Kualitas Audit Pengaruh Mekanisme, Corporate Governance, Kualitas Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan (Pada Perusahaan di Sektor Keuangan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2012)

38 Keberadaan komisaris independen di Indonesia telah diatur dalam Surat keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta BEJ Nomor: Kep 315BEJ06-2000 perihal Peraturan No I-A, tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat Ekuitas selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat pada butir mengenai Ketentuan tentang Komisaris Independen. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance, perusahaan yang tercatat di BEJ wajib memiliki komisaris independen yang jumlah proporsionalnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30 dari jumlah seluruh anggota komisaris.

4. Kualitas Audit

Pihak ketiga yang independen dibutuhkan sebagai mediator diantara agen dan pemilik. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku agen apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan pemilik. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak pemilik dengan pihak agen dalam mengelola keuangan perusahaan Rudyawan dan Badera, 2008 dalam Sari dan Rahardja, 2011:7. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan agen melalui suatu sarana yaitu laporan keuangan. Audit laporan keuangan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko informasi dan meningkatkan pengambilan 39 keputusan. Audit dilakukan oleh pihak independen yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan oleh manajemen. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang terkandung dalam pengukuran kualitas audit adalah: 1 Tenur Audit Tenur audit adalah masa perikatan dari Kantor Akuntan Publik KAP dalam memberikan jasa audit kepada kliennya. Tenur audit dikaitkan dengan dua konstruk yakni keahlian auditor dan insentif ekonomi. Auditor dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dari proses bisnis klien dan risiko. Selain itu tenur audit terkait dengan kewaspadaan terhadap keakraban auditor dengan klien. Semakin tinggi kualitas auditor maka perikatan akan diperpanjang. Kedua, tenur audit dapat menciptakan insentif ekonomi bagi auditor sehingga menjadi kurang mandiri. Adanya hubungan antara auditor dan klien dalam jangka waktu yang lama dikhawatirkan akan menimbulkan hilangnya independensi auditor Sari dan Raharja, 2011:7. 40 Di Indonesia, rotasi KAP bersifat mandatory dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan nomor: 423KMK.062002 tentang jasa akuntan publik dan direvisi dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor 359KMK.062003 tanggal 21 Agustus 2003 yang mewajibkan perusahaan untuk membatasi masa penugasan KAP selama lima tahun dan akuntan publik selama tiga tahun. Selanjutnya, peraturan ini direvisi menjadi Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Dalam bab 2, pasal 3, ayat 1, peraturan tersebut membatasi masa penugasan KAP selama enam tahun dan akuntan publik selama tiga tahun. KAP dan akuntan hanya dapat menerima penugasan audit kembali untuk klien yang sama setelah 3 tiga tahun buku secara berturut-turut tidak melakukan pemberian jasa audit atas laporan keuangan pada klien tersebut. Alasan teoritis yang mendasari penerapan rotasi wajib yaitu bagi auditor dan KAP diharapkan akan meningkatkan independensi auditor baik secara tampilan maupun secara fakta. Ketika tenur audit dibatasi dan kontrak audit dihentikan, kegagalan audit yang disebabkan karena berkurangnya independensi berkurang dari waktu ke waktu. KAP harus bisa mempertahankan independensinya sebagai seorang auditor, sehingga kualitas audit bisa dipertahankan. Peraturan-peraturan ini menimbulkan polemik panjang di kalangan akuntan publik sampai saat ini Giri, 2010:5. Berikut ini, 41 argumen berbagai kalangan yang mendukung dan menolak adanya ketentuan rotasi wajib: a Argumen Pendukung Ketentuan Rotasi Wajib Dua dasar argumentasi rotasi yang bersifat mandatory umumnya dikelompokan menjadi dua hal: 1 kualitas dan kompetensi pekerjaan audit cenderung menurun secara signifikan dari waktu kewaktu, 2 independensi auditor dapat rusak oleh panjangnya hubungan dengan manajemen. Argumen pertama yang mendukung rotasi wajib adalah bahwa ketentuan ini akan mendorong peningkatan kualitas audit. Regulator menunjukkan adanya hubungan antara tenur auditor dan pengurangan dalam kualitas laba dan menyinggung rotasi auditor wajib sebagai solusi yang paling memungkinkan untuk hal ini. Alasan mereka adalah sebagai berikut: 1 Pendekatan baru akan dibawa masuk oleh KAP baru setiap lima tahun sekali. Auditor yang mengaudit perusahaan yang sama dari tahun ke tahun akan kurang kreatif merancang prosedur audit; 2 Peningkatan kompetisi antara KAP akan didasarkan pada kualitas jasa audit; 3 Auditor tidak akan tergantung secara ekonomi economic independence kepada klien, dan 4 Rotasi auditor akan memampukan KAP untuk saling mengawasi satu dengan yang lain. 42 Argumen yang mendukung pendukung rotasi wajib umumnya khawatir bahwa independensi auditor dan dengan demikian kualitas audit akan menurun dengan meningkatnya tenur auditor. Hubungan dalam waktu yang lama dengan manager perusahaan merupakan alasan utama yang mengancam dan merusak independensi auditor. Ada dua masalah praktis yang dapat mengancam kemampuan aktual auditor untuk mempertahankan sikap independensi selama melaksanakan tugas audit, yaitu: 1 auditor harus memperhatikan rekomendasi manajemen untuk melanjutkan tugas audit dari tahun ke tahun, dan 2 keberlanjutan tugas audit menyebabkan anggota KAP menjadi semakin dekat dengan manajemen secara personal. Hubungan yang semakin dekat dengan manajemen menyebabkan auditor lebih mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan manajemen daripada dengan kepentingan publik. b Argumen Penolak Ketentuan Rotasi Wajib Pernyataan bahwa rotasi mandatori dapat memperbaiki kualitas audit mempertimbangkan beberapa hal berikut. Pertama, kompleksitas kelompok perusahaan besar dan kompleksitas seputar pelaporan keuangan yang meningkat mensugestikan bahwa KAP baru memerlukan beberapa tahun untuk secara penuh memahami bisnis klien. Hal ini berarti kompleksitas dan ukuran perusahaan tidak mendukung pelaksanaan audit jangka pendek. 