Strategi KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI

PENGEMBANGAN ORGANISASI

A. Strategi

1. Pengertian strategi dan konsep strategi Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan populer di dunia militer. Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jenderal, militer dan gabungan kata stratos tentara dan ago memimpin. 18 Menurut Webster’s New Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi militer berskala besar, menggerakkan pasukan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh. 19 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan. 20 Seiring dengan berkembangnya zaman dan pola pikir manusia, strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaankemiripan antara strategi bisnisnon bisnis dengan strategi militer. Diantaranya lembaga profitnon profit maupun militer berusaha untuk menggunakan 18 Fred R.David, Manajemen Strategis, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2004 edisi 9, h. 34. 19 Ibid., h. 34 20 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003, Cet. Kedua, h. 47. kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempur kelemahan lawan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir salah satunya pada tahun 1962 menurut Chandler menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. 21 Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut : 22 a. Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Day dan Wensley pada tahun 1998, mengidentifikasikan distintice competence dalam organisasi meliputi : • Keahlian tenaga kerja • Kemampuan sumber daya. b. Competitive Advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk 21 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997, Cet.14, h. 3. 22 Ibid., h. 4-6 merebut peluang pasar. Menurut porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu : 1 Cost Leadership, yaitu memberikan harga jual yang lebih murah dari pada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilaikualitas produk yang sama. 2 Diferensiasi, yaitu menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik. 3 Fokus, yaitu memperoleh keunggulan sesuai dengan keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan. 2. Tipe-tipe Strategi Pada prinsipnya startegi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis. 23 a. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi startegi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan. b. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berioentasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau 23 Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 7. berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi. c. Strategi Bisnis Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. 3. Manajemen Strategis Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Dalam buku yang ditulis oleh H. Hadari Nawawi dikatakan bahwa manjemen strategis adalah perencanaan berkala besar disebut perencanaan strategis yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh disebut VISI, yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif disebut MISI, dalam usaha menghasilkan suatu perencanaan operasional untuk menghasilkan barang danjasa serta pelayanan yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran tujuan operasional organisasi. 24 24 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003, h. 149. Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak bersama-sama ke arah yang sama pula. Sebagaimana dijelaskan dalam bagan di bawah ini : 25 25 Ibid., h. 151 Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem Visi Misi Organisasi Analisis Eksternal Analisis Internal Pilihan Strategi Strategi utama induk Perencanaan Strategi Program-program Strategi Tujuan Strategi Jangka Panjang Rencana Operasional Jangka Sedang Implementasi Strategi Sasaran Operasional Jangka Sedang Fungsi Manajemen : Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Penganggaran Kebijakan Kontrol dan Evaluasi Jaringan kerja Internal Eksternal Program Proyek Tahunan Umpan Balik Feed Back Dari pengertian yang diuraikan dalam bagan diatas dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya sebagi berikut : a. Manajemen strategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana strategis RENSTRA yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional RENOP, yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan. b. Rencana Strategis berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang untuk organisasi non profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun. c. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk utama, dan Tujuan Strategi Organisasi untuk Jangka Panjang merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi RENSTRA, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. d. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Operasional yang antara lain berisi program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing, juga sebagai keputusan Manajemen Puncak. e. Penetapan RENSTRA RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak karena sifatnya sangat mendasarprinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka panjangnya. f. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek- proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi- fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan actuating, penganggaran, dan control. 26 Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut : 27 a. Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi fungsi manajemen dan dalam proses pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi. b. Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi wewenang dan tanggung jawab masing-masing. c. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai wewenang dan tanggungjawabnya. 26 Ibid., h. 152 27 Ibid,. h. 183-184 Didalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu : 28 a. Perumusan Strategi Mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. b. Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan Strategi disebut tahap tindakan dalam manajemen strategis. Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi. c. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah : 28 Fred, Manajemen strategis, h. 6-7 1 Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini 2 Mengukur kinerja 3 Melakukan tindakan-tindakan korektif Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen strtaegis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang. B. Pengembangan Organisasi PO 1. Pengertian Pengembangan Organisasi Sebelum dijelaskan mengenai pengertian pengembangan organisasi, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai makna dari organisasi. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat saya simpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. 29 Organisasi menurut Chester I. Barnard merupakan sebuah system dari aktivitas yang dikoordinasi secara sadar oleh dua orang atau lebih. 29 Hasbullah Ghazaly, “Manajemen dan Pengembangan Organisasi”, artikel diakses pada 4 April 2008 dari http:hasbullah ghazaly.blogspot.com200803manajemen-dan-pengembangan- organisasi.html. Organisasi mengandung empat karakteristik, yaitu : 30 a. Adanya koordinasi usaha b. Mempunyai tujuan bersama c. Terdapat pembagian kerja d. Adanya hierarki kekuasaan Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu : 31 a. Orang-orang sekumpulan orang, b. Kerjasama, c. Tujuan yang ingin dicapai, Sedangkan pengertian organisasi dapat dilihat dari sudut statis dan dinamis sebagai berikut : 32 a. Organisasi dalam pengertian statis Organisasi adalah wadah tempat berhimpun sejumlah manusia dua atau lebih karena memiliki kepentingan yang sama. b. Organisasi dalam pengertian dinamis Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah manusia dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama. Pada hakikatnya setiap individu harus berusaha memenuhi kebutuhannya yang akan lebih mudah memenuhinya jika dilakukan secara bersama-sama daripada 30 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2006, h. 309 31 http:hasbullah ghazaly.blogspot.com200803manajemen-dan-pengembangan- organisasi.html. 32 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 7 secara perorangan. Sehubungan dengan itu bagi sejumlah manusia yang membentuk organisasi sebagai usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagai kepentingan bersama. Berdasarkan uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Manusia membutuhkan organisasi dan organisasi membutuhkan manusia b. Manusia adalah penggerak organisasi, sehingga berarti juga organisasi tidak akan berfungsi tanpa manusia c. Organisasi merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebaliknya kebutuhan manusia merupakan obyek kegiatan organisasi. 33 Organisasi diciptakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan perjalanan waktu, organisasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu organisasi harus berkembang sebagai organisasi pembelajaran. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, organisasi perlu melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk itu, organisasi perlu selalu melakukan inovasi untuk mencapai standar keunggulan. 34 Yaitu dengan melakukan pengembangan organisasi yang biasa disingkat dengan PO. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa pendapat tentang pengertian PO sebagai berikut : 35 33 Ibid,. h. 218 34 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 309 35 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 218 a. Fred Luthans mengatakan bahwa PO adalah pendekatan modern dalam manajemen terhadap perubahan dan perkembangan organisasi dari sudut Sumber Daya Manusia. 