3. Sebenarnya tanpa menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak produsen yang
melakukan kesalahan dapat dituntut melalui proses tuntutan beruntun, yaitu konsumen kepada pedagang eceran, pedagang eceran kepada grosir, grosir kepada
distributor, distributor kepada agen, dan agen kepada produsen. Penerapan strict liability dimaksudkan untuk menghilangkan proses yang cukup panjang ini.
C. Pengaturan Penggunaan Label Halal
1. Masa Berlaku Label Halal
Perlindungan konsumen merupakan konsekuensi dan bagian dari kemajuan teknologi dan industri. Kemajuan teknologi dan industri tersebut ternyata telah
memperkuat perbedaan antara pola hidup masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Masyarakat tradisional dalam memproduksi barang-barang kebutuhan
konsumen secara sederhana, dan hubungan antara konsumen dan masyarakat tradisional relatif masih sederhana, di mana konsumen dan produsen dapat bertatap
muka secara langsung. Sedangkan masyarakat modern memproduksi barang-barang kebutuhan konsumen secara massal, sehingga menciptakan konsumen secara massal
pula mass consumer consumption. Dalam hal ini, hubungan antara konsumen dan produsen menjadi rumit, di mana konsumen tidak mengenal siapa produsennya,
demikian pula sebaliknya, bahkan produsen tersebut berada di negara lain.
120
120
Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab Mutlak, Jakarta, Universita Indonesia, 2004, hal. 2-3
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan konsumen memiliki hubungan yang erat dengan globalisasi ekonomi.
121
Globalisasi ekonomi membawa konsekuensi bahwa semua barang danatau jasa yang berasal dari negara lain dapat
masuk ke Indonesia.
122
Untuk itu, maka perlindungan konsumen tidak saja terhadap barang-barang yang berkualitas rendah, namun juga terhadap barang-barang yang
dapat membahayakan kehidupan manusia.
123
Sehingga keputusan konsumen untuk membeli suatu barang danatau jasa lebih banyak, lebih sedikit, atau tidak membeli
sama sekali merupakan respon konsumen terhadap barang danatau jasa yang tersedia.
ghadapi persaingan sehat melalui penyediaan barang dan jasa yang berkualitas.
124
Pengaturan label halal dalam perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan ataupun melemahkan usaha dan aktifitas perusahaan, tetapi justru
sebaliknya, sebab pengaturan lebel halal diharapkan mampu mendorong iklim dan persaingan usaha yang sehat, serta diharapkan dapat melahirkan perusahaan yang
tangguh dalam men
121
Istilah globalisasi dan modernisasi mulai popular sejak revolusi industri di Inggris yang berlangsung pada tahun 1760-1830, dan revolusi politik di Prancis pada tahun 1789-1794. Jila dilihat
dari sejarahnya, globalisasi dan modernisasi merupakan perubahan sosial yang membawa kemajuan dalam bidang ekonomi, teknologi dan politik. Lihat dalam Basrowi, Pengantar Sosiologi, Jakarta,
Ghalia Indonesia, 2005, hal. 170
122
Mulai 1 Januari 1995, World Trade Organization WTO telah resmi menggantikan dan melanjutkan General Agreement of Tariffs and Trade GATT. WTO merupakan organisasi antar
negara yang mengawasi perdagangan barang danatau jasa di dunia.
123
Erman Rajagukguk, Agenda Pembaharuan Hukum Ekonomi di Indonesia Menyongsong Abad XXI, dalam Inosentius Samsul, Op. Cit, hal. 4
124
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op Cit, hal. 17
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan masa berlakunya Sertifikat Halal selama 2 dua tahun, maka demikian juga halnya dengan Label Halal hanya berlaku selama 2 dua tahun
pula.
125
Hal ini dikarenakan antara Sertifikasi Halal dan Label Halal memiliki keterkaitan yang sangat erat. Bahwa Sertifikasi Halal menjadi acuan dalam penerbitan
Label Halal. Kecuali untuk daging impor sertifikasi halalnya hanya berlaku untuk setiap pengapalan pengiriman.
126
Tiga bulan sebelum berakhir masa berlaku Sertifikat Halal, LP POM MUI akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada produsen yang bersangkutan untuk
segera mendaftar kembali. Dua bulan sebelum berakhir masa berlakunya Sertifikat Halal, produsen harus mendaftar kembali untuk mendapatkan Sertifikat Halal yang
baru. Produsen yang tidak memperbaharui Sertifikat Halal, tidak diizinkan
kembali menggunakan Sertifikat Halal yang telah kadaluarsa dan dihapus dari daftar majalah resmi LP POM MUI, Jurnal Halal.
127
Jika Sertifikat Halal hilang, pemegang harus segera melapor ke LP POM MUI. Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh MUI
125
Karena saat Semarang ini adalah zaman modern, masyarakat modern memproduksi barang-barang kebutuhan konsumen secara massal, dimana produksi barang dapat dilakukan dalam
jumlah yang besar dalam satu hari, maka menurut penulis masa berlaku Label Halal dan Sertifikat Halal perlu ditinjau kembali.
126
Departemen Agama RI, Buku Pedoman Strategi Kampanye Sosial Produk Halal, Jakarta, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003, hal.52
127
Lihat Jurnal Halal, Babi dalam Menu Hotel, LP POM MUI Edisi Nomor 65 Tahun XI 2007. Jurnal Halal, Zona Halal untuk Melindungi Masyarakat, LP POM MUI Edisi Nomor 70 Tahun
XI 2007. Jurnal Halal, Susu Formula Bermasalah, Halal Jangan Dilupakan, LP POM MUI Edisi Nomor 71 Tahun XI 2007. Jurnal Halal, Menyorot Kosmetika, 97 Tidak Jelas Kehalalannya, LP
POM MUI Edisi Nomor 73 Tahun XI 2007. Jurnal Halal, Memberi Makna Tradisi Lebaran, Berlebaran dengan Hidangan Enak dan Halal, LP POM MUI Edisi Nomor 74 Tahun XI 2007.
Universitas Sumatera Utara
adalah milik MUI. Oleh karena itu, jika karena suatu hal diminta kembali oleh MUI, maka pemegang Sertifikat Halal wajib menyerahkannya.
Jika Singapura yang berpenduduk mayoritas non-Muslim dijadika perbandingan dengan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, maka akan
nyata bahwa perhatian Singapura terhadap warga Muslimnya cukup besar. Badan Sertifikasi Halal Singapura, Majelis Ulama Islam Singapura MUIS adalah lembaga
satu-satunya yang berwenang menerbitkan Sertifikat Halal. Hal ini terlihat dari keberadaan Sertifikat Halal MUIS telah terbit sejak tahun 1978, dengan maksud
mengadakan proteksi terhadap produk pangan dalam negerinya.
128
Perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam hukum Islam. Karena Islam melihat, bahwa perlindungan konsumen bukan sebagai hubungan
keperdataan saja, melainkan menyangkut kepentingan publik secara luas, bahkan menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Maka perlindungan
terhadap konsumen muslim berdasarkan syari’at Islam merupakan kewajiban negara.
2. Prosedur Penggunaan Label Halal