Pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung

(1)

PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP

AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

RULY HENDIYANA NIM. 108011000154

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2015


(2)

PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP

AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

RULY HENDIYANA NIM. 108011000154

Dosen Pembimbing

Dr. Dimyati, MA NIP. ……….

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2015


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung yang disusun oleh Ruly Hendiyana, Nomor Induk Mahasiswa 108011000154, Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqasah pada tanggal ….. dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, …… 2015 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Abdul Madjid Khon ……….. ………

NIP.

Sekretaris Jurusan

Dr…….. ……….. ………..

NIP. Penguji I

Dr. …… ……….. ………

NIP. Penguji II

Dr ……

………..

………

NIP.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr …..

NIP…….. 


(4)

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ruly Hendiyana

Tempat, Tgl Lahir : Bogor, 5 Agustus 1988

NIM : 108011000154

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung

Dosen Pembimbing : Dr. Dimyati, MA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 7 Mei 2015

Mahasiswa Ybs,

Ruly Hendiyana


(5)

ABSTRAK

Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung.

Kata Kunci: Mentoring, Akhlak, Siswa, SMAN 1 Parung

Tawuran antar pelajar, pergaulan bebas remaja, dan perilaku menyimpang lainnya baik karena lingkungan sekitar maupun karena semakin masifnya media menyiarkan tayangan-tayangan kekerasan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku remaja masa kini. Minat terhadap kegiatan-kegiatan religious yang rendah dan lebih banyak memilih perilaku hedonisme. Itulah kenapa penelitian ini dilakukan.

Secara langsung, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kegiatan-kegiatan mentoring yang dilaksanakan di SMAN 1 Parung, dan melalui analisis statistic peneliti berusaha menguji adanya hubungan atau pengaruh antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa di sekolah tersebut. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Parung pada bulan Maret hingga April 2015.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Analysis yang digunakan adalah analisis statistik inferensial dengan uji korelasional. Uji korelasional ditujukan untuk mengungkap fakta bahwa apakah kegiatan mentoring memiliki pengaruh terhadap akhlak siswa. Pengambilan sampel digunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 35 siswa. Instrument yang digunakan adalah questionnaire dengan menggunakan skala likert yang dimodifikasi menjadi empat pilihan jawaban.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,556 dengan taraf signifikasi 1% sebesar 0,418 dan 5% sebesar 0,325. Maka dapat dikatakan rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah signifikan, yang menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa, pengaruh tersebut sangat kuat/erat (rentang skala 0,40 – 0,70) dan menunjukan arah korelasi yang positif, yang bergerak linear searah, semakin sering dilakukan kegiatan mentoring maka akan semakin kuat meningkatkan akhlak siswa yang bersangkutan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah memberikan kesehatan, membuka pikiran, mencurahkan rezeki, menguatkan tenaga, dan memberikan kehidupan serta nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya, sampai pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan perjalanan panjang dalam menulis skripsi ini.

Shalawat beriringan salam, tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, tabiin, tabi’ at-tabiin dan seluruh umat Islam sampai akhir zaman, semoga penulis mendapat syafaat Beliau di hari akhir nanti. Amin.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan akhir untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hiday atullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung”.

Penulis sadari, penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak, sehingga penulis merasa sangat berterima kasih, kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Jakarta bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan bapak Prof. Dr. Ahmad

Thib Raya, MA.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Dr. H. Abdul Madjid Khon, MA.

4. Sekretaris Jurusan ibu Marhamah Saleh, Lc, MA.

5. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd 6. Dosen pembimbing skripsi bapak Dr. Dimyati, MA.

7. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Isyam Maulana, ibunda Maryamah, S.Pd.I dan Ustadz Munawwir As-Syauqi, S.Pd.I. Juga segenap Alumnus Gontor. Terimakasih atas dorongan semangat dan motivasinya, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.


(7)

8. Sahabat-sahabat jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008, khususnya kelas E: Ipunk, Fawzul, Awe, Farhan, Subhan, Nafi, Baha, Wawan, Ley, Hikmah dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas motivasi, dukungan, bantuan, dorongan, dan waktunya.

9. Spesial untuk seorang gadis cantik tercinta yang telah mengisi hari-hari penulis menjadi hari yang indah, penuh semangat, penuh motivasi, penuh warna yaitu Si Cantik Qurotul Ainy.

Penulis sadari sebagai manusia biasa pasti tidak pernah lepas dari kekurangan, oleh karena itu, penulis membuka kritik dan saran yang membangun kepada semua pembaca, guna untuk mencapai tulisan yang mendekati sempurna.

Semoga ini menjadi informasi yang berharga, ilmu yang bermanfaat dan pengalaman yang luar biasa, dan mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk orang lain.

Jakarta, 7 Mei 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Konsep Kegiatan Mentoring ... 9

1. Pengertian Mentoring ... 9

2. Sejarah Mentoring ... 11

3. Tujuan Mentoring ... 11

4. Manajemen Mentoring ... 14

5. Metode Mentoring ... 16

6. Materi Mentoring ... 18

B. Konsep Akhlak ... 20

1. Pengertian Akhlak ... 20

2. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak ... 21

3. Macam-Macam Akhlak ... 22

4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak ... 30


(9)

D. Kerangka Berpikir ... 35

E. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

G. Hipotesis Statistik ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Parung ... 50

B. Fakta Hubungan Kegiatan Mentoring dengan kondisi objektif Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung ... 63

1. Deskripsi Data Variabel X ... 64

2. Deskripsi Data Variabel Y ... 78

C. Analisis Data Penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Mentoring terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung ... 91

BAB V PENUTUPAN A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Siswa ... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ... 41

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kegiatan Mentoring ... 43

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa ... 43

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kegiatan Mentoring ... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Akhlak Siswa ... 46

Tabel 3.7 Angka Indeks Korelasi Product Moment Secara Kasar ... 48

Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Mentoring di Sekolah Apakah Berjalan Berjalan Baik ... 50

Tabel 4.2 Siswa Selalu Mengikuti Kegiatan Mentoring ... 51

Tabel 4.3 Mentoring Dilaksanakan Sesuai Jadwal/Durasi yang Tersedia (1-2 Jam) ... 52

Tabel 4.4 Menghadiri Kegiatan Mentoring Selalu Datang dengan Tepat Waktu ... 53

Tabel 4.5 Mentor Selalu Memberikan Tugas atau Menegur Ketika Ada yang tidak Hadir ... 54

Tabel 4.6 Apakah Mentoring Merupakan Kegiatan yang Disukai ... 54

Tabel 4.7 Motivasi Mengikuti Kegiatan Mentoring ... 55

Tabel 4.8 Siswa Mengikuti Kegiatan Mentoring dari Awal sampai Akhir ... 56

Tabel 4.9 Bertanya Ketika Ada Materi yang Kurang Dipahami ... 57

Tabel 4.10 Ketika Mentor Meminta Untuk Menjawab Pertanyaan atau Memberikan Pendapat Kemudian Siswa Langsung Melaksanakannya ... 58

Tabel 4.11 Mentor Selalu Memberikan Motivasi, Baik Melalui Ucapan atau Melalui Games/Permainan Sebelum Kegiatan Inti Dilaksanakan ... 59


(11)

Tabel 4.12 Sebelum Memulai Diskusi atau Penyampaian Materi Selalu Diawali

dengan Tilawah Qur’an (Membaca Al-Qur’an) ... 60

Tabel 4.13 Mentor Pernah Memberikan Tugas ... 61

Tabel 4.14 Di Setiap Pembelajaran dalam Mentoring, Mentor Selalu Memberikan Kesimpulan yang Telah Dibahasnya ... 61

