Hak dan Kewajiban Gadai Syariah

28 a. Hak Murtahin Penerima Gadai 22 : 1 Pemegang gadai berhak menjual marhun apabila rahin tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Hasil penjualan barang gadai marhun dapat digunakan untuk melunasi pinjaman marhun bih dan sisanya dikembalikan kepada rahin. 2 Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan untuk menjaga keselamatan marhun. 3 Selama pinjaman belum dilunasi, pemegang gadai berhak menahan barang gadai yang diserahkan oleh pemberi gadai nasabahrahin. Adapun kewajiban penerima gadai murtahin: 1 Penerima gadai bertanggung jawab atas hilang atau merosotnya barag gadai, apabila hal itu disebabkan oleh kelalaiannya. 2 Penerima gadai tidak boleh menggunakan barang gadai untuk kepentingan sendiri. 3 Penerima gadai wajib memberitahukan kepada pemberi gadai sebelum diadakan pelelangan barang gadai. b. Hak pemberi gadai rahin 23 1 Pemberi gadai rahin berhak mendapatkan pengembalian harta benda yang digadaikan sesudah ia melunasi pinjaman utangnya. 22 Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 34. 23 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 41. 29 2 Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi atau kerusakan dan atau hilangnya harta benda yang digadaikan, bila hal itu disebabkan oleh kelalaian penerima gadai. 3 Pemberi gadai berhak menerima sisa hasil penjualan harta benda gadai sesudah dikurangi biaya pinjaman dan biaya-biaya lainnya. 4 Pemberi gadai berhak meminta kembali harta benda gadai bila penerima gadai diketahui menyalahgunakan harta benda gadainya. Berdasarkan hak-hak pemberi gadai di atas maka muncul kewajiban yang harus dipenuhinya, yaitu: 1 Pemberi gadai berkewajiban melunasi pinjaman yang teah diterimanya dalam tenggang waktu yang telah ditentukan, termasuk biaya-biaya yang ditentukan oleh penerima gadai. 2 Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjualan harta benda gadainya, bila dalam jangka waktu yang telah ditentukan pemberi gadai tidak dapat melunasi uang pinjamannya.

5. Mekanisme pemberian pinjaman, sistem cicilan dan perpanjangan utang.

a. Mekanisme pemberian pinjaman 24 Mekanisme penyaluran pinjaman pada pelaksanaan sistem gadai syariah mempunyai prinsip bahwa nasabah hanya dibebani oleh biaya administrasi dan jasa simpan harta benda jaminan. Selain itu, untuk mendapatkan pinjaman, barang yang dimiliki harus terlebih dahulu 24 Ibid., 45. 30 ditaksir oleh petugas penaksir. Tujuanya adalah menghitung besarnya jumlah pinjaman yang dapat dipinjamkan oleh tempat melakukan permohonan gadai. Berdasarkan jumlah pinjaman itu, akan ditentukan golongan pinjaman dan berapa tingkat biaya administrasi yang harus dipegang. Setelah perhitungan itu selesai maka peminjam dapat menerima pembayaran uang pinjaman tanpa potongan apapun, kecuali premi asurasi tetapi tergantung tempat permohonan gadai. Demikian pula, bila ingin melunasi pinjaman. Pelunasan tidak harus menunggu jatuh tempo. Artinya, bila jangka waktu pinjaman itu 4 empat bulan maka nasabah dapat melunasi walaupun periode pinjaman belum berakhir. Mekanisme pelaksanaan pegadaian syariah merupakan implementasi dari beberapa konsep yang telah ditetapkan oleh beberapa ulama tentang pegadaian. b. Sistem Cicilan dan perpanjangan utang Pada dasarnya orang yang menggadaikan rahin hartanya dikantor pegadaian untuk mendapatkan pinjaman uang dapat melunasi pinjamannya kapan saja, tanpa harus menunggu jatuh tempo. Namun, pemberi gadai rahin dapat memberi memilih cara pelunasan sekaligus ataupun mencicil utangnya. Selain itu, perlu diungkapkan bhwa ketentuan jumlah pinjaman didasari oleh kualitas dan kuantitas barang yang digadaikan. Harta benda