Kepemimpinan Asta Dasa Paramiteng Prabu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 740 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi adalah prestasi akhir dari suatu organisasi dan mengandung beberapa hal, seperti adanya target tertentu yang dicapai, memiliki jangka waktu dalam B753B3;3F3D97F63F7D53B3;K37WE;7E;63787=F;WF3E

2.4.2 Pengukuran Kinerja Organisasi Publik dan PDAM

Mardiasmo 2002, mengemukakan tolok ukur kinerja organisasi publik berkaitan dengan ukuran keberhasilan yang dapat dicapai oleh organisasi tersebut. Satuan ukuran yang relevan digunakan adalah 78WE;7E;B797A3363363F;9=3F=G3;F3EB73K33K3963B3F6;47D;=3=7B363BG4;=793 demikian, dapat dinyatakan kinerja organisasi publik adalah hasil kerja yang dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan visi, misi dan sasaran organisasi. Sehingga untuk menilai kinerja organisasi BG4;=6;B7DG=34747D3B3;6;=3FADK3=;787=F;H;F3E7WE;7E;7=AA?;E637=G;F3E Dwiyanto et al. 2002 mengemukakan beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan guna mengukur kinerja organisasi publik, yakni: i responsivitas responsiveness, kemampuan birokrasi untuk mengenal kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, ii kualitas layanan service quality, merupakan indikator yang relatif tinggi. Maka bisa menjadi satu ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah digunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai kinerja birokrasi publik. iii responsibilitas responsibility, menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu sesuai dengan prinsip administrasi yang benar den gan kebijakan birokrasi baik yang eksplisit dan implisit, dan iv akuntabilitas accountability, seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya, para pejabat politik tersebut dipilih oleh rakyat dengan sendirinya harus memprioritaskan kepentingan publik. Dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas, Kementrian Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan No. 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Pedoman ini harus dipakai untuk mengetahui keberhasilan direksi dalam mengelola PDAM sekaligus dijadikan dasar dalam menentukan

Dokumen yang terkait

Manajemen Pengetahuan Dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung

1 12 89

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta.

0 2 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta.

0 2 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 8

Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Dan Corporate Governance (GCG) Terhadap Citra (Image) Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung).

1 4 32

Evaluasi kinerja perusahaan daerah air minum : studi kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

0 1 161

Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung).

3 17 50

ANALISIS OPTIMALISASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM (IPA) ESTUARY TIRTA MANGUTAMA KABUPATEN BADUNG.

4 10 31

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PELAYANAN AIR BERSIH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MANGUTAMA KABUPATEN BADUNG.

0 1 46

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANGUTAMA BADUNG.

0 1 28