9
BAB II KERANGKA TEORI
A. PENDIDIKAN AKHLAK 1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Sebelum ditinjau lebih lanjut tentang pengertian pendidikan akhlak, terlebih dahulu perlu kiranya penulis jelaskan pengertian pendidikan dan akhlak
secara terpisah. Kata pen
didikan berasal dari kata “didik” yang diberi awalan pe dan akhiran an yang artinya memelihara, merawat dan memeberi latihan agar
seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan.
1
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa yunani, yaitu paedagogie asal katanya adalah
“pais” yang artinya “anak”, dan “again” yang terjemahannya adalah “membimbing” dengan demikian maka “paedagogie” berarti
“membimbing yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan bimbingan
kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam arti yang luas pendidikan dapat mencakup proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu
dengan lingkungannya, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan
1
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, Cet. 15, h. 160.
tugas perkembangannya secara optimal sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu.
2
Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan sebagai proses dimana semua kemampuan manusia bakat dan semua kemampuan yang diperoleh yang dapat
dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk
membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan-kebiasaan yang baik.
3
Selanjutnya pengertian akhlak; secara bahasa kata akhlak barasal dari kata khuluq, dalam Kamus Populer Arab-Indonesia berarti perangai atau akhlak.
4
Qhurtubi dalam tafsirnya menjelaskan, “Khuluq dalam bahasa Arab artinya
adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak.
5
Al-Ghazali memberikan pengertian Al Khuluq jamaknya Al-Akhlaq ialah ibarat sifat atau keadaan dari perilaku yang konstan tetap dan meresap
dalam jiwa, daripadanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan.
6
Adapun menurut terminology mengenai akhlak dari berbagai macam pendapat, diantaranya: menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu akhlak adalah suatu
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus
ditinjau oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat, selanjutnya Imam Ghozali menyatakan
bahwa akhlak itu ialah suatu istilah tentang bentuk bathin yang tertanam dalam
2
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet. 8, h. 22.
3
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet.1, h.11.
4
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 1990, Cet. 8, h. 120.
5
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al- Bayan, 1997, Cet.1, h. 178.
6
Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet.1, h. 102.
jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat bertingkah laku, bukan karena suatu pemikiran dan bukan karena suatu pertimbangan.
7
Dari segi terminology lain ada beberapa pendapat mengenai akhlak secara terminology diantaranya yaitu:
1. Menurut Ibn Miskawayh, akhlak ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong kearah kelakuan perbuatan dengan tidak membutuhkan
fikiran. 2. Menurut Zakki Mubarrak, akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
3. Menurut Ibrahim Anis, akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk,
tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 4. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.
8
Dari pandangan-pandangan diatas, maka pendidikan akhlaq itu ialah usaha sadar manusia dalam rangka membina jasmani dan rohani agar tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang berakhlaq mulia dan menjadi manusia yang sempurna insan kamil .
2. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak Dasar pendidikan akhlak adalah al-
Qur’an dan al-Hadist, hal itu dapat dilihat firman-firman Allah SWT dibawah ini:
“Dan engkau sesungguhnya Muhammad benar-benar berada di atas budi pekerti yang agung
”Al-Qolam 68;4
7
Zakiyah Daradjat dkk, Methodik Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: Bumi Aksara. 2001, Cet.2, h.68
8
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, Cet.2, h. 152.
17. Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Q.S Luqman31:17-18.
10
Ayat diatas menerangkan bahwa pahala yang tidak putus-putusnya diperoleh oleh Rasulullah saw sebagai hasil akhlak yang agung, yang merupakan
akhlak beliau dan merupakan pujian dari Allah SWT kepada beliau, yang jarang diberikannya kepada hamba-hambanya yang lain.
11
Pada ayat selanjutnya yang menjadi dasar pendidikan akhlak yaitu Lukman yang berwasiat kepada anak-
anaknya agar memperdalam rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat dan perlindungan yang diterima, dirikanlah sembahyang kemudian melakukan tugas
selanjutnya yaitu memerintah kepada kebaikan dan mencegah segala kemungkaran dan berwasiat agar selalu bersabar atas apa-apa yang telah
menimpa.
12
9
Universitas Islam Indonesia , Al Qur’an dan Tafsirnya....,h. 284.
