Lisung Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Kriya

56 karyanya selalu berkaitan dengan karya yang lainnya. Adapun jenis kriya yang ada di Kasepuhan Ciptagelar diantaranya:

1. Lisung

Ditinjau dari jenisnya, lisung merupakan kriya kayu yang berfungsi sebagai alattempat penumbuk padi tradisional yang terbuat dari kayu yang berdiameter besar dan berongga, serta merupakan benda fungsional untuk memenuhi kebutuhan pangan yang ada di kasepuhan, bahan kayunya terbuat dari kayu mahoni. Selain itu lisung yang ada di Kasepuhan Ciptagelar merupakan lisung turun temurun dari generasi sebelumnya dan tidak menutup kemungkinan usia lisung tersebut bisa puluhan taun bahkan ada yang menginjak ratusan tahun sehingga lisung tersebut bisa merupakan saksi bisu selama sejarah perjalanan Kasepuhan Ciptagelar sampai pada saat ini. Sedangkan dari segi bentuk, menyerupai bentuk balok yang memiliki panjag kurang lebih 3 meter dan tinggi 50 cm, lebar kurang lebih 60 cm. Selain itu memiliki rongga yang panjangnya kurang lebih 2,5 meter. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar VIII: Saung Tempat Lisung Sumber: Saung Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi, April 2016 57 Gambar IX: Lisung Sumber: Saung Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi, April 2016 Ditinjau dari teknik pembuatannya lisung termasuk dalam kriya kayu dengan menggunakan teknik pahat. Semua pembuatan kriya lisung tersebut mengedepankan unsur tradisional mulai dari pengambilan bahan, pemotongan, sampai dengan pemahatan atau penatahan dan semua itu dilakukan oleh juru kriyawan dan masyarakat setempat yang ada di Kasepuhan Ciptagelar. Dengan demikian sangat terlihat bahwa sistem adat yang ada disana sangat struktural dan patut untuk diapresiasikan dari setiap tradisi yang dipertahankannya. Terlepas dari itu setiap pembuatan kriya yang merupakan penunjang kebutuhan dalam tatanan keb udayaan selalu diawali dengan rajah atau do’a khusus dalam setiap pembuatannya begitu juga pada saat akan digunakan baik untuk persiapan malam opat belasan maupun penampilan pada saat acara seren taun. Hal tersebut merupakan tradisisi turun temurun yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Kasepuhan Cipagelar terutama dalam upaya menjaga warisan para leluhur yang sudah ada dari generasi sebelumnya. 58

2. Halu