dilakukan sesuai dengan kepentingan sendiri. Prioritas peran ini bisa menimbulkan konflik jika tidak sesuai dengan kepentingan sendiri. Prioritas peran ini bisa
menimbulkan konflik jika tidak sesuai dengan harapan dari pelakunya. Kedua, pembagian kerja yang ambigu di dalam rumah yang tidak seimbang. Perempuan
masih mempunyai tanggung jawab yang lebih tinggi terhadap peran di rumah, baik sebagai suri rumah penyapu rumah, pencuci piring, pencuci baju, pemasak d1l
maupun sebagai ibu dan peran ini tidak berkurang meskipun mereka bekerja. Ketiga, majikan memisahkan urusan kerja dan rumah, artinya majikan menganggap bahwa
persoalan di rumah bukan urusan tempat kerja sehingga kebijakan-kebijakan yang memperingan perempuan dalam mengurus keluarga belum diperhatikan.
5.4. Gambaran Stres Kerja berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa dari 13 orang 24,07 yang mengalami stres, sebanyak 7 orang 12,96 terdapat pada kelompok yang
masa kerjanya ≤ 18 tahun dan 6 orang 11,11 pada kelompok yang masa kerjanya
18 tahun. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa seseorang mengalami stres tidak
dilihat dari masa kerja seseorang. Seorang perawat yang baru beberapa tahun bekerja bisa mengalami stres. Begitu juga sebaliknya seseorang yang sudah lama bekerja
tidak mengalami stres.
5.5. Gambaran Stres Kerja berdasarkan Status Perkawinan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa dari 13 orang 24,07 yang mengalami stres sebanyak 13 orang 24,07 terdapat pada kelompok yang
Universitas Sumatera Utara
sudah menikah dan ini artinya seluruh perawat yang stres adalah mereka yang sudah menikah
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa status perkawinan erat kaitannya dengan kejadian stres. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh
adanya konflik dalam keluarga dan termasuk perkawinan yang kurang bahagia, masalah sosial-ekonomi yang dialami keluarga, tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaan dan pada keluarga serta pemenuhan setiap tuntutan terhadap kebutuhan keluarga, kurangnya waktu luang untuk berkumpul bersama istri
suami maupun anak dan peristiwa pengalaman pribadi lainnya yang menyebabkan timbulnya gangguan psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri sehingga memperberat beban psikologis yang kemudian dapat menimbulkan stres.
Penelitian yang dilakukan Mulyono 2000 dan Kurniawan 2007 menyatakan stres psikososial pada pekerja wanita didapat bahwa penyebab stres yang
dialami responden lebih banyak berasal dari luar perusahaan yaitu adanya masalah- masalah keluarga dan masalah pribadi. Didapatkan adanya perbedaan yang bermakna
pada kejadian stres akut dan kronis terhadap wanita yang menikah dan tidak menikah, dengan gambaran untuk stres akut banyak pekerja yang tidak menikah sedang untuk
kronis berat lebih banyak pada pekerja wanita yang menikah
5.6. Gambaran Stres Kerja berdasarkan Beban Kerja