BAB II PENGATURAN PENGGUNAAN LABEL HALAL TERHADAP
PRODUK MAKANAN
A. Tinjauan Atas Label Halal
1. Pengertian Halal
Salah satu ciri manusia sebagai mahluk hidup adalah adanya kebutuhan akan makan dan minum untuk keberlangsungan dan bertahan hidup. Namun konsumsi
makanan dan minuman dimaksud di sini bukanlah semata-mata hanya pemenuhan hidup, tapi lebih dari itu pemenuhan gizi yang memiliki standar kesehatan bagi
manusia itu sendiri. Disadari atau tidak, menyeleksi jenis-jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan salah satu bentuk upaya mahluk hidup untuk bisa
bertahan hidup pula. Secara insting tidak mungkin mahluk hidup akan sengaja memasukkan bahan beracun ke dalam tubuhnya, sehingga hidup mereka menderita.
Suatu benda atau perbuatan itu tidak terlepas dari lima perkara, yaitu halal, haram, syuhbat, makruh dan mubah. Terhadap barang yang halal secara mutlak kita
disuruh oleh Allah untuk memakannya; sedang terhadap yang haram kita disuruh untuk menjauhinya. Karena makanan yang halal itu dapat menambah cahaya imam
dan membuat terkabulnya doa.
49
49
Imam Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, Surabaya : Putra Pelajar, 2002, hal. 9
Universitas Sumatera Utara
Allah SWT dalam firman-Nya mengatakan bahwa : Wahai sekalian manusia makanlah sebagian dari makanan yarrg ada dibumi ini,
yanghalal dan baikdanjanganlah kamu menuruti jejak langkah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh kamu yang nyata. QS. Al-Baqarah: 168
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu; dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu berirnan kepada-Nya. QS.
Al-Maidah: 88. Rasulullah saw pernah berkata kepada Saad bin Abi Waqqash ra ” Pilihlah
makanan yang halal, niscahya doamu akan dikabulkan”. Dari kedua ayat Al-Qur’an dan hadis tersebut di atas, maka adalah wajib bagi
masyarakat muslim untuk menjaga kehalalan makanan yang akan dikonsumsinya. ”Sebelum mengkonsumsi setiap muslim harus sangat yakin haqqul yaqin mengenai
kehalalannya”.
50
Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti “melespaskan” dan “tidak terikat”, secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena
bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya.
51
Atau diartikan sebagai segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi.
Sedangkan thayyib berarti makanan yang tidak kotor atau rusak dari segi zatnya, atau tercampur benda najis. Ada juga yang mengartikan sebagai makanan
50
Aisjah Girindra, Op cit, hal. 14
51
Lois Ma’luf, Op cit, hal. 146
Universitas Sumatera Utara
yang mengundang selera konsumennya dan tidak membahayakan fisik serta akalnya, dalam Al-Quran, kata halalan selalu diikuti kata thayyib.
52
Makanan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut
bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan
iradiasi pangan, dan yang pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam.
53
Makanan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan
atau pembuatan makanan dan minuman.
54
Sedangkan produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali dan
atau mengubah bentuk pangan.
55
Secara umum ada tiga katagori makanan yang dikonsumsi manusia, yakni; nabati, hewani, dan produk olahan. Makanan yang berbahan nabati secara
keseluruhan adalah halal, dan kerena itu boleh dikonsumsi kecuali yang mengandung
52
Aisjah Girindra, Op cit, hal.20
53
Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
54
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
55
Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Universitas Sumatera Utara
racun, bernajis, danatau memabukkan. Sedangkan makanan yang berasal dari hewani terbagi dua, yaitu hewan laut yang secara keseluruhan boleh dikonsumsi dan hewan
darat yang hanya sebagian kecil saja yang tidak boleh dikonsumsi. Sementara itu kehalalan atau keharaman makanan olahan sangat tergantung dari bahan baku,
tambahan, danatau penolong dan proses produksinya.
56
Produk makanan halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syari’at Islam, yakni:
57
6. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi.
7. Tidak mengadung bahan-bahan yang diharamkan seperti bahan-bahan yang
berasal dari organ manusia, darah, kotoran dan lain sebagainya. 8.
Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syari’at Islam.
9. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, tempat pengolahan, tempat
pengelolaan dan transportasi tidak boleh digunakan untuk babi danatau barang tidak halal lainnya. Jika pernah dipergunakan untuk babi danatau barang tidak
halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tata cara syari’at Islam. 10.
Semua makanan dan minuman yang tidak mengadung khamar. Maka, secara umum makanan dan minuman yang aram terdiri dari hewan,
tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut:
56
Aisjah Girindra, Op. Cit, hal. 24
57
Departemen Agama RI, Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2008, hal. 2. Aisjah Girindra, Op. Cit, hal.
