9
BAB II KERANGKA TEORI
A.  PENDIDIKAN AKHLAK 1.  Pengertian Pendidikan Akhlak
Sebelum  ditinjau  lebih  lanjut  tentang  pengertian  pendidikan  akhlak, terlebih  dahulu  perlu  kiranya  penulis  jelaskan  pengertian  pendidikan  dan  akhlak
secara terpisah. Kata  pen
didikan  berasal  dari  kata  “didik”  yang  diberi  awalan  pe  dan akhiran  an  yang  artinya  memelihara,  merawat  dan  memeberi  latihan  agar
seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan.
1
Istilah  pendidikan  adalah  terjemahan  dari  bahasa  yunani,  yaitu  paedagogie  asal katanya  adalah
“pais”  yang  artinya  “anak”,  dan  “again”  yang  terjemahannya adalah  “membimbing”  dengan  demikian  maka  “paedagogie”  berarti
“membimbing yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan bimbingan
kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie  tersebut  berarti  bimbingan  atau  pertolongan  yang  diberikan  dengan
sengaja  oleh  orang  dewasa  agar  ia  menjadi  dewasa.  Dalam  arti  yang  luas pendidikan  dapat  mencakup  proses  hidup  dan  segenap  bentuk  interaksi  individu
dengan lingkungannya, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan
1
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, Cet. 15, h. 160.
tugas  perkembangannya  secara  optimal  sehingga  ia  mencapai  suatu  taraf kedewasaan tertentu.
2
Mortimer  J.  Adler  mengartikan  pendidikan  sebagai  proses  dimana  semua kemampuan  manusia  bakat  dan  semua  kemampuan  yang  diperoleh  yang  dapat
dipengaruhi  oleh  pembiasaan,  disempurnakan  dengan  kebiasaan-kebiasaan  yang baik  melalui  sarana  yang  secara  artistik  dibuat  dan  dipakai  oleh  siapapun  untuk
membantu  orang lain  atau dirinya sendiri mencapai  tujuan  yang ditetapkan  yaitu kebiasaan-kebiasaan yang baik.
3
Selanjutnya pengertian akhlak; secara bahasa kata akhlak barasal dari kata khuluq,  dalam  Kamus  Populer  Arab-Indonesia  berarti  perangai  atau  akhlak.
4
Qhurtubi  dalam  tafsirnya  menjelaskan, “Khuluq  dalam  bahasa  Arab  artinya
adalah  adab  atau  etika  yang  mengendalikan  seseorang  dalam  bersikap  dan bertindak.
5
Al-Ghazali  memberikan  pengertian  Al  Khuluq  jamaknya  Al-Akhlaq ialah  ibarat  sifat  atau  keadaan  dari  perilaku  yang  konstan  tetap  dan  meresap
dalam  jiwa,  daripadanya  tumbuh  perbuatan-perbuatan  dengan  wajar  dan  mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan.
6
Adapun  menurut  terminology  mengenai  akhlak  dari  berbagai  macam pendapat, diantaranya: menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu akhlak adalah suatu
ilmu  yang  menjelaskan  arti  baik  dan  buruk,  menerangkan  apa  yang  seharusnya dilakukan  oleh  setengah  manusia  kepada  lainnya  menyatakan  tujuan  yang  harus
ditinjau  oleh  manusia  dalam  perbuatan  mereka  dan  menunjukkan  jalan  untuk melakukan  apa  yang  harus  diperbuat,  selanjutnya  Imam  Ghozali  menyatakan
bahwa  akhlak  itu  ialah  suatu  istilah  tentang  bentuk  bathin  yang  tertanam  dalam
2
Abin  Syamsuddin  Makmun,  Psikologi  kependidikan,  Bandung:  PT  Remaja Rosdakarya, 2005, cet. 8, h. 22.
3
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet.1, h.11.
4
Mahmud  Yunus,  Kamus  Arab-Indonesia,  Jakarta:  Mahmud  Yunus  Wadzurriyyah, 1990, Cet. 8, h. 120.
5
Muhammad  Nur  Abdul  Hafizh,  Mendidik  Anak  Bersama  Rasulullah,  Bandung:  Al- Bayan, 1997, Cet.1, h. 178.
6
Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet.1, h. 102.
jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat bertingkah laku, bukan karena suatu pemikiran dan bukan karena suatu pertimbangan.
7
Dari segi terminology lain ada beberapa pendapat mengenai akhlak secara terminology diantaranya yaitu:
1.  Menurut  Ibn  Miskawayh,  akhlak  ialah  keadaan  gerak  jiwa  yang mendorong  kearah  kelakuan  perbuatan  dengan  tidak  membutuhkan
fikiran. 2.  Menurut Zakki Mubarrak, akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa  yang  daripadanya  timbul  perbuatan-perbuatan  dengan  mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
3.  Menurut  Ibrahim  Anis,  akhlak  ialah  sifat  yang  tertanam  dalam  jiwa, yang  dengannya  lahirlah  macam-macam  perbuatan,  baik  atau  buruk,
tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 4.  Menurut  Prof.  Dr.  Ahmad  Amin,  akhlak  ialah  kehendak  yang
dibiasakan.  Artinya  bahwa  kehendak  itu  bila  membiasakan  sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.
8
Dari pandangan-pandangan diatas, maka pendidikan akhlaq itu ialah usaha sadar  manusia  dalam  rangka  membina  jasmani  dan  rohani  agar  tumbuh  dan
berkembang  menjadi  manusia  yang  berakhlaq  mulia  dan  menjadi  manusia  yang sempurna insan kamil .
2.  Dasar-dasar Pendidikan Akhlak Dasar  pendidikan  akhlak  adalah  al-
Qur’an  dan  al-Hadist,  hal  itu  dapat dilihat  firman-firman Allah SWT dibawah ini:
 
 
“Dan  engkau  sesungguhnya  Muhammad  benar-benar  berada  di  atas  budi pekerti yang agung
”Al-Qolam 68;4
7
Zakiyah  Daradjat  dkk,  Methodik  Khusus  Pengajaran  Agama,    Jakarta:  Bumi  Aksara. 2001, Cet.2, h.68
8
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, Cet.2, h. 152.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
17.  Hai  anakku,  Dirikanlah  shalat  dan  suruhlah  manusia  mengerjakan  yang baik  dan  cegahlah  mereka  dari  perbuatan  yang  mungkar  dan  Bersabarlah
terhadap  apa  yang  menimpa  kamu.  Sesungguhnya  yang  demikian  itu  termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.
18.  Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Q.S Luqman31:17-18.
10
Ayat  diatas  menerangkan  bahwa  pahala  yang  tidak  putus-putusnya diperoleh oleh Rasulullah saw sebagai hasil akhlak yang agung, yang merupakan
akhlak beliau dan merupakan pujian dari Allah SWT kepada beliau,  yang jarang diberikannya  kepada  hamba-hambanya  yang  lain.
11
Pada  ayat  selanjutnya  yang menjadi  dasar  pendidikan  akhlak  yaitu  Lukman  yang  berwasiat  kepada  anak-
anaknya  agar  memperdalam  rasa  syukur  kepada  Allah  atas  segala  nikmat  dan perlindungan  yang  diterima,  dirikanlah  sembahyang  kemudian  melakukan  tugas
selanjutnya  yaitu  memerintah  kepada  kebaikan  dan  mencegah  segala kemungkaran  dan  berwasiat  agar  selalu  bersabar  atas  apa-apa  yang  telah
menimpa.
12
9
Universitas Islam Indonesia , Al Qur’an dan Tafsirnya....,h. 284.
10
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta : PT Pustaka Panji Mas, 1999, h. 126.
11
Universitas Islam Indonesia, A l Qur’an dan Tafsirnya....,h. 290
12
Hamka, Tafsir Al-Azhar...., h. 132-133.
Hadis Nabi:
قاْخأْا مراكم ممتأ تْثعب امَّإ
“Sesungguhnya  saya  ini  diutus  hanyalah  untuk  menyempurnakan  akhlak yang mulia”
13
Dari  jawaban  singkat  tersebut  diketahui  bahwa  akhlak  Rasulullah  yang tercermin  lewat  semua  tindakan,  ketentuan,  atau  perkataannya  senantiasa  selaras
dengan  al-Q ur’an,  dan  benar-benar  merupakan  praktek  riil  dari  kandungan  al-
Q ur’an. Semua perintah dilaksanakan, semua larangan dijauhi, dan semua isi al-
Q ur’an didalaminya untuk dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.  Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak MTs Ruang  lingkup  mata  pelajaran  Akidah  Akhlak  di  Madrasah  Tsanawiyah
meliputi: 1.  Aspek  akidah  terdiri  atas  dasar  dan  tujuan  akidah  Islam,  sifat-sifat  Allah,  Al-
Asma  al-Husna,  iman  kepada  Allah,  kitab-kitab  Allah,  hari  akhir  serta  Qadha dan Qadar.
2.  Aspek  akhlak  terpuji  yang  terdiri  atas  bertauhid,  ikhlas,  taat,  khauf,  taubat, tawakkal,  ikhtiyar,  sabar,  syukur,  qana’ah,  tawadlu’,  husnud  dzaon,  tasamuh
dan ta’awun berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja.
3.  Aspek  akhlak  tercela  meliputi  kufur,  syirik,  riya,  nifaq,  ananiah,  putus  asa, ghadhab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah.
14
Jika  ilmu  akhlak  atau  pendidikan  akhlak  tersebut  diperhatikan  dengan seksama  akan  tampak  bahwa  ruang  lingkup  pembahasan  ilmu  akhlak  adalah
membahas  tentang  perbuatan-perbuatan  manusia,  kemudian  menetapkannya apakah  perbuatan  tersebut  tergolong  perbuatan  yang  baik  atau  perbuatan  yang
buruk.  Adapun  yang  termasuk  ruang  lingkup  akhlak  itu  terbagi  dalam  beberapa bagian yaitu:
13
Ad-Daromi, Mu’jam Mufahras Li Alfazil Hadis Nabawi…., h. 75.
14
DEPAG, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah Akhlak MTs  Kelas VII, 2010, h. 6.
1.  Akhlak terhadap Allah SWT Akhlak  kepada  Allah  adalah  beribadah  kepada  AllahSWT,  cinta
kepadanya, cinta karenanya, tidak menyekutukannya, bersyukur hanya kepadanya dan lain sebagainya. Menurut Hamzah Yacob berakhlak kepada Allah dibagi atas
dua  macam, yaitu: A.Ibadah  Umum,  adalah  segala  sesuatu  yang  dicintai  Allah  dan  diridhainya,
baik  berupa  perkataan  maupun  perbuatan  dengan  kata  terang-terangan ataupun  tersembunyi.  Seperti  berbakti  kepada  ibu  dan  bapak,  berbuat  baik
kepada tetangga, teman terutama hormat kepada guru. B. Ibadah Khusus, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
15
Ibadah khusus dapat diperincikan dengan bebrapa macam akhlak sebagai berikut:
a.  Beriman  yaitu percaya dan meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan percaya dengan syari
’at yang dibawa para utusannya. b.  Taat yaitu melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
c.  Ikhlas yaitu beribadah hanya kepada Allah dan karna Allah. d.  Tadarru dan Khusyu yaitu beribadah dengan merendahkan diri serta
khusyu. e.  Ar-
Raja’ dan Ad-Du’a yaitu berdoa dengan penuh harap mendapat rahmatnya.
f.  Husnudzhan  yaitu  berbaik  sangka  kepada  Allah  dan  menghindari  buruk sangka kepada Allah.
g.  Tawakkal  yaitu  mempercayakan  diri  kepada  Allah  dalam  melaksanakan sesuatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan mantap.
h. Tasyakur  dan  Qana’ah  yaitu  berterima  kasih  atas  pemberian  Allah  dan
merasa cukup atas pemberiannya itu. i.  Malu  yaitu  malu  melakukan  kejahatan  dan  malu  dalam  meninggalkan
kebaikan. j.  Taubat  dan  Istighfar  yaitu  menyesali  perbuatan  dosanya  dan  tidak  akan
mengulanginya kembali. Dari  keterangan  diatas  jelas  sekali  bagaimana  manusia  wajib  tunduk
kepada peraturan Allah. Hal ini menunjukan kepada sifat manusia sebagai hamba.
