Perubahan Organisasi 1. Definisi Perubahan Organisasi

B. Perubahan Organisasi B.1. Definisi Perubahan Organisasi Secara sederhana, perubahan organisasi adalah cara baru dalam mengelola dan bekerja Dawson, 2003. Selanjutnya, perubahan organisasi diartikan juga sebagai perubahan aspek-aspek inti dari cara organisasi beroperasi yang meliputi struktur teknologi, budaya, pimpinan, tujuan dan individu-individu yang ada dalam sebuah organisasi Mills, Dye, Mills, 2009. Senada dengan hal tersebut, Zorn dalam Lewis, 2012 mengemukakan bahwa perubahan organisasi diartikan juga sebagai mengubah atau memodifikasi struktur dan proses organisasi. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perubahan organisasi adalah perubahan pada aspek-aspek inti operasional sebuah organisasi meliputi perubahan struktur, teknologi, budaya, pimpinan, tujuan dan individu-individu dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam pengelolaan organisasi dan perubahan dalam bekerja. B.2. Bentuk-bentuk Perubahan Organisasi Menurut Malopinsky dan Osman dalam Pershing, 2006, perubahan organisasi dapat dikarakteristikkan berdasarkan beberapa perspektif sebagai berikut: 1. Tingkat perubahan : transformasi dan incremental Beberapa perubahan organisasi dapat digambarkan sebagai perubahan transformasi atau perubahan sistem, yang menghasilkan perubahan yang Universitas Sumatera Utara radikal pada strategi organisasi termasuk misi, visi, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan, serta transformasi struktur dan komponen- komponen utamanya. Perubahan transformasi biasanya terjadi karena adanya kejadian kritis dalam kehidupan organisasi, seperti perubahan pimpinan yang disebabkan adanya merger atau akuisisi atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi. Bentuk lain dari perubahan organisasi adalah incremental, yaitu bentuk perubahan evolusi dari sebuah organisasi, seperti pengenalan teknologi-teknologi baru, produk-produk baru, dan proses-proses yang baru. Perubahan incremental biasanya melakukan hal-hal yang baru tanpa mengubah hal-hal yang fundamental dalam organisasi seperti struktur dan budaya organisasi. Perubahan transformasional dan incremental sering juga disebut dengan bentuk perubahan organisasi revolusi dan evolusi, yang menekankan pada perbedaan diantara perubahan strategis dan perubahan tahap demi setahap untuk meningkatkan efektivitas organisasi. 2. Mode perubahan : proaktif dan reaktif Organisasi umumnya melakukan perubahan reaktif, yaitu seperti melakukan strategi-strategi baru dikarenakan kompetisi dengan organisasi lain, bereaksi terhadap perubahan kebutuhan pelanggan, atau sebagai upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan internal yang disebabkan adanya krisis. Sebaliknya, organisasi yang mengusung perubahan proaktif, melakukan perubahan tanpa terlihat jelas dan melakukannya segera Universitas Sumatera Utara sebelum adanya ancaman dari lingkungan eksternal dan internal. Perubahan proaktif ditandai dengan adanya inovasi proses dan produk. 3. Kontrol terhadap perubahan : terencana dan tidak terencana Pendekatan proaktif terhadap proses perubahan merupakan manifestasi dari bentuk perubahan terencana. Perubahan terencana merupakan hasil dari usaha yang fokus dari agen perubahan, yaitu individu yang memimpin dan mendukung proses perubahan. Perubahan terencanan ini dilakukan berdasarkan hasil analisa seperti adanya kesenjangan kinerja, kesenjangan antara proses organisasi yang diinginkan dengan proses yang ada, dan perilaku-perilaku anggota organisasi. Analisa kesenjangan kinerja menghasilkan masalah-masalah yang membutuhkan pemecahan masalah segera atau kesempatan untuk dieksplorasi lebih lanjut. Inovasi proses dan produk merupakan contoh dari perubahan terencana. Perubahan tidak selalu sistematis, tindakan yang direncanakan. Perubahan tidak terencana terjadi secara spontan dan bisa positif atau negatif. Misalnya masalah pertukaran dokumen antara dua departemen dalam sebuah organisasi mendorong organisasi untuk mengembangkan strategi pertukaran informasi yang efektif, sementara kenaikan harga minyak yang dramatis dapat menyebabkan kebangkrutan dan tutupnya perusahaan transportasi. Ketika organisasi mengalami perubahan tidak terencana, sangat penting untuk bertindak cepat dan mengerahkan semua upaya untuk meminimalkan konsekuensi-konsekuensi negatif sementara memaksimalkan potensi-potensi keuntungan yang mungkin diperoleh. Universitas Sumatera Utara B.3. Pendekatan Pengelolaan Perubahan Organisasi Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena yang kompleks. Perubahan tidak serta merta dapat dilakukan begitu saja. Sebaliknya, setiap perubahan harus sistematis dan logis agar memiliki kesempatan untuk berhasil. Dalam mengimplementasikan perubahan, diperlukan pemahaman mengenai langkah-langkah perubahan yang efektif dan cara mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan Griffin, 2004. Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan perubahan salah satunya dikemukakan oleh Kurt Lewin. Lewin mengidentifikasi tiga fase dalam memulai dan membangun sebuah perubahan. Menurutnya, keberhasilan sebuah organisasi harus diikuti ketiga tahap tersebut. Adapun ketiga fase proses perubahan tersebut adalah sebagai berikut Rao Rao, 1999 : a. Pencairan unfreezing Tahap ini bertujuan untuk menyadarkan karyawan bahwa perilaku yang ada saat ini tidak lagi sesuai, tidak relevan dan tidak cocok dengan kebutuhan perubahan saat ini. Tahap ini memutuskan tradisi dan cara-cara lama sehingga karyawan siap menerima cara-cara yang baru. Tahap ini meliputi menyingkirkan metode konvensional dan mengenalkan dinamika perilaku yang baru yang lebih sesuai dengan kondisi saat itu. b. Perubahan changing Tahap ini merupakan tahap dimana pembelajaran baru terjadi. Ketika karyawan diyakinkan bahwa perilaku mereka tidak lagi sesuai, karyawan secara sukarela menerima perubahan. Agar terjadi perubahan, merasa Universitas Sumatera Utara bahwa perilaku yang sekarang tidak lagi sesuai tidaklah cukup. Kondisi penting yang harus ada yaitu tersedianya berbagai alternatif perilaku. Pada fase ini, karyawan mempelajari cara-cara yang baru. c. Pembekuan Refreezing Pada tahap ini karyawan menginternalisasi keyakinan baru, perasaan dan perilaku yang telah dipelajari pada tahap perubahan. Perilaku baru menjadi perilaku yang permanen bagi tiap karyawan. Karyawan menggunakan metode baru dan sikap baru. C. Kesiapan Berubah C.1. Definisi Kesiapan Berubah