36 b. Warren G. Bennis mengatakan bahwa PO merupakan respon terhadap perubahan yang berhubungan dengan segi pendidikan yang komplek untuk merubah keyakinan, sikap, nilai-nilai dan struktur organisasi, agar mampu mengadaptasi secara baik teknologi baru, perubahan masyarakat yang dilayani, dan tantangan-tantangan di dalam perubahan yang rumit tersebut. 37 c. Wendel L. French dan Cecil H. Bell, Jr yang mengatakan bahwa PO adalah usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan sebuah organisasi dalam memecahkan masalah, dan proses pembaharuan, terutama melalui manajemen dan kerjasama yang lebih efektif sebagai budaya yang dikembangkan dalam organisasi. 38 d. Tyagi berpendapat bahwa pengembangan organisasi adalah usaha terencana, sistematis, teroganisasi, dan kolaboratif di mana prinsip pengetahuan tentang perilaku dan teori organisasi diaplikasikan dengan maksud meningkatkan kualitas kehidupan. 39 e. Greenberg dan Baron mengemukakan bahwa pengembangan organisasi adalah serangkaian teknik ilmu sosial yang dirancang untuk merencanakan 36 Ibid., h. 218 37 Ibid., h. 218-219 38 Ibid., 39 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 310 perubahan dalam pengaturan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan pribadi individual dan memperbaiki efektivitas fungsi organisasi. 40 Konsep Strategi Pengembangan Organisasi merupakan upaya meningkatkan kemampuan organisasi berdasarkan persepektif waktu jangka panjang yang terdiri dari serangkaian penahapan dengan penekanan pada hubungan antar individu, kelompok dan organisasi sebagai keseluruhan. Pengembangan organisasi dapat juga dikatakan aplikasi pendekatan kesisteman terhadap hubungan fungsional, struktural, teknikal, dan personal dalam organisasi. Pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan organisasi, oleh karena itu persepsi tentang perlunya perubahan harus dirasakan karena hanya dalam kondisi demikianlah para anggota organisasi dapat diyakinkan bahwa dalam upaya mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi, diperlukan cara kerja baru, metode kerja baru, dan bahkan mungkin strategi dan visi yang baru. 41 Salah satu ciri umum pengembangan organisasi adalah bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang terus menerus dan dinamis. Pelaksana harus mampu mengubah strategi selama proses sedang berlangsung sebagai akibat masalah-masalah yang timbul dan kejadian-kejadian organisasi. Moekijat mengutip pendapat Gary Dessler mengatakan bahwa ciri umum pengembangan organisasi adalah suatu strategi yang dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan. Ada empat tipe 40 Ibid., h. 311 41 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, Ed. 1, Cet. 4, h. 21 pengembangan organisasi, yakni pengembangan teknologi, pengembangan produk, administratif dan pengembangan sumber daya manusia. 42 Fokus PO adalah peningkatan proses pembaruan organisasional sedemikian rupa sehingga manajernya dengan cepat mempu melakukan perubahan pada kultur organisasi yang dipimpinnya guna siap menghadapi permasalahan baru yang pasti timbul. Untuk kepentingan tersebut, 3 faktor utama yang harus diperhatikan ialah : 43 a. Visi masa depan b. Rancang bangun suatu model perubahan c. Penghargaan terhadap perilaku yang memperlancar terjadinya perubahan PO dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi karena PO mengandung unsur-unsur : 44 a. Terencana b. Mencakup seluruh organisasi c. Berdampak jangka panjang d. Melibatkan manajemen puncak e. Menggunakan berbagai bentuk intervensi berdasarkan pendekatan keperilakuan Dari uraian beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa pengembangan organisasi merupakan kegiatan dari sebuah organisasi yang terencana untuk 42 Ipong Dekawati, “Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari http:educare.e-fkipunla.net 43 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 31 44 Ibid., h. 3 mengadakan perubahan yang dapat menghasilkan perubahan dalam pekerja individual, kelompok kerja, danatau seluruh organisasi dengan tujuan menciptakan organisasi yang baiksehat Good Organization. Sebagaimana telah dikatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi : ﺪﻋﺮﻟا : Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri Ayat diatas jelas bahwa dalam membangun suatu organisasi diperlukan sebuah perubahan pengembangan organisasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya karena berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka. 2. Filsafat dan Nilai-nilai Pengembangan Organisasi PO Filsafat Organisasi berisi nilai-nilainorma-norma yang mengatur perilaku organisasi, melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku setiap dan semua personil sebagai anggota yang terhimpun didalamnya. Pengembangan Organisasi PO untuk mewujudkan organisasi yang lebih sehat, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilainorma- norma yang dipedomani dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku anggota organisasi, termasuk dilingkungan organisasi non profit. Perilaku organisasi yang sehatbaik berpedoman pada nilai-nilainorma-norma yang disebut Etika dan Tanggung Jawab Sosial yang tercermin melalui pelaksanaan tugas-tugas pokoknya. 45 Dilingkungan organisasi non profit seperti Organisasi Pengelola Zakat OPZ harus diorientasikan untuk kepentingan masyarakat, sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam melaksanakan tugas pelayanan umum public service dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Filsafat PO harus dimanifestasikan dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang bebas dari deskriminasi dan tekanan atau harus didasarkan pada pemberian hak, kewajiban dan perlakuan yang sama pada setiap dan semua SDM di lingkungan sebuah organisasi. Yang dimaksud SDM disini yaitu tenaga kerja yang bekerja pada suatu organisasi. Ethika 46 dan tanggung jawab sosial dalam kegiatan PO pada dasarnya merupakan pengontrol kebebasan SDM sebagai individu dalam melaksanakan wewenang masing-masing. Kontrol itu harus didasarkanberorientasi pada nilai-nilai teknis yang terarah pada peningkatan keterampilankeahlian kerja sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan di zamannya. Nilai-nilai teknis itu antara lain sebagai berikut : 47 a. PO dilaksanakan sebagai kegiatan untuk melaksanakan kualitas kerja dan hasilnya. 45 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 225 46 Ethika menurut Andrew J. Dubrin dalam bukunya Essential of Management mengatakan bahwa “Ethika adalah studi tentang tanggung jawab moral dengan membedakan yang benar dan salah, dan dikembangkan sebagai konsep tanggung jawab sosial.” 47 Ibid., h. 229-230 b. PO dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja, yang dimanifestasikan dalam peningkatan disiplin diri dalam disiplin kerja, efisiensi dan efektifitas tim kerja team work, motivasi untuk berprestasi dan mencapai sukses dalam bekerja, serta meningkatkan kebanggaan pada organisasi. c. PO dilaksanakan untuk meningkatkan sikap percaya diri, yang dimanifestasikan dalam kesediaan dan kemampuan mempercayai orang lain dalam bekerja, kesediaan bekerja, tekun dan gigih dalam memberikan kontribusi bagai tercapainya tujuan strategi organisasi. d. PO dilaksanakan untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap sentivitas kepekaan berupa kepedulian SDM terhadap masalah, kesulitan, dan kepentingan organ lain di dalam dan di luar organisasi non profit masing- masing. 48 3. Tujuan Pengembangan Organisasi PO Tujuan umum PO adalah untuk menerapkan inovasi baru yang belum didayagunakan di lingkungan sebuah organisasi, sebagai perubahan dan pengembangan yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam mewujudkan eksistensinya sebagai organsasi yang semakin sehatbaik dari kondisi sebelumnya. 49 48 Ibid., 49 Ibid., h. 231 Sedangkan tujuan khusus PO adalah : 50 a. Mengubah dan mengembangkan perspektif organisasi, melalui usaha memperluas wawasan SDM. Perubahan dan pengembangan itu berkenaan dengan aspek-aspek sebagai berikut : 1 Meningkatkan kemampuan melakukan tindakankegiatan organisasi sesuai dengan nilai-nilai baru di zamannya. 2 Meningkatkan kemampuan mewujudkan nilai-nilai baku dalam kehidupan organisasi, seperti kejujuran, keeterbukaan, kebenaran, dan lain-lain. 3 Mengembangkan penghayatan, keperdulian dan kepekaan pada nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal menyeluruh. 4 Memantapkan dan mengembangkan kemampuan mengimplementasikan nilai-nilai sosial yang berlaku dan dihormati dalam kehidupan berorganisasi. 5 Mengembangkan sikap bahwa menerima pelimpahan wewenang merupakan tanggung jawab. b. Meningkatkan kemampuan mengadaptasi perubahan teknologi c. Peningkatan keterampilankeahlian dan pengetahuan d. Pengembangan kemampuan meningkatkan produktivitas dan pelayanan umum yang berkualitas e. Peningkatan kemampuan mengadaptasi perubahan sosial 50 Ibid., h. 231-234 Tujuan khusus PO sebagaimana diuraikan di atas dapat digambarkan dalam bagan seperti di bawah ini : 51 Gambar 2.2. Tujuan khusus Pengembangan Organisasi PO Sasaran utama PO adalah : 52 a. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka b. Mengembangkan potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri para anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata c. Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi sebagai keseluruhan 51 Ibid., h. 235 52 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 3 Perspektif Organisasi TUJUAN PO Adaptasi Perubahan Perkembangan Teknologi Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan, Keahlian Peningkatan Produktifitas Kualitas Pelayanan Adaptasi Perusahaan Sosial Sensitivitas 4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi PO Ruang lingkup dari kegiatan PO adalah sebagai berikut : a. Mengatasi sentralisasi yang berlebih-lebihan b. Mencegah keterlambatan dan penundaan pengambilan keputusan c. Mewujudkan kemampuan melaksanakan kontrol dan pengendalian sebagai sistem d. Meningkatkan kemampuan koordinasi e. Meningkatkan keterampilankeahlian kerja f. Perbaikan kondisi kualitas kehidupan kerja Aspek-aspek dalam kualitas kehidupan kerja terdiri dari : 1 Partisipasi SDM 2 Pengembangan karier 3 Penyelesaian konflik 4 Kesehatan kerja 5 Keselamatan kerja 6 Kompensasi yang layaksesuai 7 Kebanggaan pada organisasi g. Peningkatan kemampuan menjaring, mengolah dan menggunakan infromasi h. Peningkatan sensivitas kepekaan SDM. 53 53 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 236-261 5. Tahap-tahap Penerapan Pengembangan Organisasi PO Dalam menerapkan PO, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan agent of change dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik PO yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan PO dilakukan dalam empat tahap : a. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah : 1 Fungsi utama tiap unit organisasi 2 Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi 3 Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing- masing unit 4 Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok dan antar individu dalam organisasi b. Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi. Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya : 1 Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi 2 Tanggung jawab; kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi 3 Identitas; kejelasan misi dan peran masing masing unit 4 Komunikasi; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi 5 Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis 6 Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama c. Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak. d. Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan OD adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secara penuh dengan staff manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi : 1 Perubahan struktur 2 Perubahan proses dan prosedur 3 Penjabaran kembali secara jelas tujuan sasaran organisasi 4 Penjelasan tentang peranan dan misi masing-masing unit dan anggota dalam organisasi 54 6. MetodeTeknik Pengembangan Organisasi POOrganization Development a. Survey Feedback Suatu teknik pengembangan organisasi di mana kuesioner dan interview digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang terkait dengan organisasi. Informasi ini dibagikan kepada pekerja, kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan organisional. 55 b. Sensitivity Training Training dilakukan untuk mengembangkan wawasan personal. Sensivity training merupakan teknik pengembangan organisasi yang melakukan peningkatan pemahaman pekerja atas perilaku mereka sendiri dan dampaknya terhadap orang lain. Sensitivity Training dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas orang-orang dalam memahami diri sendiri dan orang lain, juga untuk 54 Basuki, “Pengembangan Organisasi”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari http:basuki1.ganeca.net . 55 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311 memperbaiki mereka tentang bagaimana bertingkah laku dalam memperngaruhi orang lain. 56 c. Team Building Team Building merupakan suatu teknik di mana pekerja mendiskusikan persoalan yang berhubungan dengan kinerja kelompok kerja mereka. 57 Ada 2 pendekatan yang digunakan di dalam usaha-usaha team building : 1 Suatu pendekatan yang mempunyai fokus pada proses-proses di dalam tim itu, seperti perkembangan hubungan-hubungan kerja tim atau kemampuan untuk menyelesaikan problem dalam tim. 2 Suatu pendekatan yang mempunyai konsentrasi pada tugas-tugas tim, yang menekankan pada tindakan perencanaan dan pencapaian tujuan. 58 d. Quality of work life programs Teknik yang dirancang untuk memperbaiki fungsi organisasional dengan memanusiakan tempat kerja, membuatnya lebih demokratis, dan mengikutsertakan pekerja dalam pembuatan keputusan. 59 e. Management by objectives Suatu teknik di mana manajer dan bawahannya bekerja bersama menetapkan, kemudian mencapai tujuan organisasional. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 56 Yayat M Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT Graznido, 2001, h. 227 57 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311-312 58 Yayat, Dasar-dasar Manajemen, h. 232-233 59 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 312 1 Mengembangkan rencana tindakan, di mana manajer dan bawahan bekerja bersama menetapkan tujuan yang spesifik dan dapat diukur. 2 Mengimplementasikan rencana, di mana progres pencapaian tujuan secara hati-hati dimonitor, dan membuat koreksi yang diperlukan. 3 Mengevaluasi hasil, di mana dilihat apakah tujuan telah dicapai. 60 60 Ibid., h. 312

BAB III GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT PKPU