Analisis Minyak Atsiri Daun Pinus dengan Metode GC-MS

Minyak atsiri daun pinus yang diperoleh berwarna bening jernih, berujud cairan tak berwarna dengan bau karakteristik seperti terpentin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sastrohamidjojo, 2004 bahwa pinus mengandung minyak terpentin merupakan cairan tidak berwarna bening, bau khas keras. Kadar minyak atsiri yang diperoleh sebesar 0,1531 . Bila dibandingkan dengan minyak atsiri daun pinus dari Banjarbaru sebesar 0,5564 Sutya, 2006 maka minyak atsiri daun pinus yang diperoleh sangat kecil. Rendemen minyak yang dihasilkan tergantung dari faktor letak geografis tempat tumbuhnya, kondisi dan suhu, cara isolasi memperoleh minyak atsiri tersebut Guenther, 1990.

4.2.2. Analisis Minyak Atsiri Daun Pinus dengan Metode GC-MS

Analisis komponen senyawa minyak atsiri daun pinus dengan GC-MS menghasilkan 23 senyawa, terdapat 20 senyawa kimia sesuai dengan fragmentasi pada data library Wiley229 dan NIST12 merupakan senyawa monoterpen, seskuiterpen dan terpenoid. Berdasarkan analisis GC-MS komponen senyawa kimia minyak atsiri pinus yang paling tinggi persentasenya adalah Limonen 22.72, α-Pinen 17.53, β- Kariofilen 16,76 , sedangkan β-Ocimene 14,68, dan Germakren-d 11.24 Berbeda dengan peneliti sebelumnya minyak atsiri daun pinus mengandung komponen terpen 34,49 dan seskuiterpen 62,8 dan lain-lain 3,03 Erindyah, 2003. Demikian juga minyak atsiri daun pinus menghasilkan kadar sineol 16 daun pinus yang disimpan 0-3 hari dan 14 untuk daun pinus yang disimpan 15-18 hari Sutya, 2006.Minyak atsiri yang disadap dari batang pinus dapat menghasilkan 70-85 komponen utama α-pinen dan sisanya terdiri dari β-pinen, Δ-karen dan δ-longifelon Sastrohamidjojo, 2004. Minyak atsiri daun pinus yang diperoleh dari penelitian ini berbeda meskipun spesiesnya sama, merupakan tipe terpentin. Perbedaan komposisi minyak atsiri dipengaruhi oleh faktor geografis tempat tumbuhnya, perlakuan pasca panen, proses pengeringan, kondisi dan suhu Hussain et all., 2008. Menurut Sastrohamidjojo, 2004 komposisi terpentin pada pohon pinus bervariasi tergantung pada jenis pohon penghasil, umur, musim sadap dan cara isolasi. Adapun spektrum dan fragmentasi komponen senyawa minyak atsiri daun pinus yang diperoleh sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1.Senyawa Limonen Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 16 yang sebanyak 22,72 dengan waktu retensi Rt 10.006, spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 136. Dengan membandingkan spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan spektra pada standar Willey229, senyawa tersebut adalah Limonendengan spektrum ditunjukkan pada gambar 4.2 selanjutnya secara teoritis kemungkinan pola fragmentasi seperti gambar 4.3. Gambar 4.2 Spektrum MS Senyawa Limonen dari Minyak Atsiri Daun Pinus Puncak ion molekul pada me=136 M + menunjukkan MR dari pada salah satu isomer senyawa golongan monoterpen C 10 H 16 yaitu Limonen, diikuti puncak-puncak fragmentasi me = 121M-CH 3 + , 68 M-C 4 H 5 + dengan puncak dasar pada me = 68 yaitu C 5 H 8 + . Universitas Sumatera Utara C CH 2 CH 3 H 3 C C CH 2 CH 3 H 3 C C CH 2 CH 3 + e - 2e C 10 H 16 C 10 H 16 me = 136 - . CH 3 15 + me = 121 C 9 H 13 + CH 3 CH 2 me = 68 C 5 H 8 + . BM=136 - . C 4 H 5 53 + . Gambar 4.3. Pola Fragmentasi Senyawa Limonen 2. Senyawa α-Pinen Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 16 sebanyak 17,53 dengan waktu retensi Rt 6,87 spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 136. Dengan membandingkan spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan spektra pada standar Willey229 , senyawa tersebut adalah α-pinen dengan spektrum ditunjukkan pada gambar 4.4 selanjutnya secara teoritis kemungkinan pola fragmentasi gambar 4.