Cara isolasi Minyak Atsiri Penggunaan Minyak Atsiri

OH Farnesol OPP Trans-Farnesil pirofosfat CH 2 + + OPP cis-Farnesil pirofosfat CH 2 + + -H + -H + Humulen Bisabolen Gambar 2.4. Reaksi Biogenetik Beberapa Seskuiterpena Achmad, 1987

2.3.2. Cara isolasi Minyak Atsiri

Pada umumnya cara isolasi minyak atsiri adalah uap menembus jaringan tanaman dan menguapkan semua senyawa yang mudah menguap yang disebut destilasi uap.Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode penyulingan Guenther, 1987. Ada tiga metode penyulingan yang digunakan dalam industri minyak atsiri, yaitu: 1. Penyulingan dengan air hydrodistillation Pada sistim penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling langsung kontak dengan air mendidih. Keuntungan dari penggunaan sistim ini adalah digunakan untuk menyuling bahan yang berbentuk tepung dan bunga-bungan yang mudah membetuk gumpalan jika kena panas.Prosesnya cukup sederhana, sistim penyulingan ini memiliki keuntungan dapat mengesktraksi minyak dari bahan yang berbentuk Universitas Sumatera Utara bubur.Kelemahanya adalah penyulingan minyak ini tidak sempurna Sastrohamidjojo, 2004. 2. Penyulingan dengan air dan uap hydro and steam distillation Pada sistim penyulingan ini, bahan yang diletakkan di atas piring yang berupa ayakan yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air dalam ketel penyulingan.Keuntungan sistim penyulingan ini adalah karena uap berenetrasi secara merata ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100 C. 3. Penyulingan dengan uap langsung steam distillation Sistem yang menggunakan uap panas yang terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan.Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Sistim penyulingan ini baik digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji-bijian, akar dan kayu- kayuan yang umumnya mengandung komponen minyak yang bertitik didih tinggi dan baik digunakan terhadap bahan yang mengandung minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan air Ketaren, 1985.

2.3.3. Penggunaan Minyak Atsiri

Penggunaan minyak atsiri dan bahan kimia volatil untuk pengobatan, kosmetik serta wewangi-wangian telah dikenal dalam masyarakat sejak jaman purba. Dan kini ada kecenderungan untuk kembali ke penggunaan bahan- bahan alam, antara lain karena minyak atsiri dapat larut dalam lemak yang terdapatpada kulit, dapat diabsorpsi ke dalam aliran darah, dan mempunyai kompabilitas dengan lingkungan dapat mengalami bidegradasi dan merupakan bagian dari kesetimbangan ekosistem selama ribuan tahun Rojat, dkk, 1996. Minyak atsiri merupakan sumber dari aroma kimia alami yang dapat digunakan sebagai komponen flavor dan fragrance alami dan sebagai sumber yang penting dari struktur stereospesifik enansiomer murni yang biosintesisnya lebih murah dibandingkan dengan proses sintesis Lawrence dan Reynold, 1992. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam industri, misalnya industri parfum, kosmetik, “essence”, industri farmasi dan “flavoring agent”. Dalam pembuatan parfum dan wangi-wangian, minyak atsiri tersebut berfungsi sebagai pengikat bau fixative dalam parfum, misalnya minyak nilam, minyak akar wangi dan minyak cendana. Minyak Universitas Sumatera Utara atsiri yang berasal dari rempah rempah, misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak jahe, minyak cengkeh, minyak ketumbar, umumnya digunakan sebagai bahan penyedap flavoring agent dalam bahan pangan dan minuman Ketaren, 1985. Minyak atsiri ini selain memberikan aroma wangi yang menyenangkan juga dapat membantu pencernaan denga merangsang sistem saraf sekresi, sehingga akan meningkatkan sekresi getah labung yang mengandung enzim hanya oleh stimulus aroma dan rasa bahan pangan dan lambung menjadi basah. Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, bahan analgesik, haelitik atau sebagai antizimatik sebagai sedatif dan simultan untuk obat sakit perut.Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau memuakkan Guenther, 1987.

2.4. Senyawa Terpen