3.4. Pengenceran Minyak Atsiri
Persentase minyak atsiri 1 Minyak atsiri sebanyak 0,05 mLdipipet dari botol vial kemudian dimasukkan ke
dalam labu takar 5 mLdan ditambahkan dimetil sulfoksida hingga garis tanda kemudian dihomogenkan
Persentase minyak atsiri 0,75 Sebanyak 3,75 mL larutan minyak atsiri 1 dimasukkan kedalam labu takar 5
mLkemudian ditambahkandimetil sulfoksida hingga garis tanda dan
dihomogenkan Persentase minyak atsiri 0,5
Sebanyak 3,3 mL larutan minyak atsiri 0,75 dimasukkan ke dalam labu takar 5 mLkemudian ditambahkan dimetil sulfoksida hingga garis tanda dan
dihomogenkan Persentase minyak atsiri 0,25
Sebanyak 2,5 mL larutan minyak atsiri 0,5 dimasukkan ke dalam labu takar 5 mLkemudian ditambahkan dimetil sulfoksida dan dihomogenkan
Persentase minyak atsiri 0,1 Sebanyak 2 mL larutan minyak atsiri 0,25 dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL
kemudian ditambahkan dimetil sulfoksida hingga garis tanda dan dihomogenkan
Universitas Sumatera Utara
3.5. Bagan Penelitian 3.5.1. Isolasi Minyak Atsiri Daun Pinus dengan Alat Stahl
Dimasukkan ke dalam labu Stahl 1liter Ditambahkan air suling 120 mL
Dirangkai alat Stahl Dipanaskan hingga keluar uap air bersama
minyak
Lapisan minyak Lapisan air
Dimasukkan ke dalam botol vial Ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrous Didekantasi
Minyak atsiri residu
Analisa GC-MS
Uji Antibakteri 200 g daun pinussegar
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Uji aktivitas antibakteri 3.5.2.1. Pembuatan Media Nutrien Agar NA Miring dan Stok Kultur Bakteri
3.5.2.2. Pembuatan Mueller Hinton Agar MHA
5,6 media NA Dilarutkan dengan 200 mL air suling dalam erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
C selama 15 Media NA steril
Dituang kedalam tabung reaksi sebanyak 3 m Dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat
pada posisi miring membentuk sudut 30 °-45°
Diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama dengan jarum ose steril lalu digoreskan
Stok kultur bakteri Staphylococcus aureus
7,6 g Mueller Hinton Agar
Dilarutkan dengan 200 mL aquadest dalam erlenmeyer Dipanasakan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama 15
menit Media MHA steril
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.3. Penyiapan Inokulum Bakteri
3.4.2.4. Uji Aktivitas Antibakteri
1,3 g media Nutrient Broth NB Dilarutkan dengan 100 mL aquadest dalam Erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
° selama 15 menit
Media NB steril Dimasukkan sebanyak 10 mL kedalam tabung reaksi
Diambil koloni bakteri Staphylococcus aureus dari stok kultur bakteri dengan jarum ose steril
Disuspensikan kedalam media Nutrient Broth NB Diinokulasi pada suhu 35
°C selama 3 jam Dibandingkan kekeruhannya dengan standar Mc farland
Inokulum bakteri Staphylococcus aureus
0,1 ml inokulum bakteri Dimasukkan kedalam cawan petri
Ditambahkan 15 mL MHA dengan suhu 45-50 °C
Dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata Dibiarkan sampai media memadat
Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan minyak atsiri daun pinus kedalam cawan petri yang telah
berisi bakteri
Diukur diameter zona bening disekitar cakram dengan jangka sorong
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Pinus Pinus merkusii
Isolasi minyak atsiri dari daun pinus dilakukan dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat Stahl dari sampel segar seberat 200 gram, jumlah rata-rata minyak
atsiri diperoleh sebanyak 0,36 mL dan kadar minyak atsiri daun pinus yang diperoleh adalah 0,1531 bb ditentukan secara triplo seperti ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Isolasi Minyak Atsiri Daun Pinus Melalui Hidrodestilasi No Berat Sampel gram
Minyak Atsiri mL Persentase bb
1 200
0,37 0,155
2 200
0,36 0,151
3 200
0,35 0,147
Rata-rata 200
0,36 0,1531
4.1.2. Hasil Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Daun Pinus dengan GC-MS
Minyak atsiri yang dihasilkan dari daun pinus segar secara hidrodestilasi menggunakan alat Stahl dianalisis dengan Gas Chromatography-Massa Spectroscopy
GC-MS. Hasil kromatogram analisis, dapat menunjukkan terdapatnya 23 puncak yang menunjukkan adanya 23 senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri
tersebut gambar 4.1. Jumlah senyawa yang teridentifikasi bila disesuaikan dengan data library Willey 229 dan NIST 12 sebanyak 20 senyawa tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara