46
terlihat dari banyaknya anak anak yang tidak sekolah dikarenakan sibuk membantu orangtuanya mencari nafkah sebagai nelayan. Terbatasnya akses pendidikan juga turut
mempengaruhi kesadaran mereka untuk sekolah. Di Desa Bogak hanya ada sekolah sebatas pada Sekolah Menengah Pertama, sedangkan untuk melanjuti Sekolah Menengah
Atas mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh ke pusat kota. Masyarakat di desa ini mayoritas penduduknya suku melayu yang didalam kehidupan
sehari-harinya masing memegang teguh norma adat dan agama. Masyarakat Desa Bogak menurut para tokoh masyarakat, tokoh agama dan beberapa masyarakat biasa adalah masyarakat
yang memiliki hubungan sosial yang kuat antar satu dengan yang lain. Masyarakat pada umumnya lebih memiliki rasa kepercayaan yang tinggi antar masyarakat. Mereka juga memiliki
sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.
4.3 Pogram Bina Desa
Pembangunan merupakan proses perubahan sosial yang dikehendaki atau direncanakan secara sengaja atas suatu masyarakat atau sistem sosial yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat sehingga terciptanya suatu keadaan atau dinamika yang lebih baik. Peran serta masyarakat dalam pembangunan sangat diperlukan karena masyarakat merupakan objek
sekaligus subjek pembangunan. Inkeles dan Smith dalam So-Suwarsono 1991 juga mengkaji tentang pentingnya faktor manusia sebagai komponen penting dalam penopang pembangunan.
Menurut mereka pembangunan bukan sekedar masalah pemasokan modal dan teknologi saja, tetapi di butuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut supaya menjadi
produktif.
Universitas Sumatera Utara
47
Pembangunan yang bersifat
bottom up
yang mengikutsertakan masyarakat secara aktif kiranya dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dialami masyarakat pesisir, dimana proses
pembangunan merupakan proses yang memungkinkan masyarakat dapat berpartisipasi secara keseluruhan, sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya oleh masyarakat. Adapun
tujuan pembangunan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan
pembangunan perdesaan dapat dilakukan dengan peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan.
Menurut Suharto 2005 Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam memenuhi kebutuahan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi maupun sosial. Dalam pemberdayaan masyarakat diperlukan adanya kepedulian yang diwujudkan dalam
kemitraan dan kebersamaan antara pihak yang sudah maju dengan pihak yang belum berkembang yang merupakan kelompok atau lapisan masyarakat yang masih tertinggal. Program
Bina Desa merupakan program pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu wujud kepedualian
Universitas Sumatera Utara
48
dari Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Sosiologi kepada lapisan masyarakat tertinggal yang dalam hal ini merupakan masyarakat pesisir di Desa Bogak .
Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan Program Bina Desa di desa ini adalah karena mayoritas masyarakat di desa ini memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dikarenakan
perekonomian mereka sebagian besar bergerak disektor nelayan yang pendapatannya dipengaruhi oleh keadaan alam, serta rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat
dalam hal mengelolah dan memanfaatkan potensi alam lokal, padahal ada banyak potensi alam yang terdapat di Desa Bogak yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
Adapun yang menjadi sasaran utama dari program ini adalah kelompok perempuan di Desa Bogak hal ini dikarenakan di Desa Bogak merupakan daerah padat penduduk dengan
mayoritas ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Waktu senggang yang ada, tidak digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan dan bermanfaat secara ekonomis. Melalui program
pemberdayaan masyarakat berbasis potensi alam, diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas serta kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kreatifitas yang diajarkan dengan mengandalkan
potensi alam lokal yang terhampar luas namun belum pernah dioptimalkan oleh masyarakat setempat dengan alasan kurangnya pengetahuan akan hal tersebut. Sebagai sebuah program
pemberdayaan masyarakat, Progam Bina Desa mempunyai tujuan sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kesadaran dan kreatifitas kelompok perempuan di Desa Bogak tentang
pemanfaatan potensi alam lokal.
2.
Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Desa Bogak .
3. Meningkatkan solidaritas kelompok perempuan di Desa Bogak
4. Memberdayakan kaum perempuan.
Selain memiliki tujuan, Program Bina Desa juga memiliki manfaat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
49
1. Masyarakat sadar dan kreatif dalam memanfaatkan potensi alam lokal.
2. Pendapatan ekonomi masyarakat meningkat secara bertahap.
3. Solidaritas antar masyarakat semakin kuat.
4. Kebutuhan praktis dan strategis perempuan terpenuhi.
Komponen pemberdayaan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri atas pemetaan potensi,
masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan dan pemeliharaan hasil hasil yang tercapai Sumodiningrat, 2009:69.
Sejalan dengan hal tersebut adapun seragkaian kegiatan Program Bina Desa yang telah dilakukan sebagai berikut :
4. Persiapan dan Perencanaan
Identifikasi Masalah Mengidentifikasi permasalahan sosial ekonomi masyarakat Desa Bogak melalui kegiatan
Need Assessment
, yaitu dengan mendiskusikan apa yang masyarakat butuhkan dan bagaimana pemenuhannya sesuai dengan kemampuan pelaksana Program Bina Desa baik dalam segi waktu
maupun biaya yang akan dipergunakan.
Universitas Sumatera Utara
50
Penyusunan Program
Gambar 4.1 Bagan Kegiatan Program Bina Desa
5. Pelaksanaan
Pembentukan Kelompok Kecil Pembentukan kelompok kecil dilakukan untuk membagi kelompok masryarakat yang
beranggotakan 100 orang menjadi 10 kelompok kecil beranggotakan 10 orang. Pembentukan kelompok kecil ini dilakukan agar pelaksanaan pemberdayaan masyarakat ini dapat lebih mudah
dan efisien. Masing-masing kelompok diketuai oleh satu orang untuk memudahkan tim pengabdi mengkoordinir kelompok tersebut.
Pelatihan Pembuatan Aksesoris Dari Kulit Kepah dan Kerang
Pembagian Menjadi Kelompok- Kelompok Kecil
Pelatihan Pembuatan Olahan Mangrove Menjadi Makanan
Sosialisasi Kepada Kelompok Perempuan
Evaluasi dan Monitoring Program Bersama TIM Masyarakat Desa
Universitas Sumatera Utara
51
Sosialisasi Lanjutan Sosioalisasi lanjutan dilakukan untuk menjelaskakn program kerja dan tujuan dari
pelaksanaan pemberdayaan yang akan mereka terima. Sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan diri seluruh tim pengabdi beserta dosen pembimbing, selain itu juga dilakukan
pemutaran video yang berisi tentang keberhasilan sebuah desa lain dari program pemberdayaan untuk menumbuhkan semangat para masyarakat.
Pelatihan Pengelolaan Kulit Kerang Menjadi Aksesoris Pelatihan pengelolaan kulit kerang menjadi aksesoris dilakukan dengan beberapa tahap.
Tahap pertama menjelaskan bagaimana cara menghilangkan bau dari kerang tersebut dan jenis kerang apa saja yang dapat dipakai dalam pembuatan aksesoris. Kulit kerang didapat dari
bantuan para nelayan yang mencarinya dilaut dan dipantai.
Gambar 4.2 Pelatihan Pengelolaan Kulit Kerang Menjadi Aksesoris.
Pelatihan Pembuatan Kerupuk Ikan
Universitas Sumatera Utara
52
Hal yang pertama dilakukan untuk pelatihan pembuatan kerupuk ikan adalah persiapan alat dan bahan terutama mencari ikan segar yang sesuai dan dapat dijadikan kerupuk ikan,
kemudian dilakukan demonstrasi tahapan pengelolaan bahan oleh tim bina desa. Setelah itu setiap kelompok diberikan alat dan bahan yang harus dipraktekan setelah demo selesai.
Gambar 4.3 Pelatihan Pengolahan Kerupuk Ikan
Gambar 4.4 Hasil Olahan Kerupuk Ikan
Pelatihan Pengelolaan Nipah Menjadi Manisan Nipah merupakan salah satu jenis tanaman mangrove. Untuk membuat buah nipah
menjadi manisan, yang dilakuan terlebih dahulu oleh bina desa adalah memperkenalkan buah
Universitas Sumatera Utara
53
nipah, baik manfaat serta tips-tips pengelolaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi pembuatan buah nipah menjadi manisan oleh tim bina desa.
Pelatihan Pengolahan Kerupuk Jeruju Tanaman jeruju juga merupakan jenis dari tanaman mangrove. Pembuatan kerupuk jeruju
hanya memanfaatkan daunnya saja. Dalam pelatihan ini, masyarakat terlebih dahulu diberikan pengenalan tentang manfaat serta berbagai kegunaan tanaman jeruju. Setelah itu dilakukan
demonstrasi untuk pembuatan kerupuk daun jeruju oleh tim bina desa.
Gambar 4.5 Pelatihan Pengolahan Kerupuk Jeruju
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan dan pencapaian dari pelaksanaan program kegiatan yang telah dilakukan. Dalam proses ini terlihat
beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh masyarakat sasaran dari waktu ke waktu diantaranya yaitu masyarakat sudah mengetahui sumberdaya alam apasaja yang dapat diolah menjadi barang
yang bernilai jual, setelah tahu kemudian mereka telah mampu mengolah sumber daya alam yang selama ini disia-siakan, pada akhirnya mereka mampu berwirausaha memasarkan hasil olahan
mereka.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 4.6 Foto Bersama Masyarakat dan Pengabdi
4.4 Karekteristik Responden