15
Hamzah Yacob, Etika Islam, Jakarta: CV.Publicita,1978, h.19
Kewajiban  terhadap  Allah  diantaranya  ibadah  shalat,  puasa,  Zakat,  dzikir,  dan doa.
2. Akhlak terhadap makhluk Akhlak terhadap makhluk terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: akhlak
terhadap diri sendiri, akhlak terhadap Ibu dan Bapak, akhlak terhadap orang lain, dan akhlak terhadap lingkungan hidup.
16
Akhlak terhadap diri sendiri antara lain: a. Sabar, tegar, konsisten, kerja keras dalam kebenaran.
b. Syukur dalam bentuk aktualisasi potensi diri. c. Rendah hati dan jujur.
d. Menjaga kesucian, kebersihan dan kerapihan diri. e. Berperilaku halus, yaitu ramah, santun dan tidak emosional.
f. Dapat dipercaya dan tidak curang atau khianat. g. Kesatria, berani karena benar dan bertanggung jawab.
h.  Tidak  ambisius  yaitu  tidak  menghalalkan  segala  cara  untuk  mencapai suatu tujuan.
17
Akhlak terhadap ibu dan bapak diantaranya yaitu: a. Mencintai kepada keduanya melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih saying. c. Berkomunikasi dengan orang tua secara khidmat, mempergunakan kata-
kata lemah lembut. d. Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya.
e. Mendoakan keselamatan dan ampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya sudah meninggal dunia.
18
Akhlak terhadap orang lain diantaranya yaitu: a. Persaudaraan baik seagama, sebangsa, setanah air dan kemanusiaan.
b. Tolong menolong.
16
Muhammad  Khatamin  Nabiyyin,  http:ahmadsahidin.wordpress.com.  12  Seftember 2008, 07:53.
17
Supriadi,  dkk,  Buku  Ajar  Pendidikan  Agama  Islam,  Jakarta:  CV.  Grafika  Karya Utama, 2001, Cet. 2, h. 209-210.
18
Muhammad  Daud  Ali,  Pendidikan  Agama  Islam,  Jakarta:  PT  RajaGrafindo  Persada, 2005, Cet. 1, h. 357.
c. Toleransi dan berlaku adil. d. Pemurah.
e.  Penyantun    menghormati  yang  lebih  tua  dan  menyayangi  yang  lebih muda .
f. Pemaaf. g. Menepati janji.
h. Musyawarah. i. Saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran.
19
Akhlak terhadap lingkungan hidup antara lain: a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b.  Menjaga  dan  memanfaatkan  alam  terutama  hewani  dan  nabati,  fauna dan flora  hewan dan tumbuh-tumbuhan .
c. Sayang pada sesama makhluk hidup. d. Melestarikan agar senantiasa indah dan bermanfaat.
20
Manusia  adalah  makhluk  social  yang  kelanjutan  eksistensinya  secara fungsional  dan  optimal  banyak  bergantung  pada  orang  lain.  Untuk  itu,  ia  perlu
bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Oleh karenanya pula ia  perlu  menciptakan  suasana  yang  baik,  satu  dan  lainnya  saling  berakhlakul
karimah,  diantaranya  mengiringi  jenazah,  mengabulkan  undangan  dan
mengunjungi orang sakit.
Melihat  keterangan  diatas,  jelaslah  bahwa  ruang  lingkup  pendidikan akhlak ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari orang yang melaksanakan
dengan sadar dan disengaja serta ia mengetahui waktu melakukannya akan akibat dari  yang  diperbuatnya.  Demikian  pula  perbuatan  yang  tidak  dengan  kehendak,
tetapi dapat diikhtiarkan penjagaannya pada waktu sadar.
19
Supriadi, dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam…., h. 210
20
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam …., h. 359.
4.  Tujuan Pendidikan Akhlak MTs Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk:
1.  Menumbuhkembangkan  akidah  melalui  pemberian,  pemupukan,  dan pengembangan  pengetahuan,  penghayatan,  pengamalan,  pembiasaan,  serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak  tercela  dalam  kehidupan  sehari-hari  baik  dalam  kehidupan  individu
maupun  sosial,  sebagai  manifestasi  dari  ajaran-ajaran  dan  nilai-nilai  akidah Islam.
21
Tujuan  pendidikan  akhlak  yang  dirumuskan  Ibn  Mskawaih  adalah terwujudnya  sikap  batin  yang  mampu  mendorong  secara  spontan  untuk
melahirkan semua perbuatan yang berniali baik sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna.
22
Bila melihat dari pada tujuan atau target pendidikan akhlak dari globalisasi adalah menyiapkan individu-individu untuk hidup dan berinteraksi dengan lainnya
dan menikmati  kehidupan di  dunia saja. Adapun  tujuan pendidikan akhlak  Islam adalah lebih jauh dari itu yaitu merealisasikan individu-individu untuk hidup dan
berinteraksi dengan lainnya secara terhormat, sekaligus merealisasikan keridhoan Allah untuk menggapai di akhirat dengan tenang memasuki surganya.
23
5. Peran Pendidikan Akhlak MTs Peran pendidikan akhlak diantaranya yaitu:
a. Mengembangkan
berbagai kemampuan
siswa diantaranya
mengembangkan kemampuan baca tulis Al- Qur’an yang baik dan benar
serta mengamalkannnya
dalam kehidupan
sehari-hari dan
21
DEPAG,  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah Akhlak MTs  Kelas VII, 2010, h. 5.
22
Abuddin  Nata,  Pemikiran  Para  Tokoh  Pendidikan  Islam,  Jakarta:  PT  RajaGrafindo Persada, 2001, Cet. 2, h. 11.
23
Abdul Aziz, http:www.muslimdelft.nl 03 Februari 2010 07:29:54.
mengembangkan kemampuan memahami keimanan serta mengamalkan nilai-nilai al-
asma’ al-husna. b.
Membiasakan  untuk  melaksanakan  akhlak  terpuji  dalam  kehidupan sehari-hari.
c.    Membiasakan  untuk  bersikap  dan  berperilaku  yang  sesuai  dengan norma-norma Islam.
d. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.
e. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.