123. Lihat juga Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal, Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
1. Hewan: bangkai, darah, babi dan hewan yang disembelih dengan nama selain
Allah.
58
Hewan yang dihalalkan akan berubah statusnya menjadi haram apabila mati karena tercekik, ternetur, jatuh tertanduk, diterkam hewan buas dan yang
disembelih untuk berhala,
59
kecuali ikan dan belalang boleh dikonsumsi tanpa disembelih. Hewan yang dipandang jijik atau kotor menurut naluri manusia.
60
Hewan dan burung buas yang bertaring dan memiliki cakar, hewan-hewan yang oleh ajaran Islam diperintahkan membunuhnya seperti ular, gagak, tikus, anjing
galak dan burung elang dan sejenisnya, hewan-hewan yang dilarang membunuhnya seperti semut, lebah, burung hud-hud, belatuk, hewan yang hidup
di dua jenis alam seperti kodok, penyu, buaya.
61
2. Tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan boleh dimakan kecuali yang
mendatangkan bahaya atau memabukkan baik secara langsung maupun melalui proses. Maka semua jenis tumbuh-tumbuhan yang mengandung racun atau yang
memabukkan haram dimakan.
62
3. Semua jenis minuman adalah halal kecuali minuman yang memabukkan seperti
arak dan yang dicampur dengan benda-benda najis, baik sedikit maupun banyak.
63
58
QS. Al-Baqarah : 173
59
QS. Al-Maidah : 3
60
QS. Al-A’raf : 157. Lebih lanjut lihat dalam Imam Al-Ghazali, Penyunting Ahmad Shiddiq, Benang Tipis antara Halal dan Haram, Surabaya, Putra Pelajar, 2002, hal. 119
61
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 9-11
62
Ibid, hal. 12
63
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Adapun hal-hal yang diharamkan dalam makanan adalah sebagai berikut : a.
Bang Al-Quran ialah
bangk
mbelih, dan yang
apa ynag dipotong dari hewan hidup
angkai. HR. Abu Dawud dan Thrmudzi
tersebut diatas, maka bangkai yang ada di bawah
tuh ke dalam sesuatu dan mati di sana, maka tidaklah menyebabkan bernajis.
kai Pertama. kali haramnya makanan yang disebut dalam
ai, sebagaimana yang tertera dalam surat al-maidah ayat 3: Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, hewan yang
disembelih bukan karena Allah, yang mati karena dicekik, yang mati karena dipukul, yang mati karena jatuh dari atas, yang mafi karena
dimakan oleh hewan buas kecuali yang dapat kamu se disembelih untuk berhala. QS. Al-Maidah ayat 3
Bangkai yaitu hewan yang mati dengan sendirinya tanpa ada suatu usaha manusia yang memang sengaja di sembelih menurut ketentuan agama atau
dengan berburu. Termasuk dalam hal ini yaitu , berdasarkan hadits Abu Waqid al-Laitsi:
Telah bersabda Rasulullah saw, Apa yang dipotorlgdari hewan ternak, sedang ia masih hidup, adalah b
dan diakui sebagi hadits Hasan Dikecualikan dari bangkai
ini adalah halal untuk dimakan: 1
Bangkai ikan dan belalang; 2
Bangkai hewan dan tidak mempunyai darah mengalir seperti semut, lebah dan lain-lain, maka ia adalah suci. Jika ia ja
Universitas Sumatera Utara
3 Tulang dari bangkai, tanduk, bulu, rambut, kuku dan kulit serta apa yang
sejenis dengan itu hukumnya suci, karena asalnya semua ini adalah suci dan tak ada dalil mengatakan najis.
Sesuatu yang dilarang atau diharamkan dalam agama, khususnya dalam agama Islam pasti ada hikmahnya. Diantara hikmah diharamkannya bangkai adalah
sebagai berikut :
64
1 Naluri manusia yang sehat pasti tidak akan makan barrgkai dan diapun
kan menganggapnya kotor. Para cerdik cendikia di kalangan mereka pasti akan beranggapan, bahwa makan bangkai itu adalah suatu perbuatan yang
rendah yang dapat menurunkan moral manusia. Oleh karena itu seluruh agama Samawi memandangnya bangkai itu suatu makanan yang haram.
Mereka tidak boleh makan kecuali yang disembelih, sekalipun berbeda cara menyembelihnya.