10
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta : PT Pustaka Panji Mas, 1999, h. 126.
11
Universitas Islam Indonesia, A l Qur’an dan Tafsirnya....,h. 290
12
Hamka, Tafsir Al-Azhar...., h. 132-133.
Hadis Nabi:
قاْخأْا مراكم ممتأ تْثعب امَّإ
“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
13
Dari jawaban singkat tersebut diketahui bahwa akhlak Rasulullah yang tercermin lewat semua tindakan, ketentuan, atau perkataannya senantiasa selaras
dengan al-Q ur’an, dan benar-benar merupakan praktek riil dari kandungan al-
Q ur’an. Semua perintah dilaksanakan, semua larangan dijauhi, dan semua isi al-
Q ur’an didalaminya untuk dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak MTs Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
meliputi: 1. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, Al-
Asma al-Husna, iman kepada Allah, kitab-kitab Allah, hari akhir serta Qadha dan Qadar.
2. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas bertauhid, ikhlas, taat, khauf, taubat, tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, qana’ah, tawadlu’, husnud dzaon, tasamuh
dan ta’awun berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja.
3. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus asa, ghadhab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah.
14
Jika ilmu akhlak atau pendidikan akhlak tersebut diperhatikan dengan seksama akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah
membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang
buruk. Adapun yang termasuk ruang lingkup akhlak itu terbagi dalam beberapa bagian yaitu:
13
Ad-Daromi, Mu’jam Mufahras Li Alfazil Hadis Nabawi…., h. 75.
14
DEPAG, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah Akhlak MTs Kelas VII, 2010, h. 6.
1. Akhlak terhadap Allah SWT Akhlak kepada Allah adalah beribadah kepada AllahSWT, cinta
kepadanya, cinta karenanya, tidak menyekutukannya, bersyukur hanya kepadanya dan lain sebagainya. Menurut Hamzah Yacob berakhlak kepada Allah dibagi atas
dua macam, yaitu: A.Ibadah Umum, adalah segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhainya,
baik berupa perkataan maupun perbuatan dengan kata terang-terangan ataupun tersembunyi. Seperti berbakti kepada ibu dan bapak, berbuat baik
kepada tetangga, teman terutama hormat kepada guru. B. Ibadah Khusus, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
15
Ibadah khusus dapat diperincikan dengan bebrapa macam akhlak sebagai berikut:
a. Beriman yaitu percaya dan meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan percaya dengan syari
’at yang dibawa para utusannya. b. Taat yaitu melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
c. Ikhlas yaitu beribadah hanya kepada Allah dan karna Allah. d. Tadarru dan Khusyu yaitu beribadah dengan merendahkan diri serta
khusyu. e. Ar-
Raja’ dan Ad-Du’a yaitu berdoa dengan penuh harap mendapat rahmatnya.
f. Husnudzhan yaitu berbaik sangka kepada Allah dan menghindari buruk sangka kepada Allah.
g. Tawakkal yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan mantap.
h. Tasyakur dan Qana’ah yaitu berterima kasih atas pemberian Allah dan
merasa cukup atas pemberiannya itu. i. Malu yaitu malu melakukan kejahatan dan malu dalam meninggalkan
kebaikan. j. Taubat dan Istighfar yaitu menyesali perbuatan dosanya dan tidak akan
mengulanginya kembali. Dari keterangan diatas jelas sekali bagaimana manusia wajib tunduk
kepada peraturan Allah. Hal ini menunjukan kepada sifat manusia sebagai hamba.
15
Hamzah Yacob, Etika Islam, Jakarta: CV.Publicita,1978, h.19
Kewajiban terhadap Allah diantaranya ibadah shalat, puasa, Zakat, dzikir, dan doa.
2. Akhlak terhadap makhluk Akhlak terhadap makhluk terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: akhlak
terhadap diri sendiri, akhlak terhadap Ibu dan Bapak, akhlak terhadap orang lain, dan akhlak terhadap lingkungan hidup.