Tabel 4.15 Metode yang Digunakan Mentor Sudah Tepat Sehingga Mudah Dipahami ... 62

Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Angket Variabel X ... 63

Tabel 4.17 Hasil Jawaban Siswa/i tentang Kegiatan Mentoring ... 64

Tabel 4.18 Kegiatan Bertemu dengan Guru-Guru di Sekolah Mengucapkan Salam ... 66

Tabel 4.19 Ketika Guru Menjelaskan Materi Pelajaran, Siswa Menghormatinya Dengan Cara Memperhatikan dengan Sopan dan Tidak Membuat Keributan ... 66

Tabel 4.20 Ketika Guru Sedang Mengajak Berbicara Siswa Memperhatikan Dan Mendengarkan dengan Baik ... 67

Tabel 4.21 Bertegursapa Ketika Bertemu Guru Diluar Lingkungan Sekolah ... 68

Tabel 4.22 Ketika Berbicara dengan Guru di Sekolah Selalu Bertutur Kata dengan Baik ... 69

Tabel 4.23 Bertutur Kata dengan Sopan Kepada Teman ... 69

Tabel 4.24 Berbicara dengan Sopan dan Taat akan Perintah Orang Tua .. 70

Tabel 4.25 Datang ke Sekolah Tepat pada Waktunya ... 71

Tabel 4.26 Pernah Datang Terlambat Datang ke Sekolah ... 72

Tabel 4.27 Bolos Sekolah ... 72

Tabel 4.28 Mentaati Peraturan Sekolah dengan Berpakaian Rapi ... 73

Tabel 4.29 Tidak Melanggar Aturan yang Dibuat oleh Sekolah ... 74

Tabel 4.30 Berlaku Jujur Ketika Ujian ... 75

Tabel 4.31 Mengerjakan Tugas yang Diberikan oleh Guru ... 75

Tabel 4.32 Tidak Membantah Perintah Guru ... 76


(12)

Tabel 4.34 Hasil Jawaban Siswa/i tentang Akhlak ... 78 Tabel 4.35 Hasil Korelasi Person Variabel Kegiatan Mentoring dengan

Akhlak Siswa ... 80 Tabel 4.36 Nilai Korelasi ... 81


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak beberapa abad yang lalu masyarakat Indonesia telah mengalami perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan ekonomi, maupun pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini, salah satunya adalah dorongan untuk melawan penjajahan. Masyarakat Indonesia harus dididik agar supaya tidak selalu tertindas dan tertinggal oleh bangsa lain di dunia, oleh karena itu pendidikan merupakan syarat mutlak yang harus terus dilaksanakan oleh setiap orang yang meghendaki perubahan generasi yang lebih baik.

Merupakan kewajiban kita untuk mengajarkan setiap individu umat Islam, jika kita menginginkan umat Islam mempunyai kedudukan yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, sebab ilmu pengetahuan adalah sarana untuk menjadikan kita lebih maju di segala bidang.1

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:

Æ

ì

s

ù

ö

t

ƒ

 

……

ª

!

$

#

t

⎦⎪

Ï

%

©

!

$

#

(

#

θ

ã

Ζ

t

Β

#

u

ö

Ν

ä

Ï

Β

t

⎦⎪

Ï

%

©

!

$

#

u

ρ

(

#

θ

è

?

ρ

é

&

z

Ο

ù

=

Ï

è

ø

9

$

#

;

M

y

_

u

y

Š

4

ª

!

$

#

u

ρ

$

y

ϑ

Î

/

t

βθ

è

=

y

ϑ

÷

è

s

?

×

Î

7

y

z

∩⊇⊇∪

       1

Ridjaluddin F.N, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA, 2009), h. 50.


(14)

“…… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

(QS. Al-Mujadalah: 11).

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupannya sehingga dengan ilmu yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dapat meningkatkan kualitas kehidupannya menjadi lebih baik dan menuju kesempurnaan.

Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan. Hal ini menjadi isyarat bagi manusia untuk hidup dalam keseimbangan pula. Keseimbangan hidup akan dicapai jika manusia hidup sejajar dengan fitrahnya, hal tersebut sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam dan juga merupakan agama Allah yang sesuai dengan fitroh. Mustahil Allah menciptakan agama untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrahnya.2 Sebagaimana dalam QS Ar-Rum:30

ó

Ο

Ï

%

r

'

s

ù

y

7

y

γ

ô

_

u

ρ

È

⎦⎪

Ïe

$#

Ï

9

$

Z

Ï

Ζ

y

m

4

|

N

t

ô

Ü

Ï

ù

«

!

$

#

©

É

L

©

9

$

#

t

s

Ü

s

ù

}

¨$

¨

Ζ9

$

#

$

p

κ

ö

n

=

t

æ

4

Ÿ

ω

Ÿ

≅ƒ

Ï

ö

7

s

?

È

,

ù

=

y

Ï

9

«

!

$

#

4

š

Ï

9≡

s

Œ

Ú

⎥⎪

Ïe

$!

$

#

Þ

Ο

Íh

Š

s

)

ø

9

$

#

 

Å

3≈

s

9

u

ρ

u

s

Y

ò

2

r

&

Ä

¨$

¨

Ζ9

$

#

Ÿ

ω

t

βθ

ß

ϑ

n

=

ô

è

t

ƒ

∩⊂⊃∪

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.3

      

 2 

Novi Hadian, Super Mentoring Senior, Cet-3, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2003), h. 10.

3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006, h.. 407


(15)

Keseimbangan hidup adalah pola hidup yang dikehendaki oleh Allah, namun dari waktu kewaktu terjadi pergeseran nilai, sehingga ajaran Islam mulai dikesampingkan dan kemudian semakin samar antara yang hak dan yang batil, Selain itu arus kehidupan jahiliyah terasa mulai mengikis nilai-nilai Islam, gaya hidup jahiliyah berhasil membuat masyarakat yang berakhlak mulia menjadi sebaliknya yakni berakhlak buruk. Hal ini terjadi diberbagai lapisan masyarakat, termasuk didalamnya siswa/i serta para remaja dan pemuda sebagai generasi bangsa.

Berdasarkan penelitian ulama Islam terhadap Al-quran dan Al-hadits menunjukan bahwa hakikat agama Islam adalah akhlak. Pernyataan yang antara lain diungkapkan oleh Al-Mawardi dalam kitabnya Adab Al-Dunya wa Al-Din ini dibuktikan dengan mengatakan bahwa agama tanpa akhlak tidak akan hidup. Bahkan akan kering dan layu. Ia juga mengatakan bahwa seluruh ajaran Al-qur’an dan Al-hadits pada ujungnya menghendaki perbaikan akhlak dan mental spiritual.4

Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini semakin kuat, yaitu disaat manusia di zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang serius, yang kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa yang bersangkutan, seperti pola hidup yang hedonisme kini kian merasuki para remaja, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar dan lain-lain yang dapat merugikan orang lain, dan merugikan dirinya sendiri yang dapat menghancurkan masa depan.

Oleh karena itu perlu adanya tindakan terhadap arus kehidupan jahiliyah tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Nahl: 125 dan Ali-Imran: 104 dan

ä

í

÷

Š

$

#

4

n

<

Î

)

È

≅‹

Î

6

y

y

7

În

/

u

Ï

π

y

ϑ

õ

3

Ï

t

ø

:

$

$

Î

/

Ï

π

s

à

Ï

ã

ö

θ

y

ϑ

ø

9

$

#

u

ρ

Ï

π

u

Ζ

|

¡

p

t

ø

:

$

#

(

Ο

ß

γ

ø

9

Ï

y

_

u

ρ

©

É

L

©

9

$

$

Î

/

}

Ï

δ

ß

|

¡

ô

m

r

&

4

¨

β

Î

)

y

7

/

u

u

θ

è

δ

Þ

Ο

n

=

ô

ã

r

&

y

ϑ

Î

/

¨

|

Ê

t

ã

Ï

&

Î

#

Î

6

y

(

u

θ

è

δ

u

ρ

Þ

Ο

n

=

ô

ã

r

&

t

⎦⎪

Ï

t

G

ô

γ

ß

ϑ

ø

9

$

$

Î

/

∩⊇⊄∈∪

      

        4 


(16)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”5

Dalam surat Ali-Imran ayat 104 juga ditegaskan:

ä

3

t

F

ø

9

u

ρ

ö

Ν

ä

Ïi

Β

×

π

¨

Β

é

&

t

βθ

ã

ã

ô

t

ƒ

n

<

Î

)

Î

ö

s

ƒ

ø

:

$

#

t

βρ

ã

ã

Β

ù

'

t

ƒ

u

ρ

Å

∃ρ

ã

÷

è

p

R

ù

Q

$

$

Î

/

t

β

ö

θ

y

γ

÷

Ζ

t

ƒ

u

ρ

Ç

t

ã

Ì

s

ß

ϑ

ø

9

$

#

4

y

7

Í

×

¯

s

9

'

ρ

é

&

u

ρ

ã

Ν

è

δ

š

χθ

ß

s

Î

=

ø

ß

ϑ

ø

9

$

#

∩⊇⊃⊆∪

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”6

Dari penjelasan ayat di atas, Allah SWT memberikan petunjuk dan tuntunan untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan bijaksana dan berusaha menyusun dan mengatur cara-cara menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik sehingga seruan Islam dapat disampaikan dan dapat diterima.

Melihat kondisi akhlak remaja khususnya pelajar saat ini sangat memprihatinkan, hal ini dapat terlihat dari maraknya aksi tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain yang dapat merusak moral dan menyuramkan masa depannya, masalahnya kembali lagi kepada akhlak remaja itu sendiri, remaja yang nakal biasanya remaja yang tidak mengenal akhlak, akan tetapi sebaliknya tidak sedikit juga remaja yang menyejukan pandangan, mereka begitu taat beribadah dan

      

5 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 281. 6Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 63.


(17)

tingkahlakunya baik,7 maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi ummat Islam itu sendiri. Pendidikan agama juga merupakan salah satu komponen kurikulum di setiap sekolah, dengan demikian keberadaan pendidikan agama di tengah-tengah masyarakat sekarang ini sangat didambakan, bahkan perlu dilestarikan baik dalam pendidikan formal, nonformal maupun informal. Keberadaan pendidikan agama tidak akan tumbuh dengan subur dan berkembang dengan baik serta tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan apabila tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan pengertian pendidikan/tarbiyah itu sendiri yakni: Raba-Yarbu = Tumbuh berkembang, Rabiya-Yarba = Tumbuh secara alami, Rabba-Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan.8

Melihat betapa pentingnya pendidikan Islam yang harus diberikan kepada peserta didik, maka lembaga pendidikan formal harus mampu menyelenggarakan dan mewadahi pendidikan Islam tersebut guna menciptakan suasana keagamaan dan pembentukan akhlak yang mulia, dan salah satunya yaitu melalui kegiatan Mentoring untuk menanamkan nilai-nilai Islam yakni bagaimana agar siswa tersebut mempunyai iman dan ketakwaan yang berkualitas sehingga dapat membentuk akhlak yang mulia.

Bahkan Rasulullah SAW sendiripun selaku pembawa agama Islam pernah mendeklarasikan diri, bahwa beliau diutus untuk menjadi Rosul semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah konsep penyempurnaan akhlak dan tidak diutus untuk memberikan konsep yang lain selain konsep penyempurnaan akhlak semata.9

Mentoring merupakan salah satu sarana Tarbiyah Islamiyah (pembinaan/pendidikan Islami) yang didalamnya ada proses belajar dalam rangka pembentukan kepribadian muslim dan penanaman nilai-nilai akhlakul karimah.

      

7 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 160. 8Hadian, Super, h. 235.

9 M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 7.


(18)

Mentoring secara umum merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif yang luas dengan pendekatan saling menasihati.10

Idealnya kegiatan mentoring tidak hanya fokus pada bagaimana orang memberi nasehat, tetapi bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan begitu akan tercipta suasana saling belajar yang menyenangkan sehingga dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik.

Di sisi lain, kegiatan mentoring juga merupakan salah satu kegiatan yang di dalamnya berisi pembinaan mental, dan bagi sekolah dapat dijadikan momentum untuk mencapai tujuan pendidikan, khususnya untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa bagi siswa yang beragama Islam, serta yang paling penting yaitu menjadi wadah pembinaan pelajar guna mengatasi krisis akhlak remaja yang semakin hari banyak yang mengadopsi budaya dari barat, selain itu juga dapat meminimalisir tawuran antar pelajar, meningkatkan akhlak atau sopan santun siswa terhadap guru serta meningkatkan kesadaran akan kedisiplinan di sekolah.

Dari sini dapat terlihat, bahwa kegiatan mentoring merupakan integrasi dari rangkaian pembinaan keimanan dan ketakwaan dalam upaya pembentukan akhlakul karimah siswa sehingga pendidik dapat memberdayakan potensi generasi muda yang Islami agar menjadi manusia yang tangguh dan mandiri secara fisik maupun mental serta menjadi generasi penerus bangsa yang mempunyai masa depan. Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah kegiatan mentoring tersebut dapat membantu membentuk dan memperbaiki akhlak siswa dalam hal kedisiplinan dan sikap sopan santun terhadap guru dan terhadap siswa/i di sekolah.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pentingnya sebuah kegiatan mentoring dalam upaya memperbaiki akhlak siswa. Kemudian pembahasan tersebut penulis jadikan sebagai judul skripsi: “Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung”.

      


(19)

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya tawuran antara siswa

2. Rendahnya motivasi siswa terhadap kegiatan-kegiatan yang religius 3. Pergaulan bebas antar siswa

4. Kurang menyenangkannya cara penyampaian materi pada kegiatan mentoring

5. Masuknya budaya barat yang berdampak mengurangi nilai-nilai akhlak siswa

6. Rendahnya motivasi dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran PAI dibanding dengan pelajaran yang lain

7. Kurangnya tata krama dan sopan santun antar siswa dan guru

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan permasalahan dan untuk mempertajam serta mempermudah dalam menganalisa, maka dalam skripsi ini akan dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Adapun fokus dari skripsi ini adalah seberapa besar pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa terutama pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring kelas XI di SMA Negeri 1 Parung?

2. Bagaimana kondisi akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung?

3. Apakah ada pengaruhnya antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung?


(20)

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Parung

b. Untuk mengetahui bagaimana kondisi akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung yang mengikuti kegiatan mentoring

c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berfikir dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan kependidikan

b. Dapat memberikan gambaran dan informasi kepada pihak-pihak yang berkaitan tentang pentingnya kegiatan mentoring sebagai upaya membentuk dan memperbaiki akhlak siswa

c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORETI

K

A. Konsep Mentoring 1. Pengertian Mentoring

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mentoring berasal dari kata “Mentor” yang artinya adalah “pembimbing atau pengasuh”.11 Secara istilah ada beberapa pengertian mentoring menurut para pakar pendidikan.

Pengertian mentoring menurut Muhammad Ruswandi dan Rama Adeyasa dalam bukunya Manajemen Mentoring, bahwa “Mentoring adalah salah satu sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami) yang didalamnya terdapat proses belajar, secara umum mentoring merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif luas dengan pendekatan saling menasihati.” 12

Jadi, melalui metode saling nasehat menasihati ini juga diterapkan dalam kegiatan mentoring, hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar dan mempunyai kesan belajar yang menyenangkan, dengan harapan dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam Quran Surah Al-Ashr: 1-3

Î

ó

Ç

y

è

ø

9

$

#

u

ρ

∩⊇∪

¨

β

Î

)

z

⎯≈

|

¡

Σ

M

}

$

#

Å

s

9

A

ô

£

ä

z

∩⊄∪

ω

Î

)

t

⎦⎪

Ï

%

©

!

$

#

(

#

θ

ã

Ζ

t

Β

#

u

(

#

θ

è

=

Ï

ϑ

t

ã

u

ρ

Ï

M

y

s

Î

=≈

¢

Á

9

$

#

(

#

ö

θ

|

¹#

u

θ

s

?

u

ρ

Èd

,

y

s

ø

9

$

$

Î

/

(

#

ö

θ

|

¹#

u

θ

s

?

u

ρ

Î

ö

9

¢

Á

9

$

$

Î

/

∩⊂∪

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

      

11 Kementerian P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustakan, 2002), h. 734.


(22)

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”13

Definisi mentoring yang selanjutnya adalah sebagaimana telah penulis sebutkan dalam sejarah mentoring, bahwa mentoring mempunyai kesamaan arti dengan halaqoh, jadi pengertian mentoring atau halaqoh dalam buku Sejarah Pendidikan Islam adalah lingkaran. Artinya proses proses belajar mengajar disini dilaksanakan dimana murid-murid melingkari guru/pembimbingnya atau mentornya.14 Berdasarkan pengertian diatas Untuk teknis pelaksanaan mentoring dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah, mentoring dapat dilaksanakan dimesjid dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil maupun dikelas secara bersama-sama dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik.

Pengertian mentoring yang mempunyai kesamaan arti dengan Halaqoh juga dijelaskan oleh Satria Hadi Lubis dalam bukunya Rahasia kesuksesan halaqoh, bahwa mentoring atau Halaqoh atau usroh adalah sebuah istilah yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran islam (Tarbiyah islamiyah). Istilah halaqoh biasanya digunakan untuk menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji ajaran islam. Dibeberapa kalangan, halaqoh/usroh disebut juga dengan Mentoring, ta’lim, pengajian kelompok, tarbiyah atau sebutan lainnya.15

Dari beberapa penjelasan mengenai pengertian Mentoring, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa mentoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus atau dimanapun tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan saling nasehat-menasehati. Pendekatan saling menasehati dalam kegiatan mentoring bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar, saling mempercayai, serta saling memberi pengalaman dan kebaikan yang nantinya akan memberikan

      

13 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 601.

14 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 34.        15

Satria hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usroh), (Tangerang: Fatahillah Bina Alfikri Press, 2006), h. 1-2.


(23)

perubahan ketitik yang lebih baik yakni membentuk sebuah kepribadian Islam atau akhlakul karimah yang menyatu dalam kehidupan sehari- hari para remaja.

2. Sejarah Mentoring

Sebenarnya kegiatan mentoring itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, pada zaman beliau istilah-istilah yang digunakan adalah Halaqoh yang artinya kumpulan-kumpulan orang yang duduk melingkari gurunya, dalam rangka menimba ilmu. Halaqoh atau mentoring merupakan pendidikan informal yang awalnya dilakukan oleh Rosulullah SAW dirumah-rumah para sahabat, terutama rumah Al-Arqam bin Abil Arqam, pendidikan ini berkaitan dengan upaya-upaya dakwah dalam menanamkan aqidah Islam, serta pembebasan manusia dari segala macam bentuk penindasan. Setelah masyarakat Islam terbentuk maka halaqah dilaksanakan di masjid. Dengan perkembangannya, halaqoh ini menjadi pendidikan formal dengan istilah madrasah atau sekolah. Sebelum terbentuknya madrasah pada zaman Rosulullah dan para sahabat dikenal dengan istilah Shuffah dan kuttab atau maktab.16

Pelajaran yang disampaikan saat itu dikenal dengan tarbiyah, dan pertemuan-pertemuan agama islam seperti itu yang sekarang dikenal dengan istilah Mentoring. Sudah menjadi suatu keniscayaan bangsa ini, khususnya lembaga pendidikan melakukan mentoring karena sangat jelas sejarahnya yang dulu pernah dilakukan oleh Rosulullah SAW dalam rangka mendakwahkan Islam, karena cara tersebut sangat efektif untuk diterapkan meskipun pada zaman sekarang. Yang unik dari kegiatan ini adalah pendekatan saling menasihati, duduk bersama dengan suasana yang tidak formal, selain itu mentornya juga biasanya dari alumni sekolah itu sendiri yang masih energik dan mempunyai semangat muda, sehingga muncul suasana yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Inilah yang membedakan kegiatan mentoring dari kegiatan ekskul lainnya.

      

16 Muhammad Sajirun, Manajemen Halaqah Efektif, (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011), h. 6-7.


(24)

3. Tujuan Mentoring

Pada intinya tujuan adalah segala sesuatu yang diharapkan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan yakni tujuan mentoring secara garis besar adalah untuk membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian dan gaya hidup yang islami.

Tujuan tersebut diatas dijabarkan dalam empat sasaran mentoring atau halaqoh yaitu:

a. Tercapainya 10 sifat-sifat tarbiyah

1) Aqidah yang bersih (salimul aqidah) 2) Ibadah yang benar (shihul ibadah) 3) Akhlak yang kokoh (matinul khuluq)

4) Penghasilan yang baik dan cukup (qodirul ‘alal kasbi) 5) Pikiran yang berwawasan (mutsafaqul fikr)

6) Tubuh yang kuat (qowiyul jism)

7) Mampu memerangi hawa nafsu (mujahidu linafsihi) 8) Mampu mengatur segala urusan (munazhom fi syu’unihi) 9) Mampu memelihara waktu (haritsun ‘ala waqtihi)

10) Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) b. Tercapainya ukhuwah islmiyah

c. Tercapainya produktifitas dakwah (berupa tumbuhnya dai dan murobbi baru)

d. Tercapainya pengembangan potensi mad’u atau mentee17

Sedangkan menurut Ali Abdul Halim Mahmud, tujuan mentoring terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus mentoring18, untuk rincian penjelasan tujuan mentoring tersebut dibawah ini :

a. Tujuan Umum Mentoring

      

17 Satria Hadi Lubis, Menjadi Murobbi Sukses, (Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2003), h. 11-12.

18 Ali Abdul Halim Mahmud, Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era Intermedia, 2011), h. 138-151. 


(25)

1) Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup merespon semua tuntutan agama dan kehidupan, yang meliputi: penanaman aqidah, ibadah, akhlak, ilmu, pengamalan dan lain-lain.

2) Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota mentoring baik secara social maupun secara keorganisasian.

3) Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai, baik yang mendukung gerakan islam maupun yang memusuhinya.

4) Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan dan kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim dan mendayagunakannya dan berhidmat kepada agama dan tujuan-tujuannya.

5) Menanggulangi unsur-unsur destruktif dan negatif pada diri anggota. 6) Mewujudkan hakekat kebanggaan terhadap islam dengan membangun

komitmen kepada etika dan akhlak dalam semua aktifitas kehidupannya, baik dikala senang maupun susah.

7) Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri seorang muslim.

8) Memperdalam keterampilan manajerial dan keorganisasian dalam medan aktifitas islam.

b. Tujuan Khusus Mentoring

1) Membentuk kepribadian islami, yakni dengan mewujudkan berbagai aspek yang dapat membangun kepribadian yang islami seutuhnya, meliputi: Aspek ideologi, ibadah, wawasan/pengetahuan, moralitas/akhlakul karimah, aktualisasi diri dan lain-lain.

2) Mengukuhkan makna ukhuwah dalam diri anggota, karena ia adalah ukhuwah karena Allah, karena islam dan karena semangat saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.

3) Melatih diri untuk mengemukakan pendapat secara bebas sehingga dengan sadar mau mendengar pendapat orang lain dengan lapang dada dan pikiran yang terbuka.


(26)

4) Memberdayakan setiap anggota agar mampu mentarbiyah dirinya sendiri

5) Agar mampu bekerjasama antar anggota mentoring dalam mengembangkan potensi dirinya dengan berbagai pelatihan.

6) Bekerjasama antar sesama anggota mentoring untuk memecahkan berbagai problematika dan kendala yang menghadang aktifitas islam.

4. Manajemen Mentoring

Suatu kegiatan dapat berjalan dengan efrektif dan sesuai harapan jika diatur dengan sebuah sistem atau manajemen yang baik dan rapi, begitupun dengan kegiatan mentoring di sekolah memerlukan sebuah manajemen yang baik guna membantu dalam upaya mewujudkan tujuan yang diharapkan dari kegiatan mentoring tersebut.

Mengenai manajemen mentoring atau halaqoh ada beberapa manajemen yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan mentoring yaitu:

a. Manajemen program

Kegiatan mentoring tidak hanya dilakukan dalam bentuk ceramah dan penyampain materi saja, akan tetapi boleh dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang bermanfaat dan efektif dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu dan wawasan keilmuan siswa/I juga, kegiatannya bisa juga dilakukan di kelas, ataupun di luar sekolah. Dalam menyusun program mentoring, mentor perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melibatkan seluruh anggota mentoring untuk membuat program

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta mentoring merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan program yang telah dibuat bersama.

2) Memilih program sesuai kebutuhan dan kekinian

Dalam memilih program hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan bersifat seremonial. Maksudnya harus sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga mentoring atau halaqoh tidak terkesan kuno.


(27)

3) Program mentoring tersebut memiliki nilai kreatifitas

Program mentoring tidak mesti dengan yang biasanya dilakukan sehingga terkesan monoton dan membosankan. Selain kegiatan mentoring yang dilakukan. Buatlah program yang kreatif dan inovatif berdasarkan hobi, minat atau kecenderungan dan bakat yang ingin dikembangkan.19

b. Manajemen Bentuk kegiatan Mentoring

Kegiatan mentoring terbagi dalam dua bagian, yaitu kegiatan utama dan kegiatan pelengkap, penjelasan lebih terperinci tertulis dibawah ini: Kegiatan Utama

Pada umumnya pertemuan didalam dan luar ruangan terdiri dari 34 pertemuan pertahun, dilakukan 1 kali pertemuan perpekan. Metode yang dapat digunakan antara lain:

1) Ceramah, penjelasan materi oleh mentor

2) Diskusi, membahas fenomena aktual yang terjadi dimasyarakat 3) Tanya jawab, membahas masalah-masalah yang dialami mentee 4) Game, permainan yang islami dan penuh hikmah.

Dalam kegiatan utama ini, materi yang diutamakan adalah:

1) Pemahaman islam: aqidah islam, konsep iman, konsep islam, syahadah, pembinaan rohani dan lain-lain.

2) Pengenalan ukhuwah islamiyah, makna dan hakikat ukhuwah islamiyah

3) Problematika ummat: ghozwul fikri 4) Urgensi pendidikan islam

Kegiatan pelengkap

      

        19 


(28)

Kegiatan pelengkap dapat berupa tabligh, tafakur alam, dauroh atau training, sanlat dan lain-lain.20

c. Manajemen waktu pelaksanaan mentoring

Pada dasarnya hasil tidak ditentukan oleh waktu berapa lamanya kegiatan tersebut dijalankan, akan tetapi ditentukan berdasarkan kadar kemampuannya. Hendaknya mentor atau murobbi harus pandai memanajemen waktu dalam kegiatannya.

Mentoring dilakukan secara intensif seminggu/sepekan sekali dengan hari dan jam sesuai kesepakatan antara mentor dan peserta mentoring, berdurasi 1,5 sampai 2 jam satu kali pertemuan.

Plot waktu setiap pertemuan (bersifat fleksibel) yaitu: 1. Pembukaan (5 menit)

2. Mengenal Al-Quran meliputi Pengetahuan Al-Quran (15 menit) dan Tilawah (15 menit)

3. Materi (45 menit)

4. Diskusi dan curhat (35 menit) 5. Penutup (5 menit)21

5. Metode Mentoring

Menyampaikan pesan dakwah dalam sebuah kegiatan mentoring membutuhkan sebuah metode yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan baik, karena kebaikan yang disampaikan dengan cara atau metode yang tidak baik maka akan memberikan yang tidak baik pula, bahkan hal yang luar biasa sekalipun jika disampaikan dengan metode yang biasa-biasa maka akan menghasilkan hal biasa saja, sementara hal yang biasa namun disampaikan dengan luar biasa maka akan memberikan hasil yang luar biasa.

      

20 Ruswandi, Manajemen, h. 6 21 Ruswandi, Manajemen, h.. 84


(29)

Seperti halnya kalimat diatas, mentoring juga membutuhkan suatu metode yang baik dalam menyampaikan pesan dakwahnya, sehingga peserta mentoring dapat menerima materi yang disampaikan oleh mentor, hal ini sebagimana termaktub dalam QS An-Nahl ayat 125.

ä

í

÷

Š

$

#

4

n

<

Î

)

È

≅‹

Î

6

y

y

7

În

/

u

Ï

π

y

ϑ

õ

3

Ï

t

ø

:

$

$

Î

/

Ï

π

s

à

Ï

ã

ö

θ

y

ϑ

ø

9

$

#

u

ρ

Ï

π

u

Ζ

|

¡

p

t

ø

:

$

#

(

Ο

ß

γ

ø

9

Ï

y

_

u

ρ

©

É

L

©

9

$

$

Î

/

}

Ï

δ

ß

|

¡

ô

m

r

&

4

¨

β

Î

)

y

7

/

u

u

θ

è

δ

Þ

Ο

n

=

ô

ã

r

&

y

ϑ

Î

/

¨

|

Ê

t

ã

Ï

&

Î

#

Î

6

y

(

u

θ

è

δ

u

ρ

Þ

Ο

n

=

ô

ã

r

&

t

⎦⎪

Ï

t

G

ô

γ

ß

ϑ

ø

9

$

$

Î

/

∩⊇⊄∈∪

“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.22

Metode menyampaikan materi sangat banyak, akan tetapi pada dasarnya tidak ada metode yang dianggap paling baik, karena semua metode itu adalah baik, tergantung kita sebagai mentor dalam menyampaikannya harus disesuikan dengan situasi dan kondisinya sehingga dalam siatuasi dan kondisi bagaimanapun kita dapat sukses dalam menyampaikan materi.

Dibawah ini beberapa metode yang dapat dipilih dan digunakan dalam menyampaikan materi mentoring, diantaranya: metode ceramah, diskusi kelompok, panel, panel forum, role play, kelompok studi kecil, case-study, simposium, simposium forum dan lain-lain.

a. Metode ceramah

Ceramah ialah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara didepan sekelompok peserta mentoring.

      

        22


(30)

b. Metode diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan antara tiga orang atau lebih tentang topic tertentu dengan seorang pemimpin.

c. Metode panel

Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan peserta tentang sebuah topic, dalam metode ini dibutuhkan tiga panelis atau lebih dan seorang pemimpin.

d. Metode kelompok studi kecil

Kelompok studi kecil (buzz group) adalah pemecahan kelompok yang lebih besar. Kelompok kecil ini membahas tugas yang diberikan dan biasanya melaporkan hasilnya pada kelompok besar.

e. Metode role-play

Role-play adalah pemeranan sebuah situasi dalam hidup manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan analisa kelompok.

f. Metode simposium

Symposium ialah serangkaian pidato pendek didepan peserta dengan seorang pemimpin, pidato-pidato itu mengemukakan aspek-aspek yang beda dari topic tertentu.

g. Metode simposium forum

Simposium forum ialah symposium yang diikuti dengan partisipasi peserta. 23

      


(31)

6. Materi Mentoring

Berikut beberapa materi atau pokok bahasan yang dapat dijadikan panduan dalam kegiatan mentoring antara lain:

1) Simbol sukses 2) Tawazun

3) Eksistensi Allah 4) Ulil Albab 5) Al-Iman

6) Tadabur Surat Al-mu’minun ayat 1-11 7) Syukur Nikmat

8) Hal-hal yang melemahkan Iman 9) Hal-hal yang menguatkan Iman 10) Ilmu Allah

11) Al-quran

12) Aqidah Islamiyah 13) Ma’rifatullah 14) Ma’rifaturrasul 15) Ma’rifatul Islam 16) Bangunan islam 17) Makna Asyhadu 18) Makna Syahadatain 19) Cinta

20) Pentingnya Akhlak Mulia 21) Ikhlassunniyah

22) Rukun Islam 23) Makna Basmallah 24) Makna Hamdalah 25) Problematika Umat 26) Ghazwul Fikri 27) Birrul Walidain 28) Akhlak Rosulullah


(32)

29) Ihsan

30) Pentingnya Pendidikan Islam 31) Takwa

32) Ukhuwah Islamiyah

33) Tadabur Surat Al-Hujurat ayat 10-1324

B. Konsep Akhlak

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.

1. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlak akan menjadi lebih jelas bagi kita, apabila kita lihat secara etimologis dan sekaligus secara terminologis serta hal-hal yang berkaitan dengannya.

Secara Etimologis, kata akhlak berasal dari kata “khalaqo” (ﻖﻠ ) (bahasa arab) yang berarti perangai, tabiat dan adat istiadat. Menurut pendekatan etimologi, akhlak berasal dari bahasa arab merupakan bentuk jamak dari bentuk mufradnya “Khuluqun” (ﻖﻠ ) yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat ini mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “khalqun” (ﻖﻠ ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “khalik” (ﻖﻝﺎ ) yang berarti pencipta, dan “makhluk” (قﻮﻠ ﻣ ) yang berarti yang diciptakan.

Pola bentukan definisi “akhlak” diatas muncul sebagai mediator yang menjembatani komunikasi antara Khalik (Pencipta) dan makhluk (yang diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai hablum minallah. Dari produk hablum minallah yang verbal, biasanya lahirlah pola hubungan antar

      


(33)

sesama manusia yang disebut dengan hablum minannas (pola hubungan antarsesama manusia).25

Secara terminologis, pengertian akhlak telah banyak dikemukakan oleh para ulama yang penulis kutip dari buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh Deden Makbullah.26 yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan

b. Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan

c. Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dan mudah dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih lama.

Dari beberapa pengertian akhlak diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan seseorang yang telah tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulang-ulang atas dasar kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan.

2. Ciri-ciri Perbuatan Akhlak

Beberapa pengertian akhlak diatas mempunyai kemiripan arti, beberapa definisi tersebut saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat beberapa ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:

a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, maka

      

25 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 65-66

26 Deden Makbullah, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2011), h. 141-142


(34)

sikap tersebut telah mendarah daging, kapan dan dimanapun sikapnya itu dibawanya sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. Jika si A tersebut kadang dermawan dan kadang-kadang bakhil, maka si A tersebut belum dikatakan dermawan.

b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan suatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirannya dan sadar. Oleh karena itu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan tidur, hilang ingatan, mabuk atau refleks seperti berkedip, tertawa dan sebagainya bukanlah perbuatan akhlak. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang sehat akal pikirannya.

c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Jika kita menyaksikan orang berbuat kejam, sadis, jahat dan seterusnya, tapi perbuatan tersebut kita lihat dalam pertunjukan film, maka perbuatan tersebut tidak dapat disebut perbuatan akhlak, karena perbuatan tersebut bukan perbuatan yang sebenarnya.

e. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak. 27

3. Macam-macam Akhlak

Diantara perbuatan yang termasuk al-akhlaq al-karimah adalah:

      


(35)

1. Menyelamatkan muslim lain 2. Menunaikan janji,

3. Membersihkan kotoran dari jalan.

Adapun sebagian perbuatan yang termasuk akhlak tercela adalah sebagai berikut:

1. Sombong 2. Riya

3. Munafik ”28

Pembahasan pembagian akhlak disini penulis mengutip dari buku pendidikan Agama Islam yang disusun oleh tim penyusun materi Pendidikan agama islam bagi perguruan tinggi. Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Akhlak yang terpuji, (al-Akhlak al-Karimah/al-Mahmudah), yaitu akhlak yang senantiasa dalam control ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan ummat, seperti sikap sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, tawadlu (rendah hati), husnudzon (berprasangka baik), suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.

b. Akhlak yang tercela (al-Akhlak al-Madzmumah), akhlak yang tidak dalam kontrol Ilahiyah atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitoniyah dan dapat membawa suasana negative serta destruktif bagi kepentingan ummat manusia, seperti: takabbur (sombong), su’udzon (berprasangka buruk), tamak atau rakus, pesimis, dusta, kufur, berkhianat, malas dan lain-lain.29

Dalam buku Pendidikan Agma Islam pembagian macam-macam akhlak berdasarkan sasarannya dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu akhlak

      

28 Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.. 200  

 


(36)

kepada Al-Khalik (Allah) dan akhlak kepada Makhluk meliputi:akhlak kepada manusia dan akhlak kepada alam semesta, dan penjelasannya secara lebih rinci dibawah ini:

1. Akhlak kepada Al-Khaliq (ALLAH SWT)

Allah telah mengatur hidup manusia dengan berbagai aturan berupa perintah dan larangan, berikut ini beberapa contoh akhlak terhadap Allah SWT:

a. Senantiasa taat beribadah kepada Allah karena kita diciptakan semata-mata untuk beribadah, sebagaimana yang termaktub dalam QS Az-Zariat ayat 56.

$

t

Β

u

ρ

à

M

ø

)

n

=

y

z

£

Å

g

ø

:

$

#

}

§

Ρ

M

}

$

#

u

ρ

ω

Î

)

È

βρ

ß

ç

7

÷

è

u

Ï

9

∩∈∉∪

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

30

b. Ikhlas, yaitu melaksanakan hukum Allah semata-mata hanya mengharap ridho-Nya.

c. Khusyu’ yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan yang sedang dikerjakannya.

d. Husnudzon kepada Allah dan tawakkal menerima segala ketentuan yang Allah berikan

e. Senantiasa berdzikir atau mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi baik dengan ucapan maupun dengan hati.

2. Akhlak kepada makhluk dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Akhlak kepada manusia, yang dapat dirinci sebagai berikut:

1) Akhlak kepada Rosulullah yaitu mencintai Rosulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.

      

        30


(37)

2) Akhlak kepada kedua orang tua, yaitu berbuat baik kepada keduanya (Birrul walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai mereka sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintahnya, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Perintah berbuat baik kepada orang tua terdapat dalam Al-quran Surat al-Ahqaf ayat 15

$

u

Ζ

ø

Š

¢

¹

u

ρ

u

ρ

z

⎯≈

|

¡

Σ

M

}

$

#

Ï

μ

÷

ƒ

y

Ï

9≡

u

θ

Î

/

$

·

Ζ≈

|

¡

ô

m

Î

)

(

ç

μ

÷

F

n

=

u

Η

x

q

ç

μ

Β

é

&

$

\

δ

ö

ä

.

ç

μ

÷

G

y

è

|

Ê

u

ρ

u

ρ

$

\

δ

ö

ä

.

(

ç

μ

è

=

÷

Η

x

q

u

ρ

ç

μ

è

=≈

|

Á

Ï

ù

u

ρ

t

βθ

è

W

n

=

r

O

#

·

ö

κ

y

4

#

©

¨

L

y

m

#

s

Œ

Î

)

x

n

=

t

/

ç

ν

£

ä

©

r

&

x

n

=

t

/

u

ρ

z

⎯Š

Ï

è

t

/

ö

r

&

Z

π

u

Ζ

y

t

Α

$

s

%

Éb

>

u

û

©

Í

_

ô

ã

Î

÷

ρ

r

&

÷

β

r

&

t

ä

3

ô

©

r

&

y

7

t

F

y

ϑ

÷

è

Ï

Ρ

û

©

É

L

©

9

$

#

|

M

ô

ϑ

y

è

÷

Ρ

r

&

¥

n

?

t

ã

4

n

?

t

ã

u

ρ

£

t

$

Î

!

u

ρ

÷

β

r

&

u

ρ

Ÿ

u

Η

ù

å

r

&

$

[

s

Î

=≈

|

¹

ç

μ

9

|

Ê

ö

s

?

ô

x

Î

=

ô

¹

r

&

u

ρ

Í

<

Î

û

û

©

É

L

ƒ

Íh

è

Œ

(

Îo

Τ

Î

)

à

M

ö

6

è

?

y

7

ø

s

9

Î

)

Îo

Τ

Î

)

u

ρ

z

Ï

Β

t

⎦⎫

Ï

Η

Í

>

ó

¡

ß

ϑ

ø

9

$

#

∩⊇∈∪

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku


(38)

bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri".31

Berbakti kepada orang tua sama pentingnya dengan berbakti kepada guru baik guru disekolah, guru mengaji. Kita sebagai murid harus bisa menghormatinya dan taat akan aturan guru selama tidak melenceng dari aturan, penghormatan kepada guru dapat diwujudkan dengan mematuhi peraturan dengan disiplin, dan bersikap sopan serta bertutur kata yang baik. Hal ini sebagimana akhlak para sahabat terhadap Rosulullah saw sebagai seorang murobbi, pemimpin atau guru, dalam Qs An-nur ayat 62.

$

y

ϑ

¯

Ρ

Î

)

š

χθ

ã

Ζ

Ï

Β

÷

σ

ß

ϑ

ø

9

$

#

t

⎦⎪

Ï

%

©

!

$

#

(

#

θ

ã

Ζ

t

Β

#

u

«

!

$

$

Î

/

Ï

&

Î

!

θ

ß

u

u

ρ

#

s

Œ

Î

)

u

ρ

(

#

θ

ç

Ρ

$

Ÿ

2

ç

μ

y

è

t

Β

#

n

?

t

ã

9

ö

Δ

r

&

8

ì

Ï

Β

%

y

`

ó

Ο

©

9

(

#

θ

ç

7

y

δ

õ

t

ƒ

4

©

®

L

y

m

ç

νθ

ç

Ρ

É

ø

t

G

ó

¡

o

4

¨

β

Î

)

t

⎦⎪

Ï

%

©

!

$

#

y

7

t

Ρθ

ç

Ρ

É

ø

t

F

ó

¡

o

š

Í

×

¯

s

9

'

ρ

é

&

t

⎦⎪

Ï

%

©

!

$

#

š

χθ

ã

Ζ

Ï

Β

÷

σ

ã

ƒ

«

!

$

$

Î

/

Ï

&

Î

!

θ

ß

u

u

ρ

4

#

s

Œ

Î

*

s

ù

x

ç

Ρ

x

ø

t

G

ó

$

#

Ç

Ù

÷

è

t

7

Ï

9

ö

Ν

Î

γ

Ï

Ρ

ù

'

x

©

β

s

Œ

ù

'

s

ù

y

ϑ

Ïj

9

|

M

ø

Ï

©

ö

Ν

ß

γ

÷

Ψ

Ï

Β

ö

Ï

ø

ó

t

G

ó

$

#

u

ρ

ã

Ν

ç

λ

m

;

©

!

$

#

4

χ

Î

)

©

!

$

#

Ö

θ

à

x

î

Ò

Ο‹

Ï

m

§

∩∉⊄∪

“Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu Karena sesuatu keperluan,

      

        31


(39)

berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”32

b. Akhlak kepada diri sendiri

Yang harus diperhatikan dalam akhlak terhadap diri sendiri yaitu menjaga kehormatan dirinya baik laki-laki atau perempuan, sebagaimana yang termaktub dalam QS An-Nur ayat 30-31

è

%

š

⎥⎫

Ï

Ζ

Ï

Β

÷

σ

ß

ϑ

ù

=

Ïj

9

(

#

θ

Ò

ä

ó

t

ƒ

ô

Ï

Β

ô

Μ

Ï

δ

Ì

|

Á

ö

/

r

&

(

#

θ

Ý

à

x

ø

t

s

u

ρ

ó

Ο

ß

γ

y

_

ρ

ã

è

ù

4

y

7

Ï

9≡

s

Œ

4

s

1

ø

r

&

ö

Ν

ç

λ

m

;

3

¨

β

Î

)

©

!

$

#

7

Î

7

y

z

$

y

ϑ

Î

/

t

βθ

ã

è

o

Ψ

ó

Á

t

ƒ

∩⊂⊃∪

è

%

u

ρ

Ï

M

u

Ζ

Ï

Β

÷

σ

ß

ϑ

ù

=

Ïj

9

z

ô

Ò

à

Ò

ø

ó

t

ƒ

ô

Ï

Β

£

Ï

δ

Ì

|

Á

ö

/

r

&

z

ô

à

x

ø

t

s

u

ρ

£

ß

γ

y

_

ρ

ã

è

ù

Ÿ

ω

u

ρ

š

⎥⎪

Ï

ö

7

ã

ƒ

£

ß

γ

t

F

t

⊥ƒ

Î

ω

Î

)

$

t

Β

t

y

γ

s

ß

$

y

γ

÷

Ψ

Ï

Β

(

t

ø

Î

ô

Ø

u

ø

9

u

ρ

£

Ï

δ

Ì

ß

ϑ

è

ƒ

¿

2

4

n

?

t

ã

£

Í

κ

Í

5

θ

ã

Š

ã

_

(

Ÿ

ω

u

ρ

š

⎥⎪

Ï

ö

7

ã

ƒ

£

ß

γ

t

F

t

⊥ƒ

Î

ω

Î

)

 

Î

γ

Ï

F

s

ã

è

ç

7

Ï

9

÷

ρ

r

&

 

Î

γ

Í

!

$

t

/#

u

÷

ρ

r

&

Ï

!

$

t

/#

u

 

Î

γ

Ï

G

s

ã

è

ç

/

÷

ρ

r

&

 

Î

γ

Í

!

$

o

Ψ

ö

/

r

&

÷

ρ

r

&

Ï

!

$

o

Ψ

ö

/

r

&

 

Î

γ

Ï

G

s

ã

è

ç

/

÷

ρ

r

&

£

Î

γ

Ï

Ρ≡

u

θ

÷

z

Î

)

÷

ρ

r

&

û

©

Í

_

t

/

 

Î

γ

Ï

Ρ≡

u

θ

÷

z

Î

)

÷

ρ

r

&

û

©

Í

_

t

/

£

Î

γ

Ï

?

u

θ

y

z

r

&

÷

ρ

r

&

£

Î

γ

Í

!

$

|

¡

Î

Σ

÷

ρ

r

&

$

t

Β

ô

M

s

3

n

=

t

Β

£

ß

γ

ã

Ζ≈

y

ϑ

÷

ƒ

r

&

Í

ρ

r

&

š

⎥⎫

Ï

è

Î

7

F

9

$

#

Î

ö

x

î

Í

<

'

ρ

é

&

Ï

π

t

/

ö

M

}

$

#

z

Ï

Β

É

Α

%

y

`

Ìh

9

$

#

Í

ρ

r

&

È

ø

Ïe

Ü

9

$

#

š

⎥⎪

Ï

%

©

!

$

#

ó

Ο

s

9

(

#

ρ

ã

y

γ

ô

à

t

ƒ

4

n

?

t

ã

Ï

N

u

ö

θ

t

ã

Ï

!

$

|

¡

Ïi

Ψ9

$

#

(

Ÿ

ω

u

ρ

t

ø

Î

ô

Ø

o

£

Î

γ

Î

=

ã

_

ö

r

'

Î

/

z

Ν

n

=

÷

è

ã

Ï

9

$

t

Β

t

⎦⎫

Ï

ø

ƒ

ä

Ï

Β

£

Î

γ

Ï

F

t

⊥ƒ

Î

4

(

#

þ

θ

ç

/

θ

è

?

u

ρ

n

<

Î

)

«

!

$

#

$

·

è

Š

Ï

Η

s

d

t

μ

ƒ

r

&

š

χθ

ã

Ζ

Ï

Β

÷

σ

ß

ϑ

ø

9

$

#

÷

/

ä

3

ª

=

y

è

s

9

š

χθ

ß

s

Î

=

ø

è

?

∩⊂⊇∪

30.”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang

      


(40)

demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

31. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”33

c. Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat

Dibuktikan dengan saling membina rasa cinta dan kasih saying dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak dengan kasih saying, dan memelihara hubungan shilaturrahmi.

d. Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu diwaktu senggang, lebih-lebih diwaktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.

      


(1)

(2)

ANGKET

 

PENELITIAN

 

“PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP AKHLAK SISWA

SMA NEGERI 1 PARUNG”

I. Identitas siswa

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

II. Petunjuk pengisian

a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan!

b. Angket ini merupakan tes untuk mengetahui keterangan atau pendapat

anda secara pribadi, bantuan atau kerjasama dari teman!

c. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai menurut pendapat

anda di bawah ini!

d. Setelah selesai mengerjakan, soal angket mohon dikembalikan kembali!

III.Butir-butir soal

Variabel X (kegiatan Mentoring)

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring /rohis di sekolah kamu,

apakah selalu berjalan denga baik?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

2. Berapa kali dalam seminggu biasanya kamu mengikuti kegiatan

mentoring /rohis?

a. Tidak pernah c. 1 kali

b. 2-3 kali d. Tidak

menentu

3. Berapa jam biasanya kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis?

a. 2-3 jam c. 0,5 - 1 jam

b. 1,5 - 2 jam d. Tidak

menentu

4. Ketika menghadiri kegiatan mentoring /rohis di sekolah, apakah kamu

selalu datang tepat waktu?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

5. Jika kamu tidak mengikuti kegiatan mentoring /rohis, apakah mentor

kamu selalu memberikan tugas atau menegur?

a. Selalu c.


(3)

b. Sering d. Tidak pernah

6. Apakah kegiatan mentoring /rohis merupakan program yang kamu sukai?

a. Sangat suka c. Kurang

suka

b. Suka d. Tidak suka

7. Apakah motivasi kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis itu

benar-benar kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan Islam?

a. Ya, selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

8. Apakah dalam kegitan mentoring /rohis berlangsung, kamu mengikutinya

dari awal sampai akhir?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

9. Apakah kamu bertanya ketika ada materi yang kurangi dipahami?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

10. Apakah ketika mentormu meminta kamu untuk jawab pertanyaan atau

memberikan pendapat kemudian kamu langsung melaksanakannya?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

11. Apakah mentor kamu selalu memberikan motivasi baik melalui ucapan

atau melalui games/permainan sebelum kegiatan dilaksanakan?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

12. Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi apakah selalu diawali

dengan Tilawatil Qur’an?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

13. Apakah mentor kamu pernah memberikan tugas?

a. Selalu c.


(4)

b. Sering d. Tidak pernah

14. Disetiap akhir pembelajaran kegiatan mentoring /rohis, apakah mentor

kamu selalu memberikan kesimpulan materi yang telah dibahasnya?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

15. Menurutmu apakah metode yang digunakan mentor sudah tepat hingga

mudah dipahami?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

Variabel Y (Akhlak Siswa)

1. Apakah ketika bertemu dengan guru-guru di sekolah kamu mengucapkan

salam, menyapa, atau bersalaman?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

2. Ketika gurumu menjelaskan materi pelajaran, apakah sikap kamu

menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat keributan?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

3. Ketika guru sedang mengajak berbicara apakah kamu memperhatikan

dan mendengarkannya dengan baik?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

4. Ketika bertemu guru di luar lingkungan sekolah, apakah kamu selalu

bertegur sapa dengannya?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

5. Ketika berbicara dengan guru di sekolah apakah kamu selalu bertutur


(5)

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

6. Apakah kamu selalu bertutur kata dengan sopan kepada teman?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

7. Ketika di rumah apakah kamu selalu berbicara dengan sopan kepada

orang tua, dan selalu taat akan perintah orang tua?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

8. Apakah kamu datang ke sekolah tepat waktu?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

9. Apakah kamu pernah datang terlambat ke sekolah?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

10.Ketika datang terlambat apakah siswa mendapatkan hukuman dari

sekolah?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

11.Apakah kamu selalu mentaati peraturan sekolah dengan selalu

berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

12.Apakah kamu pernah melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah


(6)

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

14.Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak

pernah

15.Pernahkah kamu mendapatkan hukuman ketika kamu tidak mengerjakan

PR?

a. Selalu c.

Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak