pengaruh gugus fungsi yang dimilikinya bersifat polikationik maupun polielektrolit Zhao, at al., 2002.
2.6. Biomaterial Medis
Biomaterial atau biomedical material dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu material baik natural maupun buatan manusia sintetis yang digunakan
sebagai peralatan medis medical devices dan berinteraksi dengan sistem biologis dengan tujuan untuk memperbaiki repair, memulihkan restore, mengoreksi
ketidaknormalan, meningkatkan fungsi atau mengganti replace bagian tubuh yang mengalami kehilangan fungsi karena suatu penyakit atau trauma, atau sebagai
interface dengan lingkungan fisiologis
Guelcher
,2006 dan
Rosiak
,2002. Adanya interaksi dengan sistem biologis mengharuskan setiap bahan biomaterial memiliki
sifat biokompatibilitas yaitu kemampuan suatu material untuk bekerja selaras dengan tubuh tanpa menimbulkan efek lain yang berbahaya.
Polimer dari bahan terbarukan renewable matrial menjadi objek penelitian yang menarik selama dua dekade akhir ini. Ada dua alasan yang mendasari polimer
tersebut menjadi objek riset, yaitu konsen lingkungan dan realisasi dari sumber bahan bakar fosil yang terbatas. Diharapkan polimer dari bahan terbarukan adalah
polimer biodegradable, yaitu polimer yang dapat mengalami degradasi secara alami. Biodegradasi merupakan peristiwa terurainya senyawa menjadi senyawa-
senyawa lain yang lebih sederhana yang terjadi karena sebab-sebab alami, seperti proses fotodegradasi degradasi yang melibatkan cahaya dan kalor, degradasi
kimiawi hidrolisis, degradasi oleh bakteri dan jamur, degradasi enzimatik, dan degradasi mekanik disebabkan oleh angin, abarasi, atau gabungan dari beberapa
sebab Khoerudin, A., 2013.
Salah satu aplikasi polimer biodegradable dalam bidang kedokteran adalah sistem pengantaran obat Drug Delivery System DDS. Selain bersifat
biodegradable, polimer yang digunakan dalam bidang medis juga harus bersifat
biocompatible. Sifat biocompatible sangat penting dalam aplikasi ini karena polimer yang digunakan dalam sistem pengantaran obat DDS nantinya akan
dikonsumsi dan masuk kedalam tubuh sehingga tidak memberikan efek buruk terhadap tubuh. Polimer yang memiliki sifat tersebut banyak bersumber dari alam.
Akan tetapi, sifat mekanik dari polimer biodegradable alami tidak begitu baik untuk diaplikasikan dalam media biologis. Oleh karena itu, biasanya dilakukan
kombinasi dengan polimer biodegradable lain yang memiliki sifat mekanik baik sehingga menghasilkan sifat mekanik yang diinginkan dari suatu kombinasi
Edlund dan albertsson, 2002.
Dewasa ini biomaterials telah banyak digunakan dalam bidang medis seperti penutup luka wound dressing, lensa kontak contact lense, hemodialiser,
kateter, artifical skin, artificial blood vessels, total artificial hearts, pacemakers, dental fillings, wires plates dan pins for bone repair, total artificial joint
replacements, scaffold in tissue engineering.
Membran didefinisikan suatu lapisan tipis semipermeabel yang berada di antara dua fasa. Teknologi membran banyak digunakan dalam industri sebagai
alternatif dari teknologi pemisahan konvensional seperti penyulingan, ekstraksi dan kromatografi. Keuntungan dalam penggunaan teknologi membran adalah dapat
berlangsung pada suhu kamar, tidak destruktif, pemisahan dapat berjalan secara sinambung dan tidak terlalu banyak membutuhkan energi.
Sifat spesifik membran sangat dipengaruhi jenis polimer dan teknik pembuatannya. Dan efisiensi membran ditentukan oleh fluks dan koefisien rejeksi.
Dari penelitian terdahulu telah dibuat membran komposit yang terdiri dari dua polimer yaitu kitosan dan polisulfon yang dibuat dengan metode inverse fasa dan
pencelupan. Membran komposit yang dibuat telah mempunyai kombinasi fluks dan koefisien rejeksi yang baik yaitu perbandingan membrane pendukung 18:64:18
dan perbandingan khitosan dengan pelarutnya 1:10 wv. Erna, M. 2004
2.7. Hidrogel