16
Akhlak terhadap diri sendiri antara lain: a. Sabar, tegar, konsisten, kerja keras dalam kebenaran.
b. Syukur dalam bentuk aktualisasi potensi diri. c. Rendah hati dan jujur.
d. Menjaga kesucian, kebersihan dan kerapihan diri. e. Berperilaku halus, yaitu ramah, santun dan tidak emosional.
f. Dapat dipercaya dan tidak curang atau khianat. g. Kesatria, berani karena benar dan bertanggung jawab.
h. Tidak ambisius yaitu tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan.
17
Akhlak terhadap ibu dan bapak diantaranya yaitu: a. Mencintai kepada keduanya melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih saying. c. Berkomunikasi dengan orang tua secara khidmat, mempergunakan kata-
kata lemah lembut. d. Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya.
e. Mendoakan keselamatan dan ampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya sudah meninggal dunia.
18
Akhlak terhadap orang lain diantaranya yaitu: a. Persaudaraan baik seagama, sebangsa, setanah air dan kemanusiaan.
b. Tolong menolong.
16
Muhammad Khatamin Nabiyyin, http:ahmadsahidin.wordpress.com. 12 Seftember 2008, 07:53.
17
Supriadi, dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Grafika Karya Utama, 2001, Cet. 2, h. 209-210.
18
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, Cet. 1, h. 357.
c. Toleransi dan berlaku adil. d. Pemurah.
e. Penyantun menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda .
f. Pemaaf. g. Menepati janji.
h. Musyawarah. i. Saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran.
19
Akhlak terhadap lingkungan hidup antara lain: a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora hewan dan tumbuh-tumbuhan .
c. Sayang pada sesama makhluk hidup. d. Melestarikan agar senantiasa indah dan bermanfaat.
20
Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu, ia perlu
bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Oleh karenanya pula ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dan lainnya saling berakhlakul
karimah, diantaranya mengiringi jenazah, mengabulkan undangan dan
mengunjungi orang sakit.
Melihat keterangan diatas, jelaslah bahwa ruang lingkup pendidikan akhlak ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari orang yang melaksanakan
dengan sadar dan disengaja serta ia mengetahui waktu melakukannya akan akibat dari yang diperbuatnya. Demikian pula perbuatan yang tidak dengan kehendak,
tetapi dapat diikhtiarkan penjagaannya pada waktu sadar.
19
Supriadi, dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam…., h. 210
20
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam …., h. 359.
4. Tujuan Pendidikan Akhlak MTs Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk:
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu
maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran-ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
21
Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Mskawaih adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk
melahirkan semua perbuatan yang berniali baik sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna.
22
Bila melihat dari pada tujuan atau target pendidikan akhlak dari globalisasi adalah menyiapkan individu-individu untuk hidup dan berinteraksi dengan lainnya
dan menikmati kehidupan di dunia saja. Adapun tujuan pendidikan akhlak Islam adalah lebih jauh dari itu yaitu merealisasikan individu-individu untuk hidup dan
berinteraksi dengan lainnya secara terhormat, sekaligus merealisasikan keridhoan Allah untuk menggapai di akhirat dengan tenang memasuki surganya.
23
5. Peran Pendidikan Akhlak MTs Peran pendidikan akhlak diantaranya yaitu:
a. Mengembangkan
berbagai kemampuan
siswa diantaranya
mengembangkan kemampuan baca tulis Al- Qur’an yang baik dan benar
serta mengamalkannnya
dalam kehidupan
sehari-hari dan
21
DEPAG, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah Akhlak MTs Kelas VII, 2010, h. 5.
22
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001, Cet. 2, h. 11.
23
Abdul Aziz, http:www.muslimdelft.nl 03 Februari 2010 07:29:54.
mengembangkan kemampuan memahami keimanan serta mengamalkan nilai-nilai al-
asma’ al-husna. b.
Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
c. Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma-norma Islam.
d. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.
e. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.
Selain itu pendidikan agama memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan perilaku manusia. Dengan pendidikan agama yang kuat, maka akan
terbentuk generasi yang mampu bertahan dalam perubahan zaman yang kian dinamis. Pendidikan agama inilah yang harus ditanamkan kepada para remaja agar
tidak terpengaruh oleh pergaulan dilingkungan yang dapat menjerumuskannya dalam perilaku kenakalan remaja.
24
Penguasaan materi pendidikan Aqidah Akhlak adalah pemahaman atau pengetahuan siswa dalam memahami ajaran agama Islam dari segi materi akidah
akhlak. Sedangkan perilaku siswa adalah segala gerak-gerik atau sikap siswa yang datang akibat pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya.
