Evaluasi kinerja perusahaan daerah air minum : studi kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
xvii ABSTRAK
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul selama tiga tahun dari tahun 2010-2012. Kinerja PDAM Tirta Handayani di nilai berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi.
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menjawab masalah dengan acuan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 memiliki total nilai kinerja sebesar 59,4 dengan klasifikasi kinerja PDAM “cukup”. Tahun 2011 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 68,36 dengan klasifikasi kinerja PDAM “baik”. Tahun 2012 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 59,16 dengan klasifikasi kinerja PDAM “cukup”.
Kata kunci: Kinerja perusahaan, aspek keuangan, aspek opersaional, aspek administrasi.
(2)
xviii ABSTRACT
THE PERFORMANCE ASSESSMENT OF MUNICIPAL WATERWORKS A Case Study at Tirta Handayani Municipal Waterworks Gunungkidul
Regency of Yogyakarta
Robertus Ardita Angga Kusuma Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this research is to determine the performance of Tirta Handayani Municipal Water Work at Gunungkidul in the year 2010 until 2012. Performance of Tirta Handayani Municipal Water Work is valued based on financial, operational, and administration aspects.
This type of research is a case study. Data collecting technique was documentation and interview. Data was analyzed based on performance evaluation criteria for the Municipal Waterworks issued by The Minister for Internal Affairs Decree Number 47 in 1999.
The result showed that the performance of Municipal Waterworks in the year 2010 was 59,4 which was categorized as sufficient. The performance in the year 2011 was 68,36 which was categorized as good. The performance in the year 2012 was 59,16 which was categorized as sufficient.
Keywords: Company performance, financial aspect, operational aspect, administration aspect.
(3)
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
VALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu (Markus 11:24)
Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)
Janganlah lari dari masalah, karena masalah akan selalu mengikutimu. Hadapilah, karena itu yang akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih
kuat. (Hitam Putih)
Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan berkat yang melimpah
Bapakku yang sudah disurga dan Ibuku tercinta
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Januari 2015 adalah hasil karya sekarang.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang membuat pernyataan
(9)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang menyatakan,
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi
ini
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
4. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA. CA selaku Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dengan sabar, masukan, perhatian dan
(11)
viii
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi yang telah banyak
membanttu penulis selama menyelesaikan kuliah.
6. Isnawan Fibriyanto, S.E selaku Direktur Utama PDAM Tirta Handayani
Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian. Bapak Mustofa selaku bagian keuangan, Bapak Robby selaku
bagian teknik, dan Ibu Asih selaku bagian administrasi yang telah banyak
membantu penelitian dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
7. Bapakku Valentinus Subardi yang sudah di sisi Bapa dan Ibuku Theresia
Renik Srimulatsih atas segala doa, dukungan dan perhatian.
8. Kakakku Flabianus Wahyu Dwi Untoro dan Adikku Alfonsus Rendi
Bagus Pamungkas yang telah mendukung, perhatian dan doanya.
9. Teman-teman kelas MPT dan teman-teman Akuntansi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2009 untuk kebersamaan dan dukungannya.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
(12)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
(13)
x
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Laporan Keuangan ... 6
B. Analisis Laporan Keuangan ... 11
B. Perusahaan Daerah ... 16
C. Kinerja Perusahaan ... 16
D. Penilaian Kinerja PDAM ... 20
F. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Teknik Analisa Data ... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47
A. Kondisi Umum Daerah Studi ... 47
B. Sejarah Berdirinya PDAM ... 48
C. Lokasi Perusahaan ... 49
D. Visi, Misi dan Tujuan PDAM. ... 49
E. Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi ... 51
F. Cakupan Pelayanan ... 53
BAB V ANALISIS DATA ... 55
A. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Keuangan ... 55
(14)
xi
C. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Administrasi ... 76
D. Penentuan Nilai Kinerja ... 81
E. Penilaian Kinerja PDAM setiap aspek ... 83
BAB VI PENUTUP ... 110
A. Kesimpulan ... 110
B. Keterbatasan Penelitian ... 110
C. Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 114
LAMPIRAN ... 116
Lampiran 1 : Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999 ... 117
Lampiran 2 : Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM ... 120
Lampiran 3 : Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan 2011 ... 128
Lampiran 4 : Neraca Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 ... 130
Lampiran 5 : Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 ... 132
Lampiran 6 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 ... 134
Lampiran 7 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31Desember 2011 dan 2010 ... 135
Lampiran 8 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 ... 136
Lampiran 9 : Laporan Aspek Operasional ... 137
Lampiran 10 : Laporan Aspek Administrasi ... 138
(15)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif ... 31
Tabel 3.2 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif ... 31
Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan ... 32
Tabel 3.4 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan ... 32
Tabel 3.5 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar ... 33
Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang lancar ... 33
Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang . 34 Tabel 3.8 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ... 34
Tabel 3.9 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo .. 35
Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air ... 35
Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang ... 36
Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan ... 36
Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan ... 37
(16)
xiii
Tabel 3.15 Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi ... 38
Tabel 3.16 Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air ... 38
Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi ... 38
Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan tingkat Kehilangan Air ... 39
Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air ... 39
Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air ... 41
Tabel 3.21 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru 41 Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan ... 42
Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan ... 42
Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan ... 43
Tabel 3.25 Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi ... 43
Tabel 3.26 Penetuan bobot dan nilai maksimum ... 44
Tabel 3.27 Perhitungan Nilai Kinerja ... 45
Tabel 3.28 Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM ... 45
Tabel 5.1 Perhitungan Laba (Rugi) Sebelum Pajak ... 55
Tabel 5.2 Perhitungan Aktiva Produktif ... 55
Tabel 5.3 Perhitungan dan Nilai Laba Terhadap Aktiva Produktif ... 56
Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif 56
Tabel 5.5 Perhitungan dan Nilai Laba terhadap Penjualan ... 57
(17)
xiv
Tabel 5.7 Perhitungan dan Nilai Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar ... 59
Tabel 5.8 Perhitungan dan Nilai Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas .. 61
Tabel 5.9 Perhitungan total Aktiva ... 61
Tabel 5.10 Perhitungan Total Utang ... 62