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Spektrum MS Senyawa α-Pinen dari Minyak Atsiri Daun Pinus Puncak ion molekul pada me=136 M + menunjukkan MR dari pada salah satu isomer senyawa golongan monoterpen C 10 H 16 yaitu α-pinen, diikuti puncak-puncak fragmentasi me = 121 M-CH 3 + , 93 M-C 2 H4 + dengan puncak dasar me = 93 yaitu C 7 H 9 + . Universitas Sumatera Utara CH 3 H 3 C H 3 C H 3 C H 3 C CH 3 H 3 C H 3 C + e - 2 e C 10 H 16 C 10 H 16 me = 136 - . CH 3 15 me = 121 C 9 H 13 + + - CH 2 =CH 2 28 me = 93 C 7 H 9 + + + . BM=136 H 3 C Gambar 4.5. Pola F ragmentasi Senyawa α-Pinen 3. Senyawa β-Kariofilen Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 15 H 24 sebanyak 16,76 dengan waktu retensi Rt 22,356 spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 204. Dengan membandingkan spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan spektra pada standar Willey229 , senyawa tersebut adalah β- Kariofilen dengan spektrum ditunjukkan pada gambar 4.6 selanjutnya secara teoritis kemungkinan pola fragmentasi gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6. Spektrum MS senyawa β-Kariofilen dari Minyak Atsiri Daun Pinus Puncak ion molekul pada me=204 M + menunjukkan MR dari pada salah satu isomer senyawa golongan sesquiterpen C 15 H 24 yaitu β-Kariofilen , diikuti puncak- puncak fragmentasi me = 189M-CH 3 + , 161M-C 2 H 4 +, 105M-C 4 H 8 + , 79M-C 2 H 2 + , 41M-C 3 H 2 + dengan puncak dasar me = 41 yaitu C 3 H 5 + . Universitas Sumatera Utara H 3 C H 3 C + e -2 e CH 2 H 3 C H 3 C CH 2 C 13 H 12 me= 204 H 3 C H 3 C CH 2 CH 3 - . CH 3 15 me= 189 C 14 H 21 + - CH 2 =CH 2 28 H 3 C H 3 C + CH 3 + me=161 C 12 H 17 + me = 105 C 8 H 9 + - C 4 H 8 56 - C 2 H 2 26 + me = 79 C 6 H 7 + me = 41 C 3 H 5 + - . C 3 H 2 38 + . C 13 H 24 BM=204 CH 2 + H 2 C H 2 C CH 3 + CH 2 Gambar 4.7. Pola Fragmentasi Senyawa β-Kariofilen 4. Senyawa β-Ocimene Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 15 H 24 sebanyak 14,68 dengan waktu retensi Rt 9,29 spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 136. Dengan membandingkan spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan spektra pada standar Willey229 , senyawa tersebut adalah β- Universitas Sumatera Utara Ocimenedengan spektrum ditunjukkan padagambar 4.8 selanjutnya secara teoritis kemungkinan pola fragmentasi gambar 4.9. Gambar 4.8. Spektrum MS Senyaw a β-Ocimene dari Minyak Atsiri Daun Pinus Puncak ion molekul pada me=136 M + menunjukkan MR dari pada salah satu isomer senyawa golongan monoterpen C 10 H 16 yaitu β-Ocimene, diikuti puncak- puncak fragmentasi me = 121M-CH 3 + , 93M-C 2 H 4 + dengan puncak dasar me = 93 yaitu C 7 H 9 + . Universitas Sumatera Utara H 3 C CH 2 CH 3 CH 3 + e - 2e H 3 C CH 2 CH 3 CH 3 me = 136 - . CH 3 15 CH 2 CH 3 CH 3 + me = 121 C 9 H 13 + - CH 2 =CH 2 28 C CH 3 CH 2 + me = 93 C 7 H 9 + + . C 10 H 16 BM=136 Gambar 4.9. Pola Fragmentasi Senyawa β-Ocimene 5. Senyawa Germakren-d Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 15 H 24 sebanyak 11,24 dengan waktu retensi Rt 23,975 spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 204. Dengan membandingkan spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan spektra pada standar Willey229, senyawa tersebut adalah Germakren-d dengan spektrum ditunjukkan pada gambar 4.10 selanjutnya secara teoritis kemungkinan pola fragmentasi gambar 4.11. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10. Spektrum MS Senyawa Germakren-d dari Minyak Atsiri Daun Pinus Puncak ion molekul pada me=204 M + menunjukkan MR dari pada salah satu isomer senyawa golongan sesquiterpen C 15 H 24 yaitu germakren-d, diikuti puncak- puncak fragmentasi me = 161M-C 3 H 7 + , 133M-C 2 H 4 + , 105C 2 H 4 + , 67C 3 H 2 + , 41C 2 H 2 + dengan puncak dasar me = 41 yaitu C 3 H 5 + . Universitas Sumatera Utara C 15 H 24 BM=204 -2 e + e + + + + CH 2 H 2 C + C 15 H 24 me= 204 - . C 3 H 7 43 C 12 H 17 + me=161 C 10 H 13 + me= 133 C 8 H 9 + me= 105 C 5 H 7 + me= 57 C 3 H 5 + me= 41 - C 2 H 4 28 -C 2 H 4 28 -C 3 H 2 38 -C 2 H 2 26 Gambar 4.11. Pola Fragmentasi Senyawa Germakren-d Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Aktivitas Antibakteri