Banyak contoh yang membuktikan bahwa pengetahuan atau pemahaman itu berperan besar terhadap perkembangan sikap dan perilaku siswa. Para siswa
yang berprestasi baik dalam bidang pelajaran Agama Islam misalnya akidah, sudah tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa dan ibadah lainnya. Sedang
dalam bidang akhlak, dia juga tidak segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang membutuhkan juga memerlukan, sebab ia merasa
bahwa memberikan bantuan itu adalah kebajikan, sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman atau pengetahuan
yang mendalam terhadap materi-materi pelajaran khususnya akidah akhlak yang ia terima dari gurunya.
24
http:pangandaran info.com, 05 April 2010 18:54:35
B. SIKAP KEBERAGAMAAN 1. Pengertian Sikap Keberagamaan
Sebelum membahas sikap dan perilaku keberagamaan, terlebih dahulu penulis akan menguraikan tentang pengertian sikap, perilaku dan pengertian
agama yang merupakan kata dasar keberagamaan. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, sikap diartikan siap mengambil
keputusan untuk bertindak; cara khas seseorang yang tampak secara lahiriah.
25
Sikap manusia telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Berkowitz menyatakan dari berbagai definisi dan pengertian dapat dimasukan
kedalam salah satu diantara tiga kerangka pemikiran. Pertama menurut para ahli psikologi sikap yaitu suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan. Kedua menurut para ahli lain seperti Chave, Bogardus dan Gordon Allport,sikap yaitu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu. Ketiga menurut para ahli yang berorientasi kepada skema triadic, sikap yaitu konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif
yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
26
Pernyataan diatas menunjukan bahwa pada prinsipnya sikap adalah kecenderungan individu siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Perwujudan
perilaku belajar siswa-siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan- kecenderungan baru yang telah berubah lebih maju dan lugas terhadap suatu
objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
27
Menurut Harun Nasution agama dapat diberi definisi sebagai berikut: 1Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang
harus dipatuhi; 2Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia; 3Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung
pengakuan pada suatu sumber yang berada dluar diri manusia yang
25
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ….,h. 505
26
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998, Cet. 3, h. 5
27
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, cet-1, h. 98.
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia; 4Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu; 5Suatu sistem tingkah laku code
of conduct yang berasal dari kekuatan ghaib; 6Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib;
7Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat daklam alam sekitar
manusia; 8Ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seortang rasul.
28
Sedangkan keagamaan yaitu kehalusan perasaan, kejernihan akal budinya, dan didorong keikhlasan itikad, bahkan meyakini dan menerimanya tanpa
keraguan bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang Mahaagung yang melebihi apapun termasuk dirinya.
29
Jadi dapat diketahui bahwa keagamaan merupakan suatu sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya
atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang dianutnya. sikap keberagamaan yaitu suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaataannya kepada agama. jadi sikap keagamaaan tersebut ada karena adanya konsistensi
antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif.
30
Dari pengertian dan penjelasan mengenai sikap keberagamaan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pengertian sikap keberagamaan adalah suatu
keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang mencerminkan kepatuhan dan ketundukan terhadap ajaran-ajaran
agama serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. 2. Ciri-ciri sikap Keberagamaan siswa setelah mempelajari pendidikan agama
28
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, cet- 9, h. 120-121.
29
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi kependidikan ….,h. 108.
30
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Cet. 6, h. 81.
Ciri-ciri sikap keberagamaan siswa setelah mempelajari pendidikan agama diantaranya yaitu akan terbentuk sikap keberagamaan, dimana sikap
keberagamaan ini merupakan tujuan dari pendidikan akidah akhlak. Ciri –ciri
tersebut yaitu: 1. Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan ketuhanan dengan
melaksanakan ibadah. 2. Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah, untuk memperoleh
kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk. 3. Merasa memperoleh kekuatan untuk menyerukan dan berbuat benar
setelah menyampaikan kebenaran kepada orang lain. 4. Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya.
5. Memiliki kemampuan yang kuat dan tegas dalam menghadapi kebathilan. 6. Tetap tabah dalam kebenaran dalam segala kondisi.