Tabel 5.11 Perhitungan dan Nilai Total Aktiva terhadap Total Nilai Utang .. 62
Tabel 5.12 Perhitungan dan Nilai Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ... 64
Tabel 5.13 Perhitungan dan Nilai Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan bunga Jatuh tempo ... 65
Tabel 5.14 Perhitungan dan nilai aktiva Produktif terhadap penjualan Air ... 65
Tabel 5.15 Perhitungan Penjualan per hari ... 66
Tabel 5.16 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan ... 67
Tabel 5.17 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan ... 67
Tabel 5.18 Perhitungan dan Nilai Cakupan Pelayanan ... 68
Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Bonus Cakupan Pelayanan ... 69
Tabel 5.20 Nilai Kualitas Air Distribusi ... 69
Tabel 5.21 Nilai Kontinuitas Air Distribusi ... 70
Tabel 5.22 Perhitungan dan Nilai Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi ... 71
Tabel 5.23 Perhitungan dan Nilai Tingkat Kehilangan Air ... 72
Tabel 5.24 Perhitungan Nilai Bonus Tingkat Kehilangan Air ... 72
Tabel 5.25 Perhitungan dan Nilai Peneraan Meter Air ... 73
(18)
xv
Tabel 5.27 Perhitungan dan Nilai Kemampuan Penanganan Pengaduan
Rata-rata perbulan ... 74
Tabel 5.28 Nilai Kemudahan Pelayanan ... 74
Tabel 5.29 Perhitungan dan Nilai Karyawan Per-1000 Pelanggan ... 75
Tabel 5.30 Nilai Rencana Jangka Panjang ... 75
Tabel 5.31 Nilai Rencana Organisasi dan Uraian Tugas ... 76
Tabel 5.32 Nilai Prosedur Operasi Standar ... 77
Tabel 5.33 Nilai Gambar Nyata Laksana ... 77
Tabel 5.34 Nilai Pedoman Penilaian Kerja Karyawan ... 78
Tabel 5.35 Nilai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ... 78
Tabel 5.36 Nilai Tertib Laporan Internal ... 79
Tabel 5.37 Nilai Tertib Laporan Eksternal ... 79
Tabel 5.38 Nilai Opini Auditor Independen ... 80
Tabel 5.39 Nilai Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir ... 80
Tabel 5.40 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Keuangan ... 81
Tabel 5.41 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Operasional PDAM ... 81
Tabel 5.42 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Administrasi PDAM ... 82
Tabel 5.43 Hasil Kinerja dari Aspek Keuangan ... 83
Tabel 5.44 Nilai Kinerja dari Aspek Operasional ... 83
Tabel 5.45 Nilai Kinerja dari Aspek Administrasi ... 84
(19)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(20)
xvii ABSTRAK
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul selama tiga tahun dari tahun 2010-2012. Kinerja PDAM Tirta Handayani di nilai berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi.
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menjawab masalah dengan acuan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 memiliki total nilai kinerja sebesar 59,4 dengan klasifikasi kinerja PDAM “cukup”. Tahun 2011 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 68,36 dengan klasifikasi kinerja PDAM “baik”. Tahun 2012 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 59,16 dengan klasifikasi kinerja PDAM “cukup”.
Kata kunci: Kinerja perusahaan, aspek keuangan, aspek opersaional, aspek administrasi.
(21)
xviii ABSTRACT
THE PERFORMANCE ASSESSMENT OF MUNICIPAL WATERWORKS A Case Study at Tirta Handayani Municipal Waterworks Gunungkidul
Regency of Yogyakarta
Robertus Ardita Angga Kusuma Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this research is to determine the performance of Tirta Handayani Municipal Water Work at Gunungkidul in the year 2010 until 2012. Performance of Tirta Handayani Municipal Water Work is valued based on financial, operational, and administration aspects.
This type of research is a case study. Data collecting technique was documentation and interview. Data was analyzed based on performance evaluation criteria for the Municipal Waterworks issued by The Minister for Internal Affairs Decree Number 47 in 1999.
The result showed that the performance of Municipal Waterworks in the year 2010 was 59,4 which was categorized as sufficient. The performance in the year 2011 was 68,36 which was categorized as good. The performance in the year 2012 was 59,16 which was categorized as sufficient.
Keywords: Company performance, financial aspect, operational aspect, administration aspect.
(22)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup di dunia ini
termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan dalam
melangsungkan hidupnya, maka dari itu pengelolaanya harus diatur
sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air
adalah sumber daya nasional yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
maka pengolahannya dipegang oleh pemerintah. Sebagai bentuk penyerahan
sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah, maka
pelayanan air minum diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya,
melalui Peraturan Daerah pelaksanaannya diserahkan kepada sebuah instansi.
Dalam hal ini instansi yang menangani adalah Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), dimana PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan air bersih. Salah satu
tujuan dibentuknya PDAM adalah mencukupi kebutuhan masyarakat air
bersih, meliputi penyediaan, pengembangan pelayanan sarana dan prasarana
serta distribusi air bersih, sedang tujuan lainnya adalah ikut serta
mengembangkan perekonomian guna menunjang pembangunan daerah
dengan memperluas lapangan pekerjaan, serta mencari laba sebagai sumber
(23)
Gunungkidul sebagai salah satu BUMD diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang memadai.
Kinerja PDAM adalah tingkat keberhasilan PDAM dalam satu tahun
buku tertentu untuk dapat mengukur kinerja PDAM Tirta Handayani
Kabupaten Gunungkidul maka perlu diketahui indikator–indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator adalah tolak ukur tingkat
keberhasilan dari suatu aspek. Indikator kinerja PDAM dibedakan
berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi,
indikator dari masing–masing aspek ini, ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian
kinerja Perusahan Daerah Air Minum.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian berjudul “Evaluasi Kinerja Perusahaan
Daerah Air Minum Studi Kasus di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode
tahun 2010-2012 ditinjau dari Aspek Keuangan, Aspek Operasional, Aspek
Administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47
(24)
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi
kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode tahun
2010–2012 ditinjau dari aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47
Tahun 1999.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
dan sebagai bahan pertimbangan keputusan untuk pengembangan
perusahaan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan
Universitas Sanata Dharma dan menambah pengetahuan tentang kinerja
perusahaan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang kinerja sesuai dengan apa yang telah diperoleh
selama menempuh perkuliahan dan dapat menerapkan ilmu yang didapat
(25)
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diteliti mengenai evaluasi kinerja PDAM
sebagai dasar untuk menganalisis data dan mengolah data.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subyek dan obyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya PDAM, lokasi perusahaan,
visi dan misi, tujuan perusahaan, struktur organisasi, sumber daya
manusia dan cakupan pelayanan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang proses penganalisaan data-data yang
berhubungan dengan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan Surat
(26)
Bab VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis
data serta pembahasaannya, keterbatasan penelitian dan saran
(27)
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2), laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Menurut Zaki Baridwan (2004: 17), laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam
(28)
3. Komponen Laporan Keuangan
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca
adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup
dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet.
