3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pengambilan Sampel
Jamur shiitake diperoleh dari swalayan jln. Ampera Raya No.38 Cilandak Timur, Jakarta-Selatan pada tanggal 12 Oktober 2009. Jamur shiitake yang
digunakan merupakan jamur shiitake segar.
3.3.2 Preparasi Reagen
Reagen 1: ditambahkan 8 mL buffer natrium asetat 200 mM, pH-5,0 ke dalam botol 1, kemudian disimpan dalam tabung polypropylene pada suhu -20
o
C reagen stabil 2 tahun pada suhu -20
o
C. Reagen 2: diencerkan isi botol 3 pereaksi buffer glukosa pekat; 50 mL menjadi 1 L dengan air yang didistilasi
atau diionisasi stabil 2 tahun pada suhu 4
o
C. Reagen 3: dilarutkan isi botol 4 Glucose oxidase 12,000 UL, Peroxidase 650 UL, 4-Aminoantipyrine 0.4
mM kedalam isi botol 3 yang telah diencerkan stabil 2-3 bulan pada suhu 4
o
C dalam botol gelap, atau 12 bulan pada suhu -20
o
C.
3.3.3 Ekstraksi Jamur Shiitake dengan Metode Yap Ng
Ditimbang 900 g jamur shiitake yang telah dicuci dan dipotong-potong terlebih dahulu. Kemudian dihaluskan dengan blender dan direbus dengan
aquades 100
o
C selama 1 jam, kemudian ekstrak jamur shiitake diinkubasi pada suhu ruang hingga suhunya mencapai suhu ruang ±27
o
C. Selanjutnya disentrifugasi untuk memisahkan supernatan dengan residu ampas dari jamur
shiitake. Supernatan yang didapat ditambahkan etanol 95 4
o
C dengan volume
31
1:1 dan disimpan dalam freezer pada suhu -15
o
C selama 1 malam untuk mengendapkan senyawa
β-1,3;1,6-D-glukan yang terlarut dalam pelarut aquades. Endapan ekstrak basah jamur shiitake berbentuk gel yang diperoleh dipisahkan,
kemudian direbus kembali dengan aquades 100
o
C hingga larut. Setelah semua endapan larut kemudian diinkubasi pada suhu ruang, hingga suhunya ±27
o
C dan disaring. Selanjutnya ditambahkan kembali etanol 95 4
o
C dengan volume 1:1 dan disimpan dalam freezer pada suhu -15
o
C selama satu malam untuk mengendapkan senyawa
β-1,3;1,6-D-glukan kembali. Residu ampas dari jamur shiitake diekstrak kembali, ekstraksi berulang dilakukan hingga didapatkan
ekstrak basah jamur shiitake dengan berat minimun. Setelah diperoleh ekstrak basah jamur shiitake, kemudian dilakukan proses pengeringan dengan metode
freeze drying selama 5 hari, untuk selanjutnya dihaluskan menjadi serbuk.
3.3.4 Identifikasi Senyawa β-1,3;1,6-D-glukan pada Ekstrak Kering Jamur