Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Informasi akuntansi didefinisikan sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh pihak eksternal perusahaan sebagai pemegang saham, investor, kreditur, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya untuk menentukan kepentingan mereka terhadap perusahaan Belkaoui 2006:10. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan keuangan sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya Jamaan, 2008:19. Dalam proses pembuatan laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur dengan mengungkap fakta sebenarnya kepada pengguna laporan keuangan. Dengan demikian, laporan keuangan dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi. Mayangsari 2003:3 mendefinisikan integritas laporan keuangan sebagai berikut: “Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur.” 2 Menurut survey Pricewatehouse Coopers pada tahun 1999 terhadap investor-investor internasional menunjukan bahwa Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terburuk dalam bidang standar-standar akuntansi, pertanggungjawaan terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan FCGI, 2002:2. Untuk mengukur integritas informasi laporan keuangan, Standar Akuntansi Keuangan menetapkan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi akuntansi yaitu relevance, objectivity dan reability. Informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan bergantung pada informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tersebut Jamaan, 2008:16. Ukuran integritas laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba Mayangsari, 2003:3. Basu 1997:4 menafsirkan konservatisme sebagai kecenderungan akuntan yang memerlukan tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi untuk 3 memverifikasi pengakuan good news daripada bad news sebagai keuntungan. Konservatisme mengakui biaya atau rugi yang mungkin terjadi, tetapi tidak segera mengakui laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar. Widya 2005:3 menyatakan bahwa secara intuitif prinsip konservatisme bermanfaat karena dapat digunakan untuk memprediksi kondisi mendatang yang sesuai dengan tujuan laporan keuangan. Karakteristik informasi dalam prinsip konservatisme ini dapat menjadi salah satu faktor untuk mengurangi manipulasi laporan keuangan dan meningkatkan integritas laporan keuangan. Banyak perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan dengan tidak adanya integritas, dimana informasi yang disampaikan tidak benar dan tidak adil bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan. Jatuhnya perusahaan raksasa dunia pada awal dekade 2000an akibat dari skandal kasus- kasus hukum manipulasi akuntansi yang melibatkan perusahaan besar karena melakukan tindakan earning management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui Jamaan, 2008:16. Kasus manipulasi akuntansi ini melibatkan sejumlah perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Xerox, Tyco, Global Crossing dan Worldcom maupun beberapa perusahaan di Indonesia seperti Kimia Farma dan Bank Lippo yang dahulunya mempunyai kualitas audit yang tinggi Susiana dan Herawaty, 2007:2. Salah satu contohnya pada kasus Enron, dimana perusahaan Enron melakukan manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta 4 Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Setelah dilakukan sampel penelitian pada perusahaan Enron, ternyata kasus manipulasi data akuntansi ini melibatkan banyak pihak dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal auditor. Terungkapnya kasus seperti ini akan membuat kepercayaan masyarakat akan menurun, khususnya masyarakat keuangan, yang ditandai dengan turunnya harga saham dari perusahaan tersebut. Ini sebuah kerugian yang besar bagi perusahaan, karena masyarakat keuangan menjadi ragu untuk ikut memiliki perusahaan tersebut Susiana dan Herawaty, 2007:2. Di Indonesia, salah satu perusahaan yang melakukan manipulasi akuntansi adalah PT Waskita Karya terkait dengan kelebihan pencatatan laba bersih sebesar 500 milyar. Direksi PT Waskita Karya merekayasa keuangan sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukkan proyeksi pendapatan proyek multi tahun ke depan sebagai pendapatan tahun tertentu Liputan6.com: mobile, 2009. Fenomena ini menunjukkan terjadinya skandal manipulasi keuangan merupakan kegagalan integritas laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan. Hal ini menyebabkan timbulnya banyak pertanyaan bagi masyarakat luas terhadap berbagai pihak terutama terhadap sistem pengelolaan dalam perusahaan dan sistem kepemilikan yang tersebar secara luas yang sering disebut dengan istilah corporate governance, yang 5 memberitahukan kenyataan bahwa mekanisme good corporate governance yang baik belum diterapkan pada perusahaan tersebut. Belum diterapkannya mekanisme good corporate governance yang baik pada perusahaan ini dapat menjadi penyebab perusahaan atau pihak manajemen untuk memberikan informasi-informasi yang memberi dampak positif terhadap harga saham dan dapat mendorong perusahaan untuk cenderung melakukan manipulasi