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yautu aktiva,
hutang dan modal (Munawir, 2001:13).
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan
(IAI, 2004: 13).
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan
perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk
pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus
dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak
berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak menertibkan
(29)
2) Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.
3) Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham),
surplus dan laba yang ditahan.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu.(Munawir 2001:26)
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dan suatu unit usaha untuk
suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh
perusahaan. (Zaki Baridwan 2004:29)
Laporan laba rugi memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Penghasilan (Income)
Menurut PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan definisi penghasilan meliputi pendapatan (revenues)
maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan
(30)
berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden,
royalty, dan sewa (IAI, 2004: 18).
2. Beban (Expense)
Menurut PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan, beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
(IAI, 2004: 19)
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas,
dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi,
investasi, maupun pendanaan. Laporan arus kas terbagi menjadi tiga
tipe: operasi, investasi, dan keuangan. Bagian terpenting dari laporan
arus kas adalah aliran kas yang berasal dari aktivitas operasi. Aliran
kas yang berasal dari aktivitas ini melaporkan kas bersih yang
disediakan atau digunakan oleh aktivitas utama bisnis, atau oleh pusat
usaha kemakmuran.
4. Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2001: 2), bahwa laporan keuangan bermanfaat
bagi pihak internal maupun pihak eksternal. Adapun pihak-pihak yang
(31)
a. Pemilik perusahaan: bermanfaat untuk menilai sukses tidaknya
manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang
manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.
b. Manajer atau pemimpin perusahaan: bermanfaat untuk menyusun
rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan
menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan juga merupakan
alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan.
c. Para investor: bermanfaat untuk mengetahui prospek keuntungan di
masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya,
mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja atau kondisi
keuangan jangka pendek perusahaan tempat di mana mereka
menanamkan modalnya.
d. Kreditur dan bankers: memberi atau menolak permintaan kredit dari
suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan
dari perusahaan yang bersangkutan.
e. Pemerintah: bermanfaat untuk menentukan besarnya pajak yang harus
ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat
Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk
dasar perencanaan pemerintah.
f. Karyawan atau buruh: untuk menilai apakah pemberian bonus atau
premi tersebut sudah cukup layak dibandingkan dengan tingkat
(32)
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2001: 64), analisis laporan keuangan adalah
untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan
keuangan memerlukan beberapa tolok ukur yang sering dipakai adalah
rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio dapat memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan, terutama apabila angka-angka rasio tersebut diperbandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Menurut Dwi Prastowo (2005: 56), secara harfiah analisis laporan
keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini
berarti juiga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan
menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey
(2005: 118), kebutuhan informasi pemakai berbeda berdasarkan tujuan dan
analisa mereka. Pada analisa ekuitas, informasi akuntansi harus
memberikan gambaran yang tidak bias mengenai posisi keuangan dan
kinerja perusahaan.
Menurut Dwi Prastowo (2005: 57), analisis laporan keuangan
(33)
sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di
masa datang, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah
manajemen operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi
terhadap manajemen.
3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Dwi Prastowo (2005:59), secara umum metode analisis
keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode
analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertical (statis).
a. Metode analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun
(periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecenderungannya.
b. Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu,
yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya
pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama.
Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini
antara lain teknik analisis persentase perkomponen (Common–Size), analisis rasio, dan analisis impas.
(34)
4. Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut S. Munawir (2001: 64), rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat
analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standar.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 297), rasio keuangan
adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio
keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
b. Manfaat Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2011: 47), manfaat rasio keuangan ,
yaitu :
1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
(35)
2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen
sebagai rujukan untuk membuat perencaan.
3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan
dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan
pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi
pihak stakeholder organisasi.
c. Penggolongan Rasio Keuangan dalam Laporan Keuangan
Menurut S. Munawir (2001: 68), berdasarkan sumber datanya
maka angka rasio dapat dibedakan antara:
1) Rasio-rasio Neraca (balance sheet ratio) yang tergolong dalam
kategori ini adalah rasio yang semua datanya diambil atau
bersumber pada neraca, misalnya current rasio, acid test rasio.
2) Rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu
angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil
dari laporan rugi-laba, misalnya gross profit margin, net operating
margin, operating rasio dan lain sebagainya.
3) Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio) ialah semua angka
rasio yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data
(36)
persediaan (account receivable turn over), sales to inventory, sales
to fixed assets dan lain sebagainya.
Menurut Dwi Prastowo (2005: 64), beberapa jenis angka rasio
dikelompokkan ke dalam kelompok sebagai berikut:
1) Rasio Likuiditas yang mengukur kemampuan suatu perusahan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2) Rasio Solvabilitas yang mengukur tingkat perlindungan para
kreditor jangka panjang.
3) Rasio Return on Investment yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, relatif dibandingkan dengan
aktiva (investasi) yang digunakan.
4) Rasio Pemanfaatan Aktiva yang mengukur efisiensi dan efektivitas
penggunaan aktiva dalam mendukung penjualan perusahaan.
5) Rasio Kinerja Operasi yang mengukur efisiensi operasi
perusahaan.
6) Investor umumnya tertarik pada kelompok rasio profitabilitas
tertentu.
7) Rasio Rentabilitas perbandingan antara laba dengan aktiva atau
(37)
C. Perusahaan Daerah
1. Pengertian Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah adalah suatu perusahaan yang didirikan dengan
suatu Peraturan Daerah, di mana modal seluruhnya atau sebagian
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain
dengan atau berdasarkan undang-undang (Manulung, 1991: 42).
2. Tujuan Perusahaan Daerah
Tujuan Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta melaksanakan
pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional
umumnya. Perusahaan Daerah memenuhi kebutuhan rakyat dan
ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat
adil dan makmur (Manulung, 1991: 42).
D. Kinerja Perusahaan
1. Pengertian Kinerja
Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam
periode tertentu (Cahyono, 1999: 5).
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25).
Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun
(38)
pengelolaan PDAM dalam suatu tahun buku tertentu (SK. Mendagri,
1999: 1).
2. Pengertiaan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah menentukan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya (Mulyadi, 1997: 416).
Seluruh kinerja perusahaan hendaknya di evaluasi setelah periode
waktu tertentu, misalnya setiap bulan atau periode lain yang lebih pendek
waktunya seperti setiap minggu, atau periode yang lebih lama seperti
setiap kuartal evaluasi seharusnya menghasilkan informasi penting yang
berguna. Jika terjadi penyimpangan, untuk menghindari agar
penyimpangan tidak terjadi lagi (Husein, 2002:11).
3. Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard dan perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil
yang diinginkan (Mulyadi, 1997: 417)
Menurut Mahmudi (2005: 14), tujuan dilakukan penilaian kinerja
di sektor publik adalah:
a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
(39)
d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishment
e. Memotivasi pegawai
f. Menciptakan akuntabilitas publik
Sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun
1999 bahwa penilaian kinerja untuk mengetahui keberhasilan Direksi
dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM dikelola oleh
direksi yang profesional dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum
kepada masyarakat baik secara kwantitas dan kualitas (SK. Mendagri,
1999: 1).
4. Manfaat Penilaian Kerja
Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak
terlepas dari keterkaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama
yaitu untuk meningkatkan nilai yang dimiliki perusahaan. Dengan
melakukan penilaian kinerja akan dapat memperoleh beberapa manfaat
(Mulyadi, 1997:420), diantaranya:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu mengambil keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti transfer, promosi, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
(40)
d. Untuk menyediakan umpan balik dari karyawan mengenai bagaimana
atasan menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Menurut Mardiasmo (2005: 122) manfaat pengukuran kinerja
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk
menilai kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward
& punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur
sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
(41)
E. Penilaian Kinerja PDAM
1. Konsep Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47
tahun 1999 Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang dimaksud dengan
Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah
perusahaan milik Daerah Propinsi atau Daerah Kabupaten atau Kota.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu
BUMD bergerak dibidang penyediaan air bersih untuk kebutuhan
masyarakat. Meskipun tetap dituntut untuk mendapatkan laba yang
kemudian masuk kedalam APBD, namun PDAM tetap memiliki fungsi
sosial. Hal ini dapat dilihat dari penentuan harga jual air per meter kubik
yang ditentukan oleh pemerintah daerah atas persetujuan DPRD. Hal ini
dilandasi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1998.
Kepmendagri Nomor 690 Tahun 1992 tentang Pola Petunjuk Teknis
ditegaskan bahwa PDAM mempunyai fungsi pokok pelayanan umum
kepada masyarakat, sehingga dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka
PDAM harus mampu membiayai dirinya sendiri dan harus berusaha
mengembangkan tingkat pelayanan umum dan diharapkan mampu
memberikan sumbangan kepada Pemerintah Daerah sebagai salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu perlu adanya
pengelolaan PDAM yang didasarkan pada asas ekonomi yang sangat sehat
Evaluasi PDAM didasarkan pada keputusan Surat Keputusan
(42)
kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam rangka
meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara
kuantitas dan kualitas PDAM harus dikelola oleh direksi yang profesional.
Dan untuk keberhasilan direksi dalam mengelola PDAM dilakukan
penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun buku.
Penilaian keadaan tingkat keberhasilan PDAM digolongkan
menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, sebagai
berikut:
a. Baik sekali, bila memperoleh nilai kinerja di atas 75
b. Baik, bila memperoleh nilai kinerja di atas 60 sampai dengan 75
c. Cukup, bila memperoleh nilai kinerja di atas 45 sampai dengan 60
d. Kurang, bila memperoleh nilai kinerja di atas 30 sampai dengan 45
e. Tidak baik, bila memperoleh nilai kinerja kurang dari atau sama
dengan 30
Menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun
1999, Badan Pengawas pada setiap akhir tahun buku melakukan penilaian
kinerja PDAM meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek
administrasi. Dimana penilaian atas bobot dari masing-masing aspek
adalah sebagai berikut:
a. Aspek Keuangan 45
b. Aspek Operasional 40
(43)
Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun
1999, dijelaskan indikator-indikator dari aspek keuangan, aspek
operasional, dan aspek administrasi. Indikator adalah tolak ukur tingkat
keberhasilan dari suatu aspek.
Indikator dari setiap aspek tersebut adalah:
a. Aspek Keuangan
1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang
dikelola.
2) Rasio Laba terhadap Penjualan
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh
dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan.
3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar (Likuiditas)
Rasio ini untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai
kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang
jatuh tempo jika ada.
4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Debt to Equity
Ratio)
Rasio ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua
sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai asset
(44)
5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang (Solvabilitas)
Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan
dari seluruh aktiva yang tersedia kemampuan untuk membayar
utang harus segera dipenuhi.
6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (Operating
Ratio)
Rasio ini merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai
penghematan dalam penggunaan sumber data dan daya untuk
menjalankan kegiatan operasional
7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap
Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Rasio ini digunakan untuk mengukur potensi dari laba yang
dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran
pokok dan bunga yang jatuh tempo.
8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar aktiva
produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas
penjualan air.
9) Jangka Waktu Penagihan Piutang
Tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen
dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktunya rata-rata
(45)
10) Efektivitas Penagihan
Tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen
dalam pengendalian piutang
b. Aspek Operasional
1) Cakupan Pelayanan
Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada
penduduk.
2) Kualitas Air Distribusi
Pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang
mengenai kualitas air yang dikonsumsi masyarakat berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
3) Kontinuitas Air
Untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara
penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari.
4) Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Perbandingan antara kapasitas produksi dengan kapasitas
terpasang.
5) Tingkat Kehilangan Air
Perbandingan antara jumlah m3 air yang didistribusikan yang
terjual dengan jumlah m3 air yang didistribusikan. Rasio ini
(46)
6) Peneraan Meter Air
Untuk menjamin kebenaran angka yang ditunjukkan maka harus
dipastikan bahwa selama terpasang meter air tersebut dalam
kondisi baik dan akurat. Maka perlu adanya pemeliharaan
seluruh meter air yang dipasang dan ditera secara periodik dan
menggantinya bila rusak atau bila sudah tiba waktu
pengantiannya.
7) Kecepatan Penyambungan Baru
Menunjukan berapa kecepatan pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan dalam proses pemasangan sambungan baru.
8) Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan
Kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
pengaduan-pengaduan pelanggan.
9) Kemudahan Pelayanan
Tersedianya sarana penunjang dalam rangka memberikan
kemudahan pelayanan baik untuk melakukan pembayaran
maupun pengaduan.
10) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan
(47)
c. Aspek Administrasi
1) Rencana Jangka Panjang ( Corporate Plan )
Rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu
lima tahun mendatang.
2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki
oleh perusahaan dan disahkan oleh Kepala Daerah.
3) Prosedur Operasi Standar
Pelaksanaan prosedur operasi standar sejauh mana dipedomani.
Prosedur operasi standar adalah panduan (manual) yang
mencakup prosedur dan penanganan operasi perusahaan.
4) Gambar Nyata Laksana (as Built Drawing)
Ukuran untuk melihat sampai sejauh mana gambar nyata laksana
disediakan dan dipedomani sebagai alat manajemen. Gambar
nyata laksana untuk seluruh system distribusi adalah ukuran
pelaksanaan manajemen produksi dan distribusi secara baik.
5) Pedoman Penilaian Kinerja Karyawan
Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pedoman penilaian kerja
karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji dipedomani.
Pedoman tersebut merupakan media untuk menilai prestasi kerja
(48)
6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Mengetahui sejauh mana Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) dipedomani. RAKP adalah penjabaran dari
rancana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana
kerja dan anggaran perusahaan.
7) Tertib Laporan Internal
Dilaksanakannya pelaporan di bidang keuangan, operasi dan
administrasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil
keputusan. Laporan tersebut antara lain laporan kas harian,
laporan keuangan bulanan, dan lain-lain.
8) Tertib Laporan Eksternal
Penyampaian laporan-laporan untuk pihak ekstern secara
periodok, tepat waktu, laporan tersebut antara lain laporan
keuangan tahunan kepada Badan Pengawas dan laporan untuk
keperluan pajak.
9) Opini Auditor Independen
Opini pemeriksa independen mengenai kewajaran laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen.
10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir
Hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan atau rekomendasi
(49)
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya dalam hal evaluasi kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum dilakukan oleh Farid (2003) melakukan penelitian dengan judul
“Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Donggala Periode 1997
-2001” Teknik analisis data yang digunakan adalah Kepmendagri No. 47 Tahun 1999. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana kinerja
Perusahaan Daerah Air Minum tahun 1997-2001 berdasarkan Kepmendagri
No. 47 tahun 1999. Dari penelitian ini, penulis berkesimpulan dari ketiga aspek
yang meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi
menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Donggala ratta-rata masih
mendapat nilai cukup refektif, berdasarkan perhitungan KepMendagri No. 47
tahun 1999 tentang Penilaian Kinerja PDAM dari aspek keuangan, aspek
operasional dan aspek administrasi pada tahun 1997-1999 memperoleh nilai
sebesar 42,52, 42,52 dan 42,22 sehingga dikategorikan kinerjanya kurang.
Namun pada tahun 2000-2001 nilai kinerja naik menjadi 49,42 dan 48,85
dengan kategori kinerja cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa PDAM dalam
keadaan rugi, sehingga belum bisa memberikan kontribusi terhadap
peningkatan PAD.
Fenike (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja
Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Kepmendagri No. 47 Tahun 1999
tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Rumusan masalah dari penelitian
(50)
dengan 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47
tahun 1999. Dari penelitian ini, penulis berkesimpulan tahun 2010 sebesar 58,3
dengan nilai kinerja dikategorikan cukup. Penilaian kinerja tahun 2011 terdapat
peningkatan sebesar 2,87 menjadi 61,17 dengan nilai kinerja dikategorikan
baik.
Dalam penelitian Farid Rifai dan Fenike Aprilia yang membedakan
dengan penelitian penulis hanya terletak dalam tempat dan periode penelitian.
Farid Rifai tempat penelitiannya di Kabupaten Donggala, periode 1997-2001.
Fenike Aprilia tempat penelitiannya di Kabupaten Purworejo, periode
2010-2011. Sedangkan penulis tempat penelitiannya di Kabupaten Gunung Kidul,
(51)
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus di PDAM Tirta
Handayani Kabupaten Gunungkidul sehingga hasil kesimpulan yang diambil
dari penelitian ini hanya berlaku bagi PDAM Tirta Handayani Kabupaten
Gunungkidul dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Handayani Kabupaten
Gunungkidul yang berlokasi di jalan Ki Ageng Giring No. 12 Wonosari,
Gunungkidul, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 – Desember 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Pihak-pihak yang terlibat sebagai pemberi informasi dalam penelitian.
Pihak-pihak yang terlibat diantaranya adalah direksi, bagian keuangan,
(52)
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dari penelitian ini adalah data laporan keuangan dan non
keuangan PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode
2010-2012
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik untuk memperoleh data dengan melakukan tanya jawab pada
subjek penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati serta mencatat data-data yang diperlukan dalam
penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dari aspek keuangan, aspek
operasional, aspek administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Aspek Keuangan
(53)
1) Menghitung Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.1
Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva
Produktif
Nilai Bonus : Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
tahun ini dibanding Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun
lalu.
Rumus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini – Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu.