2 Supaya setiap muslim suka membinasakan bertujuan berkehendak dalam
seluruh hal, sehingga tidak ada seorang muslimpun yang memperoleh sesuatu atau memetik buah melainkan setelah dia mengkongkritkan niat,
tujuan dan usaha untuk mencapai apa yang dimaksud. Begitulah, maka arti menyembelih yang dapat mengeluarkan hewan dari kedudukannya sebagai
bangkai tidak lain adalah bertujuan untuk merenggaut jiwa hewan karena hendak memakannnya.
3 Hewan yang mati dengan sendirinya, pada umumnya mati karena suatu
sebab; mungkin karena penyakit yang mengancam, atau karena sesuatu sebab mendadak, atau karena makan tumbuh-tumbuhan yang rnengandung racun
dan lain sebagainya. Kesemuanya ini tidak dapat dijamin untuk tidak membahayakan. Contohnya seperti hewan yang mati karena sangat lemah ka-
rena keadaannya yang tidak normal.
4 Allah mengharamkan bangkai kepada kita ummat manusia, berarti dengan ia
telah memberi kesempatan kepada hewan atau burung untuk memakannya sebagi tanda kasih sayang Allah ke pada hewan atau burung-burung tersebut.
Karena hewanhewan itu adalah makhluk seperti juga manusia.
5 Agar manusia selalu memperhatikan hewan-hewan yang dimilikinya, tidak
membiarkan begitu saja hewannya itu diserang oleh sakit dan kelemahan sehingga mati dan hancur. Tetapi dia harus segera memberikan pengobatan
atau mengistirahatkan.
64
Imam Al-Ghazali, Op cit, hal. 109-110
Universitas Sumatera Utara
b. A l - M u n k h o n i q o h
Al-Munkhoniqoh adalah hewan yang mati karena dicekik, baik dengan cara menghimpit leher hewan tersebut ataupun meletakkan kepala hewan pada tempat
yang sempit dan sebagainya sehingga hewan tersebut mati. Hewan yang demikian ini disebut bangkai. Sekalipun bangkai itu dari hewan yang halal, kalau matinya
dicekik maka diharamkan untuk memakannya. c.
A l - M a u q y u d z a h Al-Mauquudzah adalah bianatang yang mati karena dipukul dengan tongkat dan
sebagainya. Hewan yang mati karena di pukul dengan tongkat ini dinamakan bangkai.
d. Al-Mutariddiyah
Al-Mutariddiyah adalah hewan yang jatuh dari tempat yang tinggi sehingga mati. Misalnya hewan yang jatuh ke dalam sumur.
e. An-Nathihah
Al-Nathihah adalah hewan yang baku hantam antara satu dengan yang lain, sehingga mati. Hewan An-Natihah ini adalah termasuk bangkai.
f. Mas Akalas Sabuu
Mas akalas sabuu adalah hewan yang disergap oleh hewan dengan dimakan sebagian dagingnya sehingga mati. Hewan yang mati karena oleh hewan buas
ini termasuk bangkai.
Universitas Sumatera Utara
g. Darah yang mengalir
Darah yang mengalir adalah termasuk makanan yang diharamkan untuk mamakannya. Ibnu Abbas pernah ditanya tentang limpa thihal, maka jawab
beliau: Makanlah? Orang-orang kemudian berkata: Itu kan darah. Maka jawab Ibnu Abbas: Darah yang diharamkan atas kamu hanyalah darah yang mengalir.
h. Daging Babi
Daging babi adalah merupakan makanan yang diharamkan dalam Islam. Menurut penyelidikan para ilmuwan, bahwa daging babi itu sangat berbahaya
karena salah satu sebab timbulnya cacing pita yang dapat berbahaya. Pemanfaatan babi hukumnya haram, baik atas daging, lemak, maupun
bagian-bagian lainnya. Firman Allah SWT dalam QS 5:3 mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi. Demikian juga dengan firman-
Nya dalam QS 6:145 dan 16:115, mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi. Dalil- dalil pada beberapa ayat ini merupakan nash
yang jelas, yang menegaskan tentang keharaman, antara lain mengkonsumsi babi. Al-quran menggunakan kata lakhma daging karena
sebagian besar pengambilan manfaat dari babi adalah daging. Selain itu, dalam daging babi selalu terdapat lemak. Kendati Al-Quran menggunakan
kata lakhma, pengharaman babi bukan hanya dagingnya. Tetapi seluruh tubuh hewan babi. Pandangan ini sesuai dengan kaidah usul fiqh: min
dzikril juz i wa iradatil kulli. Artinya yang disebut sebagian dan dikehendaki keseluruhannya.
65
i. Hewan yang disembelih bukan karena Allah
Hewan yang disembelih bukan karena Allah, yaitu hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, misalnya dengan menyebut nama berhala.
