Spesies : Elaeis guineensis
Hadi, M. 2004
2.2. Jenis- Jenis dan Ekofisiologi Kelapa Sawit
2.2.1. Jenis – Jenis Kelapa Sawit
Kelapa sawit termasuk famili palmae. Tanaman kelapa sawit dibedakan atas beberapa varietas. Varietas kelapa sawit dibedakan menjadi 2 yaitu:
• Tebal tempurung dan daging buah serta warna kulit buahnya. 1.
Dura Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35-50.
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada. Persentase daging buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak banyak
diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. 3.
Tenera Varietas ini mempunyai sifat yang berasal dari induknya Dura dan Pisifera yang
banyak ditanam di perkebunan saat ini. Ketebalan tempurung berkisar antara 0,5-4 mm, dan terdapat lingkaran serabut diseklilingnya. Persentase daging buah tinggi
sekitar 60-96. 4.
Macro carya Ketebalan tempurung berkisar 5 mm, sedangkan daging buahnya sangat tipis.
• Varietas berdasarkan warna kulit buah 1.
Nigrecens
Pada waktu muda buah berwarna ungu dan berubah menjadi hitam pada saat buahnya matak. Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.
2. Vierescens
Pada waktu muda buah berwarna hijau dan ketika matak berwarna jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai
3. Albescens
Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekunuing-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Varietas
ini juga jarang dijumpai.
2.2.2. Ekofisiologi Kelapa Sawit
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor dari luar maupun dari dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis, dan faktor genetis-agronomis. Dalam ekofisiologi ini, faktor lingkungan yang paling
dominan yaitu faktor iklim meliputi curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara, angin dan faktor keadaan tanah.
• Faktor Iklim
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar lintang utara-selatan 12º pada ketinggian 0-500 m dpl. Beberapa faktor iklim yang
penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara, dan angin.
a. Curah hujan
Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2.000- 2.500 mmtahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering
yang berkepanjangan. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit. Oleh sebab itu, musim kemarau yang
berkepanjangan akan menurunkan produksi.
b. Sinar matahari
Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Untuk itu, intensitas, kualitas, dan lama penyinaran
sangat berpengaruh. Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa
sawit antara 5-7 jamhari. Penyinaran yang kurang dapat memyebabkan berkurangnya asimilasi dan gangguan penyakit.
c. Suhu
Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum 24-28º C untuk dapat tumbuh dengan baik. Meskipun demikian tanaman masih bisa hidup pada suhu
rendah 18º C dan tertinggi 32º C. beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendah suhu adalah lama penyinaran dan ketinggian tempat. Makin lama
penyinaran atau makin rendah suatu tempat, makin tinggi suhunya. Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah. Tanaman kelapa
sawit yang ditanam lebih dari ketinggian 500 m dpl akan terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah.
d. Kelembapan udara dan angin
Kelembapan optimum bagi pertumbuhan sawit adalah 80. Kecepatan angin 5-6 kmjam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan.
• Faktor Keadaan Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Namun, kemampuan
produksi kelapa sawit pada masing-masing jenis tanah tersebut tidak sama. Ada dua sifat utama tanah sebagai media tumbuh, yaitu sifat fisik dan sifat kimia
tanah.
a. Sifat fisik tanah
Sifat fisik tanah meliputi tekstur, struktur, konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitas, ketebalan lapisan permukaan air tanah. Tanaman kelapa sawit
tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tanah yang
kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal.
b. Sifat kimia tanah
Sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan komposisi kandungan hara mineralnya. Sifat fisik kimia tanah bermanfaat dalam menentukan
dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimia yang istimewa
karena kekurangan satu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,0-6,5 sedangkan pH optimumnya adalah 5-
5,5. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah yang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Fauzi, Y. 2004
2.3. Tandan Kosong Kelapa Sawit