Tabel 3.2
Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus
Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai
> 10% 5
> 7% - 10% 4 > 3% - 7% 3 > 0% - 3% 2
< 0% 1
Rasio Nilai
> 12% 5
> 9% - 12% 4 > 6% - 9% 3 > 3% - 6% 2 > 0% - 3% 1
(54)
2) Menghitung Rasio Laba terhadap Penjualan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.3
Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva
Penjualan
Nilai Bonus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini – Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu
Tabel 3.4
Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus
Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai
> 20% 5
> 14% - 20% 4 > 6% - 14% 3 > 0% - 6% 2
< 0% 1
Rasio Nilai
> 12% 5
> 9% - 12% 4 > 6% - 9% 3 > 3% - 6% 2 > 0% - 3% 1
(55)
3) Menghitung Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.5
Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar Terhadap Utang Lancar
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
4) Menghitung Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.6
Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang Lancar
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
5) Menghitung Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Rasio Nilai
> 1,75 – 2,00 5 > 1,50 – 1,75 atau > 2,00 – 2,30 4 > 1,25 – 1,50 atau > 2,30 – 2,70 3 > 1,00 – 1,25 atau > 2,70 – 3,00 2 < 1,00 atau > 3,00 1
Rasio Nilai
< 0,5 5
> 0,5 – 0,7 4 > 0,7 – 0,8 3 > 0,8 – 1,00 2
(56)
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.7
Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
6) Menghitung Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.8
Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
7) Menghitung Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan
terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Rasio Nilai
> 2,0 5
> 1,7 – 2,0 4 > 1,3 – 1,7 3 > 1,0 – 1,3 2
< 1,0 1
Rasio Nilai
< 0,50 5
> 0,50 – 0,65 4 > 0,65 – 0,85 3 > 0,85 – 1,00 2
(57)
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.9
Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
8) Menghitung Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.10
Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif Terhadap Penjualan Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai
> 2,0 5
> 1,7 – 2,0 4 > 1,3 – 1,7 3 > 1,0 – 1,3 2
< 1,0 1
Rasio Nilai
< 2,0 5
> 2,0 – 4,0 4 > 4,0 – 6,0 3 > 6,0 – 8,0 2
(58)
9) Menghitung Jangka Waktu Penagihan Piutang
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.11
Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
10) Menghitung Efektivitas Penagihan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.12
Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai
< 60 5
> 60 – 90 4 > 90 – 150 3 > 150 – 180 2
> 180 1
Rasio Nilai
> 90% 5
> 85% – 90% 4 > 80% – 85% 3 > 75% – 80% 2
(59)
2. Aspek Operasional
a. Menghitung dan memberikan nilai 10 indikator aspek operasional
1) Menghitung Cakupan Pelayanan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai
Tabel 3.13
Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan
Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai > 80% 5 > 60% 5 > 60% – 80% 4 > 45% – 60% 4 > 40% – 60% 3 > 30% – 45% 3 > 20% – 40% 2 > 15% – 30% 2
< 20% 1 < 15% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Menghitung bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan
Nilai Bonus : Peningkatan cakupan pelayanan tahun ini dibandingkan
cakupan pelayanan tahun lalu
Rumus = Cakupan pelayanan tahun ini – cakupan pelayanan tahun lalu
Tabel 3.14
Petunjuk Perhitungan Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan
Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai > 12% 5 > 8% 5 > 9% – 12% 4 > 6% – 8% 4 > 6% – 9% 3 > 4% – 6% 3 > 3% – 6% 2 > 2% – 4% 2 > 0% - 3% 1 > 0% - 2% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
(60)
2) Memberikan penilaian Kualitas Air Distribusi
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut :
Tabel 3.15
Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
3) Memberikan Penilaian Kontinuitas Air
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut :
Tabel 3.16
Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
4) Menghitung Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.17
Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Kualitas Air Nilai - Memenuhi syarat air minum 3 - Memenuhi syarat air bersih 2 - Tidak memenuhi syarat 1
Kontinuitas Air Nilai - Semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 2 - Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1
Rasio Nilai > 90% 4 > 80% – 90% 3 > 70% – 80% 2 < 70% 1
(61)
5) Menghitung Tingkat Kehilangan Air
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.18
Petunjuk Perhitungan Tingkat Kehilangan Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Nilai Bonus : Penurunan tingkat kehilangan air dihitung dengan cara
membandingkan penurunan kehilangan air tahun ini dengan tahun lalu.
Rumus = Rasio tingkat kehilangan air tahun ini - Rasio tingkat
kehilangan air tahun lalu
Tabel 3.19
Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air
Tahun Lalu Tahun Ini Nilai >60% <=20% 10 >60%
>50%
> 20% - 21% ; atau
< 20% 9
>60% >50% - 60% >40% - 50%
> 21% - 22% ; atau >20% - 21% ; atau < 20%
8
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40%
> 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
7 Rasio Nilai
< 20% 4
> 20% – 30% 3 > 30% – 40% 2
(62)
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30%
> 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
6
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27%
> 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
5
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24%
> 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
4
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >22% - 23%
> 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
3
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% >21% - 22%
> 30% - 40% ; atau > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
2
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30%
> 40% - 50% ; atau > 30% - 40% ; atau > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau
(63)
>24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% >21% - 22% <21
> 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
6) Menghitung Peneraan meter air
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.20
Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
7) Penilaian Kecepatan penyambungan baru
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut :
Tabel 3.21
Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai > 20% - 25% 3 > 10% – 20% 2 > 0% – 10% atau >25% 1
Waktu Nilai - < 6 hari kerja 2
(64)
8) Menghitung Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai :
Tabel 3.22
Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
9) Memberikan Penilaian Kemudahan Pelayanan
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut :
Tabel 3.23
Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
10) Menghitung Rasio Karyawan per 1000 pelanggan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai Rasio Nilai
> 80% 2 < 80% 1
Ketersediaan Nilai - Tersedia 2 - Tidak tersedia 1
(65)
Tabel 3.24
Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan
Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai < 6 5 < 6 5 > 6 - 7 4 > 8 – 11 4 > 7 - 9 3 > 11- 15 3 > 9 - 10 2 > 15 – 18 2 > 10 1 > 18 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
3. Aspek Administrasi
a. Memberikan penilaian 10 indikator aspek administrasi
Tabel 3.25
Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi
No Keterangan Pelaksanaan Nilai
1 Rencana jangka panjang (Corporate Plan)
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 2 Rencana organisasi dan
uraian tugas
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 3 Prosedur operasi standar - Sepenuhnya dipedomani
- Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 4 Gambar nyata laksana (As
Built Drawing)
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 5 Pedoman penilaian kerja
karyawan
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani 4 3 2
(66)
- Tidak memiliki 1 6 Rencana kerja dan
anggaran perusahaan (RKAP)
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 7 Tertib laporan internal - Dibuat tepat waktu
- Tidak tepat waktu
2 1 8 Tertib laporan eksternal - Dibuat tepat waktu
- Tidak tepat waktu
2 1 9 Opini auditor independen - Wajar tanpa pengecualian
- Wajar dengan pengecualian - Tidak memberikan pendapat - Pendapat tidak wajar
4 3 2 1 10 Tindak lanjut hasil
pemeriksaan tahun terakhir
- Tidak ada temuan
- Ditindaklanjuti, seluruhnya selesai
- Ditindaklanjuti, sebagian selesai
- Tidak ditindaklanjuti
4 3
2
1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
4. Menjumlahkan nilai-nilai seluruh indikator dari masing-masing aspek
penilaian kinerja.
