Penemuan dan Pembahasan PEMBAHASAN
91 mengidentifikasi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji White dengan
bantuan software Eviews 5.0 adalah sebagai berikut: Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas F-statistic
1.619940 Probability
0.142347 ObsR-squared
12.15724 Probability
0.144325
Sumber : Data diolah
Tabel 4.4 menunjukan bahwa model tidak mengandung heteroskedastisitas, karena nilai probabilitas chi square sebesar
0.144325 lebih besar dari 0,05 atau 5. Selain itu nilai R square hitung sebesar 12.15724 sedangkan nilai kritis R square p
ada α = 5 dengan df 30 sebesar 43.773. Karena nilai R square hitung lebih kecil dari niali
kritis chi square maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya. Untuk menganalisis terjadi
92 autokorelasi
atau tidak dalam suatu model, dapat dilakukan dengan melihat uji Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi dengan bantuan
Sofware Eviews 5.0 adalah sebagai berikut : Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi B
Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan metode Durbin
Watson DW yang ditunjukan pada tabel, diperoleh nilai DW sebesar
1.80. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai DW 1,73 1.80 2.27, sehingga dapat diputuskan bahwa data tidak mengalami autokorelasi.
Dependent Variable: Kin_per Method: Least Squares
Date:
041912 Time: 10:46
Sample: 1 60 Included observations: 60
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob.
C -0.249275
0.519793 -0.479565
0.6334 Dew_dirk
0.139895 0.065367
2.140144 0.0368
Dew_kom 0.008319
0.098383 0.084542
0.9329 Kom_Indep
2.790039 1.317880
2.117066 0.0388
Kep_manj 0.825225
0.232859 3.543883
0.0008 R-squared
0.400149 Mean dependent var 2.117667 Adjusted R-squared
0.356523 S.D. dependent var 0.911455
S.E. of regression 0.731142 Akaike info criterion
2.291237 Sum squared resid
29.40127 Schwarz criterion 2.465766
Log likelihood -63.73711 F-statistic
9.172354 Durbin-Watson stat
1.800230 ProbF-statistic 0.000009
93 3. Uji regresi berganda
a. Uji Regresi simultan uji f Tabel 4.5 menunjukkan bahwa niali f hitung sebesar 9.172354 dengan
probabilitas sig f sebesar 0.000009. sedangkan f tabel sebesar 2.72 dengan demikian f hitung f tabel f hitung lebih besar dari f tabel.
Maka H ditolak, hal ini berarti bahwa variabel dewan direksi, dewan
komisaris, dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perbankan.
b. Uji Regresi parsial uji t Seperti telah dijelaskan dalam bab III, hasil dari perbandingansig t
dengan taraf signifikansi yang ditolerir sebesar α = 5 atau 0.05 untuk semua variabel akan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan
dalam uji hipotesis penelitian. Berdasarkan tabel 4.5 diatas maka : 1 Dewan Direksi
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah dewan direksi mempunyai pengaruh terhadap kinerja perbankan. Berdasarkan
hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 2.140 sedangkan t tabel sebesar 1.684 dengan probabilitas sebesar 0.036.
Dilihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel t hitung= 2.104 t tabel = 1.684 serta probabilitas yang lebih kecil dari 0,0
5 α = 5 ini berarti ukuran jumlah dewan direksi didalam perusahaan mempunyai
94 pengaruh terhadap kinerja perbankan maka secara parsial hipotesis yang
diajukan diterima.
2 Dewan Komisaris Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah dewan
komisaris mempunyai
pengaruh terhadap
kinerja perbankan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 0.084 sedangkan t tabel sebesar 1.684 dengan probabilitas
sebesar 0.932. Dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel t hitung = 0.084 t tabel = 1.684 serta probabilitas yang lebih besar
dari 0,0 5 α = 5 ini berarti ukuran jumlah dewan komisaris didalam
perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perbankan
maka secara parsial hipotesis yang diajukan ditolak.
3 Komisaris Independen Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah
komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap kinerja perbankan. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh t
hitung sebesar 2.117 sedangkan t tabel sebesar 1.684 dengan probabilitas sebesar 0.038. Dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil
dari t tabel t hitung = 2.117 t tabel = 1.684 serta probabilitas yang lebih besar dari 0,05 α = 5 ini berarti ukuran jumlah komisaris
independen didalam perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perbankan maka secara parsial hipotesis yang diajukan diterima
95 4. Kepemilikan manajerial
Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap kinerja
perbankan. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 3.543 Sedangkan t tabel sebesar 1.684 dengan
probabilitas sebesar 0.0008. Dilihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel t hitung = 3.543 t tabel = 1.684 serta probabilitas yang
lebih kecil dar i 0,05 α = 5 ini berarti. Kepemilikan manajerial
didalam perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perbankan
maka secara parsial hipotesis yang diajukan diterima.
c. Uji Koefisien Determinasi R
2
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa koefisien determinasi R
2
sebesar 40.0149 Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang terdiri dari dewan
direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap kinerja perbankan sebesar
40.01. Sedangkan sisanya 59.99 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
96