Selain  itu  pendidikan  agama  memiliki  peran  yang  sangat  besar  dalam pembentukan perilaku manusia. Dengan pendidikan agama yang kuat, maka akan
terbentuk  generasi  yang  mampu  bertahan  dalam  perubahan  zaman  yang  kian dinamis. Pendidikan agama inilah yang harus ditanamkan kepada para remaja agar
tidak  terpengaruh  oleh  pergaulan  dilingkungan  yang  dapat  menjerumuskannya dalam perilaku kenakalan remaja.
24
Penguasaan  materi  pendidikan  Aqidah  Akhlak  adalah  pemahaman  atau pengetahuan siswa dalam memahami ajaran agama Islam dari segi materi akidah
akhlak.    Sedangkan  perilaku  siswa  adalah  segala  gerak-gerik  atau  sikap  siswa yang datang akibat pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya.
Banyak  contoh  yang  membuktikan  bahwa  pengetahuan  atau  pemahaman itu  berperan  besar  terhadap  perkembangan  sikap  dan  perilaku  siswa.  Para  siswa
yang  berprestasi  baik  dalam  bidang  pelajaran  Agama  Islam  misalnya  akidah, sudah  tentu  akan  lebih  rajin  beribadah  shalat,  puasa  dan  ibadah  lainnya.  Sedang
dalam  bidang  akhlak,  dia  juga  tidak  segan-segan  memberi  pertolongan  atau bantuan  kepada  orang  yang  membutuhkan  juga  memerlukan,  sebab  ia  merasa
bahwa  memberikan  bantuan  itu  adalah  kebajikan,  sedangkan  perasaan  yang berkaitan  dengan  kebajikan  tersebut  berasal  dari  pemahaman  atau  pengetahuan
yang  mendalam  terhadap  materi-materi  pelajaran  khususnya  akidah  akhlak  yang ia terima dari gurunya.
24
http:pangandaran info.com, 05 April 2010 18:54:35
B.  SIKAP KEBERAGAMAAN 1. Pengertian Sikap Keberagamaan
Sebelum  membahas  sikap  dan  perilaku  keberagamaan,  terlebih  dahulu penulis  akan  menguraikan  tentang  pengertian  sikap,  perilaku  dan  pengertian
agama yang merupakan kata dasar keberagamaan. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, sikap diartikan siap mengambil
keputusan untuk bertindak; cara khas seseorang yang tampak secara lahiriah.
25
Sikap  manusia  telah  didefinisikan  dalam  berbagai  versi  oleh  para  ahli. Berkowitz  menyatakan  dari  berbagai  definisi  dan  pengertian  dapat  dimasukan
kedalam salah satu diantara tiga kerangka pemikiran. Pertama menurut para ahli psikologi sikap yaitu suatu bentuk evaluasi atau
reaksi  perasaan.  Kedua  menurut  para  ahli  lain  seperti  Chave,  Bogardus  dan Gordon Allport,sikap  yaitu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara  tertentu.  Ketiga  menurut  para  ahli  yang  berorientasi  kepada  skema triadic,  sikap  yaitu  konstelasi  komponen-komponen  kognitif,  afektif  dan  konatif
yang  saling  berinteraksi  dalam  memahami,  merasakan  dan  berperilaku  terhadap suatu objek.
26
Pernyataan  diatas  menunjukan  bahwa  pada  prinsipnya  sikap  adalah kecenderungan individu siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Perwujudan
perilaku  belajar  siswa-siswa  akan  ditandai  dengan  munculnya  kecenderungan- kecenderungan  baru  yang  telah  berubah  lebih  maju  dan  lugas  terhadap  suatu
objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
27
Menurut  Harun  Nasution  agama  dapat  diberi  definisi  sebagai  berikut: 1Pengakuan  terhadap  adanya  hubungan  manusia  dengan  kekuatan  gaib  yang
harus  dipatuhi;  2Pengakuan  terhadap  adanya  kekuatan  gaib  yang  menguasai manusia;  3Mengikatkan  diri  pada  suatu  bentuk  hidup  yang  mengandung
pengakuan  pada  suatu  sumber  yang  berada  dluar  diri  manusia  yang
25
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ….,h. 505
26
Saifuddin  Azwar,  Sikap  Manusia  Teori  Dan  Pengukurannya,  Yogyakarta:  Pustaka Pelajar Offset, 1998, Cet. 3, h. 5
27
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, cet-1, h. 98.
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia; 4Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib  yang  menimbulkan  cara  hidup  tertentu;  5Suatu  sistem  tingkah  laku  code
of  conduct  yang  berasal  dari  kekuatan  ghaib;  6Pengakuan  terhadap  adanya kewajiban-kewajiban  yang  diyakini  bersumber  pada  suatu  kekuatan  ghaib;
7Pemujaan  terhadap  kekuatan  ghaib  yang  timbul  dari  perasaan  lemah  dan perasaan  takut  terhadap  kekuatan  misterius  yang  terdapat  daklam  alam  sekitar
manusia;  8Ajaran  yang  diwahyukan  tuhan  kepada  manusia  melalui  seortang rasul.
28
Sedangkan  keagamaan yaitu kehalusan perasaan, kejernihan akal budinya, dan  didorong  keikhlasan  itikad,  bahkan  meyakini  dan  menerimanya  tanpa
keraguan  bahwa  diluar  dirinya  ada  sesuatu  kekuatan  yang  Mahaagung  yang melebihi apapun termasuk dirinya.
29
Jadi  dapat  diketahui  bahwa  keagamaan  merupakan  suatu  sikap  yang  kuat dalam  memeluk  dan  menjalankan  ajaran  agama  serta  sebagai  cerminan  dirinya
atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang dianutnya. sikap  keberagamaan  yaitu  suatu  keadaan  yang  ada  dalam  diri  seseorang
yang  mendorongnya  untuk  bertingkah  laku  sesuai  dengan  kadar  ketaataannya kepada  agama.  jadi  sikap  keagamaaan  tersebut  ada  karena  adanya  konsistensi
antara  kepercayaan  terhadap  agama  sebagai  unsur  afektif  dan  perilaku  terhadap agama sebagai unsur konatif.
30
Dari  pengertian  dan  penjelasan  mengenai  sikap  keberagamaan  diatas, dapat  penulis  simpulkan  bahwa  pengertian  sikap  keberagamaan  adalah  suatu
keadaan  yang  ada  dalam  diri  seseorang  yang  mendorongnya  untuk  bertingkah laku  yang  mencerminkan  kepatuhan  dan  ketundukan  terhadap  ajaran-ajaran
agama serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. 2. Ciri-ciri sikap Keberagamaan siswa setelah mempelajari pendidikan agama
28
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, cet- 9, h. 120-121.
