Konduksi Transien TINJAUAN PUSTAKA

dengan mensubtitusikan persamaan 2.52 dan persamaan 2.48 dan beberapa pengaturan ulang dihasilkan persamaan total entalpi: h zz yz xz zy yy xy zx yx xx o o S t p T kgrad div z w y w x w z v y v x v z u y u x u u h div t h + ∂ ∂ + +               ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ = + ∂ ∂ . . τ τ τ τ τ τ τ τ τ ρ ρ 2.59

2.13 Konduksi Transien

Untuk konduksi transien dibentuk oleh persamaan S x T k x t T c +       ∂ ∂ ∂ ∂ = ∂ ∂ ρ 2.60 Sebagai tambahan biasanya ditambahkan variabel panas spesifik c JkgK dari material. W wP x δ Pe x δ P E e w Gambar 2.20 Kontrol volume untuk kondisi satu dimensi [11] Untuk kondisi satu dimensi seperti pada Gambar 2.20, integral dari persamaan 2.60 terhadap batas control volume dan interval waktu t hingga t+Δt adalah ∫ ∫ ∫ ∫ ∫ ∫ Δ Δ Δ . . ∂ ∂ ∂ ∂ . δ δ ρ t t t CV t t t CV t t t CV dt sdV dt dV x T k x dt dV t T c + + + + = = Atau dapat ditulis ∫ ∫ ∫ ∫ Δ Δ Δ . Δ ∂ ∂ ∂ ∂ δ δ ρ t t t w e t t t t t t e w dt V S dt x T kA x T kA dV dt t T c + + + +                   =       2.61 42 Universitas Sumatera Utara Pada persamaan 2.61, A adalah luas permukaan dari control volume , ΔV adalah volume , yang mana besarnya sama dengan AΔx dimana Δx adalah lebar dari control volume, dan S adalah kekuatan rata-rata source. Jika node pada temperatur diasumsikan merata disemua kontrol volume, pada sisi kiri dapat dituliskan V T T c dV dt t T c o p p t t t CV ∆ − =       ∫ ∫ ∆ + ρ δ δ ρ 2.62 Pada persamaan 2.62 superskrip ‘o’ mengacu pada temperatur pada waktu t; temperatur pada waktu t + Δt tidak di subskrip. Jika kita menerapkan pusat perbedaan untuk kondisi difusi pada sisi kanan persamaan 2.61 dapat dituliskan V T T c dt V S dt T T A k T T A k o p p t t t XWP W P w XPE P E e t t t ∆ − = ∆ +               − −       − ∫ ∫ ∆ + ∆ + . ρ δ δ 2.63 Untuk mengevaluasi sisi kanan dari persamaan kita perlu membuat suatu asumsi mengenai variasi dari T P , T E dan T W dengan waktu. Kita dpat menggunakan temperatur pada waktu t atau pada waktu t + Δt untuk menghitung penigkatan waktu atau , mengkombinasikan temperatur pada waktu t dan t + Δt. Kita dapat menyamaratakan pendekatan dengan c ara menggunakan parameter θ yang nilainya antara 0 dan 1 dan menulis integral I T dari temperatur T P terhadap waktu [ ] t T T dt T I P P t t t P t ∆ − + = = ∫ ∆ + 1 θ θ 2.64 Oleh karena itu dengan mensubtitusikan nilai θ terhadap persamaan 2.64, maka dapat ditulis beberapa persamaan baru yang dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 H asil dari pendekatan persamaan parameter θ θ 0,5 1 I T t T o P ∆ t T T o P P ∆ + 2 1 t T P ∆ 43 Universitas Sumatera Utara Dapat menggaris bawahi nilai dari integral I T ; jika θ=0 temperatur pada waktu t digunakan; jika θ=1 temepratur pada waktu yang baru t+Δt digunakan; dan jika θ=12, temperatur pada t dan t+Δt bernilai sama. Menggunakan persamaan 2.64 untuk T W dan T E pada persamaan 2.63 dan membaginya dengan AΔt, diperoleh: x S T T k T T k T T k T T k x t T T c XWP W o P W XPE P o E e XWP W P W XPE P E e o P P ∆ +       − − − − +       − − − = ∆       ∆ − δ δ θ δ δ θ ρ 1 2.65 Kita dapat mengatur ulangnya mejadi bentuk [ ] [ ] x S T k k t x c T T k T T k T k k t x c P XEP W XPE e W W XEP W E E XPE e P XEP W XPE e ∆ +       − − − − ∆ ∆ + − + + − + =             + + ∆ ∆ \ 1 1 1 1 δ θ δ θ ρ θ θ δ θ θ δ δ δ θ ρ 2.66 Sekarang identifikasikan koeffisien T W dan T E sebagai a W dan a E dan menulis persamaan 2.66 menjadi bentuk yang lebih mudah: [ ] [ ] [ ] b T a a a T T a T T a T a o P E W o P o E E E o W W W P P + − − − − + − + + − + = 1 1 1 1 θ θ θ θ θ θ 2.67 dimana o P E W P a a a a + + = θ , b = x S ∆ , a E = XPE e k δ ,a W = XWP W k δ , dan t x c a o P ∆ ∆ = ρ Bentuk akhir dari persamaan diskretisasi bergantung pada nilai θ. Dimana θ bernilai 0, kita hanya menggunakan temperatur TPo, Two dan TEo pada waktu t persamaan 2.67 untuk menentukan TP pada waktu yang waktu yang baru. Hasil dari skema ini disebut eksplisi t. Dimana 0θ≤1 waktu yang baru digunakan pada persamaan; hasil dari skema ini disebut implisit. Untuk kasus dimana θ=1 dinamakan implis it penuh dan kasus untuk θ=12 disebut skema Crank-Nicolson. 44 Universitas Sumatera Utara 2.13.1 Skema Eksplisit Pada skema eksplisit sumber dilinirkan sebagai b=S u +S P T P o . mensubtitus ikan θ=0 kedalam persamaan 2.67 memberikan diskretisasi eksplisit dari persamaan perpindahan panas konduski transien: [ ] u o P P E W o P o E E o W W P P S T S a a a T a T a T a + − + − + + = 2.68 Dimana a P = a P o , a E = XPE e k δ , a W = XWP W k δ dan t x c a o P ∆ ∆ = ρ 2.13.2 Skema Crank Nicolson Metode Crank-Nicolson diperoleh dari mengatur nilai θ=12 pada persamaan 2.67. Sekarang persamaan diskretisasi konduksi transien adalah : b T a a a T T a T T a T a o P W E o P W W W E E E P P +     − − +       + +       + = 2 2 2 2 2.69 Dimana P o P E W P S a a a a 2 1 2 1 − + + = ,b = 2 1 p P u T S S + , a E = XPE e k δ , a W = XWP W k δ dan t x c a o P ∆ ∆ = ρ 2.13.3 Skema Implisit Penuh K etika nilai θ diatur sama dengan 1 , diperoleh skema implisit penuh. Persamaan menjadi u o P o P E E W W P P S T a T a T a T a + + + = 2.70 Dimana P E W o P P S a a a a − + + = , t x c a o P ∆ ∆ = ρ , a W= XWP W k δ dan a E = XPE e k δ Metode implisit penuh direkomendasikan untuk perhitungan CFD dengan tujuan yang umum dikarenakan hasil perhitungan yang stabil. 45 Universitas Sumatera Utara Untuk masalah 2 dimensi 2D persamaan 2.60 dapat dikembangkan menjadi sebuah persamaan baru menjadi S y k y x k x t c       ∂ ∂ ∂ ∂ +       ∂ ∂ ∂ ∂ = ∂ ∂ φ φ φ ρ 2.71 Jika persamaan 2.71 dideskritisasikan terhadap kontrol volume, persamaan yang dihasilkan adalah : u o P o P N N S S E E W W P P S T a a a a a a + + + + + = φ φ φ φ φ 2.72 Dimana P o p N S E W P S a a a a a a − + + + + = dan t V c a o P ∆ ∆ = ρ W wP x δ Pe x δ we x δ P E e w S N s n sn y δ P n y δ sP y δ Gambar 2.21 Kontrol volume untuk situasi dua dimensi [11] Dimana koeffisien a W , a E untuk masalah 1D, dan a W , a E , a S , a N untuk 2D seperti dapat dilihat pada Gambar 2.20, serta a W , a E , a S , a N , a B , a T untuk 3D; b=S u +S p ϕ p adalah sumber. Hasil dari koeffisien-koeffisien yang diberikan adalah : 46 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 implisit untuk 1D, 2D, dan 3D a W a E a S a N a B a T 1D WP W W x A δ Γ PE e e x A δ Γ - - - - 2D WP W W x A δ Γ PE e e x A δ Γ SP s s y A δ Γ PN n n y A δ Γ - - 3D WP W W x A δ Γ PE e e x A δ Γ SP s s y A δ Γ PN n n y A δ Γ BP b b z A δ Γ PT t t z A δ Γ Nilai untuk volume dan luas permukaan cell untuk ketiga kasus: Tabel 2.5 Nilai volume dan luas permukaan cell 1D 2D 3D ΔV Δx ΔxΔy ΔxΔyΔz Aw = Ae 1 Δy ΔyΔz An = As - Δx ΔxΔz Ab = At - - ΔxΔy

2.14 Konveksi Transien