Kaum penyembah berhala Wat saniyyindahulu apabila hendak menyembelih hewan, mereka sebut nama-nama berhala mereka seperti Lataa dan ‘Uzza. Ini
65
Aisjah Girindra, Op cit, hal. 28
Universitas Sumatera Utara
berarti suatu taqarrub mendekatkan diri kepada selain Allah dan menyembah kepada selain asma Allah yang Maha Besar.
Penyembelihan merupakan syarat kehalalan konsumsi daging hewan. Dalam fiqih penyembelihan diistilahkan sebagai al-dzakah, yang berarti al-tathayyub
bersih atau membersihkan. Misalnya, udara itu thayyib atau bersih. Diartikan dengan penyembelihan disebabkan kebolehan syariat menjadikannya bersih.
Selain itu, ada pula yang mengartikan sebagai tatmin sempurna. Dengan demikian, penyembelihan adalah menyembelih hewan dengan memotong
hulqun jalan pernapasan atau mariah jalan makanan dan minuman. Adapun syarat sahnya penyembelihan adalah sebagai berikut:
66
1 Penyembelih haruslah Muslim, yang sempurna akalnya dan mengetahui
syarat-syarat penyembelihan. Maka sembelihan orang yang tidak sadarkan diri seperti mabuk, gila, dan sebagainya, dan anak-anak yang belum
mumayyiz tidak halal dimakan. 2
Menggunakan pisau yang tajam. 3
Memotong trachea saluran nafas, osephagus saluran makanan, arteri, dan venajugalaris arteri dan vena besar di leher.
4 Menyebut nama Allah SWT.
Dalam penyembelihan disunnahkan untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat, seraya merebahkannya ke sebelah kiri, dan membaca shalawat nabi.
66
Ibid, hal. 35
Universitas Sumatera Utara
j. Khamar alkohol
Masyarakat Arab memiliki kebiasan memproduksi dan mengkonsumsi khamar air api. Namun demikian, kebiasaan ini berangsur-angsur mereka tinggalkan
semenjak Allah SWT menegaskan berbagai dampak buruk khamar yang dapat menguras harta benda dan merusak akal sehat, seperti tertuang dalam QS An-
Nahl : 67, yang menyatakan Dan dari buah kurma dan anggur, bisa kamu buat minuman memabukkan dan rizki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian
ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang memikirkan. Umar ra. menangkap pesan ayat itu dalam konteks realitas
masyarakatnya. Ia kemudian berdoa: ya Allah, jelaskan kepada hambaMu ini secara tuntas tentang khamar, karena ternyata khamar selain menguras harta
juga merusak akal. Allah SWT menjawab pertanyaan Umar melalui wahyu- Nya kepada Rasulullah SAW dengan paparan objektif: setitik nikmat minuman
keras, menimbulkan malapetaka dosa besar. Meski demikian Allah belum memberikan keputusan final. Tampaknya manusia masih diberi kesempatan
untuk membuktikan sendiri dampak buruk khamar. Maka Allah berfirman : Mereka bertanya kepadamu mengenai khamar dan judi, Katakanlah, pada
yang deinikian itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar dari manfaatnya ”.
Produksi dan konsumsi khamar jalan terus. Umar belum puas dan kembali berdoa. Kemudian turun wahyu kepada Rasulullah SAW QS An Nisaa: 43
yang bermaksud mempersempit waktu konsumsi khamar. Hai orang-orang
Universitas Sumatera Utara
yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
Umar ra. masih belum puas. Sebelum ada keputusan final, ayat itu bisa diberi kesimpulan terbalik konklusi resiprokal, yakni boleh mabuk diluar waktu
shalat. Umar pun kembali berdoa, lantasturun wahyu kepada Rasulullah SAW Al Maidah : 90-91, yang menyatakan, Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya minuman khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, supaya kamu beruntung. Sesungguhnya setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara
kamu lantaran minum khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah SWT dan melakukan shalat, maka berhentilah kamu
mengerjakan hal itu. Dalam salah satu Mudzakarah Nasional yang diselenggarkan oleh LP POM
MUI pada tanggal 30 September dan 10 ktober 1993 di Jakarta, diperoleh kesepakatan mengenai status hukum minuman beralkohol. Meminum minuman
beralkohol, sedikit atau banyak hukumnya haram. Demikian pula dengan kegiatan memproduksi, mengedarkan, memperdagangkan, membeli, dan
menikmati hasil atau keuntungan dari perdagangan minuman beralkohol.
67
67
Ibid, hal. 32
Universitas Sumatera Utara
2. Tinjauan Atas Label Halal