29
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi kependidikan ….,h. 108.
30
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Cet. 6, h. 81.
Ciri-ciri sikap keberagamaan siswa setelah mempelajari pendidikan agama diantaranya  yaitu  akan  terbentuk  sikap  keberagamaan,  dimana  sikap
keberagamaan  ini  merupakan  tujuan  dari  pendidikan  akidah  akhlak.  Ciri –ciri
tersebut yaitu: 1. Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan ketuhanan dengan
melaksanakan ibadah. 2. Senantiasa  berpedoman  kepada  petunjuk  Allah,  untuk  memperoleh
kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk. 3. Merasa  memperoleh  kekuatan  untuk  menyerukan  dan  berbuat  benar
setelah menyampaikan kebenaran kepada orang lain. 4. Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya.
5. Memiliki kemampuan yang kuat dan tegas dalam menghadapi kebathilan. 6. Tetap tabah dalam kebenaran dalam segala kondisi.
7. Memiliki  kelapangan  dan  ketentraman  hati  serta  kekuasaan  bathin, hingga sabar menerima cobaan.
8. Mengetahui  tujuan  hidup  dan  menjadikan  akhirat  sebagai  tujuan  akhir yang lebih baik.
9. kembali  kepada  kebenaran  dengan  melakukan  taubat  dari  segala kesalahan yang pernah dibuat sebelumnya.
31
C. PERILAKU KEBERAGAMAAN 1. Pengertian Perilaku Keberagamaan
Menurut  Kamus  Lengkap  Bahasa  Indonesia  perilaku  merupakan  reaksi yang muncul dalam gerakan atau sikap.
32
Secara  etimologis  perilaku  artinya  setiap  tindakan  manusia  atau  hewan yang dapat dilihat. Melihat uraian diatas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah
kegiatan  atau  aktifitas  yang  melingkup  seluruh  aspek  jasmaniah  dan  rohaniah yang  dapat  dilihat.  Tingkah  laku  merupakan  sembarang  respon  yang  mungkin
berupa  reaksi,  tanggapan,  jawaban  atau  balasan  yang  dilakukan  oleh  organisme.
31
Jalaluddin  dan  Usman  Said,  Filsafat  Pendidikan  Islam,  Jakarta:  Raja  Grafindo Persada, 1996, Cet. 2, h. 97-98.
32
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ….,h. 451.
Tingkah laku juga bisa berarti suatu gerak atau kompleks gerak-gerik, dan secara khusus tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktivitas.
33
Skiner  seorang  ahli  psikologi  merumuskan  bahwa  perilaku  merupakan respon  atau  reaksi  seseorang  terhadap  stimulus  rangsangan  dari  luar.  Oleh
karena  perilaku  ini  terjadi  melalui  proses  adanya  stimulus  terhadap  organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori ”S-O- R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
34
Perilaku  adalah  respon  individu  terhadap  suatu  stimulus  atau  suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik  disadari  maupun  tidak.  perilaku  merupakan  kumpulan  berbagai  faktor  yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks
sehingga  kadang-kadang  kita  tidak  sempat  memikirkan  penyebab  seseorang menerapkan perilaku
tertentu.  Karena  itu  amat  penting  untuk  dapat  menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
35
Perilaku  keberagamaan  adalah  segala  aktivitas  manusia  dalam  kehidupan di  dasarkan  atas  nilai-nilai  agama  yang  diyakininya.  Tingkah  laku  keagmaan
tersebut merupakan perwujudan dari rasa jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran dan pengalaman beragama pada diri sendiri.
36
Dengan  demikian  perilaku  keagamaan  adalah  tanggapan  atau  reaksi individu  terhadap  sesuatu  yang  dianutnya,  yakni  sesuatu  yang  mengatur  dan
memberi petunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan batinnya serta tampak  dalam  ibadah  yang  dilakukan  dan  tercermin  pula  dalam  sikap
kesehariannya,  baik  hubungannya  dengan  sesama  atau  dengan  mahluk  lainnya. Yang  penting  dari  agama  adalah  pengaruh  keyakinan  tersebut  tehadap  jiwa
individu  yang  bersangkutan  dan  menentukan  reaksi  terhadap  yang  dipandang Tuhan.
33
Ramayulis, Psikologi Agama…., h. 83
34
http:www.infoskripsi.com, Maret 2010 07:03:51
35
Sir Antonius, http:antoniusfelix shared.blogspot.com200810definisi persepsi.html
36
Ramayulis, Psikologi Agama…., h. 83.
2. Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT 1.  Membiasakan diri berlaku jujur terhadap siapapun, sebagaiman sikap jujur
para rasul 2.   Berusaha untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
3.  Memiliki etos  kerja  yang  baik,  melaksanakan tugas kerja  yang dipikulkan pada dirinya.
4.  Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mangatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat.
5.   Memiliki akhlak karimah sebagaimana rasululah SAW.
37
3. Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Mukjizat Allah 1.    Sabar  dan  tabah  dalam  melaksanakan  tugas  dan  menghadapi  cobaan  yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 2.  Yakin  pertolongan  Allah  akan  diberikan  pada  orang-orang  beriman  dan
bertaqwa kepadanya. 3.  Selalu  tawakal  kepada  Allah  setelah  berusaha  sesuai  dengan  kemampuan
yang dimiliki. 4.  Yakin  akan kekuasaan Allah untuk melakukan segala sesuatu  yang bahkan
diluar batas kemampuan akal manusia. 5.    Rendah  hati  dan  tidak  sombong  dalam  kehidupan  sehari-hari  karena  sadar
bahwa semua yang dimiliki dan kemampuan yang ada pada dirinya semata- mata atas kehendak Allah.
6.  Tidak  mudah  putus  asa,  karena  yakin  bahwa  pertolongan  Allah  pasti  akan datang.
38
D.  FAKTOR-FAKTOR  YANG  MEMPENGARUHI  SIKAP  DAN  PERILAKU KEBERAGAMAAN
1. Faktor Biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang
lainnya. Ia
lapar kalau
tidak makan
selama dua
puluh jam.
37
Hanafiah, dkk, Aqidah Akhlaq Untuk Madrasah Tsanawiyah, Klaten: Sinar Mandiri, h. 11
38
Hanafiah, dkk, Aqidah A khlaq Untuk Madrasah Tsanawiyah….,h. 23
Ada  beberapa  peneliti  yang  menunjukkan  pengaruh  motif  biologis  terhadap perilaku manunusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh
rasa  lapar,  Selama  6  bulan,  32  subjek  bersedia  menjalani  eksperimen  setengah lapar.  Selama  eksperimen  terjadi  perubahan  kepribadian  yang  dramatis.  Mereka
menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi.. 2. Faktor-faktor
Sosiopsikologis Karena  manusia  makhluk  sosial,  dari  proses  sosial  ia  memperoleh
beberapa karakteristik
yang mcmpengarahi
perilakunya: Kita
dapat mengklasifikasinya  ke  dalam  tiga  kamponen  komponen  afektif,  komponen
kognitif, dan kornpwren konatif. Komponen yang pertama yang merupakan aspek emosional  dari faktor sosiopsikologis,  didahulukan karena erat  kaitannya dengan
pembicaraan  sebelumnya.  Komponen  kognitif  adalah  aspek  intelektual,  yang berkaitan  -dengan  apa  yang  diketahui  manusia.  Komporten  konatif  adalah  aspek
volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan untuk bertindak.
39
Menurut  Siti  Partini  pembentukan  dan  perubahan  sikap  keberagamaan dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Faktor  Internal,  berupa  kemampuan  menyeleksi  dan  mengolah  atau
menganalisis  pengaruh  yang  datang  dari  luar.  Termasuk  disini  minat dan perhatian. Seperti selektivitas, kita tidak dapat menangkap seluruh
rangsang  dari  luar  melalui  persepsi  kita,  oleh  karena  itu  kita  harus memilih  rangsang-rangsang  mana  yang  akan  kita  dekati  dan  mana
yang  harus  dijauhi.  Pilihan  ini  ditentukan  oleh  motof-motif  dan kecenderungan-kecenderungan  dalam  diri  kita.  Karena  harus  memilih
inilah  kita  menyusun  sikap  positif  terhadap  satu  hal  dan  membentuk sikap negative terhadap lainnya.
2. Faktor  Eksternal,  berupa  faktor  diluar  diri  individu  yaitu  pengaruh
lingkungan yang diterima.
40
Factor-faktor yang berada diluar tersebut yaitu:
39
http:karisc.multiply.com, Sep 17, 07 4:52 AM.
40
Ramayulis, Psikologi Agama...., h.82.
a.  Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap. b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
c.  Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
e.  Situasi pada saat sikap itu dibentuk. Dalam  buku  Pengantar  Umum  Psikologi  dijelaskan  bahwa  sikap
keberagamaan dapat terbentuk atau berubah melalui beberapa macam cara:
1. Adopsi:
kejadian-kejadian  dan  peristiwa  yang  terjadi  berulang-ulang  dan terus  menerus,  lama  kelamaan  secara  bertahap  diserap  kedalam  diri
individu  dan  mempengaruhi  terbentuknya  suatu  sikap.  Misalnya,  seorang yang sejak lahir sampai ia dewasa tinggal dilingkungan yang fanatik Islam,
ia akan mempunyai sikap yang negatif terhadap daging babi.
2. Diferensiasi:
dengan berkembangnya
inteligensi, bertambahnya
pengalaman,  sejalan  dengan  bertambahnya  usia,  maka  ada  hal-hal  yang tadinya  dianggap  sejenis,  sekarang  dipandang  tersendiri  lepas  dari
jenisnya.  Terhadap  objek  tersebut  dapat  terbentuk  sikap  tersendiri  pula. Misalnya, seorang anak kecil mula-mula takut kepada orang dewasa yang
bukan ibunya, tetapi lama kelamaan ia dapat mebeda-bedakan antara ayah, paman, bibi, kakak, yang disukainya dengan orang  yang asing  yang tidak
disukainya.
3. Integrasi:
pembentukan  sikap  keberagamaan  ini  terjadi  secara  bertahap,
dimulai  dengan  berbagai  macam  pengalaman  yang  berhubungan  dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
Misalnya, seorang desa sering mendengar tentang kehidupan kota, kawan- kawan  yang  datang  dari  kota  membawa  barang-barang  yang  bagus  dari
kota dan bercerita tentang keindahan kota. Setelah beberapa waktu, maka dalam  diri  orang  dewasa  tersebut  timbul  sikap  positif  terhadap  kota  dan
hal-hal  yang  berhubungan  dengan  kota,  sehingga  akhirnya  ia  terdorong untuk pergi ke kota.
41
41
Sarlito  Wirawan  Sarwono,  Pengantar  Umum  Psikologi,  Jakarta:  PT  Bulan  Bintang, 1986, cet.4, h. 95-96.
E. PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU  KEBERAGAMAAN  ANAK  DIDIK  DI  MTsN  PARUNG
BOGOR
1.  Mengembangkan kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an BTQ yang baik dan
benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil  wawancara  :  Baca  Tulis  Al- Qur’an  BTQ  adalah  salah  satu  mata
pelajaran  yang  dimuatkan  dalam  kurikulum  MTsN  Parung.  Selain  siswa mendalami  kaidah-kaidah  bacaan  yang  benar,  tapi  juga  siswa  diajarkan
memahami  makna  kandungan  Al- Qur’an  serta  aplikasinya  dalam  kehidupan
sehari-hari. Seperti cara bersikap dan berperilaku yang baik dan benar. Setiap  hari  sabtu  diadakan  kegiatan  ekstrakurikuler,  salah  satu  kegiatan
ekstrakurikuler  yang  dianjurkan  untuk  siswa  yaitu  Rohani  Islam  ROHIS.  Baca Tulis  Al-
Qur’an BTQ dimuatkan dalam salah satu materi wajib Rohani Islam. Siswa diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-
Qur’an yang baik dan benar, mulai dari Makhorijul H
uruf, Ilmu Tajwid dan Qiraah Sab’ah.
2.  Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari- hari.