7. Memiliki kelapangan dan ketentraman hati serta kekuasaan bathin, hingga sabar menerima cobaan.
8. Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
9. kembali kepada kebenaran dengan melakukan taubat dari segala kesalahan yang pernah dibuat sebelumnya.
31
C. PERILAKU KEBERAGAMAAN 1. Pengertian Perilaku Keberagamaan
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia perilaku merupakan reaksi yang muncul dalam gerakan atau sikap.
32
Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan yang dapat dilihat. Melihat uraian diatas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah
kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang dapat dilihat. Tingkah laku merupakan sembarang respon yang mungkin
berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau balasan yang dilakukan oleh organisme.
31
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. 2, h. 97-98.
32
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ….,h. 451.
Tingkah laku juga bisa berarti suatu gerak atau kompleks gerak-gerik, dan secara khusus tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktivitas.
33
Skiner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori ”S-O- R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
34
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak. perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks
sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku
tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
35
Perilaku keberagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan di dasarkan atas nilai-nilai agama yang diyakininya. Tingkah laku keagmaan
tersebut merupakan perwujudan dari rasa jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran dan pengalaman beragama pada diri sendiri.
36
Dengan demikian perilaku keagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap sesuatu yang dianutnya, yakni sesuatu yang mengatur dan
memberi petunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap
kesehariannya, baik hubungannya dengan sesama atau dengan mahluk lainnya. Yang penting dari agama adalah pengaruh keyakinan tersebut tehadap jiwa
individu yang bersangkutan dan menentukan reaksi terhadap yang dipandang Tuhan.
33
Ramayulis, Psikologi Agama…., h. 83
34
http:www.infoskripsi.com, Maret 2010 07:03:51
35
Sir Antonius, http:antoniusfelix shared.blogspot.com200810definisi persepsi.html
36
Ramayulis, Psikologi Agama…., h. 83.
2. Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT 1. Membiasakan diri berlaku jujur terhadap siapapun, sebagaiman sikap jujur
para rasul 2. Berusaha untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
3. Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas kerja yang dipikulkan pada dirinya.
4. Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mangatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat.
5. Memiliki akhlak karimah sebagaimana rasululah SAW.
37
3. Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Mukjizat Allah 1. Sabar dan tabah dalam melaksanakan tugas dan menghadapi cobaan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Yakin pertolongan Allah akan diberikan pada orang-orang beriman dan
bertaqwa kepadanya. 3. Selalu tawakal kepada Allah setelah berusaha sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. 4. Yakin akan kekuasaan Allah untuk melakukan segala sesuatu yang bahkan
diluar batas kemampuan akal manusia. 5. Rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari karena sadar
bahwa semua yang dimiliki dan kemampuan yang ada pada dirinya semata- mata atas kehendak Allah.
6. Tidak mudah putus asa, karena yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.
38
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN
1. Faktor Biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang
lainnya. Ia
lapar kalau
tidak makan
selama dua
puluh jam.
37
Hanafiah, dkk, Aqidah Akhlaq Untuk Madrasah Tsanawiyah, Klaten: Sinar Mandiri, h. 11
38
Hanafiah, dkk, Aqidah A khlaq Untuk Madrasah Tsanawiyah….,h. 23
Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh
rasa lapar, Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka
menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi.. 2. Faktor-faktor
Sosiopsikologis Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh
beberapa karakteristik
yang mcmpengarahi
perilakunya: Kita
dapat mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen komponen afektif, komponen
kognitif, dan kornpwren konatif. Komponen yang pertama yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan
pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan -dengan apa yang diketahui manusia. Komporten konatif adalah aspek
volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan untuk bertindak.
39
Menurut Siti Partini pembentukan dan perubahan sikap keberagamaan dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Faktor Internal, berupa kemampuan menyeleksi dan mengolah atau
menganalisis pengaruh yang datang dari luar. Termasuk disini minat dan perhatian. Seperti selektivitas, kita tidak dapat menangkap seluruh
rangsang dari luar melalui persepsi kita, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan kita dekati dan mana
yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motof-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita. Karena harus memilih
inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dan membentuk sikap negative terhadap lainnya.
2. Faktor Eksternal, berupa faktor diluar diri individu yaitu pengaruh
lingkungan yang diterima.
40
Factor-faktor yang berada diluar tersebut yaitu:
39
http:karisc.multiply.com, Sep 17, 07 4:52 AM.
40
Ramayulis, Psikologi Agama...., h.82.
a. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap. b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
e. Situasi pada saat sikap itu dibentuk. Dalam buku Pengantar Umum Psikologi dijelaskan bahwa sikap
keberagamaan dapat terbentuk atau berubah melalui beberapa macam cara:
1. Adopsi:
kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri
individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. Misalnya, seorang yang sejak lahir sampai ia dewasa tinggal dilingkungan yang fanatik Islam,
ia akan mempunyai sikap yang negatif terhadap daging babi.
2. Diferensiasi:
dengan berkembangnya
inteligensi, bertambahnya
pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. Misalnya, seorang anak kecil mula-mula takut kepada orang dewasa yang
bukan ibunya, tetapi lama kelamaan ia dapat mebeda-bedakan antara ayah, paman, bibi, kakak, yang disukainya dengan orang yang asing yang tidak
disukainya.
3. Integrasi:
pembentukan sikap keberagamaan ini terjadi secara bertahap,
dimulai dengan berbagai macam pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
Misalnya, seorang desa sering mendengar tentang kehidupan kota, kawan- kawan yang datang dari kota membawa barang-barang yang bagus dari
kota dan bercerita tentang keindahan kota. Setelah beberapa waktu, maka dalam diri orang dewasa tersebut timbul sikap positif terhadap kota dan
hal-hal yang berhubungan dengan kota, sehingga akhirnya ia terdorong untuk pergi ke kota.
41
41
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1986, cet.4, h. 95-96.
E. PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK DIDIK DI MTsN PARUNG
BOGOR
1. Mengembangkan kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an BTQ yang baik dan
benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil wawancara : Baca Tulis Al- Qur’an BTQ adalah salah satu mata
pelajaran yang dimuatkan dalam kurikulum MTsN Parung. Selain siswa mendalami kaidah-kaidah bacaan yang benar, tapi juga siswa diajarkan
memahami makna kandungan Al- Qur’an serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti cara bersikap dan berperilaku yang baik dan benar. Setiap hari sabtu diadakan kegiatan ekstrakurikuler, salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang dianjurkan untuk siswa yaitu Rohani Islam ROHIS. Baca Tulis Al-
Qur’an BTQ dimuatkan dalam salah satu materi wajib Rohani Islam. Siswa diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-
Qur’an yang baik dan benar, mulai dari Makhorijul H
uruf, Ilmu Tajwid dan Qiraah Sab’ah.
2. Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari- hari.
Hasil wawancara : Pendidikan akhlak dilaksanakan dengan baik dan efektif, selain diajarkan
materi akidah akhlak yang berkaitan dengan akhlak mereka, tapi juga mengedepankan peneladanan, aplikasi dan pembiasaan.
Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar. Sehingga siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan
rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik.
Hasil observasi : siswa dibiasakan shalat berjamaah secara bergiliran, dzikir setelah shalat
dan berdoa. Siswa dibiasakan untuk mengucap salam ketika bertemu guru, teman, tamu dan orang lain, menyapa dan bersalaman.
3. Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma- norma Islam.
Sikap keberagamaan siswa terhadap Allah : 1. Menempuh jalan hidup dengan prinsip menjalankan ibadah
2. Berpedoman kepada petunjuk Allah dalam membedakan yang benar dan salah
3. Tabah dalam kebenaran dan segala kondisi 4. Memiliki kelapangan hati sehingga sabar menghadapi cobaan
5. Kembali kepada jalan kebenaran dengan bertaubat 6. Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup
Hasil wawancara : Selain siswa diajarkan materi pelajaran akidah akhlak, tapi juga anjuran
untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga siswa
dibiasakan untuk menjalankan ibadah shalat berjamaah dimushola yang telah disediakan.
Pelajaran Baca Tulis Al- Qur’an mendalami makna kandungan Al-Qur’an
yang dijadikan pedoman untuk siswa dalam membedakan yang benar dan salah, sebab akibat bagi orang yang beriman dan tidak beriman, serta akibat bagi orang
yang berdosa. Sikap tabah dan sabar siswa cukup baik ketika mereka mendapat benturan
masalah dari keluarganya. Masalah perceraian kedua orang tua mereka, masalah ekonomi, meninggalnya orang tua. Mereka tetap tegar, tabah dan sabar, mereka
tetap menjalankan aktifitas sekolah seperti biasanya. Hasil observasi :
Siswa dibiasakan untuk berdzikir dan istighfar setelah melaksanakan jamaah shalat dan berdoa mohon keselamatan dunia dan akhirat.
Perilaku siswa terhadap Allah 1. Perilaku memiliki keyakinan akan pertolongan Allah kepada oirang
beriman
2. Perilaku tawakal dan berusaha 3. perilaku untuk bertindak dengan meyakini akan kekuasaan Allah
Hasil wawancara : siswa diberikan materi akidah akhlak dengan mengambil ibrah sebab
akibat bagi orang yang beriman dan sebab akibat bagi orang yang tidak beriman. siswa ketika akan menghadapi ujian dibiasakan untuk lebih mendekatkan
diri kepada Allah, berdoa dan tawakal agar mereka berhasil menghadapi ujian.
Perilaku keberagamaan siswa terhadap diri sendiri 1. Perilaku memiliki kepekaan dalam menghadapi masalah
2. Perilaku memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW 3. Perilaku sabar dan tabah dalam menjalankan tugas dan menghadapi
cobaan 4. Perilaku rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari
5. Perilaku tidak mudah putus asa
Hasil wawancara : Banyak terjadi siswa menghadapi masalah keluarganya dirumah, seperti
perceraian kedua orang tua, masalah ekonomi dan musibah meninggalnya sanak keluarga. Mereka tetap tegar dan peka menghadapi masalah tersebut, mereka tetap
melakukan aktifitas seperti biasanya. Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar. Siswa dibiasakan
berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan
disiplin yang baik.
Perilaku keberagmaan siswa terhadap orang lain 1. Perilaku jujur kepada siapapun
2. Perilaku menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya
Hasil wawancara : Siswa dibiasakan untuk jujur, seperti jujur mengakui kesalahan, jujur
alasan tidak masuk sekolah, jujur alasan keterlambatan masuk sekolah jujur alasan melanggar tata tertib pelajar.
Siswa dalam menyampaikan amanah cukup baik, cepat dan akurat ketika gurunya menyampaikan sesuatu pada mereka agar disampaikan.
4. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.
Hasil observasi : Materi pelajaran Rohani Islam diajrkan langsung praktek ibadah yang
benar seperti praktek shalat, praktek memandikan jenazah, praktek ibadah haji, dan pada hari raya kurban siswa langsung menyaksikan tata cara menyembelih
hewan kurban.
5. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.
Hasil wawancara : Materi pelajaran akidah akhlak selain menyampaikan materi tapi juga
banyak mengambil pelajaran dari kisah-kisah Nabi dahulu, bagaimana sebab akibat bagi orang-orang yang beriman dan bagaimana sebab akibat bagi orang-
orang yang tidak beriman.
F. PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK DIDIK DI MTsN PARUNG
BOGOR
4. Mengembangkan kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an BTQ yang baik dan
benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Tulis Al- Qur’an BTQ adalah salah satu mata pelajaran yang
dimuatkan dalam kurikulum MTsN Parung. Selain siswa mendalami kaidah- kaidah bacaan yang benar, tapi juga siswa diajarkan memahami makna kandungan
Al- Qur’an serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti cara bersikap
dan berperilaku yang baik dan benar. Setiap hari sabtu diadakan kegiatan ekstrakurikuler, salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang dianjurkan untuk siswa yaitu Rohani Islam ROHIS. Baca Tulis Al-
Qur’an BTQ dimuatkan dalam salah satu materi wajib Rohani Islam. Siswa diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-
Qur’an yang baik dan benar, mulai dari Makhorijul Huruf, Ilmu Tajwid dan Qiraah Sab’ah.
5. Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari- hari.
Pendidikan akhlak di MTsN Parung dilaksanakan dengan baik dan efektif, selain diajarkan materi akidah akhlak yang berkaitan dengan akhlak mereka, tapi
juga mengedepankan peneladanan, aplikasi dan pembiasaan. Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar MTsN Parung.
Sehingga siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang
lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik. Siswa MTsN Parung dibiasakan shalat berjamaah secara bergiliran, dzikir
setelah shalat dan berdoa. Siswa dibiasakan untuk mengucap salam ketika bertemu guru, teman, tamu dan orang lain, menyapa dan bersalaman.
6. Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma- norma Islam.
Sikap keberagamaan siswa terhadap Allah :
7. Menempuh jalan hidup dengan prinsip menjalankan ibadah 8. Berpedoman kepada petunjuk Allah dalam membedakan yang benar
dan salah 9. Tabah dalam kebenaran dan segala kondisi
10. Memiliki kelapangan hati sehingga sabar menghadapi cobaan 11. Kembali kepada jalan kebenaran dengan bertaubat
12. Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup
Selain siswa diajarkan materi pelajaran akidah akhlak, tapi juga anjuran untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga siswa dibiasakan untuk menjalankan ibadah shalat berjamaah dimushola yang telah
disediakan. Pelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an BTQ di MTsN Parung, mendalami makna kandungan Al-
Qur’an yang dijadikan pedoman untuk siswa dalam membedakan yang benar dan salah, sebab akibat bagi orang yang beriman dan
tidak beriman, serta akibat bagi orang yang berdosa. Sikap tabah dan sabar siswa MTsN Parung cukup baik ketika mereka
mendapat benturan masalah dari keluarganya. Masalah perceraian kedua orang tua mereka, masalah ekonomi, meninggalnya orang tua. Mereka tetap tegar, tabah dan
sabar, mereka tetap menjalankan aktifitas sekolah seperti biasanya. Siswa MTsN Parung dibiasakan untuk berdzikir dan istighfar setelah
melaksanakan jamaah shalat dan berdoa mohon keselamatan dunia dan akhirat.
Perilaku siswa terhadap Allah 6. Perilaku memiliki keyakinan akan pertolongan Allah kepada oirang
beriman 7. Perilaku tawakal dan berusaha
8. perilaku untuk bertindak dengan meyakini akan kekuasaan Allah
Siswa MTsN Parung diberikan materi akidah akhlak dengan mengambil ibrah sebab akibat bagi orang yang beriman dan sebab akibat bagi orang yang
tidak beriman. Siswa MtsN Parung ketika akan menghadapi ujian dibiasakan untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dan tawakal agar mereka berhasil menghadapi ujian.
Perilaku keberagamaan siswa terhadap diri sendiri 6. Perilaku memiliki kepekaan dalam menghadapi masalah
7. Perilaku memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW 8. Perilaku sabar dan tabah dalam menjalankan tugas dan menghadapi
cobaan 9. Perilaku rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari
10. Perilaku tidak mudah putus asa
Banyak terjadi pada siswa MTsN Parung menghadapi masalah keluarganya dirumah, seperti perceraian kedua orang tua, masalah ekonomi dan
musibah meninggalnya sanak keluarga. Mereka tetap tegar dan peka menghadapi masalah tersebut, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasanya.
Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar MTsN Parung. Siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan
rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik.
Perilaku keberagmaan siswa terhadap orang lain 3. Perilaku jujur kepada siapapun
4. Perilaku menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya
Siswa MTsN Parung dibiasakan untuk jujur, seperti jujur mengakui kesalahan, jujur alasan tidak masuk sekolah, jujur alasan keterlambatan masuk
sekolah jujur alasan melanggar tata tertib pelajar. Siswa MTsN Parung dalam menyampaikan amanah cukup baik, cepat dan
akurat ketika gurunya menyampaikan sesuatu pada mereka agar disampaikan.
9. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.
Materi pelajaran Rohani Islam di MTsN Parung diajarkan langsung praktek ibadah yang benar seperti praktek shalat, praktek memandikan jenazah,
praktek ibadah haji, dan pada hari raya kurban siswa langsung menyaksikan tata cara menyembelih hewan kurban.
10. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.
Materi pelajaran akidah akhlak selain menyampaikan materi tapi juga banyak mengambil pelajaran dari kisah-kisah Nabi dahulu, bagaimana sebab
akibat bagi orang-orang yang beriman dan bagaimana sebab akibat bagi orang- orang yang tidak beriman.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN