjakan, harganya relatif murah. Misalnya, boneka, dakon, dan kipas kertas Margono, 2010: 34.
Dari beberapa penjelasan tersebut masih ada fungsi krya yang dapat dibaca sebagai teks yaitu kriya yang bisa dilihat pada artefak atau prasasti-prasasti yang
menggunakan tulisan pada zamannya seperti tulisan yang menggunakan bahasa sanskerta pada setiap artefak pada bangunan-bangunan seperti batu tulis di Bogor,
relief pada candi dan juga di tempat yang bersejarah lainnya. Hal ini dikemukakan oleh Musadad dalam Ardisijanti dan Musadad, 2007: 30. Kriya dapat dibaca
13
sebagai teks, yang dalam teori heurmeutika teks-teks yang ada tidak sepenuhnya dapat disamakan dengan lawan dialog. Dengan demikian dalam menafsirkan
pahatan perlu adanya bantuan. Teks-teks dalam pahatan itu secara kontekstual dala satu frame mendapat bantuan penafsiran berupa gambaran figurative, dan angka
tahun yang menjadi jelas jika dihubungkan dengan situasi historis kerajaan pada masa itu. Masih tentang pesan-pesan, Sudarmaji dalam Adrisijanti dan Musadad,
2007: 183 berpendapat bahwa kriya juga berfungsi sebagai media pertukaran informasi. Menurutnya, gaya kriya bersifat aktif, tidak normative, dan cenderung
diperjuangkan contested oleh individu-individu untuk mencapai tujuan social tertentu.
Beberapa uraian dapat disimpulkan bahwa setiap kriya memiliki makna tersendiri dari setiap perwujudannya. Bahkan dengan adanya kriya kita bisa
mengetahui peristiwa yang terjadi sebelumnya, baik berupa sejarah, asal muasal kejadian, sehingga pesan moral yang disampaikan dalam bentuk kriya yang bisa
kita temukan sampai saat ini. Tentunya tidak terlepas dari penafsiran dari setiap kriya yang syarat makna.
4. Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya