Kemungkinan Risiko apa saja yang terjadi pada Produk Gadai Emas

47 Menurut Ibu Tri Widiyastuti bahwa selama gadai emas sayariah rahn ini hadir sebagai salah satu alternatif memperoleh pinjaman selain produk pembiayaan yang ada di pegadaian, maka tidak menutupi adanya kemungkinan risiko yang terjadi pada produk gadai emas itu. Risiko yang mungkin terjadi adalah : 1. Taksiran Gadai Emas Tinggi. Taksiran yang melebihi kriteria atau batas toleransi dari taksiran wajar, baik semata-mata karena kelalaian atau kekeliruan maupun disengaja oleh penaksir sehingga dapat menimbulkan adanya barang emas palsu. 2. Pencurian. Situasi politik dan kondisi ekonomi yang berubah-ubah dapat pula mengubah tingkah laku nasabah, karyawan, maupun masyarakat, sehingga terpaksa melakukan tindak kriminal berupa aksi pencurian. 3. Gadai fiktif, yaitu pemberian marhun bih dengan marhun yang tidak sesuai ketentuan dengan kriteria: a. Pemberian pinjaman atas dasar transaksi gadai tanpa penyerahan marhun. b. Menggadaikan kembali barang yang masih menjadi marhun. c. Penerimaan marhun tanpa atau tidak disertai dengan bukti kepemilikan. 4. Numpang Gadai, yaitu menambah uang pinjaman atau marhun bih pada SBR milik rahin baik seizin maupun tanpa ijin dari rahin untuk kepentingan pribadi pegawai. 48 Kriteria Numpang Gadai: a. Menambah marhun bih pada Surat Gadai Rahn SBR rahin yang dipercayakan kepada pegawai yang bersangkutan dengan atau tanpa sepengetahuan rahin. b. Menahan angsuran Marhun bih seluruhnya atau sebagian atas SBR yang dipercayakan oleh rahin kepada pegawai yang bersangkutan 5. Menahan Tebusan, yaitu suatu perbuatan dengan sengaja dan untuk kepentingan pribadi atau orang lain dengan cara tidak menyetorkan uang pelunasan rahin ke kas serta tidak membukukan pada saat transaksi pelunasan, sedangkan marhun telah diserahkan kepada rahin dengan kriteria mengeluarkan marhun tanpa menyetorkan dan membukukan uang pelunasan pada hari transaksi. 6. Risiko barang jaminan. Barang jaminan emas yang digadaikan oleh nasabah dan menjadi milik nasabah wajib untuk disimpan dipelihara oleh pegadaian syariah sampai dengan dilakukannya pelunasan oleh nasabah. Risiko ini muncul apabila barang jaminan tersebut rusak atau bahkan hilang sehingga berdampak kepada kepercayaan nasabah dan juga pada pendapatan pegadaian, karena selain harus mengganti barang jaminan tersebut, pegadaian juga akan dihadapkan pada penurunan jumlah nasbah jika kepercyaan nasabah menurun, sehingga dampak terhadap perusahaan cukup signifikan. Bila barang marhun hilang di bawah penguasaan murtahin, maka murtahin tidak wajib 49 menggantinya, kecuali bila rusak atau hilangnya itu karena kelalaian murtahin atau karena disia-siakan, umpamanya murtahin bermain-main api, lalu terbakar barang gadaian itu, atau gudang tak dikunci, lalu barang-barang itu hilang dicuri orang. Pokoknya murtahin diwajibkan memelihara sebagaimana layaknya maka bila tidak demikian, ketika ada cacat atau kerusakan apalagi hilang menjadi tanggung jawab murtahin. 7. Bencana Alam force majeur. Kemungkinan risiko yang terjadi karena sebab kebakaran merupakan ancaman yang paling besar, mungkin adanya ketidaksengajaan murtahin dengan bermain-main api yang menyebabkan barang jaminan emas yang digadaikan menyebabkan hangus terbakar.

C. Langkah-Langkah Meminimalisasikan Risiko Produk Gadai Emas

Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, termasuk dalam risiko gadai emas. Oleh karena itu, untuk menghindari potensi kerugian di kemudian hari yang lebih besar, risiko pada produk gadai emas ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tidak dapat merugikan pihak pegadaian. Secara umum upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pegadaian Syariah Cabang Cinere dalam mengurangi risiko terhadap produk gadai emas dapat dilakukan dengan beberapa langkah, diantaranya yaitu: 50

1. Pemantauan

Secara umum pengawasan terhadap proses atau implementasi risiko produk gadai emas dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern yaitu oleh Manager Cabang yang secara priodik melakukan pemeriksaan terhadap divisi atau unit kerja Pegadaian pada produk gadai emas yang digadaikan oleh marhun. Sistem pengawasan ini dilakukan dalam kantor cabang sendiri, yang mekanisme pengawasannya dilaksanakan oleh manajer cabang. Pemeriksaan dapat dilaksanakan setiap hari kerja oleh Manager Cabang yang dilakukan di meja penaksir terhadap barang jaminan emas yang akan digadaikan yang masuk pada tiap hari itu, dijadikan sebagai sarana pengawasan yang melekat pada penaksir cabang agar tidak terjadi risiko pada produk gadai emas yang digadaikan oleh marhun kepada murtahin. Hasil dari pemeriksaan tersebut, Manager Cabang akan cepat membuat berita acara jika terjadi risiko pada produk gadai emas. Dari Risiko yang terjadi tersebut kemudian dibahas dalam forum yang akan menjadi bahan evaluasi dan bahan untuk menentukan kebijakan-kebijakan tertentu terkait risiko produk gadai emas yang terjadi. Setelah dilakukan pembahasan atau evaluasi oleh Manager Cabang secara intern terhadap karyawannya, hasil evalusi tersebut dilaporkan kepada Kanwil untuk dilakukan pemeriksaan secara berskala.