Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
1. Tandon Pelarut
Tandon pelarut atau fase gerak mempunyai ciri yaitu bahan tendon harus lembab terhadap berbagai fase gerak berair dan tak berair. Sehingga baja anti
karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika harus bertekanan, hindari menggunakan gelas. Daya tampung tendon harus lebih besar
dari 500 ml, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk kecepatan air yang umumnya 1-2 mlmenit Munson,1991.
2. Pipa
Pipa merupakan penyambung seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa sebelum penyuntikan tidak berpengaruh, hanya saja harus lembam dan tahan
tekanan serta mampu dilewati pelarut dengan volume yang memadai. Tetapi garis tengah dan panjang pipa setelah penyuntikan sangat menentukan Munson,1991.
3. Pompa
Pompa harus dibuat dari bahan yang lembam terhadap semua bahan pelarut. Bahan yang umum digunakan adalah gelas, baja nirkarat, teflon dan batu nilam.
Pompa harus mampu menghasilkan tekanan sampai 5000 psi pada kecepatan sampai 3 mlmenit. Aliran pelarut dari pompa harus tanpa denyut atau direndam
untuk menghasilkan denyut, karena denyut alir pelarut dapat menyebabkan hasil yang lancung bagi beberapa detektor. Kecepatan alir yang dihasilkan pompa harus
tetap, baik untuk keperluan jangka pendek maupun panjang Munson,1991. 4.
Sistem penyuntikan Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian
maksimum analisi kuantitatif. Yang terpenting sistem harus dapat mengatasi tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan cuplikan. Pada saat pengisian
cuplikan, cuplikan dialirkan melewati lingkar cuplikan dan kelebihannya dikeluarkan ke pembuangan. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase
gerak mengalir melewati lingkar cuplikan ke kolom Munson,1991. 5.
Kolom Kolom merupakan jantung kromatografi. Keberhasilan atau kegagalan
analisis bergantung pada pilihan kolomdan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:
a. Kolom analitik: garis tengah – dalam 2-6 mm. Panjang bergantung pada
jenis kemasan, untuk kemasan partikel biasanya panjang gelombang 50- 100 cm, untuk kemasan mikropartikel berpori biasanya 10-30 cm
b. Kolom preparatif: umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan
panjang 25-100 cm Johnson, 1991 Dianjurkan untuk memasang penyaring 2 μm dijalur antara penyuntikan dan
kolom, untuk menahan partikel yang dibawa fase gerak atau teroken. Selama penggunaan penyaringan ini, sering tersumbat dan perlu diganti. Hal ini dapat
memperpanjang umur kolom Munson,1991. 6.
Detektor Detektor KCKT yang ideal hendaknya mempunyai beberapa sifat, dapat
memberi tanggapan kepada terokan, kepekaan tinggi, hasilnya tinerulang, dan tanggapannya dapat diramalkan. Selain itu harus memberi tanggapan linier
terhadap rentang jumlah terokan yang lebar serta harus tegar dan tidak terpengaruh oleh perubahan suhu atau komposisi fase gerak Munson,1991.
Detektor yang merupakan tulang punggung kromatografi cair kinerja tinggi modern ialah detektor UV 254 nm. Detektor UV-tampak dengan panjang
gelombang yang berubah-ubah sekarang menjadi populer karena dapat dipakai untuk mendeteksi senyawa dala lingkup lebih luas Johnson,1991.
7. Perekaman
Perekaman berfungsi untuk merekam atau menunjukkan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak puncak. Dari daftra tersebut secara kualitatif kita
dapat mengetahui senyawa apa yang diperiksa, dan secara kuantitatif dapat diketahui luas dan tinggi puncak yang berbanding lurus dengan konsentrasi
Johnson,1991. KCKT mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan sistem
pemisahan lain, diantaranya: 1.
Proses cepat, untuk analisis yang tidak murni, dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5 menit.
2. Daya pisahnya baik, kemampuan linarut berinteraksi secara selektif dengan
fase diam dan fase gerak memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang dikehendaki
3. Detektornya peka dan unik, detektor yang digunakan UV 254 nm yang dapat
mendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram. 4.
Kolom dapat dipakai kembali, tetapi mutunya menurun. Laju penurunan mutu tergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut, dan jenis
pelarut yang dipakai. 5.
Ideal untuk molekul besar dan ion 6.
Mudah memperoleh kembali cuplikan karena detektor tidak merusak cuplikan. Pelarut dapat dihilangkan dengan penguapan Johnson,1991.