PEMBAHASAN Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

BAB 5 PEMBAHASAN

Perubahan pola pernafasan dari hidung ke mulut yang disebabkan adanya sumbatan saluran pernafasan dipercayai sebagai salah satu faktor etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya deformitas kraniofasial. 1-3 Pada umumnya penelitian yang berkaitan dengan analisis skeletal dilakukan untuk melihat hubungan perubahan pola pernafasan dengan terjadinya deformitas kraniofasial. 1 Karakteristik spesifik yang sering dikaitkan dengan pola pernafasan melalui mulut adalah Sindroma Wajah Panjang atau Long Face Syndrome. 3,5,10,11,23,31,37 Karakteristik diatas dikaitkan berdasarkan dengan banyak nya temuan klinis yang melaporkan bahwa pola pernafasan melalui mulut berkaitan dengan pola pertumbuhan vertikal yang ekstrim. 11 Pada penelitian ini dilakukan pengukuran pada sudut MP-SN dan sudut NSGn pada sefalogram lateral pasien dengan kriteria maloklusi Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut untuk melihat nilai skeletal dalam arah vertikal. Pada tabel 2, dapat dilihat nilai rerata derajat sudut MP-SN pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut lebih besar dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan nilai rerata derajat sudut MP-SN pada kelompok dengan pola pernafasan normal. Berdasarkan hasil Uji-t independen yang digunakan, diperoleh nilai p=0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rerata derajat sudut MP-SN antara kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut dan normal hidung. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian seperti penelitian yang dilakukan oleh Lessa dkk pada 60 anak diperoleh nilai rerata derajat sudut MP- SN yang lebih besar pada kelompok anak dengan pola pernafasan melalui mulut dibandingkan dengan kelompok anak dengan pola pernafasan normal hidung dan menyimpulkan bahwa pola pernafasan melalui mulut dapat mengakibatkan rotasi Universitas Sumatera Utara mandibula searah jarum jam sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan secara vertikal pada porsi anterior wajah dibandingkan porsi posterior wajah yang dapat membuktikan adanya pengaruh perubahan pola pernafasan terhadap perkembangan kraniofasial. 7 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ucar dkk pada 68 anak dengan pola pernafasan normal dan melalui mulut diperoleh nilai rerata derajat sudut MP-SN yang lebih besar dan berbeda secara signifikan pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut dibandingkan pada kelompok dengan pola pernafasan normal dan menyimpulkan pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut mempunyai kecenderungan pola pertumbuhan vertikal. 36 Nilai sudut MP-SN yang besar pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut mengindikasikan adanya rotasi mandibula searah jarum jam yang mengarahkan pertumbuhan mandibula ke bawah dan ke belakang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh meningkatnya aktivitas di area suprahyoid oleh beberapa otot pada saat bernafas melalui mulut. 6 Peningkatan otot digastrik anterior dan milohyoid akan menyebabkan depresi mandibula. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan perubahan arah pertumbuhan rahang. 3,25 Selain itu, peningkatan aktivitas otot genioglossus akan menyebabkan posisi lidah berada pada inferior dan anterior. 23,25 Posisi lidah yang berada di anterior dapat menyebabkan mandibula berotasi ke belakang dan ke bawah sehingga dapat menyebabkan tinggi wajah meningkat. 6 Pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rerata derajat sudut NSGn pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut lebih besar dibandingkan nilai rerata derajat sudut NSGn pada kelompok dengan pola pernafasan normal hidung dan berdasarkan Uji-t independen hasil yang diperoleh berbeda secara signifikan dengan nilai p=0,000. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faria dkk pada 35 anak yang mendapati bahwa nilai derajat sudut MP- SN dan NSGn pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan kelompok dengan pola pernafasan Universitas Sumatera Utara normal. 5 Malhotra dkk pada penelitian terhadap 100 anak memperoleh nilai sudut MP-SN dan NSGn yang lebih besar secara signifikan pada kelompok anak dengan pola pernafasan melalui mulut. 37 Nilai sudut NSGn yang besar pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut mengindikasikan posisi mandibula yang berada pada posterior basis kranii dengan pola pertumbuhan vertikal. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kecenderungan mandibula yang berotasi searah jarum jam pada kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut yang mengarahkan pertumbuhan mandibula ke bawah dan kebelakang yang dapat menyebabkan pola pola pertumbuhan wajah secara vertikal sehingga tinggi wajah meningkat. 6,29,37 Hal ini sejalan dengan hasil tulisan Tourne yang menyatakan bahwa pola pernafasan melalui mulut merupakan salah satu faktor etiologi yang dapat menyebabkan pola pertumbuhan wajah secara vertikal yang berlebihan. 7,11 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

2 77 68

Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

1 54 55

Distribusi Morfologi Vertikal Skeletal Wajah Pasien Suku Batak di Klinik RSGMP FKG USU Berdasarkan Analisis Steiner

7 34 63

Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 1 18

Distribusi Morfologi Vertikal Skeletal Wajah Pasien Suku Batak Di Klinik RSGMP FKG USU Berdasarkan Analisis Jefferson

0 0 12

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernafasan - Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 12

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal - Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

0 0 13

PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013

0 0 12