43 Kedua, pertimbangan di atas didasarkan pada argumen bahwa auditor dengan tenur pendek memiliki kekurangan dalam pengetahuan khusus klien yang diperlukan untuk melakukan audit yang berkualitas tinggi. Hal ini didukung oleh pendapat profesi akuntansi yang berpendapat bahwa tenur singkat mungkin melibatkan risiko kegagalan audit yang tinggi, karena auditor yang masuk dengan cukup pengetahuan khusus klien harus lebih berat mengandalkan pada perkiraa dan pernyataan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan klien. Pertimbangan-pertimbangan di atas kemudian memunculkan pertimbangan akhir yaitu tenur yang singkat menimbulkan tambahan biaya audit bagi klien, dan juga bagi publik. Selain itu, rotasi mandatori memunculkan masalah penyimpangan audit dan risiko litigasi. Pernyataan yang memperkuat argumen di atas adalah rotasi auditor merupakan langkah drastis sederhana, namun belum teruji manfaatnya dan justru akan menambah biaya audit. 2 Reputasi KAP Dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi mengenai kinerja perusahaan kepada pengguna laporan keuangan, setiap perusahaan diminta untuk menggunakan jasa KAP. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan tersebut, perusahaan biasanya menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. 44 Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm big four. Oktadella dan Zulaikha 2010:9 menyatakan dalam hal memberikan jasa audit suatu KAP akan menerima kerugian yang cukup besar melalui reputasi yang rusak apabila tidak memberikan kualitas audit yang sesuai dengan standar. KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Beberapa alasan perusahaan dalam menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik Big Four, antara lain Tuanakotta dalam Oktadella dan Zulaikha, 2010:9: a Para pemegang saham menginginkan Big Four firm; b Perusahaan ingin mendapatkan kepercayaan dari para investor atau dukungan dari pasar modal; c The Big Four firm mempunyai sumber daya keuangan yang kuat untuk mempertahankan pekerjaan mereka; d Perusahaan publik memang dituntut untuk menggunakan The Big Four firm dan kualitas jasa perusahaan The Big Four firm alasannya karena besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani 45 KAP, banyaknya ragam jasa yang ditawarkan, luasnya cakupan geografis termasuk adanya afiliasi international dan banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP. Menurut Lee 1993 dalam Hamid 2013:7 jika auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka ada probabilitas yang besar bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang dibayarkan kliennya. Oleh karena itu, auditor kecil ini cenderung tidak independen terhadap kliennya. Sebaliknya, jika auditor berukuran besar, maka ia cenderung lebih independen terhadap kliennya, baik ketika kliennya berukuran besar maupun kecil. KAP big four juga cenderung untuk lebih memilih berhubungan dengan klien yang memiliki nilai yang baik dalam komunitas bisnis. Oleh karena itu, KAP big four akan mempengaruhi klien untuk bertindak sesuai dengan praktek terbaik. KAP yang tergolong big four dapat meningkatkan kualitas mekanisme pengawasan internal yang lebih tinggi kepada kliennya dibandingkan dengan KAP non-big four . Adapun KAP big-four yang digunakan dalam penelitian ini adalah:  Tahun 2010 a Price Water House Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. 46 c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja. d Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman Surja.  Tahun 2011 a Price Water House Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja. d Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman Surja.  Tahun 2012 a Price Water House Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Eny. c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja. d Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman dan Surja. 47

5. Ukuran Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Audit Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan: Studi Empiris Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

2 17 146

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 8 123

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT DAN UKURAN PEUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

0 7 83

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN KAP DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

2 27 37

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 6 22

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KAP, AUDIT TENURE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012.

2 14 27

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

0 0 50

PENGARUH INDEPENDENSI, CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014)

0 9 14

Skripsi Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13