Rencana Kerja. Upaya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Untuk Meningkatkan Pelayanan Transportasi Darat

28 BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:646, pengertian pelayanan adalah : 1. Perihal atau cara melayani, 2. Usaha melayani kebutuhan orang laen memperoleh imbalan uang dan jasa 3. Kemudian yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa. Dari pengertian pelayanan yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pelayanan merupakan suatu kegiatan yang diberikan seseorang atau badan untuk melayani kebutuhan orang lain.

1. Pengertian Pelayanan menurut para ahli.

Agar dapat lebih memahami tentang pengertian pelayanan, berikut ini adalah berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian pelayanan. 1 Lovelock, Petterson dan Walker Lovelock, Petterson dan Walker 2005 dalam Tjiptono menjelaskan bahwa persepektif pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama yaitu: 1. Operasi jasa. 2. penyampaian jasa. 2 Fitzsimmons Fitzsimmons dalam Sedarmayanti 2004 mengemukakan Kualitas pelayanan merupakan suatu yang kompleks, sehingga untuk menentukan sejauhmana kualitas dari pelayanan tersebut dapat dilihat dari lima dimensi yaitu : a. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sasaran komunikasi. b. Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. c. Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. d. Reliability, yaitu kemampuan memberi pelayanan yang di janjikan dengan segera, kehandalan, akurat, dan memuaskan. e. Assurance, yang artinya mencakup kemampuan, pengetahuan, kesopanan, juga sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf seperti bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. 3 Kotler Pengertian pelayanan menurut Kotler 2002:83 menyebutkan bahwa setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik sehingga pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasaan pada konsumen sendiri. Kotler pun mengatakan bahwa perilaku konsumen tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesusah terjadinya transaksi. Kotler menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan yang terdiri dari: a. Intangibility tidak berwujud, yaitu tidak dapat dilihat, diraba dirasa, didengar, dan dicium sebelum ada transaksi. Artinya, pembeli tidak dapat mengetahui secara pasti hasil sebuah pelayanan sebelum pelayanan tersebut di konsumsi. b. Inseparability tidak dapat dipisahan, maksudnya dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, konsumen turut serta berpartisipasi menghasilkan jasa layanan dengan adanya kehadiran konsumen, maka pemberi pelayanan akan lebih berhati-hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli. c. Variability berubah-ubah dan bervariasi. Jasa beragam selalu mengalami perubahan sehingga tidak selalu sama kualitasnya, tetapi tergantung kepada siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. d. Perishability dapat hilang, tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu layanan begantung kepada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. 4 Warella Menurut Warella dalam Widjai 2007:11 menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu kinerja performance atau suatu usaha effort, jadi menunjukkan pentingnya penerima jasa pelayanan terlibat secara aktif di dalam produksi atau penyampaian proses pelayanan itu sendiri.