5. Penentuan bobot dan nilai maksimal pada tiap aspek.
Langkahnya sebagai berikut :
a. Menghitung nilai kinerja masing-masing aspek sesuai dengan rumus
menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999
Tabel 3.26
Penentuan bobot dan nilai maksimum
Aspek Bobot Indikator Nilai Maksimum
Keuangan 45 10 60
Operasional 40 10 47 Administrasi 15 10 36
Total 100 30 143
(67)
Tabel 3.27
Perhitungan Nilai Kinerja
Aspek Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan
Operasional
Administrasi
Total nilai kinerja Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999
b. Mengklasifikasikan kinerja sesuai dengan total nilai kinerja
Tabel 3.28
Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM Nilai Kinerja Kinerja
> 75 Baik sekali > 60 – 75 Baik > 45 – 60 Cukup > 30 – 45 Kurang
<= 30 Tidak baik Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999
(68)
47 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Kondisi Umum Daerah Studi
1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu di antara lima
kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di
sebelah timur. Kabupaten Gunungkidul berbatasan dengan wilayah
administrasi kabupaten dan provinsi lainnya, yaitu :
Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, Jawa Tengah
Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman
Secara umum Kabupaten Gunungkidul beriklim tropis dengan
curah hujan yang relatif rendah, dengan jumlah hari hujan tercatat 122 kali
dan curah hujan rata-rata per tahun 3.240 mm. Suhu udara rata-rata 29oC
suhu udara maksimum 320C dan suhu udara minimum 26oC.
Bentuk topografi pada umumnya berbukit-bukit, di sebelah utara
dengan ketinggian ± 600 m, tengah dan barat dengan ketinggian ± 200 m kea
rah selatan dengan ketinggian ± 400 m di atas permukaan laut dengan kondisi
tanah berupa perbukitan kapur. Kondisi tanah jenis batuan tidak dapat
menyimpan air, sehingga air hujan banyak yang lolos melalui celah-celah
(69)
2. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010
sebanyak 686.433 jiwa dengan jumlah rumah tangga 185.629. Jumlah
penduduk perempuan Kabupaten Gunungkidul lebih banyak dibanding
penduduk laki-laki yaitu sebesar 51,03 % dan 48,97% penduduk laki-laki.
Kepadatan penduduk 500 jiwa/km2. Secara proporsional jumlah penduduk
mengalami penurunan, disebabkan keberhasilan Keluarga Berencana (KB)
serta tingginya angka migrasi penduduk keluar wilayah.
B. Sejarah Berdirinya PDAM
Untuk mengatasi kekurangan air di Kabupaten Gunungkidul,
Pemerintah Daerah telah melakukan berbagai upaya yang dilaksanakan melalui
Satuan Koordinasi Pelaksanaan Air Bersih (Satkorlak PAB) yang kegiatannya
antara lain melakukan pembagian air minum kepada masyarakat. Kegiatan ini
tidak dapat dilakukan untuk jangka waktu lama karena memerlukan biaya
operasi yang tinggi. Oleh sebab itu pada tahun 1982, Departemen Pekerjaan
Umum bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul
membentuk Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) dengan memanfaatkan air
sungai bawah tanah. Hal ini dapat mengatasi atau mengurangi kekurangan air
bersih bagi masyarakat, khususnya pada kawasan air di daerah selatan
Kabupaten Gunungkidul.
Pada tahun 1989, BPAM berubah statusnya menjadi Perusahaan
(70)
Nomor 5 Tahun 1987, terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Handayani
Kabupaten Gunungkidul
Sistem pengambilan sumber air baku yang dikelola oleh PDAM
Kabupaten Gunungkidul berasal dari sumber mata air, sungai, dan air tanah.
Sistem pengambilan air minum terus dilakukan penyempurnaan, penambahan
kapasitas produksi maupun pengembangan jumlah sambungan rumahnya,
disamping itu juga dilakukan unit-unit produksi baru.
C. Lokasi Perusahaan
Lokasi PDAM berada di jalan Ki Ageng Giring nomor 12 Wonosari,
Gunungkidul 55813 dengan nomor telepon (0274) 391185 nomor fax (0274)
392605.
D. Visi, Misi dan Tujuan PDAM
1. Visi
PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul sebagai Badan Usaha
Milik Daerah berusaha meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada
masyarakat sehingga menjadi perusahaan yang akan mencapai penerapan
(71)
Visi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah
“Profesionalisme kerja untuk mewujudkan Perusahaan Daerah Air Minum
yang sehat dan mandiri dalam melayani kebutuhan air minum kepada
masyarakat Kabupaten Gunungkidul.”
2. Misi
Misi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah
a. Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip “Good Corporate
Governance.”
b. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat.
c. Peningkatan pelayanan kepada pelanggan
d. Peningkatan efisiensi proses produksi dan distribusi,
e. Peningkatan kompetensi dan kualitas Sumber Daya Manusia dalam
pengelolaan perusahaan.
3. Tujuan
Ukuran keberhasilan utama dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai adalah
a. Kemampuan perusahaan menutup seluruh biaya operasi (Full Cost
Recovery) sehingga mencapai laba perusahaan.
b. Meningkatnya jumlah dan kepuasan pelanggan.
c. Meningkatnya efektivitas dan inovasi manajemen pelanggan.
d. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi manajemen operasi.
(72)
E. Sumber Daya Manusia Dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gunungkidul masing-masing
dengan Nomor: 96/KPTS/2011, 97/KPTS/2011, dan 98/KPTS/2011 tanggal 30
Maret 2011, ditetapkan susunan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Isnawan Fibriyanto, SE
Direktur Bidang Umum : Wastana, ST
Direktur Bidang Teknik : Pratomohadi, ST
Dalam pelaksaan tugasnya Direksi dibantu oleh 150 staf dengan rincian sebagai
berikut :
Bagian Umum : 9 Orang
Bagian Keuangan : 8 Orang
Bagian Hubungan Langganan : 6 Orang
Bagian Pemeliharaan : 4 Orang
Bagian Produksi : 15 Orang
Bagian Transmisi dan Distribusi : 7 Orang
Bagian Perencanaan Teknik : 3 Orang
Kepala Unit : 9 Orang
Staf Teknik Unit : 72 Orang
Staf Administrasi Unit : 18 Orang
(73)
Sedangkan susunan Dewan Pengawas periode 2011-2014 sesuai
dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 27/KPTS/2011, tanggal 20
Januari 2011 adalah sebagai berikut:
Ketua merangkap anggota : Drs. M. Joko Sasono
Sekretaris merangkap anggota : Drs. Sumedi
Anggota : Sumediyono, ST
Selanjutnya melalui Keputusan Dewan Pengawas PDAM Tirta
Handayani Kabupaten Gunungkidul Nomor 01/DP-PDAM.GK/VII/2011
tanggal 26 Agustus 2011 susunan Sekretariat Dewan Pengawas periode
2011-2014 yaitu:
Sekretaris : Drs. Wahyu Nugroho, M. Si
Anggota : Asih Budiarti, SE
(74)
F. Cakupan Pelayanan
Cakupan wilayah pelayanan PDAM di masing-masing kecamatan
bervariasi, baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dari segi
kuantitas dapat dihitung dengan dua metode, yaitu:
1. Rasio antara jumlah KK yang telah terlayani oleh penyediaan air sistem
perpipaan dengan jumlah total KK yang ada di kecamatan
2. Rasio antara jumlah kecamatan yang telah terlayani oleh penyediaan air
sistem perpipaan dengan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten
Gunungkidul
Wilayah pelayanan air minum system perpipaan dirinci menurut
cabang/unit dapat dilihat pada table berikut ini:
No. Cabang/Unit
Luas Wilayah Administrasi
Pelayanan (Km2)
Luas Wilayah Pelayanan
(Km2)
Wilayah Yang Sudah Dilayani PDAM (%) Wilayah Yang Belum Dilayani PDAM (%) 1. Wonosari 75,51 49,37 65,38 34,62 2. Semanu 233,90 234,55 100,28 0,00 3. Paliyan 58,07 30,12 51,87 48,13 4. Playen 177,30 48,06 27,11 72,89 5. Karangmojo 80,12 22,01 27,47 72,89 6. Ponjong 104,49 16,71 15,99 84,01 7. Baron 71,63 30,54 42,64 57,36 8. Nglipar 73,87 43,58 59,00 41,00 9. Rongkop 83,46 44,22 52,98 47,02 10. Tepus 104,91 16,04 15,29 84,71 11. Panggang 171,56 34,40 20,05 79,95 12. Bribin 94,57 338,75 358,20 0,00 13. Ngobaran 87,83 248,41 282,83 0,00 Total 1.417,22 1.156,76 81,62 18,38
Rata-rata 81,62 18,38
(1)
LAPORAN LABA RUGI
Tahun 2011 Tahun 2010
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
- Pendapatan Air 4.1). 21.501.882.150,00 17.884.737.600,00
- Pendapatan Non Air 4.2). 2.020.796.667,50 914.948.460,50
- Pendapatan Lain-lain 4.3). 136.074.642,58 63.344.115,54
Jumlah Pendapatan Usaha 23.658.753.460,08 18.863.030.176,04
BEBAN USAHA
- Beban Sumber Air 4.4). 12.461.906.386,62 12.500.578.191,74
- Beban Pengolahan Air 4.5). 18.416.042,20 16.635.742,20
- Beban Transmisi dan Distribusi 4.6). 6.332.283.920,98 5.805.247.678,96 - Beban Umum dan Administrasi 4.7). 4.590.351.142,60 3.456.240.574,60
- Beban Lain-lain 4.8). 26.236.213,75 14.346.348,25
Jumlah Beban Usaha 23.429.193.706,15 21.793.048.535,75
LABA/(RUGI) KOTOR USAHA 229.559.753,93 (2.930.018.359,71)
- PPh Badan - -
LABA (RUGI) BERSIH 229.559.753,93 (2.930.018.359,71)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Lampiran 7
Laporan Laba Rugi
Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Uraian catatan
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
(2)
LAPORAN LABA RUGI
Tahun 2012 Tahun 2011
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
- Pendapatan Air 4.1). 23.332.269.800,00 21.501.882.150,00
- Pendapatan Non Air 4.2). 1.417.803.606,00 2.020.796.667,50
- Pendapatan Lain-lain 4.3). 193.432.401,00 136.074.642,58
Jumlah Pendapatan Usaha 24.943.505.807,00 23.658.753.460,08
BEBAN USAHA
- Beban Sumber Air 4.4). 13.702.540.323,94 12.461.906.386,62
- Beban Pengolahan Air 4.5). 37.539.178,00 18.416.042,20
- Beban Transmisi dan Distribusi 4.6). 6.561.680.189 6.332.283.920,98 - Beban Umum dan Administrasi 4.7). 5.743.787.063,45 4.590.351.142,60
- Beban Lain-lain 4.8). 24.372.504,25 26.236.213,75
Jumlah Beban Usaha 26.069.919.259,63 23.429.193.706,15
LABA/(RUGI) KOTOR USAHA (1.126.413.452,63) 229.559.753,93
- PPh Badan - -
LABA (RUGI) BERSIH (1.126.413.452,63) 229.559.753,93
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
Uraian catatan
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
(3)
137
Lampiran 9
(4)
(5)
139
Lampiran 11
Daftar Pertanyaan
DAFTAR PERTANYAAN
A. GAMBARAN UMUM PDAM
1.
Apa yang dimaksud dengan PDAM?
2.
Bergerak dalam bidang apakah PDAM didirikan
3.
Berdasarkan apa PDAM didirikan?
4.
Dikelola oleh siapa PDAM?
5.
Dimanakah letak PDAM?
6.
Apakah tujuan dan tugas pokok PDAM?
7.
Apa visi dan misi PDAM?
B. ASPEK OPERASIONAL
1.
Berapa jumlah penduduk yang terlayani?
2.
Berapa total penduduknya?
3.
Bagaimana cakupan pelayanannya?
4.
Bagaimana kualitas airnya?
5.
Bagaimana kontinuitas airnya?
6.
Bagaimana kapasitas produksi yang terpasang?
7.
Berapa jumlah air yang terjual?
8.
Berapa jumlah pelanggan yang meter airnya ditera?
9.
Berapa kecepatan penyambungan baru?
(6)