Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

64 tertentu masing-masing kesalahan mempunyai varians yang sama. Jika nilai model yang diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi tersebut maka dalam model tersebut terjadi heterokedastisitas. Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan uji white park, mengemukakan metode bahwa varians merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedastisitas. Jika nilai R square hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai chi square kritis. Sebaliknya jika nilai R square hitung lebih kecil dari nilai kritis chi square maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heterokedastisitas d. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini timbul karena ada masalah residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu atau time series karena gangguan-gangguan pada seorang individual atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan individual atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. 65 Banyak metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi, salah satu uji yang populer digunakan didalam ekonometrika adalah metode yang dikemukakan oleh Durbin- watson dengan ketentuan du d 4 – du jika sudah memenuhi ketentuan tersebut, maka data yang akan diteliti sudah bebas dari autokorelasi. 3. Uji regresi berganda a. Uji Regresi simultan uji f Uji f digunakan untuk memenuhi apakah variabel dependen secra bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen dalam regresi. Adapun rumus dari f hitung adalah sebagai berikut: f hitung = R 2 k 1- R n – k – I b. Uji Regresi parsial uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dalam regresi. Adapun rumus dari uji t adalah sebagai berikut : t hitung = r √ n – k - l √ + r 2 f hitung = R 2 k 1- R n – k – I t hitung = r √ n – k - l √ + r 2 66 c. Uji R 2 Uji R 2 ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan variasi total variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian 1.

Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan profitabilitas return of asset perusahaan perbankan.

2. Variabel Independen

Variable independen dalam penelitian ini adalah : a. Dewan Direksi Dewan direksi merupakan pihak yang bertugas mengelola dan menjalankan manajemen perusahaan. Mengambarkan jumlah anggota direksi, diukur dengan mengetahui berapa banyak jumlah anggota dewan direksi dalam suatu bank. b. Dewan Komisaris Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham yang diangkat oleh pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham. Komisaris sebagai individu atau sebagai badan mewakili pemegang saham dalam melakukan pengawasan terhadap tindakan manajemen. Mengambarkan jumlah anggota dewan, termasuk 67 komisaris independen, diukur dengan mengetahui berapa jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu bank. c. Komisaris Independen Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Proporsi dewan komisaris diukur dengan mengunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan terhadap seluruh anggota dewan komisaris perusahaan d. Kepemilikan manajerial Kepemilikan manajerial dihitung dari rasio saham uang dimiliki oleh direktur dan komisaris perusahaan pada akhir tahun terhadap total jumlah saham yang beredar. 68

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bank Agroniaga Tbk

Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari pensiunan perkebunan sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan, maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988. pensiunan perkebunan mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan dibidang agrobisnis. Bank Agroniaga didirikan untuk menjalankan kegaitan usaha dibidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara professional. Serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang. Bank Agro didirikan dengan akta notaris Rd Soekarsono, SH Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1987, kemudian memperoleh 69 ijin usaha dari menteri keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi komersial pada tanggal 8 Februari 1990.

2. Bank Bumi Arta Tbk

Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor pusat operasional di Jalan Tiang Bendera III No. 24, Jakarta Barat. Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Pengabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan operasional Bank. Delapan kantor cabang Bank Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Kantor cabang Yogyakarta dan Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan Bandar Lampung hingga saat ini. Selanjutnya Seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober 1988 di mana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola Bank, maka pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa. 70 Bank Bumi Arta mulai melayani sendiri transaksi devisa di Kantor Pusat Operasional Jalan Malaka Selatan sejak tanggal 2 Desember 1991 dan hingga saat ini jaringan bank koresponden internasional Bank Bumi Arta mencakup sekitar 130 bank di berbagai benua di seluruh dunia.Pada tanggal 10 Juni 1992, Kantor Pusat Operasional Bank Bumi Arta dipindahkan dari Jalan Roa Malaka Selatan No. 12 - 14, Jakarta Barat ke Jalan Wahid Hasyim No. 234, Jakarta Pusat. Untuk memudahkan pengenalan masyarakat terhadap Bank kami, maka pada tanggal 14 September 1992 dengan izin dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti menjadi Bank Bumi Arta.Untuk memperkuat struktur permodalan, operasional Bank, dan pengelolaan Bank yang lebih profesional dan transparan, berprinsip pada Good Corporate Gorvanance dan Risk Management, maka pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan Penawaran Umum Perdana Initial Public Offering dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta sebanyak 210.000.000 saham atau sebesar 9,10 dari saham yang ditempatkan, sehingga sejak saat itu Bank Bumi Arta menjadi Perseroan Terbuka. Untuk memperkuat struktur permodalan, operasional Bank, dan pengelolaan Bank yang lebih profesional dan transparan, berprinsip pada Good Corporate Gorvanence dan Risk Management, maka pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan Penawaran Umum Perdana