44
lembaga atau organisasi untuk mendukung dan mengembangkan kehidupannya sebagai masyarakat pesisir diantaranya melalui lembaga ekonomi dan organisasi keagamaan.
Adapun lembaga ekonomi masyarakat di desa ini adalah kelompok simpan pinjam yang berjumlah 6 unit, namun berdasarkan hasil wawancara kepada sejumlah masyarakat menyatakan
bahwa kelompok simpan pinjam tersebut tidak berjalan sabagaimana mestinya atau tidak aktif dalam menjalankan fungsinya. Selain lembaga ekonomi, di Desa Bogak juga terdapat lembaga
keagamaan yang juga merupakan suatu kesatuan dari system masyarakat yang ada di Desa Bogak dintaranya adalah pengajian perempuan kahairunisa dan serikat tolong menolong.
Masing masing lembaga keagamaan tersebut berjalan aktif sesuai dengan fungsinya.
4.2. Gambaran Struktur Masyarakat
Masyarakat Desa Bogak merupakan masyarakat pesisir dimana secara geografis, masyarakat pesisir adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir,
yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagian besar masyarakat pesisir di Desa Bogak, baik langsung maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya
dari mengelola potensi sumberdaya kelautan. Dilihat dari aspek sumberdaya ekonomi yang tersedia di kawasan pesisir, masyarakat nelayan terkelompok sebagai berikut:
1. Pemanfaat langsung sumberdaya lingkungan, seperti nelayan
2. Pengolah hasil ikan atau hasil laut lainnya, seperti pemindang, pengering ikan, pengasap
dan pengusaha terasi dan ikan asin 3.
Penunjang kegiatan ekonomi perikanan, seperti pemilik toko atau warung, pemilik bengkel montir dan las, tukang perahu dan buruh kasar.
Universitas Sumatera Utara
45
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan penelitian di desa ini yang melakukan pekerjaan dalam melaut atau bernelayan hanya kaum laki-lakinya saja sedangkan
kaum perempuan hanya sebagian kecil saja yang melakukan pengelolaan hasil laut yang berukuran kecil sepeti kepah dan kerang. Kaum perempuan lebih memilih aktifitas ini
dikarenakan menurut mereka bisa menyambil pekerjaan rumah tangga yang lainnya agar semua dapat berjalan seimbang.
Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat nelayan di Desa Bogak ini menghadapi banyak masalah sosial dan ekonomi yang kompleks. Ragam masalah tersebut antara lain :
1 Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada.
Kelembagaan sosial ekonomi seyogianya dapat menjadi sarana bagi masyarakat di Desa Bogak untuk dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun kelembagaan sosial
ekonomi yang ada di Desa Bogak masih sangat minim dan belum menjalankan fungsi sebagai mana mestinya.
2 keterbatasan akses modal dan teknologi sehingga mempengaruhi dinamika usaha.
Lemahnya fungsi lembaga ekonomi yang ada di desa sini mengakibatkan terbatasnya akses modal bagi masyarakat dalam kegiatan ekonominya, hal tersebut juga berpengaruh
terhadap teknologi yang mereka gunakan dalam profesinya sebagai nelayan, para nelayan di desa ini sebagian besar masih menggunakan perahu dan jaring untuk menangkap ikan.
3 Kualitas sumber daya manusia SDM yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses
pendidikan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Pendidikan merupakan kunci penting dalam melakukan mobilitas sosial untuk
menciptakan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Namun kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat di Desa Bogak masih sangat rendah, hal ini
Universitas Sumatera Utara
46
terlihat dari banyaknya anak anak yang tidak sekolah dikarenakan sibuk membantu orangtuanya mencari nafkah sebagai nelayan. Terbatasnya akses pendidikan juga turut
mempengaruhi kesadaran mereka untuk sekolah. Di Desa Bogak hanya ada sekolah sebatas pada Sekolah Menengah Pertama, sedangkan untuk melanjuti Sekolah Menengah
Atas mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh ke pusat kota. Masyarakat di desa ini mayoritas penduduknya suku melayu yang didalam kehidupan
sehari-harinya masing memegang teguh norma adat dan agama. Masyarakat Desa Bogak menurut para tokoh masyarakat, tokoh agama dan beberapa masyarakat biasa adalah masyarakat
yang memiliki hubungan sosial yang kuat antar satu dengan yang lain. Masyarakat pada umumnya lebih memiliki rasa kepercayaan yang tinggi antar masyarakat. Mereka juga memiliki
sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.
4.3 Pogram Bina Desa