Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

ﺎًﻤْﯿِﻠْﺴَﺗاْﻮُﻤﱢﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋاْﻮﻠَﺻاﻮُﻨَﻣَا َﻦْﯾِﺬﱠﻟاﺎَﮭﱡﯾَأﺎَﯾ ﻰِﺒﱠﻨﻟا ﻲَﻠَﻋ َنْﻮﱡﻠَﺼُﯾ ُﮫَﺘَﻜِﺋﺎَﻠَﻣَو َﷲا ﱠنِإ “ Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. Wahai orang-orang yang beriman Bershlawat untuk Nabi Muhammad saw dan ucapkanlah salam dengan penuh kehormatan kepadanya”. Seorang yang berakhlak baik bisa menjadi individu yang mampu melaksanakan kewajiban dan pekerjaan dengan baik serta sempurna, sehingga ia dapat hidup bahagia. Sebaliknya apabila seseorang tidak mempunyai akhlak yang baik maka dapat dikatakan orang tersebut tidak baik, Diantara peran Nabi diutus adalah memperbaiki akhlak manusia, agar dapat berakhlak dengan baik yaitu akhlak kepada Allah swt, akhlak kepada manusia, akhlak kepada lingkungan dan lain sebagainya. sebagaiman sabda Nabi Muhammad saw. ﷲا لﻮﺳر نا : ﻞﻗ ﮫﻨﻋ ﷲا ﻲﺿرةﺮﯾﺮھ ﻲﺑا ﻦﻋ ﻰﻟ ﷲا ﺎَﻤﱠﻧِا: ﻞﻗ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﻚﻟ ﺎﻣ هاور .ِقَﻼْﺧَﺄْﻟا َمِرﺎَﻜَﻣ َﻢﱢﻤَﺗُﺄِﻟ ُﺖْﺜِﻌُﺑ “Dari Abu Hurairah ra. telah berkata: Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik’’. HR. Malik 5 Majlis ta’lim sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bersifat non formal bidang keagama’an diharapkan dapat menjalankan fungsinya dalam mengembangkan system nilai dan norma yang dimiliki Islam 6 . Senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia, meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan, serta memberantas kebodohan umat Islam agar memperoleh kehidupan yang bahagia, sejahtera dan di ridhai oleh Allah swt. Di dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dikatakan:“Bahwa pendidikan non formal diselenggarakan lagi warga 5 Malik Ibn Anas, Al-Muwatha, Bairut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, juz:2. h.905 6 Jurnal Pondok pesantren, Mihrab, Departemen Agama RI,Vol,II,No,1,Maret,2008 hal.71 masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dan pendidikan non formal ini juga tercamtum secara eksplisit pada undang-undang Sisdiknas dengan sebutan majlis ta’lim”. 7 Majlis dzikir juga merupakan lembaga pendidikan masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat Islam itu sendiri yang kepentingannya untuk kemaslahatan umat manusia. Oleh karena itu taklim adalah lembaga swadaya masyarakat yang hidupnya didasarkan kepada “ta’âwun” tolong menolong dan “ruhamâû bainahum” belas kasihan di antara mereka. Majlis dzikir yang dipimpin oleh seorang ulama terkemuka di Jakarta raya Habib Munzir Al-Musawa, yang dimana jama’ahnya dinamakan Majlis Rasulullah atau sering disebut masyarakat adalah MR, yang selain itu jama’ahnya puluhan orang bahkan ribuan orang sekalipun hadir untuk duduk bersama beliau yang membaca Riwayat Nabi Muhammad saw dan membaca Shalawat untuk mendapatkan keberkahan sang Nabi di Hari kiamat nanti. Melalui kegiatan majlis dzikir dan shalawat, para generasi muda memperoleh pengatahuan tentang dasar-dasar dan wawasan keislaman, seperti masalah ibadah, aqidah, fiqih, ahkhlak, yang dipimpin oleh seorang ulama terkemuka yaitu Habib Munzir Al-Musawa yang dimana jama’ah nya mayoritas anak muda, bapak, ibu, remaja, semuanya, tetapi yang dipokuskan adalah remaja karena anak muda penerus bangsa masa depan. Jakarta banyak orang yang menyebutnya Kota yang bebas, minuman keras dan sebagainya. Dengan adanya Majlis dzikir dan shalawat didaerah Jakarta khususnya sekarang lebih indah, lebih nyaman, lebih 7 Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bandung: citra unbara,2006, h. 87 nikmat dengan adanya seorang ulama yang mendirikan majlis dzikir dan shalawat. Bertitik tolak dari masalah inilah yang mendorong penulis mencoba menyusun skripsi dengan judul “PERANAN MAJLIS DZIKIR DAN SHALAWAT DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK REMAJA Studi Kasus Majlis Rasullullah SAW.

B. Identifikasi Masalah

Pembinaan Akhlak yang dilakukan Majlis Dzikir dan Shalawat terhadap remaja, diantaranya pembinaan akhlak remaja. Adapun akhlak remaja dapat diindentifikasi sebagai berikut: 1. Peran Majlis Dzikir dan Shalawat terhadap remaja 2. Peran Majlis Dzikir dan Shalawat terhadap orang lain 3. Sikap baik kepada orang tua, Takjim kita sama seorang guru 4. Sikap sopan santun terhadap orang lain 5. Sikap jujur kepada orang tua, Allah SWT.

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah akhlak remaja terhadap sesama manusia, maka dalam penilitian ini hanya membatasi pada masalah: a. Peranan Majlis Dzikir dan Shalawat yang di pimpin oleh Habib Munzir b. Dzikir dan Shalawat yang sering dibaca bersama-sama oleh para jama’ah Majlis Dzikir c. Peranan Majlis Dzikir dan Shalawat yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak remajajama’ah, Tingkah laku, Perbuatan, Ucapan. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalahnya yaitu: a. Bagaimana kegiatan Majlis Dzikir yang dipimpin oleh Habib Munzir b. Bagaimana kondisi akhlak remaja yang mengikuti Majlis Dzikir c. Bagaimana peranan Majlis Dzikir dalam membentuk akhlak remaja

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penilitian a. Mengetahui kegiatan Majlis Dzikir dan Shalawat yang di pimpin oleh Habib Munzir b. Mengetahui akhlak remaja yang mengikuti Majlis Dzikir dan Shalawat c. Mengetahui peranan Majlis Dzikir dan Shalawat yang pengaruhnya dalam pembentukan akhlak remaja 2. Kegunaan penelitian adalah: a. Untuk memberi masukan pada pihak-pihak terkait tentang pentingnya memperhatikan kegiatan-kegiatan majlis untuk para remaja. b. Menjadi sumbangan pemikiran untuk khazanah penilitian.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Majlis Dzikir dan Shalawat

1. Pengertian Majlis Dzikir

Dalam bahasa Arab, majlis berasal dari kata ﺎﺴﻠﳎﻭ ،ﺎﺳﻮﻠﺟ ،ﺲﻠﳚ ،ﺲﻠﺟ yang berarti “duduk”. Kata majlis merupakan bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”. 8 Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah “pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul.” 9 Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ﺮﻛﺫ ﺍﺮﹾﻛﺫ - yang berarti “menyebut atau mengucapkan”. 10 Dzikir dalam arti lain “renungan, pengajaran”. 11 Istilah dzikir sama halnya dengan menghapal, hanya saja 8 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 202 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka, 1999, cet. Ke-10, h. 615 10 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir…, h. 448 11 Mawardi Labay El sulthani, Zikir dan Doa Dalam Kesibukan, Departemen Penerangan RI 1992, hal. 15 8 bedanya dalam menghapal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Dan ditekankan lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran. Dzikir merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan perbuatan yang paling layak untuk memperoleh pahala. Dzikir adalah bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri muraqabah, bertafakur fikr, dan bersiap diri iqbal bagi kehidupan akhirat.” 12 Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang diajarkan Nabi Muhammad saw, mengingat Allah di dalam hati, dengan lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah, sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an Al-Anfal :8 2 ﺍّﻧ ﻤ ﹾﻟﺍﺎ ﻤ ﺆﻣ ﻨﻮ ﹶﻥ ﱠﻟﺍ ﺬﻳ ﻦ ﺍﹶﺫ ﹸﺫﺍ ﻛ ﺮ ُﷲﺍﺍ ﻭ ﹺﺟﹶﻠ ﺖ ﹸﻗﹸﻠ ﻮﺑ ﻬ ﻢ ﻭﺍ ﹶﺫﺗﺍ ﻠﻴ ﺖ ﻋﹶﻠ ﻴﹺﻬ ﻢ ﹶﺍﻳﺘ ﻪ ﺯ ﺩﺍﺗ ﻬ ﻢ ﺍﻳ ﻤ ﻧﺎ ﻭﺎ ﻋﹶﻠ ﺭ ﻰ ﺑﹺﻬ ﻢ ﻳﺘ ﻮ ﹶﻛﹸﻠ ﻮ ﹶﻥ “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka , dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah imannya, sedang mereka itu bertawakkal kepada Allah swt’’. 13 Bedasarkan ayat Al-Qura’an tersebut bahwa dengan dzikir kepada Allah itu umat manusia akan mendapatkan pembinaan iman, bisa memperteguh keyakinan, bisa memperdalam cinta kita kepada Allah swt bisa tahan dan tangguh dalam menghadapi godaan iblis dan syaithan, bisa kuat jiwa dalam menghadapi segala tipu daya hawa nafsu yang angkara 12 Syekh Muhammad hisyam kabbani, energy zikir dan shalawat, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 1998, hal.11 13 Syekh Muhammad hisyam kabbani, energy zikir…, hal.15