Hasil wawancara : Pendidikan  akhlak  dilaksanakan  dengan  baik  dan  efektif,  selain  diajarkan
materi  akidah  akhlak  yang  berkaitan  dengan  akhlak  mereka,  tapi  juga mengedepankan peneladanan, aplikasi dan pembiasaan.
Membuat  dan  memberlakukan  Tata  Tertib  Pelajar.  Sehingga  siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan
rapi,  siswa  dibiasakan  berakhlak  sopan  kepada  guru  dan  orang  lain  dan  siswa dibiasakan disiplin yang baik.
Hasil observasi : siswa  dibiasakan  shalat  berjamaah  secara  bergiliran,  dzikir  setelah  shalat
dan berdoa. Siswa dibiasakan untuk mengucap salam ketika bertemu guru, teman, tamu dan orang lain, menyapa dan bersalaman.
3.  Membiasakan untuk  bersikap dan berperilaku  yang sesuai dengan norma- norma Islam.
Sikap keberagamaan siswa terhadap Allah : 1.  Menempuh jalan hidup dengan prinsip menjalankan ibadah
2.  Berpedoman kepada petunjuk Allah dalam membedakan yang benar dan salah
3.  Tabah dalam kebenaran dan segala kondisi 4.  Memiliki kelapangan hati sehingga sabar menghadapi cobaan
5.  Kembali kepada jalan kebenaran dengan bertaubat 6.  Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup
Hasil wawancara : Selain  siswa  diajarkan  materi  pelajaran  akidah  akhlak,  tapi  juga  anjuran
untuk  mengaplikasikannya  dalam  kehidupan  sehari-hari  dengan  selalu menjalankan  perintah  Allah  dan  menjauhi  larangannya.  Sehingga  siswa
dibiasakan  untuk  menjalankan  ibadah  shalat  berjamaah  dimushola  yang  telah disediakan.
Pelajaran  Baca  Tulis  Al- Qur’an mendalami makna kandungan Al-Qur’an
yang  dijadikan  pedoman  untuk  siswa  dalam  membedakan  yang  benar  dan  salah, sebab akibat bagi orang yang beriman dan tidak beriman, serta akibat bagi orang
yang berdosa. Sikap tabah dan sabar siswa cukup baik ketika mereka mendapat benturan
masalah  dari  keluarganya.  Masalah  perceraian  kedua  orang  tua  mereka,  masalah ekonomi,  meninggalnya  orang  tua.  Mereka  tetap  tegar,  tabah  dan  sabar,  mereka
tetap menjalankan aktifitas sekolah seperti biasanya. Hasil observasi :
Siswa  dibiasakan  untuk  berdzikir  dan  istighfar  setelah  melaksanakan jamaah shalat dan berdoa mohon keselamatan dunia dan akhirat.
Perilaku siswa terhadap Allah 1.  Perilaku  memiliki  keyakinan  akan  pertolongan  Allah  kepada  oirang
beriman
2.  Perilaku tawakal dan berusaha 3.  perilaku untuk bertindak dengan meyakini akan kekuasaan Allah
Hasil wawancara : siswa  diberikan  materi  akidah  akhlak  dengan  mengambil  ibrah  sebab
akibat bagi orang yang beriman dan sebab akibat bagi orang yang tidak beriman. siswa ketika  akan menghadapi  ujian dibiasakan  untuk  lebih mendekatkan
diri kepada Allah, berdoa dan tawakal agar mereka berhasil menghadapi ujian.
Perilaku keberagamaan siswa terhadap diri sendiri 1.  Perilaku memiliki kepekaan dalam menghadapi masalah
2.  Perilaku  memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW 3.  Perilaku  sabar  dan  tabah  dalam  menjalankan  tugas  dan  menghadapi
cobaan 4.  Perilaku rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari
5.  Perilaku tidak  mudah putus asa
Hasil wawancara : Banyak  terjadi  siswa  menghadapi  masalah  keluarganya  dirumah,  seperti
perceraian  kedua  orang  tua,  masalah  ekonomi  dan  musibah  meninggalnya  sanak keluarga. Mereka tetap tegar dan peka menghadapi masalah tersebut, mereka tetap
melakukan aktifitas seperti biasanya. Membuat  dan  memberlakukan  Tata  Tertib  Pelajar.  Siswa  dibiasakan
berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan  berakhlak  sopan  kepada  guru  dan  orang  lain  dan  siswa  dibiasakan
disiplin yang baik.
Perilaku keberagmaan siswa terhadap orang lain 1.  Perilaku jujur kepada siapapun
2.  Perilaku menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya
Hasil wawancara : Siswa  dibiasakan  untuk  jujur,  seperti  jujur  mengakui  kesalahan,  jujur
alasan tidak masuk sekolah, jujur alasan keterlambatan masuk sekolah jujur alasan melanggar tata tertib pelajar.
Siswa  dalam  menyampaikan  amanah  cukup  baik,  cepat  dan  akurat  ketika gurunya menyampaikan sesuatu pada mereka agar disampaikan.
4.  Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.
Hasil observasi : Materi  pelajaran  Rohani  Islam  diajrkan  langsung  praktek  ibadah  yang
benar  seperti  praktek  shalat,  praktek  memandikan  jenazah,  praktek  ibadah  haji, dan  pada  hari  raya  kurban  siswa  langsung  menyaksikan  tata  cara  menyembelih
hewan kurban.
5.  Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.
Hasil wawancara : Materi  pelajaran  akidah  akhlak  selain  menyampaikan  materi  tapi  juga
banyak  mengambil  pelajaran  dari  kisah-kisah  Nabi  dahulu,  bagaimana  sebab akibat  bagi  orang-orang  yang  beriman  dan  bagaimana  sebab  akibat  bagi  orang-
orang yang tidak beriman.
F.  PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU  KEBERAGAMAAN  ANAK  DIDIK  DI  MTsN  PARUNG
BOGOR
4.  Mengembangkan kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an BTQ yang baik dan
benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca  Tulis  Al- Qur’an  BTQ  adalah  salah  satu  mata  pelajaran  yang
dimuatkan  dalam  kurikulum  MTsN  Parung.  Selain  siswa  mendalami  kaidah- kaidah bacaan yang benar, tapi juga siswa diajarkan memahami makna kandungan
Al- Qur’an  serta  aplikasinya  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Seperti  cara  bersikap
dan berperilaku yang baik dan benar. Setiap  hari  sabtu  diadakan  kegiatan  ekstrakurikuler,  salah  satu  kegiatan
ekstrakurikuler  yang  dianjurkan  untuk  siswa  yaitu  Rohani  Islam  ROHIS.  Baca Tulis  Al-
Qur’an BTQ dimuatkan dalam salah satu materi wajib Rohani Islam. Siswa diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-
Qur’an yang baik dan benar, mulai dari Makhorijul Huruf, Ilmu Tajwid dan Qiraah Sab’ah.
5.  Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari- hari.
Pendidikan akhlak di MTsN Parung dilaksanakan dengan baik dan efektif, selain diajarkan materi akidah akhlak yang berkaitan dengan akhlak mereka, tapi
juga mengedepankan peneladanan, aplikasi dan pembiasaan. Membuat  dan  memberlakukan  Tata  Tertib  Pelajar  MTsN  Parung.
Sehingga siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang  sopan  dan  rapi,  siswa  dibiasakan  berakhlak  sopan  kepada  guru  dan  orang
lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik. Siswa MTsN Parung dibiasakan shalat berjamaah secara bergiliran, dzikir
setelah  shalat  dan  berdoa.  Siswa  dibiasakan  untuk  mengucap  salam  ketika bertemu guru, teman, tamu dan orang lain, menyapa dan bersalaman.
6.  Membiasakan untuk  bersikap dan berperilaku  yang sesuai dengan norma- norma Islam.
Sikap keberagamaan siswa terhadap Allah :
7.  Menempuh jalan hidup dengan prinsip menjalankan ibadah 8.  Berpedoman kepada petunjuk Allah dalam membedakan yang benar
dan salah 9.  Tabah dalam kebenaran dan segala kondisi
10. Memiliki kelapangan hati sehingga sabar menghadapi cobaan 11. Kembali kepada jalan kebenaran dengan bertaubat
12. Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup
Selain  siswa  diajarkan  materi  pelajaran  akidah  akhlak,  tapi  juga  anjuran untuk  mengaplikasikannya  dalam  kehidupan  sehari-hari  dengan  selalu
menjalankan  perintah  Allah  dan  menjauhi  larangannya.  Sehingga  siswa dibiasakan  untuk  menjalankan  ibadah  shalat  berjamaah  dimushola  yang  telah
disediakan. Pelajaran  Baca  Tulis  Al-
Qur’an  BTQ  di  MTsN  Parung,  mendalami makna  kandungan  Al-
Qur’an  yang  dijadikan  pedoman  untuk  siswa  dalam membedakan  yang  benar  dan  salah,  sebab  akibat  bagi  orang  yang  beriman  dan
tidak beriman, serta akibat bagi orang yang berdosa. Sikap  tabah  dan  sabar  siswa  MTsN  Parung  cukup  baik  ketika  mereka
mendapat benturan masalah dari keluarganya. Masalah perceraian kedua orang tua mereka, masalah ekonomi, meninggalnya orang tua. Mereka tetap tegar, tabah dan
sabar, mereka tetap menjalankan aktifitas sekolah seperti biasanya. Siswa  MTsN  Parung  dibiasakan  untuk  berdzikir  dan  istighfar  setelah
melaksanakan jamaah shalat dan berdoa mohon keselamatan dunia dan akhirat.
Perilaku siswa terhadap Allah 6.  Perilaku  memiliki  keyakinan  akan  pertolongan  Allah  kepada  oirang
beriman 7.  Perilaku tawakal dan berusaha
8.  perilaku untuk bertindak dengan meyakini akan kekuasaan Allah
Siswa  MTsN  Parung  diberikan  materi  akidah  akhlak  dengan  mengambil ibrah  sebab  akibat  bagi  orang  yang  beriman  dan  sebab  akibat  bagi  orang  yang
tidak beriman. Siswa MtsN Parung ketika akan menghadapi ujian dibiasakan untuk lebih
mendekatkan  diri  kepada  Allah,  berdoa  dan  tawakal  agar  mereka  berhasil menghadapi ujian.
Perilaku keberagamaan siswa terhadap diri sendiri 6.  Perilaku memiliki kepekaan dalam menghadapi masalah
7.  Perilaku  memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW 8.  Perilaku  sabar  dan  tabah  dalam  menjalankan  tugas  dan  menghadapi
cobaan 9.  Perilaku rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari
10. Perilaku tidak  mudah putus asa
Banyak  terjadi  pada  siswa  MTsN  Parung  menghadapi  masalah keluarganya  dirumah,  seperti  perceraian  kedua  orang  tua,  masalah  ekonomi  dan
musibah meninggalnya sanak keluarga. Mereka tetap tegar dan peka menghadapi masalah tersebut, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasanya.
Membuat  dan  memberlakukan  Tata  Tertib  Pelajar  MTsN  Parung.  Siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan
rapi,  siswa  dibiasakan  berakhlak  sopan  kepada  guru  dan  orang  lain  dan  siswa dibiasakan disiplin yang baik.
Perilaku keberagmaan siswa terhadap orang lain 3.  Perilaku jujur kepada siapapun
4.  Perilaku menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya
Siswa  MTsN  Parung  dibiasakan  untuk  jujur,  seperti  jujur  mengakui kesalahan,  jujur  alasan  tidak  masuk  sekolah,  jujur  alasan  keterlambatan  masuk
sekolah jujur alasan melanggar tata tertib pelajar. Siswa MTsN Parung dalam menyampaikan amanah cukup baik, cepat dan
akurat ketika gurunya menyampaikan sesuatu pada mereka agar disampaikan.
9.  Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.
Materi  pelajaran  Rohani  Islam  di  MTsN  Parung  diajarkan  langsung praktek  ibadah  yang  benar  seperti  praktek  shalat,  praktek  memandikan  jenazah,
praktek ibadah haji, dan pada hari raya kurban siswa langsung menyaksikan tata cara menyembelih hewan kurban.
10. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.
Materi  pelajaran  akidah  akhlak  selain  menyampaikan  materi  tapi  juga banyak  mengambil  pelajaran  dari  kisah-kisah  Nabi  dahulu,  bagaimana  sebab
akibat  bagi  orang-orang  yang  beriman  dan  bagaimana  sebab  akibat  bagi  orang- orang yang tidak beriman.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN