Karakteristik Membran Kitosan-Kolagen-PVA .1 Uji Kadar Air

kembali selama 2 jam hingga homogen. Setelah homogen campuran tersebut dimasukkan kedalam cetakan dan dimasukkan kedalam oven pada suhu 40 C selama 24 jam. Kemudian hasil dikarakteristik dengan uji tarik, analisa gugus fungsi dengan FTIR, uji kadar air, uji tarik, uji daya serap, uji ketebalan, uji degradasi SBF dan uji preklinis pada mencit. 3.3.3 Karakteristik Membran Kitosan-Kolagen-PVA 3.3.3.1 Uji Kadar Air Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsipnya adalah menguapkan molekul air H 2 O bebas yang ada dalam sampel. Cawan dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105 C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang. Selanjutnya sampel ditimbang sebanyak 2g dalam cawan yang sudah dikeringkan, lalu sampel tersebut dioven pada suhu 100-105 C selama 6 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan. Kemudian kadar air dihitung dengan persamaan: b – c Kadar air = x 100 3-1 b – a Keterangan: a = berat cawan kosong g b = berat cawan berisi sampel sebelum dioven g c = berat cawan berisi sampel sesudah dioven g

3.3.3.2 Uji Daya Serap Air

Pengujian daya serap dilakukan bedasarkan pada standar SNI 01-4449-2006 yang menggunakan aquades sebagai zat yang diserap. Sampel yang akan diuji dikeringkan dan dihitung berat konstan, lalu sampel direndam dalam akuades selama 24 jam. Selanjutnya dihitung berat basahnya dan ditentukan daya serap menggunakan persamaan: m b -m k DS = x 100 3-2 m k Keterangan: DS = daya serap m k = massa kering g m b = massa basah g

3.3.3.3 Uji Ketebalan

Uji ketebalan pada sampel uji dilakukan menggunakan mikrometer sekrup. Ketebalan sampel diukur pada tiga posisi yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah membran, kemudian hasilnya dirata-rata. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman dan kontrol kualitas dari membran.

3.3.3.4 Uji Tarik

Membran berbentuk dumbbell ukuran standar, ke dua ujungnya dijepit pada posisi atas-bawah pada mesin. Kemudian salah satu ujung membran ditarik ke atas dengan mesin. Setelah bagian tengah dari membran putus, jarak awal Lo hingga putusnya L 1 membran diukur dengan penggaris. Pengujian dilakukan 5 kali ulangan dengan kecepatan penarikan 30mmmenit pada suhu kamar. Data hasil pengujian tegangan putus dicatat. Perpanjangan putus = �1−�� �� � 100 3-3 Dimana : Lo = Ukuran panjang awal bahan cm L1= Ukuran panjang bahan yang ditarik hingga saat putus Tegangan putus = � � kgcm 2 3-4 Dimana : F = Beban pada alat hingga saat bahan putus kg A = Luas penampang bahan cm 2

3.3.3.5 Uji Spektroskopi FTIR

Sampel dijepit pada tempat sampel kemudian diletakkan pada alat ke arah sinar inframerah. Hasilnya akan direkam berupa aliran kurva bilangan gelombang terhadap intensitas sinar atau grafik spektrum.

3.3.3.6 Uji Biodegredasi perendaman dalam larutan SBF simulated body fluid

Membran poliblend direndaman dalam larutan SBF simulated body Fluid dengan perbandingan 1:10 bv selama 7-14 hari dengan pergantian larutan SBF setiap 24 jam. Kemudian diangkat dari larutan SBF kemudian dikeringkan dan ditimbang. D -D 1 Degradasi = x 100 3-5 D Keterangan D = perlakuan sebelum didegradasi D 1 = perlakuan setelah hari pertama-akhir didegradasi

3.3.3.7 Uji Densitas

Pengujian densitas dilakukan dengan menimbang piknometer kosong, piknometer berisi aquadest dan piknometer berisi aquadest dan sampel membran dengan variasi konsentrasi PVA yang berbeda-beda. Setelah itu dihitung densitasnnya menggunakan persamaan 6. Densitas ρ = mv mcm 3 3-6 Keterangan: ρ = densitas gcm 3 m = massa g v = volume cm 3

3.3.3.8 Uji Pre-Klinis Khasiat Kitosan-Kolagen-PVA Pada Mencit

Pada pengujian ini digunakan 9 ekor mencit Mus musculus jantan yang akan dibagi menjadi 3 kelompok penanganan luka yaitu kontrol normal Saline, Kontrol pembanding komersil dengan pembalut luka komersil dan kontrol pembanding dengan membran Kitosan-Kolagen-PVA dan setiap kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Sebelum perlakuan mencit diadaptasikan selama 10 hari. Mencit diberi makan pelet dan minum secukupnya. Perlukaan dilakukan pada punggung bawah mencit dengan cara membuat luka bakar berukuran ±1 cm x 1 cm menggunakan skapel yang steril. Luka bakar dibuat sejajar dengan tulang belakang. Sebelum melakukan perlukaan pada mencit, dilakukan pembiusan dengan eter dan ketamin serta pencukuran bulu di daerah punggung daerah yang akan dilukai. Dosis ketamin yang digunakan adalah 0.02 mL per 20 gram bobot badan. Pengamatan penyembuhan luka dilakukan selama 36 hari setelah pembalutan luka. a. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan metode analisis varian ANOVA dan untuk pengukuran luas luka atau persentase penyembuhan luka, yaitu dengan cara mengukur rata-rata diameter luka pada arah vertikal, horisontal, dan kedua diagonal Morton, 1972. Persentase penyembuhan luka dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penyembuhan luka = d1² – d2² d1² x 100 3-7 Keterangan: d1= diameter sehari setelah pembuatan luka cm d2= diameter luka pada hari dilakukan pengamatan cm

3.4 Bagan Penelitian