Pengertian Majlis Shalawat Peranan Majlis Dzikir Dan Shalawat Dalam Pembentukan Akhlak Remaja

ﻫ ﻮﱠﻟﺍ ﺬ ﻱ ﻳ ﺼ ﱢﻠﻲ ﻋﹶﻠ ﻴﹸﻜ ﻢ ﻭﻣ ﹶﻠﺌ ﹶﻜﺘ ﻪ ﻟﻴ ﺨ ﹺﺮ ﺟ ﹸﻜ ﻢ ﻣ ﻦ ﱡﻈﻟﺍ ﹸﻠﻤ ﺖ ﺍﹶﻟ ﻨﻟﺍ ﻰ ﹺﺭﻮ ﻭ ﹶﻛﺎ ﹶﻥ ﹺﺑ ﺎ ﹾﻟﻤ ﺆﻣ ﹺﻨﻴ ﻦ ﺭ ﺣﻴ ﻤﺎ “Dialah yang bershalawat kepadamu wahai manusia dan malaikat-Nya dengan memohonkan ampunan untukmu, supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” QS al-Ahzaab:43 Shalawat orang-orang mukmin kepada nabi adalah sebagai perwujudan rasa kecintaan kepada beliau, dan sebagai petunjuk cara yang terbaik dalam mensyukuri dan memelihara hubungan kita dengan Nabi. sedangkan untuk memelihara hubungan baik antar sesama manusia yaitu dengan saling menebarkan salam Dalil perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah saw: ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ُﷲﺍ ﻲﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﻦﻋ ﻪﻨﻋ ُﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺎﱠﻟﹺﺇ ﻢﹺﻬﻴﹺﺒﻧ ﻰﹶﻠﻋ ﺍﻮﱡﻠﺼﻳ ﻢﹶﻟﻭ ﻪﻴﻓ َﷲﺍ ﺍﻭﺮﹸﻛ ﹾﺬﻳ ﻢﹶﻟ ﺎﺴﻠﺠﻣ ﻡﻮﹶﻗ ﺲﹶﻠﺟﺎﻣ ﹶﻥﺎﹶﻛ َﺀﺎﺷ ﹾﻥﹺﺈﹶﻓ ﹰﺓﺮﺗ ﻢﹺﻬﻴﹶﻠﻋ ﻱﺬﻴﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻬﹶﻟ ﺮﹶﻔﹶﻏ َﺀﺎﺷ ﹾﻥﹺﺇﻭ ﻢﻬﺑﱠﺬﻋ Abu Hurairah r.a.mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bila suatu kaum duduk disuatu majlis, kemudian tidak berdzikir pada Allah SWT dan tidak bershalawat kepada nabinya, niscaya akan ditimpakan kerugian kepada mereka. Dan bila berkehendak. Ia akan mengampuni mereka.” HR Imam Tirmidzi 18 Allah dan para malaikat-Nya terus menerus menyampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Ahzab:56 dalam ayat itu, orang-orang beriman pun diperintahkan untuk 18 Muhammad Shodiq Jamil Al-Athor Sunan At-Turmuzi, Bairut: Darul Fikr 1994 Juz. 5.hal. 247 menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Riwayat menyebutkan, pembacaan shalawat Nabi Muhammad saw mestilah menyertakan keluarganya. 19 Menurut Imam Ghazali, di saat orang mencintai sesuatu, ia akan selalu menyebutnya. Di saat ia mencintai Allah swt, ia akan selalu mengingat dan berzikir kepada-Nya. Begitu pula di saat ia mencintai Rasulullah saw, ia tentunya akan memperbanyak shalawat kepadanya. Apabila seorang hamba banyak berzikir kepada Allah, tetapi ia tidak bershalawat atau kurang bershalawat kepada Rasulullah saw, zikirnya itu tidaklah sempurna. Shalawat merupakan sebuah cahaya yang mengeluarkan kita dari kegelapan. Shalawat adalah sebuah sarana untuk menambah iman kita kepada Allah swt dan cinta kita kepada Rasulullah saw. Shalawat merupakan rasa terima kasih kita kepada pribadi yang paling mulia, yang mengiringi kita dan mengajarkan kita untuk mencapai kebahagiaan dan keindahan nan abadi. Shalawat menjadi rukun dalam shalat. Kita diwajibkan membacanya pada saat tasyahud. Jika tidak, shalat kita menjadi tidak sah. Pada praktik lainnya, mislanya dalam berdoa, kita juga dianjurkan membaca shalawat agar doa kita makbul dan mencapai keberkahan. Dari kesimpulan diatas adalah bahwasannya Allah swt memberitahukan kepada hamba-hambanya tentang kedudukan Nabi Muhammad saw di sisinya. Dan Allah swt memujinya dihadapan para malaikat dan Allah swt menyeruh seluruh penduduk bumi dengan bershalawat dan keselamatan atasnya, sehingga terkumpul semua puji- pujian atas Nabi dari seluruh penduduk bumi dan langit. 19 Rudhy Suharto Renungan Jum’at Meraih Cinta Ilahi, Jakarta: Al-Huda 2003 cet2 hal. 114

3. Perbedaan Majlis Dzikir, Shalawat, Taklim

Majlis Dzikir adalah majlis yang di dalam nya banyak orang-orang yang menyebut nama Allah swt. Orang yang sering mengingat kepada Allah adalah orang yang shaleh, ta’at kepada Allah dan Rasulullah saw. Majlis Shalawat adalah majlis yang sering bershalawat kepada Nabi Muhammad saw, syair-syair shalawat, untuk mencari rahmat bagi kekasihnya. Disebut rahmat yang sempurna, karena tidak diciptakan shalawat, kecuali pada Nabi Muhammad saw. Tempat yang diajurkan untuk bershalawat pada setiap waktu dan serta tempat, banyak kalangan para ulama mengkhususkan beberapa waktu dan tempat, seperti pada hari jum’at, sebelum dan sesudah berdoa, ketika menyebut atau mendengar nama Rasulullah saw. 20 Majlis Taklim adalah tempat untuk mencari ilmu, melaksanakan pengajaran atau pengajian Islam. Dengan demikian majelis taklim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternative bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama dijalur pandidikan formal. Dari uraian diatas menyimpulkan bahwasan nya perbedaan tersebut memiliki arti yang sangat luas. Dalam arti tersebut secara garis besarnya hanya untuk mengingat kepada Allah swt dan Rasulullah saw, majlis taklim adalah untuk mencari ilmu, majlis dzikir untuk mengingat Allah, majlis shalawat adalah untuk mengingat dan cinta Mahabbah kepada Nabi Muhammad saw.

4. Macam-macam Dzikir

a. Dzikir Sirr Diam dan Jahar Bersuara

Dzikir kepada Allah disyariatkan baik secara diam-diam maupun dengan bersuara, Rasulullah telah menganjurkan dzikir dengan kedua macam ini. Akan tetapi, para ulama syariat menetapkan bahwa dzikir bersuara lebih utama, jika terbebas dari hasrat pamer dan tidak 20 Nabil Hamid Al-Mu’adz Bagaimana Mencintai Rasulullah saw, Jakarta: Gema Insani 2002, hal. 240 mengganggu orang yang sedang shalat, sedang membaca Al-Qur’an atau sedang tidur. 21 Imam Nawawi telah mengkompromikan antara keduannya dengan mengatakan bahwa dzikir secara rahasia lebih utama apabila seseorang takut akan hasrat pamer. Dzikir besuara lebih utama dalam kondisi selain itu. Sebab, amal dzikir lebih baik faedahnya dapat menular kepada orang yang mendengarkannya, dapat menghilangkan ngantuk dan dapat menambah semangat dalam berdzikir. 22 Oleh karena itu, bahwa mengetahui larangan mengeraskan suara dalam berdzikir dan berdoa tidaklah mutlak. Nawawi menegaskan bahwa mengeraskan suara dalam dzikir tidak dilarang dalam syariat, tapi justru di syariatkan dan hukumnuya sunnah. Menurut mazhab syafi’ih, “mengeraskan suara dalam dzikir lebih utama dari pada melirihkan”. 23 Sebagian kalangan memilih bahwa yang dilarang adalah mengeraskan suara secara berlebihan atau melampaui kebutuhan. Sementara berdzikir dengan mengeraskan suara secara seimbang dan sesuai sengan kebutuhan termasuk yang diperintahkan.

b. Dzikir Lisan dan Dzikir Hati

Para ulama sepakat bahwa dzikir dengan lisan dan hati dibolehkan bagi orang yang sedang berhadas, orang yang sedang junub, wanita yang sedang haid dan wanita yang nifas. Dan dzikir yang dimaksud adalah tasbih, tahmid, takbir, shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan lain sebagainya. 24 Dalam hati orang yang lalai terdapat penutup, sehingga dia tidak dapat merasakan manisnya buah dzikir dan ibadah lainnya. Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan tidak ada kebaikan pada dzikir yang dilakukan dengan hati yang lalai dan lupa. 21 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf, Jakarta: Qisthi Press, Cet. ke-12, hal. 97 22 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 99 23 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 102 24 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 105 Yang kita maksud adalah bukanlah bahwa seseorang harus meninggalkan dzikir di kala manusia lalai. Orang yang memiliki niat yang luhur akan berjuang melawan hawa nafsunya dan mengawasi hatinya, sehingga dia dapat beralih berdzikir dengan hati yang penuh konsentrasi. 25

c. Dzikir Sendiri dan Dzikir Berjama’ah

Ibadah yang dilakukan secara berjama’ah, termasuk di dalamnya dzikir kepada Allah, lebih utama dari pada ibadah yang dilakukan sendirian. ﺖﹶﻟﺰﻧﻭ ﹸﺔﻤﺣﺮﻟﺍ ﻢﻬﺘﻴﺸﹶﻏﻭ ﹸﺔﹶﻜﺋﹶﻼﻤﹾﻟﺍ ﻢﻬﺘﱠﻔﺣ ﱠﻻﹺﺇ ﻰﹶﻟﺎﻌﺗ َﷲﺍ ﹶﻥﻭﺮﹸﻛﹾﺬﻳ ﻡﻮﹶﻗ ﺪﻌﹾﻘﻳ ﹶﻻ ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ﻩﺪﻨﻋ ﻦﻤﻴﻓ ُﷲﺍ ﻢﻫﺮﹶﻛﹶﺫﻭ ﹸﺔﻨﻴﻜﺴﻟﺍ ﻢﹺﻬﻴﹶﻠﻋ “Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Nama-nama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan para Malaikat yang mulia”. HR. Muslim Dzikir yang dilakukan secara berjama’ah dapat mempertemukan banyak hati, mewujudkan sikap saling tolong-menolong, sehingga yang lemah mendapat bantuan dari yang kuat, yang berada dalam kegelapan mendapat bantuan dari yang tersinari, yang kasar mendapat bantuan dari yang lembut, dan yang bodoh mendapat bantuan yang pintar. 26 Para ulama salaf dan khalaf telah sepakat bahwa dzikir yang diselenggarakan secara berkelompok di dalam masjid atau lainnya adalah dianjurkan. Kecuali apabila dzikir jahar mereka itu 25 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 106 26 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 107 mengganggu orang sedang tidur, sedang shalat atau sedang membaca al-Qur’an, sebagaimana telah ditetapkan dalam kitab-kitab fikih. 27

5. Pandangan Ulama Tentang Keutamaan Dzikir

a. Dzikir menurut Abu ‘Athaillah As-Sakandari

Dzikir adalah membebas diri dari lalai dan lupa menghadirkan hati secara kontinyu bersama Al-Haq, atau dzikir adalah menyebut- nyebut nama Allah secara berulanng-ulang dengan hati dan lisan, menyebutkan salah satu sifat Allah swt, hukumnya, perbuatannya secara berulang-ulang untuk tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt. 28 Menurut Al-Ghazali dalam bukunya “Mensucikan Jiwa Intisari Ihya’Ulimuddin” ketahuilah bahwa orang-orang yang memandang dengan cahaya bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam pertemuan dengan Allah swt, dan tidak ada jalan untuk bertemu Allah kecuali dengan kematian hamba dalam keadaan mencintai Allah dan mengenal Allah swt. 29 b. Imam Abu Qasim al-Qusyairi Imam Abu Qasim Al-Qusyairi mengatakan, “Dzikir adalah lembaran kekuasaan, cahaya penghubung, pencapain kehendak, tanda awal perjalanan yang benar dan bukti akhir perjalan menuju Allah swt. Tidak sesuatu setelah dzikir. Semua perangai yang terpuji merujuk kepada dzikir dan bersumber darinya.” Dia juga berkata: “Dzikir penting dalam perjalanan menuju Al- Haq, bahkan, dia adalah pemimpin dalam perjalanan tersebut. 27 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 109 28 Abdul Qadir Isa, Hakekat tasawuf,,,. Cet. ke-12, hal 95. 29 Said Bin Muhammad Daib Hawwa. Mensucikan jiwa intisari Ihya Ulumuddin, Jakarta: Robani Press 1998, hal. 100