3. Tujuan dan Fungsi Majlis Rasulullah saw
Tujuan dan fungsi Majlis Rasulullah saw: 1. Sebagai syukur nikmat Iman dan Islam atas Syariat yang telah
dibawa oleh baginda Nabi Muhammad saw dari Allah swt. 2. Mensyiarkan Agama Islam. Bahwasannya manusia yang mempunyai
dosa oleh karena itu Majlis Rasulullah saw mengutamakan kepada remaja. Kegiatan-kegiatan Islam supaya remaja tidak terjerumus
rayuan syetan yang terlaknat. 3. Menyebarkan Ilmu. Bahwasannya kaum muslimin yang ada di
Indonesia khususnya penerus pewaris Nabi Muhammad saw mempunyai ilmu keislaman, sebagai orang yang tidak sekolah dia
harus mengenal siapa pewaris Nabi Muhammad saw, mengajarkan siapa yang membawa Islam?mereka diajarkan sejarah-sejarah Islam.
4. Mengharap Pahala. Bahwasannya orang yang mengikuti majlis-majlis hanya mengharapkan pahala, mencari ilmu, membantu orang tua,
membantu faqir miskin, hanya tujuan mengharapkan Rhido kepada Allah swt.
5. Bukti kecintaan kepada Rasulullah saw. Bahwasannya yang mengikuti sunah-sunah Nabi Muhammad saw dia akan mendapatkan
syafa’at oleh Nabi Muhammad saw di hari kiamat.
4. Biografi Pendiri Majlis Rasulullah saw
Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa Barat, pada hari Jumat 23 Februari 1973, bertepatan 19
Muharram 1393 H. Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas SMA, ia mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Mahad Assaqafah Habib
Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, mengambil kursus bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, memperdalam lagi Ilmu
Syari’ah Islamiyah di Mahad Al-Khairat, Bekasi Timur, kemudian meneruskan untuk lebih mendalami Syariah ke Mahad Darul Musthafa,
Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun. Disana ia mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al-Quran, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu
tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya. Adapun guru-guru beliau antara lain: Habib Umar bin Hud Al-Athas
cipayung, Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus, habib Umar bin Abdurahman Assegaf Habib Hud Bagir Al-Athas, habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar
Pesantren Al-Khairat, al-Imam Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Hafidh Sayyidi Syarif Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin
Salim Rubath Darul Mustafa Hadhramaut Habib Munzir mulai mengajar siang dan malam dari rumah ke rumah di
Jakarta, ia tidur di mana saja di rumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak
mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Habib Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa
mengikuti jejak gurunya Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis mingguan setiap malam selasa, dan ia pun memimpin Mahad Assaadah,
yang di wakafkan oleh Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, habib Munzir tidak lagi meneruskan memimpin Mahad tersebut dan
melanjutkan pengajaran nya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.
Habib Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah ke rumah, mengajarkan Fiqih dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat
menerima bimbingannya, dan Habibb munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan
mencintai sunnah sang Nabi Muhammad saw. Sedangkan karya Habib Munzir Al-Musawa Kenalilah Akidahmu
B. Deskripsi dan Analisa Data
Sesuai dengan variabel yang diteliti, pada deskripsi data penulis bagi dua yaitu data variabel X yaitu Majlis Rasulullah saw dan data variabel Y yaitu
Akhlak Remaja.