760
Magister Hukum Udayana
• Desember 2015
UDAYANA MASTER LAW JOURNAL
Vol. 4, No. 4 : 757 - 769
adalah mengidentiikasi dan mengkaji atau menelaah bahan-bahan hukum dmaksud.
Pengolahan dan menganalss bahan hukum yang terkumpul, bak bahan hukum prmer,
sekunder maupun terser danalss secara deskrptf. Dengan demkan, tulsan n
bersfat analss dskrptf.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perlindungan Hukum Hak Dipilih
dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia
Perlndungan hukum hak dplh dalam sstem ketatanegaraa Indonesa
dapat dcermat dar Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh UUD 1945, dan
peraturan perundangan-undangan, termasuk deklaras maupun konvens nternasonal
tentang hak asas manusa, khususnya tentang perlndungan hukum hak dplh.
Dalam konteks n, hal tersebut tdak dapat dlepaskan dengan konseps negara hukum
maupun konseps kedaukatan rakyat vis a vis merupakan bagan dar hak asas
manusa HAM sebaga tercermn dalam Alena I sampa Alena IV Pembukaan UUD
1945 dan pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945. Dalam Alena IV dnyatakan:
“Kemudan dar pada tu untuk membentuk suatu pemerntahan Negara Indonesa yang
melndung segenap bangsa Indonesa dan seluruh tumpah darah Indonesa…dalam
suatu Undang-Undang Negara Indonesa, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republk Indonesa yang berkedaulatan rakyat...” Pernyataan tersebut mengandung
makna bahwa Konsttus Negara Republk Indonesa dmana sstem pemerntahan
Negara Republk Indonesa ddasarkan atas kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat serng
dmakna sebaga bentuk pemerntahan yang berpaham demokras dmana bentuk
pemerntahan dan pemerntah dplh oleh rakyat.
Sejalan dengan uraan tersebut, bla dkatkan dengan pengaturan perlndungan
hukum hak dplh, maka hal tersebut dapat dtelusur dalam Pembukaan UUD 1945
dan dalam pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945. Perlndungan hukum menjad
bagan dar hak asas manusa yang telah datur dalam Konsttus Negara Republk
Indonesa. Sebelum menelusur muatan mater
hak asas manusa, terutama terkat dengan pelndungan hukum hak dplh dalam sstem
ketatanegaraan Indonesa, maka pada uraan berkut durakan tentang termnolg, konsep
maupun pandangan tentang perlndungan hukum.
Dalam Kamus
Umum Bahasa
Indonesia karangan WJS Poerwadarmnta,
durakan bahwa perlndungan dartkan sebaga tempat berlndung, dar hal perbuatan
dan sebaganya memperlndung.
7
Perlndungan hukum bag rakyat d Indonesa sebaga akbat dar tndakan hukum
pemerntah ada beberapa kemungknan, tergantung dar nstrumen hukum yang
dgunakan pemerntah. Instrumen hukum pemerntah yang lazm dgunakan adalah
suatu peraturan perundang-undangan yang dbentuk atau sebaga produk DPR bersama
Presden. Perlndungan hukum sebaga akbat dterbtkannya peraturan perundang-
undangan dapat
dtempuh melalu
permohonan uj materl judicial review
7
WJS Poerwadarmnta, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Bala Pustaka, Cet. XV.,
Hlm.670. Lhat juga Anton M. Moelyono Peny., 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Departemen Penddkan dan Kebudayaan Republk Indonesa,hlm.52.
761
Magister Hukum Udayana
• Desember 2015
UDAYANA MASTER LAW JOURNAL
Vol. 4, No. 4 : 757 - 769
ke Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konsttus. Permohonan uj materl judicial review yang dajukan ke Mahkamah Agung
melngkup pengujan peraturan perundang- undangan d bawah undang-undang sesua
dengan Pasal 31 ayat 1 UU Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan UU Nomor
14 Tahun 1984 Tentang Mahkamah Agung, LN-RI Tahun 2004 Nomor 9. Sedang
permohonan uj materl judicial review ke Mahkamah Konsttus melngkup pengujan
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republk Indonesa Tahun
1945 sesua dengan Pasal 10 ayat 1 butr a UU Nomor 24 Tahun 2003 Tentang
Mahkamah Konsttus, LN-RI Tahun 2003 Nomor 98. Oleh karena tu, menurut
Sald Isra bahwa judicial review menjad salah satu cara untuk menjamn hak-hak
kenegaraan yang dmlk oleh seseorang warga negara pada poss dametral dengan
kekuasaan pembuatan peraturan, termasuk undang-undang.
8
Pengaturan hak asas manusa dalam Konsttus Negara Republk Indonesa datur
dalam Pasal 27 sampa Pasal 34. Pengaturan hak asas manusa dalam Konsttus
tersebut mengandung makna bahwa negara mengaku keberadaan hak asas manusa,
termasuk perlndungan hukum tentang “bersamaan kedududukan dalam hukum dan
pemerntahan”. Hal tersebut datur dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945. Ketentuan
tersebut secara konsttusonal dapat dmakna bahwa setap warga negara mempunya
kedududukan yang sama d dalam hukum dan pemerntahan. Dalam konteks n,
buny ketentuan konsttusonal tersebut dapat juga dmakna bahwa setap warga
negara mempunya kedudukan yang sama d dalam hukum dan pemerntahan. Setap
warga negara mempunya hak dplh yang sama dengan warga Negara lannya. negara
menjamn adanya perlndungan hak asas manusa, termasuk perlndungan hukum
terhadap hak dplh. Pengaturan hak asas manusa dalam
UUD 1945 Pasca Perubahan telah mengalam perubahan yang signiikan dan perumusannya
menjad sangat lengkap. Oleh karena tu,
Jmly Asshddqe menyebut UUD 1945 merupakan salah satu undang-undang dasar
yang palng lengkap memuat perlndungan hak asas manusa.
9
Pengaturan hak asas manusa secara khusus datur dalam Bab
XA “Hak Asas Manusa”, dar Pasal 28A sampa Pasal 28J. Pengaturan hak asas
manusa, khususnya terkat perlndungan hukum secara rnc datur dalam Pasal 28D
ayat 1, Pasal 28D ayat 3, dan Pasal 28I ayat 2 UUD 1945 Perubahan Kedua.
Secara konsttusonal, setap orang berhak atas pengakuan, jamnan, perlndungan, dan
kepastan hukum yang adl serta perlakuan yang sama dhadapan hukum. Demkan
pula bahwa setap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerntahan. Oleh karena tu setap orang berhak bebas dar perlakuan yang bersfat
dskrmnatf atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlndungan terhadap
perlakuan yang bersfat dskkrmnatf. Dar
ketentuan konsttusonal
tersebut menunjukkan
bahwa negara,
8
Sald Isra, 2010, Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam
Sistem
Presidensial Indonesia,
Jakarta, PT.
RajaGraindo Persada, hlm.293.
9
Jmly Asshddqe, 2006b, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jld II, Jakarta, Sekretarat Jenderal
dan Kepanteraan Mahkamah Konsttus Republk Indonesa, hlm.104-105.