54 Adapun perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan
sebelumnya adalah penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian Oktadella dan Zulaikha 2010 yang berjudul analisis corporate governance
terhadap integritas laporan keuangan. Perbedaan dengan metode sebelumnya adalah Penelitian ini
mengambil periode tahun 2010-2012. Penelitian ini menghilangkan variabel kontrol profitabilitas dan leverage serta menjadikan variabel kontrol ukuran
perusahaan menjadi variabel independen serta menambahkan tenur audit sebagai variabel independen.
C. Kerangka Berpikir
1. Keterkaitan antar variabel
a. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap integritas
laporan keuangan 1
Kepemilikan institusi terhadap integritas laporan keuangan
Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Gideon 2005:5 menyatakan persentase
saham tertentu yang dimiliki institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan
terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Tindakan
pengawasan perusahaan
oleh pihak
investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan
perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku oportunistic atau mementingkan diri sendiri.
55 Kepemilikan institusional yang tinggi membatasi manajer
untuk melakukan pengelolaan laba dan dapat meningkatkan integritas laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan
institusional dalam perusahaan dapat meningkatkan monitoring terhadap perilaku manajer dalam mengantisipasi manipulasi yang
mungkin dilakukan sehingga dapat meningkatkan integritas laporan keuangan.
Susiana dan Herawaty 2007:8 menyatakan dengan kepemilikan instutisional mendorong munculnya pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja manajer. Penelitian Oktadella dan Zulaikha 2010:24 dan Jamaan 2008:31 menyebut proporsi
kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap integritas informasi laporan keuangan.
2 Kepemilikan manajemen terhadap integritas laporan
keuangan
Kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme yang dapat dipergunakan agar pengelola melakukan aktivitas
sesuai kepentingan pemilik perusahaan. Kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya dimiliki oleh
manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya Putra dan Muid,
2012:4.
56 Kepemilikan manajerial berperan dalam membatasi perilaku
menyimpang dari
manajemen perusahaan.
Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat
diterapkan dalam meningkatkan integritas laporan keuangan. Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki
persentase kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar dalam menjalankan perusahaan,
mengambil keputusan terbaik untuk kesejahteraan perusahaan dan melaporkan laporan keuangan dengan informasi yang benar dan
jujur sehingga memiliki integritas laporan keuangan yang tinggi. Jensen dan Meckling 1976:315 menyatakan bahwa
kepemilikan saham manajerial dapat membantu menyatukan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, yang berarti
semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Penelitian Perwirasari
2009:11 dan Hardiningsih 2010:10 menyebutkan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan.
3 Komite audit terhadap integritas laporan keuangan
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas
proses laporan keuangan dan audit ekstern Jamaan, 2008:46. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggung jawab komite
57 audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan
dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah
sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh
anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan
kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.
Dengan demikian komite audit dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kecurangan dalam
penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap tindakan manajemen
yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan yang mempengaruhi integritas laporan
keuangan Oktadella dan Zulaikha, 2010:12. Penelitian Putra dan Muid 2012:10, Oktadella dan Zulaikha 2010:24 dan Jamaan
2008:31 menyebutkan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
4 Komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan
Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang
independen yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luar dan keseluruhan.
Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
58 pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan
terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait Oktadella dan Zulaikha, 2010:16.
Komisaris independen dapat menjadi penengah apabila terjadi perselisihan diantara manajer internal dan mengawasi
kebijakan-kebijakan manajer serta memberikan nasihat kepada manajemen. Dapat disimpulkan keberadaan komisaris independen
pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan
memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena
terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak-hak diluar perusahaan Susiana dan Herawaty, 2007:9. Penelitian Jamaan
2008:31 menyebut proporsi komisaris independen berpengaruh secara positif terhadap integritas informasi laporan keuangan.
b. Pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan
1 Tenur audit terhadap integritas laporan keuangan
Tenur audit adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya.
Ketentuan mengenai tenur audit telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Dalam bab 2, pasal 3, ayat
1, peraturan tersebut membatasi masa penugasan KAP selama enam tahun dan akuntan publik selama tiga tahun.
59 Tenur audit lama akan mendorong terciptanya pengetahuan
bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan
laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian dan alasan logis yang disampaikan terkait dengan
hubungan tenur dan kualitas audit, maka dapat dimunculkan satu proposisi bahwa kualitas audit akan semakin tinggi ketika tenur
auditor semakin lama Giri, 2010:9. Penelitian yang dilakukan oleh Giri 2010:26 menghasilkan
temuan yang mendukung suatu argumen bahwa semakin lama bertugas, KAP akan memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk
merancang prosedur audit yang baik dan benar.
2 Reputasi KAP terhadap integritas laporan keuangan
Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di pihak
eksternal sebagai pemakai laporan keuangan. KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit
tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis serta KAP yang lebih besar juga dianggap lebih mandiri dari KAP
yang kecil dalam menahan tekanan manejemen jika terjadi perselisihan karena biasanya memiliki lebih banyak klien dan
mampu mengatasi kesulitan. Astria dan Ardiyanto, 2011:16.
60 Kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang
berperilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kantor akuntan besar mempunyai
reputasi yang lebih baik dalam opini publik. Kantor Akuntan Publik KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang
dihasilkan juga lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil Oktadella dan Zulaikha, 2010:13. Penelitian Putra dan Muid
2012:8 menyebutkan reputasi KAP berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
c. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan
Ukuran perusahaan dapat diketahui dari total aktiva perusahaan, semakin besar jumlah aktiva perusahaan maka semakin besar ukuran
aktiva tersebut Dirgantari, 2002:33. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya,
serta mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun
pihak internal perusahaan. Jensen dan Meckling 1976:310 menjelaskan bahwa perusahaan
besar memiliki biaya agensi agency cost yang lebih besar karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin tinggi atau
semakin luas pula rantai komando dalam perusahaan tersebut, sehingga biaya pengawasan yang timbul juga akan semakin besar.
61 Untuk mengurangi biaya agensi agency cost tersebut, perusahaan
akan mengungkapkan lebih banyak informasi atau akan melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas.
Menurut Sawir 2004:101-102, ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan. Pertama, ukuran
perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal, ukuran perusahaan menentukan
kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Penelitian Oktadella dan Zulaikha 2010 menyebutkan ukuran
perusahaan berpengaruh secara positif terhadap integritas informasi laporan keuangan.
6. Skema Kerangka Berpikir