akuntansi dengan menyajikan informasi tertentu untuk menghindari terpuruknya harga saham Susiana dan Herawaty, 2007:2. Perbaikan dalam praktik corporate governance yang berkontribusi terhadap pengungkapan yang lebih baik dalam pelaporan bisnis, nantinya dapat memberikan fasilitas market liquidity dan capital formation yang lebih besar di pasar negara berkembang. Sistem corporate governance sendiri memerlukan pengawasan pemegang saham dan tanggung jawab manajemen. Mekanisme pengawasan manajemen baik internal berdasarkan organisasi maupun eksternal berdasarkan pasar diwajibkan. Dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif merupakan mekanisme pengawasan internal untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan pemilik. Disisi lain kepemilikan pihak luar, monitoring debtholder, peraturan pemerintah perlindungan kepemilikan investor merupakan mekanisme pengawasan eksternal yang membantu internal untuk pengawasan efektif perusahaan Astria dan Ardiyanto, 2011:7. Perusahaan yang memiliki struktur GCG yang baik dapat mempengaruhi prestasi perusahaan dan mengurangi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi. 6 Menurut Susiana dan Herawaty 2007:2 dalam kasus manipulasi data akuntansi ini sebenarnya tidak hanya pihak dari dalam perusahaan saja yang bertanggung jawab, tetapi pihak dari luar juga sangat berpengaruh. Seperti eksternal auditor juga harus ikut bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus- kasus manipulasi data akuntansi seperti ini. Posisi akuntan publik yang dianggap sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan juga mulai banyak dipertanyakan, apalagi setelah terbukti bahwa semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Sedangkan profesi akuntan sendiri mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang dapat diandalkan bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, serta bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Tenur audit dan reputasi KAP dapat menjadi tolok ukur kualitas jasa yang diberikan. Meningkatnya nilai audit atau kualitas audit ditentukan oleh seberapa berguna dan berharganya jasa yang diberikan oleh KAP, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi Susiana dan Herawaty, 2007:3. Faktor lain yang memegaruhi integritas laporan keuangan yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan juga menanggung peranan penting dalam perusahaan yang melakukan manipulasi data akuntansi. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena semakin besar ukuran perusahaan, 7 biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputsan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak dan perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat Nasution dan Setiawan, 2007:10. Berbeda dengan perusahaan kecil yang cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Oktadella dan Zulaikha 2010 serta Hardiningsih 2010. Penelitian Oktadella dan Zulaikha 2010 menguji pengaruh variabel corporate governance terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian Hardiningsih 2010 menguji pengaruh variabel independensi, corporate governance dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali penelitian yang dilakukan oleh Oktadella dan Zulaikha 2010. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menguji kembali variabel mekanisme corporate governance yang berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan serta menambahkan variabel independen tenur audit dan ukuran perusahaan. Sehingga pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu mekanisme corporate governance, kualitas audit dan ukuran perusahaan. Sampel yang digunakan berasal dari sektor keuangan. Sektor keuangan dipilih karena masih terbatasnya penelitian dengan populasi perusahaan keuangan kebanyakan penelitian sebelumnya mengenai integritas 8 laporan keuangan masih terkonsentrasi pada perusahaan yang bergerak disektor manufaktur. Selain itu tahun pengamatan juga berbeda yaitu dari tiga tahun terakhir dimulai dari 2010 hingga 2012 serta kondisi ekonomi di Indonesia lebih stabil dan cenderung mengalami kenaikan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012 . ”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Audit Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan: Studi Empiris Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

2 17 146

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 8 123

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT DAN UKURAN PEUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

0 7 83

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN KAP DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

2 27 37

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 6 22

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KAP, AUDIT TENURE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012.

2 14 27

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

0 0 50

PENGARUH INDEPENDENSI, CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014)

0 9 14

Skripsi Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13